PEMANFAATAN PANAS KNALPOT SEPEDA MOTOR MATIC 110 CC UNTUK PEMBANGKITAN LISTRIK MANDIRI DENGAN GENERATOR THERMOELEKTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL PENELITIAN. Penghemat BBM Sepeda Motor Berbasis Termoelektrik. Disusun oleh : 1. Yuasti Hasna Fauziyah (37764)

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

STUDI EKSPERIMENTAL TERMOELEKTRIK GENERATOR TIPE SP SA DAN TEC DENGAN VARIASI SERI DAN PARALEL PADA SUPRA X 125 CC

ANALISIS HASIL PENGUJIAN EFEK SEEBECK TERMOELEKTRIK DENGAN SUMBER PANAS UBLIK DAN VARIASI PENDINGIN OLI, AIR ES, UDARA

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok.

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

Rekayasa Elektrika. Jurnal VOLUME 11 NOMOR 5 DESEMBER Potensi Energi Listrik pada Gas Buang Sepeda Motor

PEMANFAATAN PANAS PADA KOMPOR GAS LPG UNTUK PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN GENERATOR THERMOELEKTRIK

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OPTIMASI TEMPERATUR DAN ARUS UNTUK MENGHASILKAN TEGANGAN 12 VOLT DC PADA THERMOELECTRIC GENERATOR MODEL SP SEBAGAI ACCUMULATOR CHARGER

ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS

POTENSI PEMANFAATAN SUMBER PANAS PADA COMBUSTION CHAMBER TURBIN GAS DENGAN MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK GENERATOR

PEMANFAATAN TENAGA SURYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PANEL SURYA BERBASIS TRANSISTOR 2N3055 DAN THERMOELECTRIC COOLER

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING

PEMANFAATAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL SEBAGAI ENERGI LISTRIK

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

KONVERSI ENERGI PANAS PENGGERAK UTAMA KAPAL BERBASIS THERMOELECTRIC

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T.

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMO ELECTRIC COOLING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Gambar 1. : Struktur Modul Termoelektrik

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Modul Thermoelectric sebagai Elemen Pendingin Box Cooler

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB I PENDAHULUAN. Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Termoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik)

Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik

POTENSI PEMBANGKIT DAYA TERMOELEKTRIK UNTUK KENDARAAN HIBRID

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

Pemanfaatan Energi Gas Buang Motor Diesel Stasioner untuk Pemanas Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN SISI DINGIN MENGGUNAKAN AIR BERTEMPERATUR 10 ºC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Tabel 4.1 Perbandingan desain

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

I. PENDAHULUAN. Permasalahan krisis energi dan polusi udara merupakan permasalahan besar

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III METODE PENELITIAN. berikut ini adalah diagram alir kerangka pelaksanaan penelitian. PEMBUATAN CATALYTIC CONVERTER PENGUJIAN EMISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kajian awal analisis kalor buang kondensor pendingin ruangan sebagai sumber energi listrik alternatif

Jurnal Teknik Mesin UMY

Journal of Mechanical Engineering Learning

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISA SISTEM PEMBANGKIT THERMOELEKTRIK DENGAN RANGKAIAN PARAREL PADA PEMANFAATAN

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA

Perancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik

Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PEMANFAATAN PANAS KNALPOT SEPEDA MOTOR MATIC 110 CC UNTUK PEMBANGKITAN LISTRIK MANDIRI DENGAN GENERATOR THERMOELEKTRIK Abstrak Sugiyanto Diploma Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, UGM Jl. Yacaranda Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281 email: sugiyanto.ugm@gmail.com., sugiyanto_t@ugm.ac.id. Sumber energi yang terbuang percuma salah satunya adalah panas gas buang sepeda motor. Panas ini bisa dikonversi langsung menjadi energi listrik dengan menggunakan teknologi generator thermoelektrik. Teknologi ramah lingkungan yang ringan, kompak, kecil, tidak berisik, tidak ada bagian bergerak, dan tidak memerlukan perawatan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah memasangkan modul generator thermoelektrik pada bagian exhaust pipe knalpot sepeda motor matik 110 cc yang panasnya berpotensi untuk diubah menjadi energi listrik. Modul generator thermoelektrik yang digunakan yaitu tipe IEVERRED TEG 126-40A sejumlah 3 modul. Keluaran ketiga modul diukur satu persatu untuk mendapatkan besarnya potensial listrik yang dibangkitkan. Sedangkan pengujian pengukuran konsumsi bahan bakar yang dilakukan dengan menggunakan buret ukur untuk membandingkan sepeda motor bekerja dengan altenator dan tanpa altenator Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan terbuka yang dibangkitkan mencapai 3.4 V. Pada kondisi dibebani lampu LED tegangan yang dibangkitkan 2,73 V dengan arus sebesar 0.02 A. Potensi penghematan konsumsi bahan bakar apabila kerja altenator digantikan oleh generator thermoelektrik untuk pengujian 20 cc konsumsi bahan bakar didapatkan bahwa waktu yang dihebat mencapai 48 detik. Kata kunci : Panas gas buang, knalpot sepeda motor, konversi energy, generator thermoelektrik, pembangkitan listrik 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Data dari AISI, konsumsi BBM non subsidi tahun 2010 menunjukkan bahwa sepeda motor mengkonsumsi BBM bersubsidi terbesar ke dua (40%) setelah mobil pribadi 53%, yaitu 10.04 juta kiloliter. Namun dibalik itu semua sebenarnya ada potensi pemanfaatan limbah energi dari banyaknya penggunaan sepeda motor tersebut. Mesin spark ignition berbahan bakar bensin, sekitar 30% energi utama pada terbuang sebagai limbah panas melalui gas buang. Jika sekitar 6% dari panas gas buang ini dikonversi menjadi daya listrik, kurang lebih sama besar dengan driving energy yang digunakan untuk menghasilkan daya listrik, maka memungkinkan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar sekitar 10% (Vasques et.al., 2002). Salah satu teknologi yang bisa mengkonversi langsung limbah panas gas buang sepeda motor menjadi energi listrik adalah teknologi Thermoelectric Generator (TEG). Teknologi ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain aman terhadap lingkungan, sederhana, kompak, berukuran kecil, sangat ringan, tidak bersuara, dan tidak memerlukan perawatan karena tidak ada bagian yang bergerak (Ismail, 2009). Meskipun mempunyai kekurangan pada efisiensi yang rendah, namun apabila sumber energi untuk mengoperasikan teknologi ini didapatkan dari limbah energi yang tersedia gratis, maka permasalahan efisiensi tidak menjadi faktor penghambat penerapannya dalam pengkonversian langsung energi panas menjadi energi listrik. Penelitian mengenai pemanfaatan termoelektrik generator untuk memanfaatkan panas gas buang menjadi energi listrik sebagai alternatif penghematan kosumsi bahan bakar sudah banyak dilakukan terutama pada kendaraan kendaraan berkapasitas mesin besar, dan hasilnya menunjukkan tingkat penurunan konsumsi bahan bakar yang sangat bervariasi. Indonesia sebagai negara yang jumlah pemakaian sepeda motor sangat besar berpotensi menyerap konsumsi bahan bakar 105

yang tinggi, sehingga penelitian yang difokuskan pada sepeda motor ini sebagai kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya layak diteruskan sebagai langkah lanjut mencari alternatif penghematan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif pada pegembangan pemanfaatan panas buang sepeda motor sebagai alternatif penghematan bahan bakar. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar listrik mandiri yang dapat dibangkitkan dari pemanfaatan panas buang pada knalpot sepeda motor jenis matik 110 cc menggunakan TEG, disamping itu juga untuk mengetahui pengaruh penggunaan TEG terhadap konsumsi bahan bakarnya. 1.3. Tinjauan Pustaka Teknologi thermoelectric generator (TEG) adalah teknologi thermoelektrik yang menggunakan prinsip efek Seebeck untuk mengubah secara langsung panas menjadi energi listrik, yaitu dengan cara menempelkan salah satu sisi modul ke sumber panas namun menjaga sisi yang lain pada suhu yang lebih rendah. Jika kabel keluaran diberi beban listrik, maka arus listrik akan mengalir sehingga daya listrik bisa dibangkitkan. Proses ini dapat diamati pada Gambar 1. Gambar 1. Efek Seebeck pada pembangkitan daya listrik pada TEG (Rowe 2006, p. 1-4) Produsen modul thermoelektrik pada awalnya lebih cenderung hanya memproduksi TEC (Thermoelectric Cooler) karena aplikasi nyata di kehidupan masyarakat umum sudah banyak. Misalnya aplikasi TEC untuk dispenser dan mesin refrigerator. Namun mengingat potensi pembangkitan alternatif energi yang bisa dikembangkan, beberapa produsen kemudian juga memproduksi TEG (Thermoelectric Generator) sekaligus melakukan penelitian aplikasinya. Salah satunya adalah Hi-Z Technology Inc., perusahaan produsen TEG asal Amerika, telah mempelopori penelitian aplikasi TEG di kendaraan bermotor. Sejak tahun 1992 perusahaan ini mulai merancang dan mengembangkan TEG yang diaplikasikan pada truk bermesin diesel. Mesin 14 L Cummin NTC 350 dipilih untuk pengujian rancangan 1 kw TEG menggunakan salah satu produknya, HZ-13 yang berbasis material Bi 2 Te 3. Jumlah modul yang digunakan 72 buah, yang dibagi dalam 8 lajur dimana setiap lajur ada 9 modul. Heat exchanger sisi panas menggunakan baja karbon yang berhubungan langsung dengan gas buang, sedangkan heat exchanger sisi dingin menggunakan aluminium dengan air sebagai fluida pendinginnya. Meskipun hasil yang diperoleh kurang dari separuh rancangannya namun generator daya tinggi untuk menghasilkan daya listrik pada mesin diesel sangat masuk akal untuk diwujudkan (Bass et.al., 1995). Kelanjutan penelitian perusahaan tersebut dilakukan dengan menyempurnakan berbagai hal, salah satunya penggantian modul HZ-13 dengan modul yang telah mengalami perbaikan yaitu HZ- 14. Pengujian masih menggunakan mesin 14 L Cummin 350, namun sudah menggunakan beban TEG yang berupa electronic loading device dan enam bola lampu mobil. Hasilnya menunjukkan bahwa daya listrik yang dibangkitkan bisa lebih dari 900 Watt (Bass et.al., 2001). Penelitian yang lain masih dilakukan Hi-Z Techonology Inc. tetapi sudah berkolaborasi dengan beberapa pihak, yaitu Universitas Clarkson, General Motor, dan Delphi Corporation. Kolaborasi tersebut merancang 106

Automobile Exhaust Thermoelectric Generator (AETEG) yang berisikan modul termoelektrik HZ-20 bermaterial Bi 2 Te 3 sejumlah 16 dihubung seri. Pendingin mesin juga digunakan sebagai pendingin AETEG sedangkan sisi panasnya menggunakan compact heat exchanger bermaterial baja karbon AISI 1018. Dimensi total AETEG ini 330 x 273 x 216 mm dengan berat 39,1 kg, dipasangkan pada pipa gas buang pick up General Motors 1999 GMC Sierra berbahan bakar bensin. Pengujian jalan dilakukan dengan kecepatan 48,28 Km/jam, 80,47 Km/jam dan 112, 65 Km/jam diperoleh daya keluaran terbesar pada kecepatan 112, 65 Km/jam yaitu berkisar 255 W (Thacher et. al., 2007). Pengujian dengan menggunakan mesin jenis lain dilakukan oleh Hsu et.al. (2009), dengan menempatkan delapan modul komersial termoelektrik material Bi 2 Te 3 di tengahtengah pipa gas buang Chrysler Neon 2000 cc. Kontruksi TEG menggunakan aluminium heat sink 13 fin sebagai heat exchanger sisi panas di laluan gas buang, sedangkan di sisi dinginnya menggunkan copper heat sink 44 fin. Hasil pengukuran daya keluaran sistem ini adalah 44,3 W pada beda temperatur 88,3 K (rata-rata sisi temperatur rendahnya 343,7 K). Daya keluaran ini didapatkan pada putaran uji mesin tertinggi yaitu di 3500 rpm. Aplikasi TEG di mobil ukuran kecil dengan memanfaatkan panas gas buang Toyata Starlet 1300 cc diteliti oleh Hatziktaniotis, et.al.(2008). TEG yang dipakai adalah modul TEG Melcor HT9-3-25 bermaterial Bi 2 Te 3. Semi silindris aluminium digunakan sebagai pemanas dan dipasangkan langsung di pipa gas buang. Udara lingkungan sebagai pendingin dengan menggunakan aluminium heat sink 156 sirip berukuran 60mm x 68 mm. Pada kondisi suhu sisi panas berkisar 225 o C dan temperatur sisi rendah tidak lebih dari 80 o C, dan variasi kecepatan kendaraan 70 sampai 130 km/jam didapatkan tegangan tanpa beban 0,5 V sampai 1,6 V dan daya listrik maksimal yang dibangkitkan kurang lebih 1 W. Dengan mengasumsikan seluruh bagian dari pipa gas buang ini dipasangi TEG maka daya listrik total TEG yang dapat dibangkitkan sebesar 30 W atau 7,1 % daya nominal alternatornya. BMW group di tahun 2009 telah mengimplementasikan TEG bermaterial Bi 2 Te 3 pada BMW 535i dengan hasil daya maksimal yang bisa dibangkitkan 300 W. Dalam roadmap BMW group sampai tahun 2018, target daya listrik dari aplikasi teknologi ini 500 W dengan material TEG berbasis PbTe. Selanjutnya mulai tahun 2022 material TEG bebas dari lead dengan daya listrik yang bisa dibangkitkan 1000 W (Eder et.al, 2011). Suhu gas buang sepeda motor lebih rendah dibandingkan kendaraan roda empat dan lebih, untuk itu diawal eksperimen aplikasi teknologi thermoelektrik pada sepeda motor, modul thermoelectric cooler (TEC) digunakan untuk menggantikan peran TEG karena pertimbangan harga yang lebih murah. Namun TEC ini tidak bisa digunakan untuk aplikasi pemanfaatan panas baung sepeda motor. Kabel keluarannya selalu putus karena sambungan solder tidak mampu menahan panas tinggi (Sugiyanto dan Soeadgihardo, 2010). Pada penelitian berikutnya dengan menggunakan sepeda motor Suzuki Smash 110 cc, dan modul TEG bermaterial Bi 2 Te 3 berjumlah 3 yang dipasang pada exhaust pipe berhasil membangkitkan tegangan sambungan terbuka tanpa beban sebesar 4,8 V (Sugiyanto dan Harwin, 2011). Penelitian ini kemudian diperbaiki dengan melakukan pengujian sepeda motor yang dijalankan, meskipun pada kecepatan yang rendah. Penempatan modul TEG tidak hanya pada sepeda motor Suzuki Smash 110 cc dan Suzuki FXR 150 cc, masih hanya menggunakan 3 modul TEG. Beban listrik sudah digunakan dengan memakai lampu LED 19 pcs, 1,4 Ohm. Hasilnya untuk sepada motor 110 cc bisa dibangkitkan daya listrik sebesar 0,57 Watt ( pada 30 Km/jam) dan untuk sepeda motor 150 cc bisa dibangkitkan daya listrik sebesar 1,2 Watt pada kecepatan 30 Km/jam (Harwin dan Sugiyanto, 2012). 107

2. Metode Penelitian 1) Komponen yang digunakan a. Modul Generator Thermoelektrik tipe IEVERRED TEG 127-40 A, bermaterial Bi 2 Te 3. b. Komponen sistem perpindahan kalor : cold sink berupa fin aluminium, hot side heat exchanger berupa aluminium semi silender, mekanisme isolator berupa glass wool dan aluminium foil 2) Peralatan yang digunakan a. Pengukur tegangan dan arus : Multimeter digital Sanwa CD800a b. Pengukur suhu : Autonic data aquisition, termokopel tipe K, termometer digital Krisbow KW06-278 c. Pengukur putaran mesin : Tachometer digital solar cell tachometer DET-610 d. Sepeda motor : Matic 110 cc 3). Persiapan Pengujian Membuat kontruksi TEG Kontruksi TEG dibuat terdiri dari : a) Modul : Thermoelektrik IEVERRED TEG 127-40A. b) Hot side Heat Exchanger : aluminium semi silindris yang dipasangkan langsung di exhaust pipe dan bagian atas dari modul TEG, dengan diameter disesuaikan diameter bagian-bagian knalpot. c) Cold sink : aluminium fin 4). Menempatkan kontruksi ini pada bagian exhaust Pipe, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Data pengujian tanpa beban Pada pengujian tanpa beban, masing-masing titik uji diukur tegangan keluaran menggunakan data aquisisi. Diuji pada variasi RPM kondisi idle (berkisar 1600 RPM), 3000 RPM dan 4000 RPM. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 3, bahwa semakin tinggi putaran mesin maka tegangan yang dibangkitkan semakin besar. Gambar 3. Grafik tegangan Titik Uji III Tegangan terbesar yang dibangkitkan pada titik uji III ini adalah pada saat putaran mesin 4000 RPM, yaitu berkisar 0,72 V 0,73 V. Sedangkan pada putaran 3000 RPM terjadi sedikit penurunan tegangan, yaitu berkisar 0,71 V 0,72 V. Sedangkan pembangkitan tegangan terkecil terjadi pada titik uji III ini yaitu disaat putaran mesin pada kondisi idle, yang hanya sebesar 0,45 V 0,46 V. Titik Uji I Titik Uji III Titik Uji II Gambar 2. Titik-titik pengujian Penggujian konsumsi bahan bakar minyak dengan menggunakan gelas ukur buret. Gambar 4. Grafik tegangan Titik Uji II 108

Tegangan keluaran modul TEG yang terletak pada titik uji II mengalami peningkatan untuk masing-masing kondisi putaran mesin yang sama dibandingkan pada titik uji III, seperti terlihat pada Gambar 4. Pada putaran 4000 RPM, tegangan yang dibangkitkan mencapai 1,31 V. Sedangkan pada putaran 3000 RPM mengalami penurunan juga, menjadi sekitar 1,21 V 1,25 V. Pada kondisi idle, tegangannya hanya berkisar 0,84 V- 0,87 V, lebih rendah dibandingkan putaran 4000 RPM dan 3000 RPM namun hasil ini lebih tinggi dibandingkan semua kondisi putaran mesin pada titik uji III. Hal ini disebabkan letak titik uji II yang lebih dekat dengan exhaust manifold sehingga mempunyai sumber panas yang lebih tinggi dibanding titik uji III. listrik DC, sehingga optimalisasi tegangan yang dibangkitkan agar dapat diaplikasikan sebagai sumber listrik pengganti altenator merupakan penggabungan secara seri hasil keluaran tegangan tersebut. Melihat hasil pengujian masing-masing titik tersebut, maka saat keluaran dari ketiga modul dihubung seri, didapatkan bahwa pada putaran mesin 4000 RPM menghasilkan tegangan terbesar, yaitu berkisar 3,4 V. Berikutnya pada putaran 3000 RPM tegangan serinya sebesar 3,3 V dan pada putaran idle sebesar 2,4 V. 3.2. Data pengujian pada kondisi modul TEG dibebani lampu LED 1,4 Ohm. Pada pengujian ini, ketiga titik uji dihubung seri untuk mendapatkan nilai Tegangan maksimal sehingga mampu menghidupkan beban lampu LED. Proses pengujian pada kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 5. Grafik tegangan Titik Uji I Pada Gambar 5, merupakan kondisi titik uji I, yaitu titik yang terletak paling dekat dengan exhaust manifold. Tegangan yang dibangkitkan pada titik uji I ini lebih tinggi dibandingkan titik uji III dan titik uji II disemua kondisi putaran mesin. Pada putaran 4000 RPM, tegangan dibangkitkan dari TEG sebesar 1,33 V 1,36 V. Sedangkan pada putaran 3000 RPM sebesae 1,25 V 1,32 V, dan pada kondisi idle sebesar 0,99 V-1,04 V. Semakin besar putaran mesin maka semakin besar tegangan yang dapat dibangkitkan, begitu pula semakin dekat titik uji dengan exhaust manifold maka tegangan yang dibangkitkan juga semakin besar. Keluaran tegangan dari TEG merupakan tegangan Gambar 6. Pengujian dengan beban lampu LED. Hasil pengujian dengan data akuisi kondisi ini menunjukkan tegangan terukur dan arus terukur akan cenderung konstan pada putaran 4000 RPM, yaitu 2,73 V dan 0.02 A. 3.3. Data pengujian konsumsi bahan bakar Pada pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan saat menghidupkan lampu menggunakan listrik mandiri keluaran modul TEG dengan ketika menghidupkan lampu menggunakan altenator. 109

3) Pada saat pengujian konsumsi bahan bakar sebanyak 20 cc, terjadi perbedaan waktu 48 detik lebih cepat habis saat penyalaan beban lampu menggunakan altenator dibandingkan saat penyalaan beban lampu menggunakan generator thermoelektrik. Gambar 7. Perbandingan konsumsi BBM 20 cc Pada Gambar 7 dapat diamati bahwa penggantian altenator sebagai sumber listrik dengan menggunakan generator thermoelektrik, terjadi perbedaan waktu yang digunakan untuk mengkonsumsi sebanyak 20 cc bahan bakar. Meskipun saat kondisi idle, waktu yang digunakan kecenderungannya sama. Namun semakin tinggi putaran mesin menunjukkan semakin besar perbedaannya. Penggunaan modul generator thermoelektrik untuk menghidupkan lampu LED sebagai pengganti lampu utama dapat lebih menghemat waktu konsumsi hingga 48 detik pada putaran 4500 RPM. Dari pengujian konsumsi bahan bakar ini, menunjukkan indikasi awal bahwa terjadi penghematan konsumsi bahan bakar saat menggunakan generator thermoelektrik sebagai sumber energi listrik mandiri pada sepeda motor matik 110 cc. 4. Kesimpulan 1) Listrik mandiri maksimal yang dibangkitkan pada kondisi tanpa beban dengan menghubungkan seri hasil keluaran TEG ketiga titik uji adalah sebesar 3.4 V pada putaran mesin 4000 RPM. 2) Pada kondisi dibebani dengan lampu LED, 1.4 Ohm, listrik mandiri yang dapat dibangkitkan menunjukkan kecenderungan konstan, yaitu tegangan 2.73 V dan arus 0.02 A pada putaran mesin 4000 RPM. 5. Ucapan Terima Kasih Terimakasih untuk LPPM-UGM atas dukungan terlaksananya penelitian ini sesuai surat tugas pelaksanaan kegiatan penelitian hibah dosen muda nomor : LPPM- UGM/402/LIT/2013 TANGGAL 11 Maret 2013 6. Daftar Pustaka Bass, J.C., Elsner, N.B., Leavitt, A., 1995, Performance of the 1 kw Thermoelectric Generator for Diesel Engines, Proc 13 th Int.Conf. Thermoelectric B, Mathiprakisam, AIP Conf. Proc., New York, p.295-298 Bass, J.C., Kushch, S.A., Elsner, N.B., Leavitt, A., 2001, Thermoelectric Generator (TEG) for Heavy Diesel Trucks, Proc 20 th Int.Conf. Thermoelectric, Beijing, China Eder, A., Linde, M., 2011, Efficient and Dynamic The BMW Group Roadmap for the Application of Thermoelectric Generators,Proc. BMW EfficientDynamics/Thermal Management, San Diego Harwin Saptoadi, Sugiyanto, 2012, Thermoelectric Generator as an additional Energy Source for Motorcycle Engine, Proceeding of 5 th Regipnal Conference on New and Renewable Energy, Hanoi, Vietnam Hatzikraniotis, E., Zorbas, K., Triandafyllis, I., Paraskevopoulos, K.M., 2008, Study of Thermoelectric Power Generator and Application in Small Sized Car, Proccedings of the 6th European 110

Conference on Thermoelectrics, Paris, France, p. P2-18-1 Hsu, T.C., Yao, D.J., Yu, B., 2009, Application of Thermoelectric Waste Heat Recovery from Automobiles, Proc Micro/Nanoscale Heat and Mass Transfer International Conference, Shanghai, China Ismail, B.I., Ahmed, W.H., 2009, Thermoelectric Power Generation Using Waste-Heat Energy as an Alternative Green Technology, Recent Patents on Electricals Engineering, Vol.2, p. 27-39 Rowe, D.M., 2006, CRC Thermoelectrics Waste Heat Recovery As A Renewable Energy Source, Journal of Innovation in Energy and Power, Vol.1, No.1 Sugiyanto dan Soeadgihardo, 2010, Studi Kinerja Modul Pendingin Termoelektrik dan Generator Termoelektrik dalam Pembangkitan Energi Listrik pada Kendaraan Bermotor, Laporan Akhir DPP Sekolah Vokasi UGM, Yogyakarta Sugiyanto dan Harwin Saptoadi, 2011, Pemanfaatan Panas Buang di Muffler Kendaraan Roda Dua Untuk Pembangkitan Listrik Menggunakan Thermoelektrik Generator, Proceeding Seminar Nasional Teknoin, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Thacher, E.F., Helenbrook, B.T., Karri, M.A., Richter, C.J., 2007, Testing of an Automobile Exhaust Thermoelectric Generator in a Ligth Truck. Proc. I MECH E, Part D:J.Automobile Engineering Vol 221,1, 95-107 Vazquez, J., Sanz-Bobi, M.A., Palacios, R., Arenas, A., 2002, State of The Art of Thermoelectric Generator Based on Heat Recovered from The Exhaust Gases of Automobiles, Proceeding of 7 th European Workshop on Thermoelectrics, Pamplona, Spain www.aisi.or.id diakses November 2013 111