BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar bebas di dunia. Khusus di kawasan ASEAN pada tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. memandang pentingnya keberadaan UMKM, yaitu (1) kinerja UMKM

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah hanya hanya berperan sebagai pembuat kebijakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) yang naik sebesar 1,67 %. Selanjutnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini kita ketahui bahwa kemajuan di bidang industri sangat pesat, baik

BAB V KEMITRAAN ANTAR STAKEHOLDERS DAN ARAHAN PENINGKATANNYA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi industri kecil tersebut antara lain: tanah dan bangunan tempat usaha. c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II.2. PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.1 PENGERTIAN PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.2 FUNGSI PUSAT KERAJINAN DAN KESENIAN II.2.3

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak yang membutuhkan aliran informasi yang cepat dan murah.

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAN INSTITUSI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH (Studi Kasus: Proses Difusi Inovasi Produksi Pada Industri Gerabah Kasongan Bantul, DIY)

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. maupun non fisik, sumberdaya alam juga sumberdaya manusianya dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat sudah merasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. swasta besar dan Badan Usaha Milik Negara, tetapi juga menjadi milik

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan ketersediaan sumber daya

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri mendorong perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Langsung Industri Kecil dan Menengah (UPL-IKM) Kabupaten Sleman.

BAB IV ANALISA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PERAN KEPALA DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi secara langsung telah berdampak terhadap percepatan perkembangan pasar bebas di dunia. Khusus di kawasan ASEAN pada tahun 2015 direncanakan berikutnya kesepakatan pasar bebas antar negara ASEAN. Tantangan fundamental dalam pasar bebas ASEAN adalah bagaimana cara memperkuat inovasi respon pasar untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan adanya pasar bebas ini (Abonyi, 2012). Indonesia, yang menjadi bagian kawasan ASEAN, akan dihadapkan pada persaingan pasar yang bersifat kompetitif. Untuk dapat bersaing dalam merebutkan pangsa pasar baik di dalam maupun di luar negeri, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat dijadikan sebagai salah satu keunggulan kompetitif yang dimiliki Indonesia. Hal ini dikarenakan UMKM telah terbukti sebagai sektor yang memiliki kemampuan untuk dapat mendorong dan membentuk struktur pasar yang didasarkan pada kebutuhan dan keinginan konsumen (Zortea et al., 2012). Peluang Indonesia untuk dapat bersaing juga dilihat dari dua kompetensi inti yang dimiliki yaitu dari sisi kependudukan dan konsumsi. Dari sisi kependudukan, menurut data BPS, Indonesia pada tahun 2010 mempunyai jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 jiwa. Penduduk dengan jumlah tersebut dapat 1

2 digolongkan sebagai negara besar karena memiliki sumber daya manusia yang potensial untuk menjadi negara maju. Jumlah penduduk Indoensia yang besar tersebut telah dikelola UMKM dengan memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja yang banyak (Tambunan, 2008). Dari data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, tahun 2012, penyerapan tenaga kerja oleh UMKM jumlahnya sudah mencapai 107.657.509 jiwa atau hampir setangah jiwa dari jumlah penduduk di Indoensia. Berry et al. (2001) mengungkapkan ada tiga alasan yang mendasari negara berkembang seperti Indonesia seharusnya memandang penting peranan UMKM, yaitu: (1) kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja yang produktif; (2) UMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui keberhasilan mereka mendapatkan investasi dan perubahan teknologi; dan (3) karena sering diyakini bahwa UMKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas daripada usaha skala besar. Dari sisi konsumsi, dilihat dari peningkatan kelas masyarakat ekonomi menengah di Indonesia, Bank Dunia mencatat dari tahun 2000 hingga 2010 terjadi kenaikan dari 20% hingga 60%. Peningkatan kelas masyarakat ekonomi menengah berbanding lurus dengan dengan peningkatan tingkat konsumsi mereka. Jika mengikuti batasan Asia Development Bank (ADB) tahun 2010, kelas masyarakat ekonomi menengah di Indoensia memiliki pengeluaran per kapita per

3 hari di kisaran US$2-20 dengan kurs Rp9.500,00. Kisaran tersebut membuktikan konsumsi per hari setara dengan Rp19.000,00 hingga Rp190.000,00. Kondisi dari peningkatan kelas masyarakat ekonomi menengah secara signifikan mampu menggerakan kegiatan industri dan perdagangan tetap bergerak sehingga ekonomi Indonesia tetap tumbuh rata-rata 6,1%-6,2% per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang positif ini telah menjadi peluang bagi UMKM untuk berinovasi dalam membaca keatraktifan pasar Indonesia. Keatraktifan suatu pasar umumnya dipengaruhi oleh konsumen yang menyebabkan produsen untuk lebih cermat menangkap apa yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen. Sesuai dari pernyataan Drucker dalam Edersheim (2008: 55) tentang menciptakan dan menjaga konsumen menjadi tujuan dari bisnis karena konsumen yang menentukan bisnis apa itu, apa yang diproduksi, dan apakah bisnis tersebut akan berhasil. Dalam hal ini, pasar berfokus pada konsumen sehingga produsen akan lebih mengembangkan inovasi mengikuti pasar. Inovasi mengikuti pasar memiliki kekurangan yang dapat membahayakan keunggulan kompetitif dan keberlangsungan bisnis jangka panjang karena bersifat sebagai pengikut yang memproduksi produk yang sudah ada sebelumnya (Vázquez et al., 2001). Solusi dari kekurangan bisnis yang inovasinya mengikuti pasar dengan cara inovasi mengarahkan pasar atau sebagai pioner. Keuntungan bisnis yang dijalankan dengan inovasi mengarahkan pasar adalah dapat menciptakan konsumen baru, memastikan konsumen yang ada, memunculkan

4 kebutuhan laten, dan dapat membentuk kembali ruang produk atau pasar (Joworski et al., 2000 dan Kumar et al., 2002). Solusi untuk bisnis yang dijalankan dengan inovasi mengarahkan pasar dapat menjadi alternatif pilihan bagi UMKM untuk menjadi pioner dan unggul dalam pasar. UMKM yang dapat mengendalikan inovasi pasar diharapkan mampu untuk menciptakan ruang pasar produk baru yang bertujuan memperbarui posisi kompetitif dan penundaan penurunan bisnis (Rice et al., 1995; Jaworski et al., 2000; Kumar et al., 2002). Penelitian yang dilakukan akan melihat strategi orientasi bisnis pada UMKM dari dua sisi yaitu dengan strategi orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar. Strategi orientasi bisnis digunakan untuk melihat keunggulan kompetitif bagi UMKM dalam bersaing memperebutkan dan mempertahankan pangsa pasar di Indonesia. Dimana telah terbukti, UMKM yang dikatagorikan sebagai perusahaan kecil memiliki kemampuan dengan cepat untuk merespon ancaman dan peluang bisnis (Chen dan Hambrick, 1995). Kemampuan dalam kecepatan untuk merespon tersebut dijadikan sebagai modal dasar UMKM untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat eksis dalam jangka panjang. Selain itu, untuk meningkatkan daya saing UMKM, salah satu cara dengan melakukan dan menekankan pada pembelajaran organisasional yang dapat menciptakan strategi kompetitif. Pembelajaran organisasional pada UMKM harus dapat mencerminkan nilai-nilai kompetitif yang sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia. Pembelajaran organisasional juga mempunyai hubungan

5 positif terhadap strategi kompetitif dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi (Wanto et al., 2012). Pada penelitian ini akan mengkaitkan pengaruh pembelajaran organisasional dengan strategi orientasi bisnis. Kemudian juga mengkaitkan pengaruh strategi orientasi bisnis terhadap pemilihan inovasi. Hasil penelitian diharapkan menghasilkan keterkaitan antara pembelajaran organisasional, strategi orientasi bisnis, dan inovasi. Dimana hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang representatif pada UMKM yang berlokasi di Propinsi DI Yogyakarta dari sisi pembelajaran organisasional, strategi orientasi bisnis, dan inovasi. Alasan penelitian ini dilakukan di Propinsi DI Yogyakarta karena dilihat dari data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Desperindagkop) Propinsi DIY, jumlah UMKM di daerah DIY dari tahun 2008 sebanyak 152.340 unit usaha telah meningkat menjadi 204.979 unit usaha pada tahun 2013. Selain itu, berdasarkan Laporan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Propinsi DIY Tahun 2008 oleh Tim Independent dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berkerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) disebutkan beberapa sentra industri telah menjadi desa wisata dan desa kerajinan seperti Desa Kasongan Bantul (kerajinan gerabah), Desa Pucung Bantul (kerajinan kayu primitif), Desa Pundong Bantul (kerajinan gerabah), Desa Manding Bantul (kerajinan kulit), Desa Putat Gunung Kidul (kerajinan topeng), Desa Sendari Sleman (kerajianan bambu), serta Tirtodipuran Yogyakarta (kerajinan batik).

6 1.2 Rumusan Masalah Zortea et al. (2012) menyatakan UMKM memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan membentuk struktur pasar. Kemampuan UMKM tersebut dapat menghasilkan keunggulan kompetitif untuk mempertahankan ataupun memperluas pangsa pasar. Selain itu, Hult, et al. (2003) menyatakan perlunya adanya pembelajaran organisasional dimana merupakan suatu pengetahuan yang dapat menjadi sumber daya organisasi dan juga sebagai sumber kunci keunggulan kompetitif. Adapun UMKM untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang bersifat jangka panjang, selain melalui pembelajaran organisasional, juga membutuhkan suatu strategi dan taktik yang dapat diimplementasi pada pasar. Zortea et al. (2012) yang telah mengkaitkan antara strategi yang berupa orientasi bisnis dengan taktiknya berupa inovasi. Dimana strategi orientasi bisnis akan mengarah pada orientasi kewirausahaan ataukah orientasi pasar serta taktik inovasi yang dijalankan dapat berupa inovasi mengarahkan pasar ataukah inovasi mengikuti pasar. 1.3 Pertanyaan Penelitian Terdapat beberapa pertanyaan penting yang terkait dalam penelitian ini. 1. Apakah pembelajaran organisasional pada UMKM berpengaruh positif terhadap strategi orientasi bisnis? 2. Apakah strategi orientasi bisnis berpengaruh positif terhadap inovasi?

7 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua tujuan berikut ini. 1. Menguji pengaruh pembelajaran organisasional terhadap strategi orientasi bisnis. 2. Menguji pengaruh strategi orientasi bisnis terhadap inovasi. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua katagori. 1. Bagi akademisi Menambah referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang keterkaitan pembelajaran organisasional, strategi orientasi bisnis, dan inovasi pada UMKM. Selain itu, juga sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam penelitian selanjutnya serta memperkaya pengetahuan dalam manajemen strategik khususnya untuk usaha di tingkat UMKM. 2. Bagi pengusaha UMKM Memberi kontribusi dan informasi penting bagi pengusaha UMKM untuk mengembangkan keunggulan kompetitif khususnya dalam menghadapi persaingan pasar di dalam dan di luar negeri. Selain itu, sebagai gambaran dan masukan bagi pengusaha UMKM mengenai pembelajaran organisasional, strategi orientasi bisnis, dan inovasi sehingga dapat dijadikan sebagai dasar perancangan untuk pengembangan bisnis.

8 1.6 Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Untuk membatasi penelitian agar lebih fokus, peneliti menetapkan lingkup penelitian sebagai batasan yang terdiri atas. 1. Penelitian ini menguji pengaruh variabel pembelajaran organisasional terhadap strategi orientasi bisnis serta menguji pengaruh variabel strategi orientasi bisnis terhadap inovasi. 2. Objek penelitian ini adalah UMKM, yang berlokasi di Propinsi DI Yogyakarta yaitu di kabupaten Sleman, Bantul, dan Yogya. 3. Subjek penelitian ini adalah pemilik/manajer UMKM pada jenis usaha produk dan jasa. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN Bagian ini berisi uraian mengenai hal-hal yang mendasari penelitian, meliputi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini berisi uraian teori dan konsep yang mendasari penelitian ini, didukung dengan berbagai hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Selain itu, bab ini juga berisi uraian mengenai

9 hubungan variabel yang disertai dengan hipotesis-hipotesis yang diajukan serta model penelitian. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, metode analisis instrumen pengumpulan data, pengujian instrumen, dan metode analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi profil responden serta analisis dari hasil pengelolahan data yang dilakukan. Bagian ini menjawab rumusan masalah serta tujuan yang dijabarkan pada BAB I. Pada bagian ini juga disajikan pembahasan secara rinci mengenai hasil penelitian, yang dilengkapi dengan tabel dan gambar. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan penelitian, keterbatasan yang dihadapai ketika penelitian, dan implikasi pada penelitian. Serta pada bagian ini mencantumkan saran-saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.