BAB III METODE PENELITIAN. dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan eksplorasi. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Diagram Alir. Sterilisasi Permukaan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Koloni bakteri endofit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

RINGKASAN BAB I PENDAHULUAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

BAB III METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

II. METODELOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

3. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dan eksperimen. Eksplorasi dan eksperimen dengan cara mengisolasi dan identifikasi mikroba endofit dari rimpang tanaman Temulawak (Curcuma xanthorizzha) yang diambil dari kebun warga di daerah Batu dan Purwodadi, kemudian diuji isolat mikroba endofit terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis yang mempunyai kemampuan menghasilkan senyawa aktif sebagai antibakteri. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang dimulai pada bulan Juli 2014 Januari 2015. 3.3 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa dan bakteri Staphylococcus epidermidis biakan murni yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dan Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorhizza) yang didapat dari kebun milik bapak Abdul Ghoni Jalan Wukir RT/RW 002/004 Desa Temas Kecamatan Batu dan kebun milik bapak Kusein Jalan Nongkojajar RT/RW 002/002 Dusun Borong Desa Coret Kecamatan Purwodadi.

43 3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.1 Alat Penelitian Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow cabinet, autoklaf, cawan petri, jarum ose, bunsen, kompor listrik, pengaduk kaca, pinset, kertas saring, inkubator, alumunium foil, mikroskop, cover glasss, gelas obyek, gelas ukur, tabung reaksi, botol media, erlenmeyer, jangka sorong, shaker inkubator, sentrifugasi, timbangan analitik dan pisau. 3.4.2 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorhizza) dan biakan murni bakteri Pseudomonas aeruginosa dan bakteri Staphylococcus epedermidis, media Nutrient Agar (NA), media Nutrient Broth (NB), media Muller-Hinton Broth (MHB), media Muller- Hinton Agar (MHA), aquades, alcohol 70%, etanol 75% dan sodium hipoklorit (NaOCl) 5,3%, larutan antifungi, kertas saring Whatman 0,22 µm, kertas cakram, pewarnaan gram (larutan gentian violet, larutan iodium, larutan safranin, alkohol 96%, mikrobact, kapas, spirtus, tisu. 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1` Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi alat dan bahan dengan cara membungkus alat-alat (hanya alat yang bisa dibungkus) dengan alumunium foil, kemudian dimasukkan ke dalam

44 autoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan 15 psi (per square inchi) selama 15 menit. 3.5.2 Isolasi Bakteri Endofit dari Rimpang Temulawak Rimpang temulawak di cuci menggunakan air mengalir selama 3 menit, kemudian di kupas bagian luarnya. Dipotong dan ditimbang sebanyak 1 gram. Tiap satu gram temulawak ini disebut dengan sampel. Selanjutnya sampel direndam di larutan etanol 75% sebanyak 10 ml selama 3 menit, selanjutnya dimasukkan ke dalam larutan sodium hipoklorit (NaOCl) 5,3% sebanyak 10 ml selama 3 menit, di rendam kembali menggunakan larutan etanol 75% sebanyak 10 ml selama 3 menit dan diterakhir direndam di larutan antifungi sebanyak 10 ml selama 1 menit setelah itu dibilas menggunakan aquades selanjutnya dimasukkan cawan petri steril. Sampel tersebut dimasukkan ke dalam media nutrient agar sebagai kontrol penelitian. Sampel yang lainnya dipotong longitudinal didalam cawan petri dalam keadaan steril. Bagian dalam potongan tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri berisi media nutrient agar kemudian diinkubasi selama 24-48 jam Pada suhu 35 C (suhu kamar). Diamati setiap 5 jam sekali untuk melihat pertumbuhan koloni bakteri. Hasil inkubasi yang menunjukkan adanya koloni mikroba di murnikan pada cawan petri berisi media natrium agar baru. Mikroba endofit yang digunakan dalam penelitian adalah mikroba yang tumbuh pada belahan kulit dan rimpang bagian dalam (Strobel, 2000).

45 3.5.3 Pemurnian Mikroba Endofit Medium yang digunakan dalam pemurnian mikroba endofit yaitu medium nutrient agar. Mikroba endofit yang tumbuh pada medium nutrient agar, dimurnikan masing-masing pada medium lempeng nutrient agar kemudian diinkubasi pada suhu 35 C selama 24-48 jam. Setelah masa inkubasi selesai, koloni yang tampak pada masing-masing cawan petri diamati. Koloni yang memiliki bentuk dan warna yang sama dianggap sebagai isolat yang sama. Setiap koloni kemudian dipindahkan ke medium nutrient agar dengan cara menggoreskan koloni tunggal mikroba dengan metode streak kuadran dan diinkubasi selama 24 jam. Bila masih ditemukan beberapa bentuk koloni maka dilakukan pemisahan kembali hingga diperoleh isolat murni. Isolat bakteri endofit yang didapat dibuat pada media agar miring sebanyak dua tabung per-isolate, masing-masing digunakan sebagai working culture (kultur kerja) dan stock culture (kultur stok) (Lampiran 3). 3.5.4 Identifikasi Bakteri Endofit Bakteri murni yang telah diisolasi kemudian dikarakterisasi dan diidentifikasi yang dilakukan secara biokimia yang mengacu pada Bergey s Manual of Determinative Bacteriology (2005), karakterisasi yang dilakukan meliputi : 3.5.4.1 Pengamatan makroskopik Karakteristik koloni bakteri hasil isolasi yaitu berdasarkan (Bergey s, 2005):

46 a. Bentuk koloni (dilihat dari atas) : berupa titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. b. Permukaan koloni (dilihat dari samping) : rata, timbul-datar, melengkung, membukit, serupa kawah. c. Tepi koloni (dilihat dari atas) : utuh, berombak, berbelah, bergerigi, berbenang, keriting. d. Warna koloni : keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan atau hampir bening. 3.5.4.2 Pengamatan mikroskopik Pengamatan mikroskopik dilakukan untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk melihat kemurnian dari isolat. Pengamatan mikroskopis meliputi pewarnaan gram, uji katalase, dan uji endospora. Untuk penentuan jenis bakteri dilanjutkan dengan serangkaian uji biokimia terhadap isolat yang diperoleh dengan berpedoman pada buku Bergey s Manual Determinative Bacteriology. 3.5.4.2.1 Pewarnaan Gram Bakteri endofit diambil sedikit dengan jarum ose secara aseptis dan disuspensikan dengan aquades yang ada di atas gelas objek. Preparat difiksasi diatas api bunsen sampai kering. Preparat ditetesi dengan larutan kristal ungu, didiamkan selama 1 menit dan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Preparat ditetesi dengan larutan iodin dan didiamkan selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Preparat ditetesi dengan larutan alkohol 96% sampai warna ungu hilang. Preparat ditetesi dengan larutan safranin dan didiamkan selama 30 detik, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Preparat

47 ditetesi dengan minyak imersi, preparat diamati dengan mikroskop, uji gram positif jika berwarna ungu dan negatif jika berwarna merah (Hadioetomo, 1985). Berdasarkan warna Gram, dilakukan uji biokimia untuk identifikasi lanjut. Uji dengan Microbact dilakukan terhadap bakteri berentuk gram negtaif yang sebelumnya telah dilakukan tes oksidase memakai oksidase strip (hasil positif memberikan warna biru-ungu). Bakteri gram negatif berbentuk batang dan oksidase positif, diuji dengan Microbact 12E dan 12B, sedangkan yang hasilnya menunjukkan oksidase negative dengan Microbact 12E saja. Satu sengkelit isolate bakteri endofit dimasukkan kedalam 5-10 ml NaCl 0,85% kekeruhan 0,5 McFarland, kemudian suspensi bakteri dimasukkan ke dalam sumuran Microbact dan diinkubasi pada suhu 35 C selama 16-24 jam. Kemudian hasilnya didapat dengan cara membandingkan dengan warna yang ada dalam tabel dan memasukkan datanya ke komputer yang telah di program dalam file Mikrobact (Lampiran 7, 8, 9 dan 10). 3.6. Uji Bakteri Endofit Penghasil Metabolit Antibakteri 3.6.1 Persiapan Inokulum Mikroba Endofit Rimpang Temulawak Pembuatan inokulum ditentukan dengan menggunakan perbandingan kekeruhan Mc Farland 0,5. Inokulum dibuat dengan menambahkan biakan bakteri Staphyllococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa yang berumur 24 jam kedalam 3 ml larutan NaCl 0,85% kemudian suspense dibandingkan dengan kekeruhan larutan Mc Farland 0,5. (Rosenblatt 1980).

48 3.6.2 Produktifitas Metabolit Antibakteri Produksi metabolit antibakteri oleh bakteri endofit dilakukan dengan cara menumbuhkannya di dalam medium nutrient agar, koloni bakteri endofit yang telah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 C, diambil satu koloni bakteri endofit dan dipindahkan ke dalam 5 ml medium Muller-Hinton Broth (MHB), kemudian dilarutkan memakai tube-stirrer sampai mencapai kekeruhan 0,5 McFarland. Suspense bakteri endofit dipindahkan sebanyak 1 ml ke dalam 9 ml medium MHB pada tabung reaksi, diinkubasi pada suhu 30 C menggunakan shaker inkubator 130 rpm selama 16 jam dan 18 jam (fase akhir log tiap spesies). Setelah selesai, masing-masing medium pertumbuhan disentrifugasi dengan kecepatan 2000g (3800 rpm) pada suhu 4 C selama 20 menit. Supernatan diambil menggunakan kertas saring Whatman 0,22 µm. Supernatan yang diperoleh dipergunakan dalam pengujian aktifitas antibakteri terhadap bakteri Staphyllococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa 3.6.3 Uji Aktifitas Antibakteri Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphyllococcus epidermidis 3.6.3.1 Pembuatan Mikroba Uji Biakan murni bakteri diremajakan pada media agar padat dengan cara bakteri diambil 1 ose lalu jarum ose yag mengandung bakteri Staphyllococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa digoreskan secara aseptis pada media nutrien agar pada cawan yaitu dengan mendekatkan cawan pada nyala api saat menggoreskan jarum ose. Kemudian cawan petri ditutup kembali dan diinkubasi

49 selama 24 jam pada suhu 37 C dalam inkubator, kemudian diambil 1 koloni dan ditanam dalam media nutrient broth sampai mencapai kekeruhan 0,5 McFarland. 3.6.3.2 Uji Antibakteri terhadap bakteri Staphyllococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa Medium yang digunakan untuk uji aktifitas antibakteri yaitu medium Mueller Hinston Agar. Uji aktifitas antibakteri mikroba endofit terhadap bakteri Staphyllococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa dilakukan dengan metode uji Kirby-Bayer menggunakan kertas cakram. Kertas cakram dibuat dari kertas saring Whatman dengan cara mengguntingnya dengan alat pembolong kertas sehingga didapatkan kertas cakram dengan diameter 7 mm. Simarmata (2007) secara aseptik, kertas cakam yang sudah disterilkan direndam dalam 50 µl supernatan kultur bakteri endofit selama 30 menit. Kertas cakram diambil dengan menggunakan pinset steril dan diletakkan di atas medium uji aktifitas antibakteri (medium plat MHA). Kemudian diinkubasi sekama 18-24 jam pada suhu 37 C. Setelah masa inkubasi selesai, dilakukan pengamatan terhadap zona jernih yang terbentuk dan diukur diameternya. Sampel yang mempunyai potensi menghasilkan zat antibakteri dengan adanya zona hambat zona jernih. Sebagai kontrol positif digunakan amoxcylin dan kontrol negatif digunakan cakram kosong steril kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 C. Setelah masa inkubasi selesai, dilakukan pengukuran terhadap zona jernih yang terbentuk dan diukur diameternya. Sampel yang mempunyai potensi menghasilkan zat antibakteri ditunjukkan dengan adanya zona jernih.

50 3.7 Pengukuran Zona Hambat Zona hambat yang terbentuk diamati disekitar isolat yang diuji, karena luasan zona bentuknya maka luas zona hambat dihtung dengan rumus sebagai berikut (Simarmata, 2007): Lz = Lav Ld Dimana: Lz = Luas zona hambat (mm) Lav = Luas zona hambat dengan kertas saring (mm) Ld = Luas diameter kertas saring (mm) 3.8 Analisa Data Data yang diperoleh dengan cara mengukur diameter zona hambat yang terbentuk, pengumpulan data dilaksanakan sebagai berikut: mengukur zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Diameter zona hambat adalah diameter yang tidak ditumbuhi oleh bakteri di sekitar paper disk dikurangi diameter paper disk.