MODEL TINGKAT PRODUKSI EKONOMIS DENGAN PROSES PENGERJAAN ULANG DAN PADA TINGKAT PELAYANAN TERJADI KEKURANGAN PERSEDIAAN ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) DENGAN PROSES PENGERJAAN ULANG ABSTRACT

MODEL EKONOMI PRODUKSI UNTUK PERMINTAAN YANG TERGANTUNG WAKTU DALAM PENGERJAAN ULANG DAN m PENGADAAN PRODUKSI. Alfi Mafrihah ABSTRACT

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PENUNGGAKAN PESANAN KETIKA TERJADI KEKURANGAN STOK. F. Aldiyah 1, E. Lily 2 ABSTRACT

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT

Aplikasi Matriks Hessian Pada Model EPQ (Economic Production Quantity) dengan Kendala Rework

MODEL EOQ DENGAN KONDISI KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENGARUHI POTONGAN HARGA DAN INFLASI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION

Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) PADA PKS. PT. ABC

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI)

Prosiding Matematika ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

Model Optimisasi Ukuran Lot Produksi yang Mempertimbangkan Inspeksi Sampling dengan Kriteria Minimisasi Total Ongkos

Anadiora Eka Putri, Nughthoh Arfawi Kurdhi, dan Mania Roswitha Program Studi Matematika FMIPA UNS

PENGEMBANGAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ADANYA PRODUK CACAT DAN BACKORDERING POLICY

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN INFLASI DAN INVESTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI

ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI PRODUK MESIN TUNGGAL DENGAN PROSES PENGOLAHAN ULANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT PADA PT PQR DENGAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE ii (KONSUMEN) DALAM KOLABORASI RANTAI PASOK

PEMILIHAN KOEFISIEN TERBAIK KUADRATUR KUADRAT TERKECIL DUA TITIK DAN TIGA TITIK. Nurul Ain Farhana 1, Imran M. 2 ABSTRACT

PENDEKATAN BARU UNTUK PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI SOLID ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KENDALA KAPASITAS GUDANG DAN TINGKAT LAYANAN

MODEL PERSEDIAAN ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DETERIORASI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR DENGAN KEBIJAKAN MANAJEMEN BIAYA EMISI KARBON DAN PROSES INSPEKSI

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia.

BAB 4 FORMULASI MODEL

Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Seorang produsen penyedia kebutuhan sehari-hari dituntut untuk dapat

UNNES Journal of Mathematics

MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL TIRTONADI

MODEL OPTIMISASI LOT PRODUKSI DENGAN PERTIMBANGAN BIAYA KUALITAS PADA SISTEM PRODUKSI MULTISTAGE

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penyelesaian Program Linier Menggunakan Algoritma Interior Point dan Metode Simpleks

BAB I PENDAHULUAN I-1

MODEL PERSEDIAAN FUZZY DENGAN PENGURANGAN BIAYA PEMESANAN DAN KENDALA TINGKAT LAYANAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN SATU SERVER (M/M/1)

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

Bab 2 LANDASAN TEORI

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

CCR314 - Riset Operasional Materi #1 Ganjil 2015/2016 CCR314 RISET OPERASIONAL

MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) UNTUK PERENCANAAN TERKOORDINASI PADA PRODUK DENGAN BACKORDER PARSIAL DAN KOMPONENNYA

MODIFIKASI METODE HUNGARIAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA

BAB 2 LANDASAN TEORI

FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR. Nurul Khoiromi ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Persediaan Just In Time (JIT) Terintegrasi dengan Mengakomodasi Kebijakan Material

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

B AB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENYELESAIKAN PERSOALAN TRANSPORTASI DENGAN KENDALA CAMPURAN

Pengantar Proses Stokastik

Tyas Dessandie, Sutanto, dan Pangadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA-FREDHOLM NONLINEAR MENGGUNAKAN FUNGSI BASIS BARU ABSTRACT

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MODIFIKASI FAMILI METODE ITERASI MULTI-POINT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yolla Sarwenda 1, Zulkarnain 2 ABSTRACT

PENERAPAN TRANSFORMASI SHANK PADA METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PREMI ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN MODEL TINGKAT BUNGA VASICEK

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

METODE ACCRUED BENEFIT COST UNTUK ASURANSI DANA PENSIUN NORMAL PADA STATUS GABUNGAN ABSTRACT

SOLUSI POLINOMIAL TAYLOR PERSAMAAN DIFERENSIAL-BEDA LINEAR DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) (Studi Kasus : PT. XYZ)

PEMBENTUKAN POLINOMIAL ORTOGONAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN INTEGRAL NONLINEAR. Susilawati 1 ABSTRACT

PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINIER BILANGAN BULAT MURNI DENGAN METODE REDUKSI VARIABEL

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL ANALISIS PENGAWASAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENILAI KELANCARAN PROSES PRODUKSI PADA MUTIARA BAKERY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Pendekatan Dual-Matriks Untuk Menyelesaikan Persoalan Transportasi

oleh ANADIORA EKA PUTRI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE PADA RANTAI PASOK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN KALKULUS VARIASIONAL PADA SISTEM KONTROL DAYA DORONG ROKET. Niken Madu Meta Jurusan Matematika, FMIPA UNS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK MINUMAN AJE DI PT. DELTA GUNA UTAMA

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT

Bab 2 Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru

Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015

Analisis Jumlah Produksi Kerudung Pada RAR Azkia Bandung Dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)

Transkripsi:

MODEL TINGKAT RODUKSI EKONOMIS DENGAN ROSES ENGERJAAN ULANG DAN ADA TINGKAT ELAYANAN TERJADI KEKURANGAN ERSEDIAAN Reza Budiman 1, Tumpal. Nababan, Endang Lily 1 Mahasiswa rogram Studi S1 Matematika FMIA Universitas Riau Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu engetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya ekanbaru (893), Indonesia rezabudiman8@gmail.com ABSTRACT This article studies the economic production quantity (EQ). During the production process, the failures occur and reworking is conducted to minimize the total production cost. This study is a review of Chiu et. al [Mathematical and Computational Applications, 11(006): 75-84]. A numerical example is given to explain the problem discussed. Keywords: model Economic roduction Quantity, imperfect quality item, reworking, shortage, backlogging. ABSTRAK Artikel ini membahas model tingkat produksi ekonomis dengan kendala pada proses produksi dan persediaan. Saat produksi terjadi kegagalan yang menghasilkan barang cacat produksi dan untuk meminimumkan biaya produksi dilakukan pengerjaan ulang. Artikel ini tinjauan dari Chiu et. al [Mathematical and Computational Applications, 11(006): 75-84]. Sebuah contoh numerik diberikan pada akhir pembahasan. Kata kunci: model Economic roduction Quantity, barang cacat, pengerjaan ulang, kekurangan persediaan, produksi kembali. 1. ENDAHULUAN Dalam bidang usaha yang memproduksi barang secara mandiri memiliki dua proses, yaitu proses produksi dan proses permintaan. ada kedua proses tersebut dapat digunakan model Economic roduction Quantity (EQ) untuk mengoptimalkan produksi dengan biaya produksi minimum. JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 94

Saat proses produksi dan permintaan tidak selamanya lancar, pada produksi terjadi kegagalan produksi yang menghasilkan barang yang tidak sempurna dan harus dikerjakan ulang. ada permintaan terjadi kekurangan persediaan yang mengakibatkan harus ditingkatkan pelayanan sehingga tidak terjadi kehilangan konsumen. Seperti menurut Hillier dan Lieberman [4, h.58] jika tingkat pelayanan optimal maka permintaan pelanggan tidak akan hilang, tetapi akan dipenuhi jika stok berikutnya sudah diproduksi. Model EQ memiliki komponen biaya-biaya yang harus diperhatikan yaitu biaya produksi, biaya pengadaan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan [6, h.17]. Selain dari biaya-biaya tersebut terdapat biaya yang dikeluarkan karena terjadinya kegagalan produksi yang menghasilkan cacatnya produk, sehingga harus dikerjakan ulang dan dikenakan biaya perbaikan. Biaya yang dikenakan disebut dengan biaya pengerjaan ulang (rework cost) [1, h.11]. ada proses produksi terjadi kegagalan yang menghasilkan barang cacat dengan jumlah barang cacat tidak diketahui, sehingga dapat digunakan fungsi densitas probabilitas dengan fungsi densitas probabilitas berdistribusi uniform yang nilai ekspektasinya sama dengan 1 [5, h.17]. Dalam artikel ini dibahas model EQ dengan proses pengerjaan ulang dan pada tingkat pelayanan terjadi shortage. Model ini mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan ulang barang yang gagal produksi. Kajian ini merupakan kajian ulang yang mendetailkan kertas kerja Chiu et. al []. Sesuai pada pembahasan.. MODEL EQ DENGAN ROSES ENGERJAAN ULANG DAN ADA TINGKAT ELAYANAN TERJADI SHORTAGE Model ini digunakan untuk penyelesaiaan dua masalah pada saat produksi dan permintaan. ada produksi terjadi kerusakan produksi yang mengakibatkan pengerjaan ulang dan pada permintaan terjadinya kekurangan persediaan yang mengakibatkan tingkat pelayanan harus ditingkatkan. Sebelum menguraikan model ini diberikan notasi sebagai berikut: c := biaya produksi unit per satuan waktu, cr := biaya perbaikan unit per satuan waktu, K := biaya pengadaan, h := biaya penyimpanan per unit, h 1 := biaya penyimpanan setelah pengerjaan ulang per unit, := tingkat produksi barang yang sempurna unit per satuan waktu, 1 := tingkat produksi barang yang dikerjakan ulang unit per satuan waktu, H := tingkat persediaan maksimum barang yang bagus, H 1 := tingkat persediaan barang bagus dan barang yang dikerjakan ulang, JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 95

λ x B Q b t 1 t t 3 T E[TCU(Q b,b)] E[TCU(Q b,b )] TCU (Q b,b ) := laju permintaan dalam unit per satuan waktu, := persentase barang yang cacat, := jumlah kekurangan stok optimal, := produksi optimal, := waktu produksi barang, := waktu pengerjaan ulang barang yang cacat, := waktu proses permintaan, := waktu satu kali produksi, := ekspektasi dari biaya persediaan total dengan kekurangan maksimal, := ekspektasi dari biaya persediaan optimal dan kekurangan optimal, := Total biaya apabila tidak ada barang yang cacat dan tetap terjadi kekurangan persediaan. Bentuk grafik model EQ dengan pengerjaan ulang dan pada tingkat pelayanan terjadi kekurangan dalam satu periode dapat diilustrasikan pada Gambar 1 []. I( t) H 1 -λ H 1 -d-λ -λ 0 B t 1 t t 3 -d-λ Waktu( t) T t 4 t 5 Gambar 1: Model EQ dengan pengerjaan ulang dan shortage terjadi. ada Gambar 1 menyatakan pada waktu t 1 terjadi produksi dengan rata-rata, terjadi kegagalan produksi dengan rata-rata d dan terjadi pelayanan dengan ratarata λ, pada waktu t 1 tingkat persediaannya sebesar H 1. ada waktu t pengerjaan ulang dilaksanakan dengan rata-rata produksi 1 dan terjadi permintaan dengan rata-rata λ, pada waktu t tingkat persediaannya sebesar H. ersentase barang JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 96

yang cacat adalah x. Sehingga besaran barang yang cacat adalah tingkat produksi dikali dengan persentase barang cacat sebagai berikut d = x. Setelah pengerjaan ulang selesai kemudian proses permintaan terjadi dengan waktut 3. adaprosespermintaanterjadikekuranganproduksiyangmengakibatkan perusahaan harus meningkatkan pelayanan sehingga perusahaan tidak kehilangan konsumen dengan batas kekurangan sebesar B dengan waktu selama t 4. Karena terjadi kekurangan perusahaan harus memproduksi kembali dengan lamanya waktu t 5. Secara umum pada model EQ, waktu yang diperlukan untuk memproduksi tiap putaran adalah t 1 = Q. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang sebesar Q unit adalah H 1 t 1 = D λ. Waktu yang diperlukan untuk perbaikan barang yang cacat adalah Waktu permintaan adalah t = H H 1 1 λ. (1) t 3 = H λ. Waktu terjadinya kekurangan persediaan, permintaan tetap bejalan t 4 = B λ. Waktu produksi kembali H t 5 = D λ. Total waktu yang diperlukan untuk produksi seluruh barang Q b adalah tingkat persediaan optimal adalah t 1 +t 5 = Q b, H 1 = Q b ( D λ) B. () roduksi barang yang cacat terjadi pada waktu t 1 dan dikerjakan kembali pada waktu t. Memproduksi kembali dimulai pada waktu t 5 sehingga dapat diperoleh waktu pengerjaan sebagai berikut: t = d(t 1 +t 5 ) = Q bx (1 θ). (3) 1 1 Dari persamaan (1) dapat ditentukan nilai H dengan mensubstitusikan persamaan () dan (3) sebagai berikut: H = H 1 +( 1 λ)t = Q b ( d λ)+xq b(1 θ) λ (xq b(1 θ)) B. 1 JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 97

Waktu yang diperlukan dari produksi sebesar Q b hingga habis barang pada tingkat λ adalah T. Satu periode jumlah dari waktu awal produksi t 1 hingga habisnya permintaan t 4, tetapi karena terjadi kekurangan persediaan maka waktu ditambah untuk memproduksi kekurangan tersebut pada waktu t 5, sehingga total waktu satu periode adalah [3] T = t 1 +t +t 3 +t 4 +t 5 = 5 i=1 t i H 1 = d λ + xq b(1 θ) + H 1 λ + B λ + H d λ = Q b(θ). λ ada saat sebelum pengerjaan ulang barang yang rusak terdapat proses penyaringan dengan besaran θ. ada saat penyaringan waktu yang dibutuhkan hampir tidak ada, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk satu periode menjadi T = Q b λ. (4) Biaya-biaya yang sesuai pada model diatas adalah Biaya produksi untuk semua barang cq b. Biaya pengerjaan ulang barang yang cacat c R Q b x. Biaya set-up K. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dari awal produksi hingga semua barang terpenuhi. Biaya penyimpanan menyangkup dari seluruh biaya produksi, cacat, dan tidak cacat yang dikalikan dengan h dan untuk semua barang yang dikerjakan ulang biaya penyimpanan dikalikan dengan h 1. Tingkat rata-rata persediaan untuk semua barang yang sempurna satu periode produksi adalah t 1 H 1 +(H 1 +H) t +Ht 3. (5) Tingkat rata-rata persediaan untuk barang yang cacat dalam satu periode produksi terjadi pada waktu t 1 dan t 5 sehingga diperoleh d(t 1 +t 5 ) (t 1 +t 5 ) = d (t 1 +t 5 ). (6) Tingkat rata-rata persediaan barang yang cacat dikerjakan ulang adalah 1 t t = t 1. (7) Biaya penyimpanan adalah jumlah dari persamaan (5), (6), dan (7) sebagai berikut: [ t 1 h H 1 +(H 1 +H) t ] +Ht 3 +h (d (t 1 +t 5 ) )+h 1 ( t Biaya kekurangan adalah biaya yang dikarenakan menunggunya konsumen untuk mendapatkan barang sehingga tidak terjadinya kekurangan. roses ). JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 98

kekurangan terjadi pada t 4 dan dikerjakan kembali pada t 5, seperti pada Gambar 1 sehingga diperoleh b B(t 4 +t 5 ). Biaya keseluruhan meliputi jumlah dari biaya produksi, biaya pengerjaan ulang, biaya set-up, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan. Biaya keseluruhannya adalah [ t 1 TC = cq b +c R Q b X +h H 1 +(H 1 +H) t ] +Ht 3 +h (d (t 1 +t 5 ) ( ) t )+h 1 +b B (t 4 +t 4 ) [ () = cq b +c R Q b x+k +h λ(() λ) B BQ b λ ( 1 + λ 1 ) x Qb x ]+h Q b (())B 1 +b 1 1 λ(() λ). (8) Kalikan persamaan (8) dengan persamaan (4), sehingga total biaya dalam satu periode adalah TCU(Q b,b) = TC(Q b,b) =λ(c+c R x)+ Kλ + h [( 1 λ ) ] Q b B T Q b +(h 1 h) x Q b λ 1 +(b+h) ( ()B Q b (() λ) Untuk mencari total biaya dengan kendala kerusakan pada produksi dan kekurangan persediaan yang dikerjakan ulang. Tingkatan produksi barang yang cacat adalah variabel acak, sehingga diberikan nilai ekspektasi sebagai berikut: E(TCU(y)) = 1 β α 0 E(T CU(y)/x)f(x)dx. Ekspektasi dari total biaya satu periode adalah E(TCU(Q b,b)) = λ(c+c R E(x))+ Kλ + h [( 1 λ ) ] Q b B Q b +(h 1 h) Q ( ) bλ E(x )+(b+h) B E, (9) 1 Q b λ dengan ( ) 1 β α E = f(x)dx. λ 0 λ Untuk memperoleh produksi optimal dan kekurangan optimal, turunkan persamaan (9) sama dengan 0. Diperoleh sebagai berikut: E(TCU(Q b,b)) Q b ). = Kλ Q + h b hλ +(h 1 h) λ E(x ) ( ) 1 (b+h) B Q E = 0, (10) b λ JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 99

E(TCU(Q b,b)) B ada persamaan (11) dapat diperoleh = h+(b+h) B Q b E ( λ ) = 0. (11) B = hq ( b ). (1) (b+h)e λ Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (10) sehingga diperoleh persediaan optimal sebagai berikut: Q b = Kλ h hλ +(h. (13) 1 h) λ 1 E(x h ) (b+h)e λ Substitusikan persamaan (13) ke persamaan (1) sehingga diperoleh kekurangan optimal sebagai berikut: B h = ( ) Kλ h (b+h)e hλ +(h. 1 h) λ 1 E(x ) h λ (b+h)e λ (14) Mencari total biaya keseluruhan untuk produksi optimal dan kekurangan optimal adalah substitusikan persamaan (13) dan (14) ke persamaan (9) sehingga diperoleh E(TCU(Q b,b )) = λ(c+c R E(x))+ Kλ Q + h [( 1 λ ) ] Q b B b +(h 1 h) Q b ( ) λ E(x )+(b+h) B 1 Q E. b λ Untuk menentukan kekonvekkannya dapat ditentukan H > 0 sebagai berikut: ] H = [ E(TCU(Q b,b)) Q b E(TCU(Q b,b)) B Q b [ Qb B ][ H ][ Q b B E(TCU(Q b,b)) Q b B E(TCU(Q b,b)) B ] = Kλ Q b > 0, untuk semua Q b 0 dan B 0. Terbukti H > 0 sehingga konveksnya berbentuk konveks kuat dengan minor-nya > 0., JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 100

Apabila tidak terjadi kerusakan pada produksi, maka x = 0 dan d = 0 sehingga produksi optimal adalah sebagai berikut []: Q Kλ(b+h) b = ( bh 1 λ ). Kekurangan optimal untuk x = 0 dan d = 0 adalah B = h ( 1 λ ) Q b, b+h dan rata-rata total biaya dengan produksi optimal dan kekurangan optimal menjadi ( TCU (Q b,b ) = cλ+ Kλ bb +h [B Q b 1 λ )] + ( Q b Q b 1 λ ). 3. CONTOH KOMUTASI Suatu perusahaan elektronik dapat memenuhi permintaan konsumen dengan kecepatan permintaan 50 unit per tahun. erusahaan dapat memproduksi barang dengan kecepatan 1000 unit pertahun. erusahaan mengeluarkan biaya pengadaan tetap satu periode sebesar Rp100.000,00. erusahaan memerlukan biaya produksi sebesar Rp50.000,00 dengan biaya penyimpanan sebesar Rp4.000,00. Karena terjadi kegagalan produksi sehingga perusahaan mengalami kerusakan pada hasil produksi yang mengakibatkan terdapatnya 600 barang yang gagal dalam produksi. rusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk produksi ulang sebesar Rp30.000,00 dan biaya penyimpanan sebesar Rp4.500,00. Karena meningkatnya permintaan sehingga mengakibatkan perusahaan mengalami kekurangan persediaan, perusahaan harus mengelurakan biaya produksi kembali sebesar Rp3.000,00 apabila kekurangan terjadi. Diketahui biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah = 1000 unit; h = Rp4.000, 00; K = Rp100.000, 00; 1 = 600 unit; h 1 = Rp4.500,00; c = Rp50.000,00; λ = 50 unit; c R = Rp30.000,00; b = Rp3.000,00. Nilai x berupa interval [0,0.1] sehingga fungsi densitas probabilitas uniform adalah { 10 untuk 0 x < 0.1, f(x) = 0 untuk yang lainnya. JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 101

Barang roduksi Optimal Kekurangan Optimal ersentase Gambar : Grafik produksi optimal dan kekurangan optimal E[TCU(Qb*,B)] Total biaya optimal ersentase Gambar 3: Grafik total biaya JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 10

Sehingga nilai ekspektasi adalah E[x] = E[x] = ( ) E = λ b a b a 0.1 0 xf(x)dx = x f(x)dx = λ 0.1 0 0.1 0 10xdx = 0.05 f(x)dx = 10x dx = 0.0033 b a 10dx = 4.831. 0.5 x Dari Gambar dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa persediaan optimal dan kekurangan optimal terletak pada x = 0, 1. Sehingga produksi optimal adalah Q b = 141 dan kekurangan optimal adalah B = 17. Sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya optimal dalam satu periode sebesar Rp13.30.498, 00. 4. KESIMULAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model EQ di atas memiliki dua kendala pada produksi dan pada pelayanan. ada produksi terjadi kegagalan yang menghasilkan barang cacat dan pada pelayanan terjadinya kekurangan persediaan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan persediaan optimal dan kekurangan optimal sehingga mendapatkan total biaya yang optimal. DAFTAR USTAKA [1] Ariani, W. D. 004. engendalian Kualitas Statistik: Jilid I. enerbit Andi, Yogyakarta. [] Chiu, Y. S.., S. W. Chiu & H. D. Lin. 006. Solving EQ model with rework and service level constraint. Association for Scientific Reserch, 11: 75-68. [3] Hayek,. A & M. K. Salameh. 001. roduction Lot Sizing with the Reworking of Imperfect Quality Items roduced. roduction lanning and Control: The Management of Operations, 1: 584-590. [4] Hillier, F. S & G. J. Lieberman. 1995. engantar Riset Operasi edisi kelima:jilid 1. Terj. dari Introduction to Operation Research, fifth Edition, oleh Gunawan, E & A. W. Mulia. enerbit Erlangga, Jakarta. [5] Hines, W. W & G. C. Montgomery. 1990. robabilita dan Statistik dalam Ilmu Rekayasa dan Managemen: Edisi Kedua. Terj. dari robability and Statistics in Engineering and Management Science, oleh Rudiansyah. UI-RESS, Jakarta. [6] Siagian,. 1987. enelitian Operasional: Teori dan raktek. UI-RESS, Jakarta. JOM FMIA Volume No. 1 Februari 015 103