PENERAPAN INSTALASI SEDERHANA PENGOLAHAN KOTORAN SAPI MENJADI ENERGI BIOGAS DI DESA SUGIHAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO



dokumen-dokumen yang mirip
IbM BIOGAS. Oleh : I Made Mariawan, dkk ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB III METODE, PENELITIAN

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

III. METODOLOGI. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Desa Bumi Jaya Kec, Anak

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK SEBAGAI SUMBER BIOGAS

III. METODOLOGI. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BAHAN BAKAR DALAM PROSES PENGERINGAN RAMBAK DI DAERAH BOYOLALI UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN TERHADAP MINYAK TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN MENJADI ENERGI BIOGAS UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN UMKM DI KABUPATEN PAMEKASAN

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

POTENSI LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF. Oleh: Sutarno ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PROGRAM EDUKASI PEMBUATAN BIOGAS DI KANDANG PEMULIABIAKAN SAPI BALI TAMAN SAFARI INDONESIA II

III. METODE PENELITIAN

PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI GENERATOR LISTRIK DENGAN POLA PEMURNIAN MULTI-STAGE

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Chrisnanda Anggradiar NRP

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: BIOGAS DARI LIMBAH DAUN BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER ENERGI RUMAH TANGGA ALTERNATIF DI KABUPATEN BREBES

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

Panduan Praktis: MEMBUAT BIOGAS ITU MUDAH DAN MURAH

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jawa Barat. Kabupaten Sumedang terletak antara 6 o 44-7 o 83 Lintang Selatan

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2014 di Laborartorium

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

Sistem Pengeringan Dorset untuk biomassa dan limbah unggas

PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER BIOGAS RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

Transkripsi:

PENERAPAN INSTALASI SEDERHANA PENGOLAHAN KOTORAN SAPI MENJADI ENERGI BIOGAS DI DESA SUGIHAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO Sartono Putro Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT The crisis of energy which influences the price of petroleum of the world that reaches US$ 70 per barrel burden the Indonesian society in every level. Dealing with this situation, the hunting, the development and the distribution of energy non BBM technology which is safe for the environment is important especially for the poor family as the group that suffer most from the effect of the raising price of BBM. One of the most appropriate technological energy is bio gas technology. The benefit of the processing feces of cow is the organic can produce fertilizer. The farmer Group of Biotani Budi Luhur Sukoharjo has developed the processing of plug-flow bio gas which is made of plastic polyethylene tubular and PVC pipe. The installation of the processing of plug flow bio gas has some benefits: all installation material can be found easily in Surakarta market, low cost, the installation is relatively low which appropriate for breeder with 2 or 3 cows. Kata kunci: energi, biogas, plug-flow. PENDAHULUAN Krisis energi yang membuat harga minyak dunia mencapai US $ 70 / barel semakin menghimpit kehidupan masyarakat berbagai lapisan di Indonesia. Kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah membuat harga minyak tanah menyamai harga premium sebelum dinaikkan (Subroto, Himawanto, dan Putro, S., 2006). Dalam situasi seperti ini pencarian, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi non BBM yang ramah lingkungan menjadi penting, terutama ditujukan pada keluarga miskin sebagai golongan yang banyak terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi energi yang sesuai dengan persyaratan tersebut adalah teknologi biogas (Darsin, 2006). 178 WARTA, Vol.10, No. 2, September 2007: 178-188

Pengolahan kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas yang ramah lingkungan merupakan cara yang sangat menguntungkan, karena mampu memanfaatkan alam tanpa merusaknya sihingga siklus ekologi tetap terjaga. Manfaat lain mengolah kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas adalah dihasilkannya pupuk organik untuk tanaman, sehingga keuntungan yang dapat diperoleh adalah: 1. Meningkatnya pendapatan dengan pengurangan biaya kebutuhan pupuk dan pestisida. 2. Menghemat energi, pengurangan biaya energi untuk memasak dan pengurangan konsumsi energi tak terbarukan yaitu BBM. 3. Mampu melakukan pertanian yang berkelanjutan, penggunaan pupuk dan pestisida organik mampu menjaga kemampuan tanah dan keseimbangan ekosistem untuk menjamin kegiatan pertanian berkelanjutan Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi tanpa oksigen (anaerobic process). Proses ini berlangsung selama pengolahan atau fermentasi. Gas yang dihasilkan sebagian besar terdiri atas CH 4 dan CO 2. Jika kandungan gas CH 4 lebih dari 50%, maka campuran gas ini mudah terbakar, kandungan gas CH 4 dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi kurang lebih 60%. Temperatur ideal proses fermentasi untuk pembentukan biogas berkisar 30 o C (Sasse, L., 1992, Junaedi, 2002). Produksi biogas dari kotoran sapi berkisar 600 liter s.d. 1000 liter biogas per hari, kebutuhan energi untuk memasak satu keluaraga rata-rata 2000 liter per hari. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan energi memasak rumah tangga dapat dipenuhi dari kotoran 3 ekor sapi. Selain biogas pengolahan kotoran sapi juga menghasilkan pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk dari kotoran sapi yang telah diambil biogasnya memiliki kadar pencemar BOD dan COD berkurang sampai 90%, dengan kondisi ini pupuk dari kotoran sapi sudah tidak berbau. Permasalahan yang dihadapi peternak sapi mengenai tumpukan kotoran sapi yang menimbulkan bau tidak enak dan mengganggu kehidupan penduduk di sekitar kandang dapat diatasi. Jenis konstruksi unit pengolah (digester) biogas yang dapat dibangun di daerah tropis dapat dibagi menjadi 3 model yaitu: 1. Digester permanen (fixed dome digester) 2. Digester dengan tampungan gas mengapung (floating dome digester) 3. Digester dengan tutup plastik. (Junaedi, 2002) 179 Penerapan Instalasi... (Sartono Putro)

Desa Sugihan Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu desa yang berpotensi besar dalam pembuatan biogas, mengingat jumlah penduduk 4.458 orang (819 kepala keluarga) dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani (36,63%) sekaligus peternak sapi. Pembuatan biogas telah dilakukan di desa tersebut yang dikelola langsung oleh Kelompok Tani Budi Luhur. Selain mendapatkan energi alternatif pengganti BBM pembuatan biogas dapat mendukung usaha tani dalam penyediaan pupuk organik sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, sehingga ada kemandirian dalam penyediaan pupuk. Banyaknya ternak di Kabupaten Sukoharjo ada peluang besar untuk pembuatan biogas, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar di wilayah Sukoharjo. Teknologi pengolahan biogas di Desa Sugihan Kecamatan Bendosari sangat sederhana sekali karena dengan peralatan yang sangat sederhana, murah dan mudah diperoleh masyarakat sekitar mampu menghasilkan biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat untuk memasak dan penerangan. Teknologi pengolahan biogas dengan digester yang terbuat dari bahan polyethylene cocok diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta kemudahan dalam pengoperasian serta perawatan (Tim Krenova Kab. Sukoharjo, 2007) METODE KEGIATAN Agar produk-produk yang dihasilkan masyarakat Sukoharjo mempunyai kreativitas dan inovasi yang mampu bersaing di pasar global, diperlukan motivasi dalam menciptakan berbagai temuan baru dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki melalui lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (KRENOVA). Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) BAPPEDA Sukoharjo 2007 inventarisasi dan seleksi KRENOVA dimaksudkan untuk menyediakan data/informasi tentang jumlah dan jenis serta hasil-hasil KRENOVA yang nantinya diharapkan dapat diusulkan untuk mendapatkan penghargaan LABDHAKRETYA dan DUKUNGAN IPTEK dari Kementrian Riset dan Teknologi. Inventarisasi dilakukan oleh Tim BAPPEDA Sukoharjo yang melibatkan Tim Perguruan Tinggi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Bangun Nusantara 180 WARTA, Vol.10, No. 2, September 2007: 178-188

(UNIVET) dan Akademi Teknologi Warga (ATW). Hasil inventarisai dan seleksi KRENOVA di 10 (sepuluh) Kecamatan di wilayah Kabupaten Sukoharjo ditetapkan 3 jenis KRENOVA untuk diusulkan ke Kementrian Riset dan Teknologi. Salah satu jenis KRENOVA yang diusulkan adalah Pengolahan biogas oleh Kelompok Tani Budi Luhur Desa Sugihan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Teknologi pengolahan biogas menggunakan digester dari bahan polyethylene telah diupayakan oleh Kelompok Tani Budi Luhur di tahun 2005 yang difasilitasi oleh PPL setempat dengan cara membeli unit instalasi dari Bandung. Upaya penerapan teknologi sederhana pembuatan biogas ini mengantarkan Kelompok Tani Budi Luhur meraih Juara I Intensifikasi Agribisnis Padi Tingkat Provinsi Jateng Tahun 2005. Menjelang kegiatan inventarisasi dan seleksi KRENOVA oleh Tim BAPPEDA Sukoharjo, dilakukan pemindahan lokasi pengolahan biogas untuk didekatkan dengan lokasi kandang. Permasalahan timbul karena bahan polyethylene rusak tidak dapat dipasang kembali. Berbekal semangat anggota Kelompok Tani Budi Luhur dan pendampingan Tim Inventarisasi dan seleksi KRENOVA BAPPEDA Sukoharjo 2007 instalasi pengolahan biogas dibuat ulang dengan modifikasi menyesuaikan bahan-bahan yang dapat diperoleh di pasaran Surakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain instalasi pengolahan biogas dari kotoran sapi yang diterapkembangkan Kelompok Tani Budi Luhur adalah sebagai berikut. pipa pvc/selang Ø 1/2" kontrol gas stop kran BAK PENGISI tabung plastik BAK DIGESTER ANAEROB KANTONG PLASTIK Gambar 1. Instalasi Biogas yang Diterapkembangkan Kelompok Tani Budi Luhur Penerapan Instalasi... (Sartono Putro) 181

Instalasi pengolahan biogas menggunakan bak digester dari kantung plastik polyethylene tubular dengan tipe pembangkit horizontal continous feed, biasa disebut tipe plug-flow, atau terkadang disebut juga sebagai model Vietnam karena dikembangkan terakhir disana (Indraswati, 2005). Diskripsi instalasi pengolahan biogas dari kotoran sapi yang diterapkembangkan Kelompok Tani Budi Luhur: 1. Bak Pengisi, digunakan untuk memasukkan bahan baku berupa kotoran padat dan cair sapi. Bak pengisi merupakan silinder terbuka yang dibuat dari drum minyak, bak pengisi diberi katup outlet sederhana yang dilengkapi dengan kawat penyaring. Bahan baku kotoran sapi dicampur dengan air dan diaduk, perbandingan jumlah air dengan kotoran sapi hanya berdasarkan feeling operator secara teori perbandingan yang baik antara 7-9 % dari bahan padat. Hasil adukan dimasukkan ke dalam bak pencerna (digester) melalui katup outlet setelah melewati kawat penyaring. Tujuan penyaringan agar bahan baku tidak mengandung serat yang terlalu kasar. Serat kasar disini berarti sampah sampah atau kotoran kandang selain kotoran ternak, seperti batang dan daun keras, sisa batang rumput dan kotoran lainnya yang sebagian besar adalah sisa sisa pakan ternak yang terlalu kasar. Hal ini dapat menimbulkan buih dan residu di dalam pembangkit yang dapat mengurangi kinerja dari pembangkit itu sendiri. Penyaringan juga dimaksudkan untuk memisahkan kotoran sapi sebagai bahan baku organik pembangkit dengan bahan anorganik lain terutama pasir dan batu batu kecil. Proses ini cukup penting mengingat kandungan bahan anorganik (pasir) di dalam pembangkit tidak dapat dicerna oleh bakteri dan dapat menyebabkan residu di dasar pembangkit. 182 WARTA, Vol.10, No. 2, September 2007: 178-188

Gambar 2. Foto Bak Pengisi Bak Digester, merupakan bak pencerna yang dibuat dari kantung plastik polyethylene dengan lebar 150 cm dalam bentuk tubular memiliki diameter 95 cm. Kapasitas bak pencerna direncanakan 4000 liter, sehingga panjang kantung plastik yang dibutuhkan 5,6 meter. Tebal kantung plastik polyethylen yang berhasil didapatkan memiliki ketebalan 0,15 mm, agar diperoleh kekuatan yang lebih besar maka kantung plastik perlu dirangkap dua. Selanjutnya bak digester ditempatkan setengah terkubur di dalam tanah. Untuk itu dibuatkan semacam parit sebagai wadah agar bak digester yang berbentuk tubular dapat dipasang dengan baik Gambar 3. Foto Bak Digester dari Kantung Plastik polyethylene 183 Penerapan Instalasi... (Sartono Putro)

Parit ini berukuran panjang 6 m, lebar atas 95 cm, lebar bawah 75 cm, tinggi di ujung input adalah 85 cm, dan tinggi di ujung output 95 cm. Inklinasi ini dibuat untuk memaksimalkan volume pembangkit yang dapat diisi oleh bahan baku. Lubang input dan output dibuat dibuat dari pipa PVC Æ 4 inchi, sedangkan untuk saluran gas menggunakan selang plastik Æ 3/4 inchi dibuatkan konektor dari pelat baja dengan cara dibaut. Setelah terpasang pada tempatnya, bak digester diisi dengan sedikit air untuk menghindari terlipatnya plastik dan membuatnya menyesuaikan dengan kontur parit. Pipa inlet dipasangkan pada lubang outlet dari bak pengisi dan dipasangkan sumbat, sedangkan gas outlet dan pipa outlet dibiarkan tetap tertutup. Selanjutnya dilakukan pengisian bahan baku, sekitar 20 hari kemudian terlihat bahwa gas sudah mulai di produksi. Indikatornya plastik mulai menggelembung dan keras. Bak Penampung, adalah bak untuk menampung biogas sebelum digunakan. Kapasitas bak penampung dibuat 2000 liter dengan bahan yang sama dengan bak digester yang membedakan adalah lapisan yang digunakan hanya 1 lapis. Bak penampung ditempatkan di atas kandang. Gambar 4. Foto Bak Penampung dari Kantung Plastik polyethylene 1. Tabung Kontrol Gas, merupakan tabung penjebak air hasil kondensasi air yang ikut mengalir bersama biogas. Tabung penjebak dibuat dari 184 WARTA, Vol.10, No. 2, September 2007: 178-188

sambungan pipa PVC model T dengan Æ ½ inchi, saluran atas merupakan saluran input dan output sedangkan saluran bawah terendam dalam air. Pipa T selanjutnya ditempatkan dalam silinder berisi air yang terbuat juga dari pipa PVC Æ 4 inchi. Tabung penjebak diletakkan pada bagian terbawah dari saluran biogas, tepat setelah bak digester untuk memudahkan uap air hasil kondensasi turun dan masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem dapat memampetkan saluran biogas, selain itu adanya kandungan air dalam biogas menurunkan tingkat panas api dan membuat api berwarna kemerah merahan. Tinggi permukaan air dari batas bawah tabung dijaga, apabila terlalu rendah gas akan mudah keluar dari air sebelum mencapai tekanan yang diinginkan. Apabila muka air terlalu tinggi, tekanan yang ada membesar dan hal ini dapat menghambat proses produksi biogas itu sendiri. Lubang air pada tabung penjebak selain berfungsi sebagai lubang pengisian juga sebagai pengatur tinggi muka air. Gambar 4. Foto Kontrol Gas 1. Kompor, penggunaan biogas yang paling adalah sebagai bahan bakar. Untuk mengetahui apakah biogas yang dihasilkan dapat terbakar atau tidak, dilakukan dengan menyambungkan pipa biogas ke pipa tembaga dengan diameter 0.5 cm. Katup gas dibuka dan ujung pipa didekatkan dengan sumber 185 Penerapan Instalasi... (Sartono Putro)

api, maka api pun menyala. Prinsip inilah yang digunakan untuk membuat kompor. Gambar 4. Kompor dengan Bahan Bakar Biogas 1. Bak Output Digester, pada Gambar 1. terlihat bahwa permukaan isian digester mulai lubang input sampai output menganut prinsip bejana berhubungan. Apabila lubang input terus diisi, permukaan isian akan mencapai garis tertinggi dan akhirnya akan dikeluarkan melalui lubang output. Hasil dari lubang output merupakan kotoran sapi yang telah mengalami fermentasi, sehingga tidak mengandung gas, tidak berbau menyengat dan merupakan pupuk organik (slurry). 186 WARTA, Vol.10, No. 2, September 2007: 178-188

. Gambar 5. Bak Output Digester. SIMPULAN 1. Instalasi pengolahan biogas dari kotoran sapi yang diterapkembangan oleh Kelompok Tani Budi Luhur Sukoharjo adalah jenis plug-flow atau terkadang disebut juga sebagai model Vietnam karena dikembangkan terakhir disana. Instalasi pengolahan biogas jenis plug-flow terbuat dari kantung plastik polyethylene tubular dan pipa PVC. Instalasi pengolahan biogas jenis plug-flow memiliki keunggulan: semua bahan instalasi mudah diperoleh di pasaran Surakarta, biaya relatif rendah, instalasi relatif mudah, dan sesuai untuk peternak dengan 2-3 ekor sapi. 2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh kelompok Tani Budi Luhur dalam pembuatan biogas antara lain: a. Biogas belum dapat didistribusikan ke tempat yang lebih jauh karena kapasitas terbatas dan belum ada teknologi untuk mendistribusikan secara aman dan murah. b. Kapasitas terbatas. c. Safety kurang karena bak digester dan penampung gas berupa kantung plastik yang riskan terhadap benda tajam dan percikan api. 187 Penerapan Instalasi... (Sartono Putro)

DAFTAR PUSTAKA Darsin, M. 2006. Design of Biogas Circulator, Seminar Nasional Kreativitas Mesin Brawijaya 2006, Universitas Barawijaya, Malang. Himawanto, D.A., Subroto, dan Putro, S. 2006. Peningkatan Mutu Briket Kokas Lokal Sebagai Upaya Penyelamatan Sentra Industri Cor Logam Di Ceper Klaten, Laporan Program Hibah Bersaing 2006 Dikti-UMS, Surakarta. Indraswati Serindit. 2005. Pembangkitan Biogas dari Kotoran Sapi: Hidrolisis Termal Pada Tahap Pengolahan Pendahuluan, Jurnal Teknik Kimia, Institut teknologi sepuluh Nopember, Surabaya. Junaedi, M. 2002. Pemanfaatan Energi Biogas di Perusahaan Susu Umbul Katon Surakarta, Laporan Program Vucer 2002, Dikti-UMS, Surakarta. Sasse, L. 1992., Pengembangan Energi Alternatif Biogas dan Pertanian Terpadu di Boyolali Jawa Tengah, Borda-LPTP, Surakarta. Tim Inventarisai dan Seleksi KRENOVA BAPPEDA Sukoharjo. 2007. Laporan Akhir Inventarisai dan Seleksi Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (KRENOVA) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007, BAPPEDA Sukoharjo, Sukoharjo 188 WARTA, Vol.10, No. 2, September 2007: 178-188