DESKRIPSI SUB KONSEP BILANGAN PECAHAN (FRACTION) UNTUK MENGHINDARI MISKONSEPSI PADA PECAHAN Sumarno Ismail *)

dokumen-dokumen yang mirip
Mengatasi Kesulitan Anak dalam Pembelajaran Pecahan Menggunakan Model Konkret dan Gambar

Pengenalan Bilangan Pecahan

Miskonsepsi Materi Geometri Siswa Sekolah Dasar Oleh : amini

Analisis Kesalahan Konten Matematika pada Buku Siswa Tematik Sekolah Dasar Kelas V Semester I Kurikulum 2013

A.LATAR BELAKANG Salah satu standar kompetensi lulusan mata pelajaran

MODUL I. Buku Siswa MEMAHAMI BILANGAN PECAHAN DAN JENIS-JENISNYA. Untuk Kelas 1 SMP/MTs. Oleh Marsigit

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN-BANGUN SEGIEMPAT MELALUI PENGGUNAAN JARINGAN KONSEP. Sri Tresnaningsih 1) Dosen Universitas Terbuka-UPBJJ Surabaya

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

REPRESENTASI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OLEH SISWA SEKOLAH DASAR. Janet Trineke Manoy

PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BANJARSARI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Menurut Cooney yang dikutip oleh Thoumasis dalam

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

Pertemuan I HAKEKAT MATEMATIKA Oleh: A.N. Cahyono, S.Pd., M.Pd. IKIP PGRI Semarang

Pengembangan Hipotesis Trayektori Pembelajaran Untuk Konsep Pecahan

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018. memahami

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

P 45 DESAIN DIDAKTIS PENGENALAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BAB I PENDAHULUAN. melalui peragaan kepada siswa dengan membagi sebatang kapur menjadi 2 bagian, sang Guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing

MENYELESAIKAN PEMBAGIAN PECAHAN TANPA ALGORITMA

P 30 PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL MELALUI PERMAINAN RODA DESIMAL

BANYAK CARA, SATU JAWABAN: ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Trayektori ortogonal dan pemetaan konformal pada fungsi kompleks

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

STRUKTUR KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS X PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

PEMANFAATAN VIDEO TAPE RECORDER (VTR) UNTUK PEGEMBANGAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

Daftar Simbol. akar pangkat tiga adalah anggota dari. Glosarium 237

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA TERHADAP SIMBOL DAN ISTILAH MATEMATIKA PADA KONSEP HUBUNGAN BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI PERMAINAN DENGAN ALAT PERAGA (SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL 2009 MMC 252. Hasbas Hakim. Math Club 252 Jakarta Timur

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU. No Kompetensi Sub Kompetensi Indikator Esensial

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan kita semakin dihadapkan pada tuntutan. betapa pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu

PROSIDING ISSN:

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

PEMAHAMAN RELASIONAL MAHASISWA STKIP PGRI SIDOARJO DALAM GEOMETRI LUKIS

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNAGRAHITA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

KISI-KISI SOAL PENALARAN & KOMUNIKASI MATEMATIK

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATERI BILANGAN PECAHAN UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 27 PADANG ABSTRACT

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Jozua Sabandar

BAB I PENDAHULUAN. pada aspek kehidupan, karena banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu pengetahuan, seperti Biologi, Kimia, dan Fisika; serta menjadi ilmu

Makalah pendidikan matematika MTS Bab I Pendahuluan

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

Model Investigasi Berbantuan Geogebra pada Geometri Bidang

BAB I PENDAHULUAN. pesat saat ini, baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

Karakteristik Soal TIMSS

A. B. C. D. Jika diberikan, maka nilai terbesar dari adalah A B. C. D.

KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA SMP NEGERI 5 PONTIANAK DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI PECAHAN

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

RINGKASAN MATERI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SEMESTER 2 PEMBELAJARAN 1 PECAHAN SEDERHANA

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN

Analisis Kesalahan siswa Pada Topik Aljabar di Kelas VII.1 SMPN 3 Padangsidimpuan. Oleh: Dr. Ahmad Nizar Rangkuti, S. Si., M. Pd 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak

Keliling dan Luas. Keliling dan luas. Luas bangun datar. Mengenal kembali bangun persegi Menghitung luas persegi dan persegi panjang

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

2014 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Transkripsi:

DESKRIPSI SUB KONSEP BILANGAN PECAHAN (FRACTION) UNTUK MENGHINDARI MISKONSEPSI PADA PECAHAN Sumarno Ismail *) ABSTRAC This research shown and describe the fact of sub concepts and the development of fractions. The common goal of the studies discussed was to assist in developing a meaningful understanding of the sub concepts and construct the fraction concepts. For to lost misconception of faraction concepts our the main activities included in both sub concept of fractions were () part group congruent part, () art whole congruent part (3) Part group non congruent part, (4) part whole non congruent part, (5) part group comparition,(6) part whole comparition,and (7) Number line. PENDAHULUAN Pemahaman tentang konsep merupakan kompetensi penting dalam belajar matematika. Penguasaan terhadap banyak konsep di dalam matematika memungkinkan pebelajar matematika mampu menemukan penyelesaian masalah dengan lebih baik. Hal ini bisa terjadi karena pebelajar matematika pasti berhadapan dengan aturan-aturan berupa aksioma, definisi, teorema, rumus atau algoritmaalgoritma. Semua aturan tersebut didasarkan pada konsep-konsep yang saling berkaitan. Pebelajar matematika dapat menguasai konsep-konsep selanjutnya di dalam matematika, apabila konsep-konsep yang mendasarinya sudah dikuasai. Untuk mempelajari sebagian besar konsep dalam matematika tidak terlepas dengan bilangan. Salah satu dari klasifikasi bilangan di dalam sistem bilangan real adalah bilangan pecahan. Bilangan pecahan sesuai dengan kurikulum sekolah, dibelajarkan mulai dari kelas III Sekolah Dasar. Namun sering ditemukan tersajikan dalam hal-hal yang abstrak sehingga dari sini awal kesulitan siswa pada bilangan pecahan, sehingga siswa yang di tingkat kelas yang lebih tinggi tidak menguasai bilangan pecahan dengan baik. Berikut disajikan beberapa contoh situasi pembelajaran pecahan antara lain: Contoh ; ketika guru membelajarkan bilangan pecahan melalui peragaan kepada siswa dengan memotong sepotong ranting menjadi bagian, sang Guru berkata kepada siswanya sepotong ranting dibagi menjadi bagian, maka hasilnya adalah (setengah), selanjutnya siswanya bertanya mengapa (setengah)?, bukankah *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo

menjadi potong?. Tergambarkan dari situasi dalam pembelajaran bilangan pecahan ini bahwa siswa belum memahami konsep bilangan pecahan. Contoh ; Guru menyajikan gambar sebagai berikut: Dari contoh ditunjukkan bahwa siswa telah diberikan pemahaman tentang konsep dasar bilangan pecahan, tetapi gurunya ingin mengukur penalaran dan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dasar bilangan pecahan tersebut. Dengan contoh ini siswa berhadapan dengan permasalahan yang kemungkinan besar menimbulkan konflik dalam mempelajari bilangan pecahan untuk selanjutnya. Jika keadaan ini tidak disadari oleh guru, maka konflik tersebut akan berakibat kepada miskonsepsi siswa dalam mempelajari pecahan. Pengenalan konsep pecahan seperti yang digambarkan di dalam dua contoh di atas memperlihatkan bahwa konsep adalah objek matematika yang abstrak. Oleh sebab itu kemungkinan besar miskonsepsi siswa dalam bilangan pecahan akan terjadi. Miskonsepsi pada bilangan pecahan berawal dari kesulitan siswa dalam memehami konsep pecahan. Dari interaksi dengan guru-guru sekolah dasar dan guruguru matematika SMP/M.Ts dan SMA/MA terungkap bahwa terdapat kelemahan penguasaan materi oleh siswa pada pecahan dan mengerjaan pecahan. Selain fakta ini, secara teoretis bahwa pecahan merupakan topik yang sulit dibelajarkan dan sulit dipelajari dibandingkan dengan bilangan bulat. Dari sebagian besar sumber teoretis yang membahas tentang materi bilangan pecahan, umumnya mengawali pembahasan dengan menunjukkan ilustrasi dari bilangan atau. Terhadap bilangan pecahan, tidak terungkap dengan jelas 4 pada sumber teoretis itu antara lain perbedaan atau kesamaan sebagai bilangan seperdua atau satu perdua atau setengah. Sehingga menimbulkan miskonsep terhadap konsep bilangan pecahan dan miskonsep terhadap konsep-konsep di dalam bilangan pecahan pada umumnya. Jika diajukan pertanyaan apakah seperdua adalah setengah? ataukah setengah adalah seperdua? Untuk menghindari kesesatan *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo

pemahaman dalam membedakan setengah dan seperdua, selanjutnya diberikan tinjauan secara teoretis tentang konsep bilangan pecahan dengan beberapa ilustrasi sebagai fakta konsep. BATASAN MASALAH Tulisan ini pembahasannya dibatasi pada sub konsep pecahan dalam menghindari miskonsep dalam bilangan pecahan dan penegasan konsep seperdua dan setengah. KAJIAN TEORETIS. Konsep Dalam Matematika Matematika memuat empat objek yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsif. Vygosky (dalam Kaori Yoshida, 004) membedakan konsep kedalam dua tipe yaitu: everyday concepts and scientific concepts, and pointed out that the greatest difference between these two is whether they are based on system. Everyday concepts are not based on system and sceintifin concepts are defined accordibg to a system tha has developed in human history and therefore they lack convrete contexts. Konsep sebagai salah satu objek merupakan unsur penting dalam belajar matematika yang didasarkan pada suatu sistem. Oleh sebab itu konsep dalam matematika bagian dari scientific concepts. Konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang dapat mengklasifikasi objek-objek atau kejadian-kejadian tertentu, apakah objek-obejk tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide tersebut. Untuk menjabarkan pengertian konsep tersebut perhatikan segiempat, segiempat adalah suatu konsep. Segiempat merupakan ide yang dapat digunakan untuk membuat pengelompokan atau pengklasifikasian bangun geometri yang merupakan segiempat dan yang bukan geometri. Hal yang serupa berlaku pula dalam konsep bilangan pecahan. Konsep bilangan pecahan merupakan ide yang bersifat abstrak yang memungkinkan kita untuk membuat klasifikasi atau pengelompokan dari bilangan pecahan dan yang bukan bilangan pecahan. Setiap konsep di dalam bilangan pecahan dapat dipahami hanya jika pertama-tama konsep tersebut ditunjukkan fakta-faktanya. Pada matematika sekolah dasar bilangan pecahan, fakta konsepnya ditunjukkan dengan membagi suatu benda atau objek menjadi dua bagian (umumnya dua bagian yang sama). Selain itu *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 3

konsep bilangan pecahan ditunjukkan dengan gambar bangun datar yang dibagi menjadi dua bagian yang sama dengan salah satu bagiannya didiarsir, demikian pula dengan konsep-konsep lain di dalam bilangan pecahan. Untuk dapat memahami suatu konsep perlu memperhatikan proses terbentuknya konsep tersebut.. Konsep Dasar Bilangan Pecahan Untuk memandu pemahaman konsep dasar bilangan pecahan lebih awal dibedakan antara bilangan utuh dengan bilangan bulat. Bilangan utuh adalah bilangan yang menyatakan jumlah satuan secara utuh, tetapi bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mengaitkan dengan satuan. Dari bilangan utuh dan bilangan bulat dapat diproses pembentukan kosep bilangan pecahan. Jika kita menggunakan batasan tentang bilangan utuh, maka bilangan pecahan adalah bilangan yang kurang atau lebih dari bilangan utuh. Pembentukan konsep pecahan sebagai mana batasan ini digunakan bagian-bagian yang sama dari suatu objek yang utuh. Perhatikan gambar berikut: C Gambar bahwa ABC menunjukkan satu satuan yang utuh dan daerah yang diarsir menunjukkan bilangan kurang dari satuan yang utuh. A Gambar B C F Gambar bahwa daerah yang diarsir pada dua segitiga menunjukkan satu bilangan lebih dari satuan yang utuh A B D Gambar E *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 4

Pada proses yang ada pada gambar dan gambar bahwa pecahan dikaitkan dengan satuan secara utuh, sehingga dapat dinyatakan bahwa bilangan pecahan adalah bilangan yang kurang dari atau lebih dari bilangan dengan satuan yang utuh. Dengan demikian daerah yang diarsir pada gambar menyatakan bilangan pecahan pecahan dan daerah yang diarsir pada gambar menyatakan bilangan 3. 8 Bilangan pecahan ini diartikan dengan berbagai cara sesuai dengan pandanganpandangan melalui proses pembentukan bilangan pecahan tersebut. Berikut beberapa pendapat tentang bilangan pecahan: ) Pada ensiklopedia matematika Negoro dan Harahap (985:350) menyatakan bahwa pecahan adalah bilangan yang menggambarkan sebagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda, atau bagian dari suatu himpunan. ) Van de Wall (dalam Ismail, 997:73) menyatakan bahwa pecahan merupakan gambaran dari suatu hubungan (relasi) antara suatu bagian dengan suatu keseluruhan. 3) Messer (dalam Ismail, 997 : ) menyatakan bahwa pecahan adalah bilangan yang dinyatakan sebagai pasangan terurut dari bilangan cacah b a dengan b 0. 4) Novillis (dalam Ismail, 997 : ) membedakan konsep pecahan atas 7 sub konsep sebagai berikut: a. Part group congruent part, pecahan diartikan sebagai bagian dari suatu himpunan dengan bagian-bagiannya tersebut konruen. b. Part whole congruent part, pecahan diartikan sebagai bagian dari suatu daerah dengan bagian-bagiannya tersebut konruen. c. Part group non congruent part, pecahan diartikan sebagai bagian dari D suatu himpunan dengan bagian-bagiannya tersebut tidak konruen. d. Part whole non congruent part, pecahan diartikan sebagai bagian dari suatu daerah dengan bagian-bagiannya tersebut tidak konruen. *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 5

e. Part group comparition, pecahan diartikan sebagai bagian dari suatu himpunan perbandingan. f. Part whole comparition, pecahan diartikan sebagai bagian dari suatu daerah perbandingan. g. Number line, pecahan diartikan sebagai bagian yang ada pada suatu garis bilangan. Dari pendapat di atas konsep pecahan dapat digolongkan menjadi 3 sub konsep, yakni : a. Pecahan adalah daerah bagian dari suatu daerah keseluruhan; b. Pecahan adalah banyaknya anggota bagian dari suatu himpunan, dan ; c. Kedudukan suatu titik yang berada di antara dua bilangan bulat berdekatan pada garis bilangan. Dengan demikain jika pecahan sebagai bagian dari suatu keseluruhan, maka bilangan pecahan artinya adalah bilangan yang kurang dari suatu satuan yang utuh atau lebih dari satu satuan yang utuh. Memperhatikan sebagaimana disebutkan di atas, berarti bilangan pecahan sub-sub konsep pecahan seperdua) berbeda konsepnya berdasarkan sub konsep yang mendasarinya. (satu per dua atau ) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep part group congruent part. Gambar 3 Semua jeruk yang ada di dalam wadah merupakan sutu keseluruhan sehingga setiap satu buah dari dua buah jeruk merepresentasikan bilangan pecahan ) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep part whole congruent part, antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 6

Gambar 6 Daerah yang diarsir pada setiap segitiga tersebut merepresentasikan bilangan pecahan. Gambar 4 3) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep part group non congruent part, antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 5 Meskipun dua buah mangga itu tidak sama besarnya tetapi keduanya merupakan satu satuan yang utuh di dalam wadah tersebut, sehingga masing-masing satu buah mangga merepresentasikan bilangan pecahan 4) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep part whole non congruent part, antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 7

Daerah yang diarsir pada setiap segitiga tersebut merepresentasikan bilangan pecahan. 5) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep part whole comparition, antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. Sub konsep pecahan part whole comparition dapat dipandang dari beberapa tinjauan yaitu () membandingkan banyaknya daerah bagian dalam satu satuan yang utuh, () membandingkan banyaknya daerah bagian dalam satu satuan yang utuh dengan banyaknya daerah bagian pada satu satuan utuh yang lain () Membandingkan banyaknya daerah bagian dalam satu satuan yang utuh Gambar 7 Perbandingan banyaknya daerah yang diarsir dan yang tidak diarsir pada gambar 7 adalah satu daerah bagian yang diarsir dan dua daerah bagian yang tidak diarsir, perbanding ini di tulis. () membandingkan banyaknya daerah bagian dalam satu satuan yang utuh dengan banyaknya daerah bagian pada satu satuan utuh yang lain. Gambar 8a Gambar 8b *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 8

Satu bagian semagka pada gambar 8a dan dua bagian semangka gambar 8b masing-masing menyatakan daerah-daerah bagian yang perbandingan banyaknya bagian keduanya dinyatakan dengan bilangan pecahan. 6) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep part group comparition, antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 9a Gambar 9b Sub konsep part group comparition dapat ditinjau dari membandingkan anggota bagian di dalam satu himpunan atau membandingkan banyaknya anggota bagian pada satu himpunan dengan banyaknya anggota bagian pada himpunan yang lain. Perhatikan gambar 7a, bahwa banyaknya jagung yang yang sudah dibuka kulitnya dengan banyaknya jagung yang belum dibuka kulitnya adalah perbandingannya adalah satu berbanding dua, hal ini dalam pecahan ditulis Perhatikan gambar 9a dan gambar 9b, satu buah jagung yang yang sudah dibuka kulitnya pada gambar 9a dan dua buah jagung yang yang sudah dibuka kulitnya. pada gambar 9b, hal ini dalam pecahan ditulis. 7) Fakta konsep bilangan pecahan, jika didasarkan pada sub konsep number line, antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. - - 0 A 3 Titik A pada garis bilangan real menempati kedudukan bilangan real pada garis bilangan real tersebut. *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 9

Memperhatikan dengan cermat uraian sub konsep bilangan pecahan yang dipaparkan di atas, ternyata bahwa secara umum bahwa konsep seperdua tidak sama dengan konsep setengah karena tidak semua konsep seperdua adalah konsep setengah.oleh sebab itu seperdua tidak selalu bisa diartikan setengah, tetapi setengah selalu dapat diartikan seperdua. Gambar 0a Gambar 0b Gambar 0c Daerah yang diarsir pada setiap daerah segitiga (gambar 0a, gambar 0b dan gambar 0c) merepresentasikan pecahan seperdua, tetapi hanya gambar 0c yang merepresentasikan setegah karena daerah yang diarsir pada gambar 0c adalah setengah dari seluruh daerah segitiga tersebut. Pemahaman terhadap bilangan pecahan tidak selalu hanya dikaitkan dengan sub konsep part whole congruent part, tetapi dapat direpresentasikan dengan enam sub konsep yang lainnya. PENUTUP Bilangan pecahan merupakan salah satu konsep penting di dalam matematika. Untuk menghidari pemahaman yang keliru dalam mengkaji konsep bilangan pecahan dan operasi hitung pada bilangan ini perlu memperhatikan dengan cermat sub konsep bilangan pecahan. Sub konsep tersebut berguna untuk memandu memahami dan menguasi fakta, operasi dan prinsip pada bilangan pecahan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari objek matematika. Untuk mengenalkan pecahan dan operasinya sebaiknya menujukkan faktafakat konsep dengan menggunakan part whole congruent part atau number line, melalui strategi realistik matematik. DAFTAR PUSTAKA *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo 0

Amorim Amoto, Solange, 005. Developing Students Understanding Of The Concept of Fractions As Numbers; Universidade de Brasilia. Brazil. Arifin, Jos, 00. Bilangan Pecahan; Rubrik Matematika 66 No. 8 THN. XXVIII 00. Ismail, Sumarno, 998. Pendekatan Model dalam Pembelajaran Konsep Operasi Hitung Pecahan di Sekolaha Dasar; Pasca Sarjana IKIP Negeri Surabaya. Surabaya. James, Stewart, 998. Calculus. Concepts and Contexts. Brooks/Scole Publishing Company. Amerika Kaori, Yoshida, 004. Understanding How The Concept of Fractions Develops: A Vygotskian Perspective; Goup for the Psychology of Mathematics Education, Proceedings of the 8th Conference of the International. Japan *) Dosen Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo