PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMUPUKAN PHONSKA PADA KEDELAI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Abstrak

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ANALISIS TINGKAT ADOPSI PETANI DENGAN PENDEKATAN PTT PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK ABSTRAK

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

Efektivitas Pupuk NPK Cornalet pada Jagung

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Introduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI LAHAN LEBAK KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

KERAGAAN PRODUKSI DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SL PTT DI KABUPATEN KUANSING

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EKONOMI DEMFARM JARWOBANGPLUS DI LAMPUNG. Hafdi dan Sudjadi. Bakorluh Provinsi Lampung ABSTRAK

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RESPON PETANI PADI TERHADAP PROGRAM GP-PTT DI KABUPATEN OKI SUMATERA SELATAN

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI PELAKSANA PTT KEDELAI DI KABUPATEN DOMPU NUSA TENGGARA BARAT

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS TECHNOLOGY FARMING SOYBEAN AFTER RICE FIELDS IN THE WAEKASAR VILLAGE MOKO DISTRICT, BURU DISTRICT

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

LAND CONVERSION AND NATIONAL FOOD PRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

KELAYAKAN TEKNIS EKONOMIS VARIETAS PADI SAWAH PENDEKATAN PTT SPESIFIK LOKASI DI PAPUA (Kasus Kabupaten Jayapura)

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI Q. Dadang Ernawanto, Noeriwan B.S, dan S. Humaida Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km.4 Malang, Tlp.(0341) 494052, Fax (0341) 471255 email : qdadang@yahoo.co.id ABSTRACT Wetland acreage in the county's largest Jember in East Java, but the average productivity is still low 5.6 t/ha, the cause of which is diversity in soil fertility and farmers applied technology. Efforts to increase rice productivity in order to support the production target in Jember 1 million t/year, including through the introduction of improved varieties. Assessments conducted in the Village Karangrejo, District Gumukmas, Sempolan Village, Shiloh District, Village Resource Dimples, Ledokombo District, and Village Kencong, District Kencong and Tanjungrejo Village, District Wuluhan, Jember; from March until June 2010. Aimed at obtaining information Inpari 13 varieties of rice productivity in intensive irrigated land in the different agroecological. Assessment results showed that rice varieties in all locations Inpari 13 studies yield the best results ranged from 6.85 to 8.57 t / ha. The highest productivity is achieved in the Village Karangrejo with soil nutrient status of N, P, and K are classified, Inceptisol soil type, altitude 20 m asl, fisografi plains, with rainfall type E3; able to increase the productivity of 24.4 persen compared to farmers (varieties Ciherang), with R/C ratio of 2.68. Key words: Rice Inpari 13, diversity agroecological PENDAHULUAN Jawa Timur merupakan penghasil utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, pakan dan industri nasional yang setiap tahunnya terus meningkat. Kontribusi terhadap produksi beras nasional + 20 persen dihasilkan dari + 1,62 persen juta ha/tahun dengan rata-rata produktivitasnya 5,3 t GKG/ha (BPS, 2009). Namun demikian hampir seluruh kabupaten di Jawa Timur masih terdapat desa rawan pangan. Hal ini antara lain disebabkan oleh tingkat produktivitas padi dengan tingkat keragaman tinggi antar lokasi, sebagai akibat dari keragaman agroekologi, penerapan teknologi produksi, ketersediaan air irigasi, dan sosial ekonomi petani. Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2002-2006) produktivitas padi di Jawa Timur peningkatannya relatif melandai. Produktivitas padi pada tahun 2002 sebesar 5,22 t/ha menjadi 5,34 t/ha pada tahun 2006. Selain itu enam tahun terakhir (2000-2005) terjadi penyusutan areal lahan sawah sebesar 5,06 persen (BPS, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi padi di Jawa Timur tampaknya sulit dilakukan melalui perluasan areal tanam padi sawah, sehingga peningkatan produksi dapat dilakukan dengan intensifikasi lahan melalui terobosan teknologi inovasi baru dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT).

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Melalui pendekatan PTT dengan mempertimbangkan hubungan sinergis dan komplementer antar komponen dan menekankan pada prinsip partisipatif yang menempatkan pengalaman, keinginan dan kemampuan petani pada posisi penting dalam menerapkan suatu teknologi (Badan Litbang Pertanian, 2007). Guna mempercepat adopsi teknologi PTT diperlukan suatu terobosan teknologi secara massal melalui penerapan teknologi secara terfokus, sistematis, sinergi dan terintegrasi baik dari segi pembinaan maupun pembiayaannya, yaitu dengan penerapan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT). Gerakan SL-PTT di Jawa Timur sudah dilaksanakan sejak tahun 2009, yaitu merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien dan spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi dalam menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Kabupaten Jember, merupakan kabupaten dengan luas baku lahan sawah yang ditanami padi seluas 155.500 ha, merupakan areal terluas di Jawa Timur, namun kontribusi produksi padi kabupaten Jember terhadap produksi regional Jawa Timur masih rendah. Hal tersebut karena rataan produktivitasnya masih rendah (5,6 t/ha). Pemerintah kabupaten Jember, dalam hal ini Dinas Pertanian pada tahun 2013 mentargetkan rataan produktivitas padi sebesar 6,73 t/ha. Hal ini akan tercapai melalui PTT padi, disamping potensi sumberdaya alamnya di kabupaten Jember sangat mendukung (Diperta Kabupaten Jember, 2010, 2009, 2007; Q.D. Ernawanto et al., 2007). Peningkatan produktivitas padi di wilayah-wilayah sentra produksi dapat dilakukan dengan (a) penyediaan benih bermutu, varietas unggul, (b) pemupukan dilakukan sesuai dengan status hara tanah, (c) ketersediaan pestisida sesuai target hama, (d) bimbingan dan pembinaan langsung di lapang secara terus menerus, dan (e) penyediaan jatah air irigasi secara terencana untuk tanaman padi musim kemarau (Dirjentan, 2010). Pengkajian dilakukan dengan tujuan diperolehnya informasi keragaan produktivitas padi varietas Inpari 13 di lahan sawah irigasi intensif pada agroekologi yang berbeda guna mendukung sasaran produksi padi; serta untuk menyebarkan inovasi teknologi padi di wilayah wilayah sentra produksi padi. METODE Pengkajian dilakukan di lahan sawah irigasi di Karangrejo, Kecamatan Gumukmas, Sempolan, Kecamatan Silo, Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo, dan Kencong, Kecamatan Kencong, serta Tanjungrejo, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur; bulan Juli sampai Oktober 2010 (MK-1). Bahan yang digunakan meliputi padi varietas Inpari 13 yang diperoleh dari UPBS BPTP Jawa Timur; pupuk Urea, dan Phonska, serta pestisida. Luas lahan yang digunakan di setiap lokasi sekitar 1 hektar dengan melibatkan 4 petani kooperator. Di lokasi pengkajian petani umumnya menanam padi varietas Ciherang (sebagai pembanding), inovasi teknologi selengkapnya disajikan pada Tabel 1.

Untuk mengetahui status hara tanah dilakukan analisa tanah dengan menggunakan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) yang dilakukan sebelum pengkajian dilaksanakan. Tabel 1. Komponen Inovasi Teknologi Budidaya Padi Di Lahan Sawah Irigasi Uraian Komponen Teknologi Varietas Inpari 13, dan Ciherang (Pembanding) Pengolahan Tanah Olah Tanah Sempurna Jumlah Benih 25 kg Umur tanam pindah 20 hari Cara Tanam Jajar legowo (20-40) cm x 10 cm, 1-2 bibit per lubang tanam Pemupukan Pemupukan N berdasarkan BWD, pemupukan P dan K berdasarkan analisis tanah dengan PUTS Pengendalian OPT PHT Penyiangan 3 kali Penanaman padi dilakukan pada MK-1 (awal Maret 2010), ditanam dengan cara sistem jajar legowo dengan jarak tanam (20 40) cm x 10 cm. Berdasarkan hasil analisis tanah dengan PUTS (Tabel 3), rekomendasikan pemupukan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rekomendasikan Pupuk Berdasarkan PUTS Di Lokasi Pengkajian Lokasi Pupuk (kg/ha) Karangrejo Sempolan Sumber Lesung Kencong Tanjungrejo Urea (Pupuk Dasar)* 30 45 45 35 35 SP-36 20 60 40 30 30 Phonska 220 170 170 200 200 Keterangan : * Urea diberikan 3 kali : 1. Pupuk dasar, saat 7 hst. 2. Saat umur 28 hst, dosis berdasarkan BWD. 3. Saat umur 42 hst, dosis berdasarkan BWD Phonska diberikan 2 kali, yaitu : 1/2 dosis saat tanaman umur 7 hari, dan 1/2 dosis pada saat tanaman berumur 28 hari. Pupuk SP-36 diberikan bersamaan dengan pupuk Urea pertama (pupuk dasar). Peubah yang diamati produktivitas. Data yang terkumpul ditabulasi dan selanjutnya dilakukan analisis t-student untuk membandingkan perbedaan produksi padi di masing-masing lokasi. Data penggunaan input produksi dan tenaga kerja diamati untuk menghitung tingkat pendapatan/keuntungan dalam usahatani padi. HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Wilayah Pengkajian Wilayah pengkajian di lima desa merupakan lahan sawah irigasi intensif dengan kemiringan lahan < 12 persen. Berdasarkan peta tanah Kabupaten Jember jenis tanah beragam. Status hara menunjukkan bahwa status hara N : bervariasi dari rendah-sedang, P : bervariasi sedang-tinggi, dan K: sedang-tinggi. Keragaan biofisik di setiap lokasi pengkajian disajikan pada Tabel 3.

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Tabel 3. Karangrejo, Kecamatan Gumukmas, Sempolan, Kecamatan Silo, Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo, dan Kencong, Kecamatan Kencong, serta Tanjungrejo, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember Uraian Karangrejo Sempolan Lokasi Sumber Lesung Kencong Tanjungrejo N Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah P Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang K Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang ph Agak Asam Agak Asam Agak Asam Agak Agak Asam Asam Jenis Tanah Inceptisol Inceptisol Inceptisol Entisol Vertisol Ketinggian Tempat (m dpl) 20 142 158 27 25 Tipe Curah Hujan - Oldeman E3 C2 C2 D3 E4 Fisiografi Dataran Vulkanik Berombak Vulkanik Berombak Dataran Dataran Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengelolaan usahatani padi yang menerapkan paket inovasi teknologi (petani kooperator) dan petani yang membudidayakan sesuai dengan teknologi eksisting (non kooperator) disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Produksi Padi Petani Kooperator Dan Non Kooperator Produktivitas (t/ha) Persentase Kenaikan Lokasi Hasil Inpari 13 Ciherang ( persen) Karangrejo 8,57 d 6,89 b 24.4 b Sempolan 6,85 a 6,26 a 9.4 a Sumber Lesung 7,38 ab 6,51 ab 13.4 a Kencong 7,62 bc 6,81 ab 11.9 a Tanjungrejo 8,16 cd 7,24 b 12.7 a Keterangan : angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata dengan uji-t Produksi dipengaruhi oleh pengelolaan, genotipe tanaman, dan lingkungan yang secara langsung berhubungan dengan produksi yang diperolehnya (Yoshida, 1981). Nampak pada Tabel 4, padi varietas Inpari 13 di lokasi agroekosistem dataran rendah jenis tanah Inceptisol ( Karangrejo dan Tangrejo) nyata berbeda dengan lokasi agroekosistem vulkanik bergelombang jenis tanah Entisol ( Sempolan dan Sumber Lesung). Produktivitas tertinggi 8,57 t/ha di Karangrejo, diikuti secara berturut di Tanjungrejo (8,16 t/ha) dan Kencong (7,62 t/ha), Sumber Lesung (7,38 t/ha), dan terendah di Sempolan (6,85 t/ha). Demikian pula antar varietas dan tingkat pengelolaan menunjukkan perbedaan yang nyata, Padi varietas Ciherang (sebagai pembanding) yang dikelola petani non kooperator nampak nyata lebih rendah dibanding padi VUB Inpari 13 yang dikelola dengan inovasi teknologi

(Tabel 1, dan 4) mampu meningkatkan hasil berkisar 9,4 persen - 24,4 persen dibandingkan dengan petani kooperator. Untuk mengetahui tingkat pendapatan dari usahatani padi petani dilakukan analisis finansial. Analisis finansial dilakukan dengan analisis semua komponen biaya usahatani, sehingga tingkat pendapatan yang diperoleh petani akibat dari perbedaan inovasi teknologi padi yang diaplikasikan petani. Hasil analisis finansial usahatani padi pengaruh perbedaan varietas (petani kooperator dengan non kooperator) dan agroekosistem disajikan pada Tabel 4. Padi Inpari 13 dengan penerapan inovasi teknologi budidaya padi PTT (Pengelolaan Tanaman terpadu) di semua lokasi pengkajian memberikan tingkat pendapatan lebih tinggi (berkisar Rp 11.099.000 sampai Rp 16.689.000) dengan R/C ratio antara 2,14-2,68. Sedangkan varietas Ciherang (sebagai pembanding, dengan pengelolaan eksisting petani) memberikan pendapatan berkisar Rp 9.750.000 sampai Rp12.690.000 dengan R/C rasio berkisar 2,09-2,42; dan pendapatan terkecil diperoleh dari varietas Ciherang yang umum dibudidayakan petani Rp 9.750.000 dengan R/C rasio 2,09 (Tabel 4). Tabel 4. Analisis Finansial Usahatani Padi Inpari 13 Dan Ciherang Pada Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi Yang Berbeda Di Jember, Jawa Timur Produksi Pendapatan Lokasi Varietas R/C rasio (kg/ha) (Rp) Karangrejo Inpari 13 8,57 16.689.000 2,68 Ciherang 6,89 12.105.000 2,30 Sempolan Inpari 13 6,85 11.099.000 2,14 Ciherang 6,26 9.750.000 2,09 Sumber Lesung Inpari 13 7,38 12.729.000 2,31 Ciherang 6,51 10.500.000 2,18 Kencong Inpari 13 7,62 13.400.000 2,38 Ciherang 6,81 11.400.000 2,28 Tanjungrejo Inpari 13 8,16 15.020.000 2,55 Ciherang 7,24 12.690.000 2,42 Untuk mempercepat difusi inovasi teknologi di tingkat petani, filosofi penyuluhan digunakan adalah mendengar - saya lupa, melihat - saya ingat, melakukan - saya paham. Untuk itu guna mempercepat penerapan inovasi teknologi dilakukan beberapa tahapan-tahapan, yaitu yang pertama penataan/pembinaan kelembagaan kelompok tani, dan demfarm. Kegiatan pelaksanaan demoplot padi adalah melakukan penanaman beberapa macam varietas padi VUB di lahan kelompok tani yang dibina dan didampingi oleh peneliti, telah sejak dilakukan pada tahun 2009 dengan petak-petak kecil. Sehingga untuk musim tanam berikutnya, penerapan teknologi budidaya padi sudah dapat diterima oleh petani, dengan pengembangan SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi. Untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan agribisnis padi dilakukan dengan diskusi pada saat Sekolah Lapang. Dengan demikian

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi manfaat Sekolah lapang adalah pemecahan permasalahan yang muncul selama pelaksanaan usahatani padi dengan menerapkannya inovasi teknologi (misal membedakan antara hama, penyakit, dan predator, pemilihan jenis pestisida yang tepat sasaran, pemupukan N dengan menggunakan BWD, pemupukan P dan K berdasarkan analisis tanah dengan PUTS). Untuk mempercepat penyebaran inovasi teknologi ke masyarakat tani di desa lokasi Pengkajian, bahkan petani di luar desa pengkajian dilakukan melalui Temu lapang, dimaksudkan untuk menunjukkan hasil-hasil pelaksanaan demfarm dan respon petani kepada seluruh anggota kelompok tani dan pejabat terkait serta petani undangan di luar desa pengkajian. Temu Lapang sebagai media komunikasi antar petani dengan dinas terkait, peneliti, penyuluh, dan petani lain yang belum berkesempatan mengaplikasikan inovasi teknologi. Dalam temu lapang disampaikan dampak positif dari implementasi inovasi teknologi padi, hasil penerapan dan permasalahan yang dihadapi petani dalam menerapkan inovasi teknologi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pelaksanaan pengkajian yang dilakukan secara aktif bersama anggota kelompok tani, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Padi varietas Inpari 13 di lahan sawah irigasi intensif pada berbagai agroekologi nyata mampu meningkatkan produktivitas sebesar 9,4 24,4 persen dibandingkan dengan varietas Ciherang. 2. Produktivitas padi dipengaruhi lingkungan diantaranya tingkat kesuburan tanah, jenis tanah, ketinggian tempat. 3. Penerapan inovasi teknologi nyata meningkatkan pendapatan petani. DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Padi. 2010. Diskripsi Padi Sawah. Balai Besar Padi. Badan Litbang Pertanian. Bogor. BPS. 2009. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS. 2007. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Dirjentan, 2010. Pedoman Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah. Kementrian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta. Dinas Pertanian Kabupaten Jember. 2010. Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Jember Tahun 2011-2015. Dinas Pertanian Kabupaten Jember. Jember. Dinas Pertanian Kabupaten Jember. 2009. Laporan Tahunan. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. Jember.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. 2007. Grand in Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. Jember. Q.D. Ernawanto, S. Purnomo, dan R. Hardiyanto. 2007. Roadmap Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Jember 2008-2012. Kerjasama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember dengan BPTP Jawa Timur. Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. The International Rice Research Institute. Los Banos. Laguna. Philippines.