ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,

Responden Seminar Tugas Akhir Jurusan Statistika FMIPA ITS 19 Surabaya, 25 Juni 2012

Gambar 1. 1 Pembagian Peran Asset Owner, Asset Manager dan Asset Operator (PT. PLN UPJB, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

strategi bisnis. Ketertarikan antara strategi sumber daya manusia dan strategi bisnis ini menjadi dasar bagi manajemen sumber daya manusia (Human

Dr. Unggul Priyanto Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan,

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

ISSN : NO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

KONDISI KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik terus bertambah dari waktu ke waktu, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada pukul 10:06 WIB, MED plant dapat memproduksi air tawar hingga 160 m3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1.2 Visi dan Misi PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali) Adapun Visi dan Misi yang ada di PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali) adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEBERHASILAN KINERJA KEUANGAN PADA PT PEMBANGKITAN JAWA BALI KANTOR PUSAT RANGKUMAN TUGAS AKHIR

KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik seluruh Indonesia (Statistik Ketenagalistrikan 2014, 2015)

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI SUPLAI ENERGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK JANGKA PANJANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN

PEMBERDAYAAN DAN KEBERPIHAKAN UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN. 23 Oktober 2017

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut

BAB I. PENDAHULUAN A.

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

Disampaikan pada: Komunikasi Nasional Jogjakarta, 5 Desember 2007 Persero) Electricity For A Better Life

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, 2010, 2014, dan Jumlah Penduduk (ribu)

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah:

NOMOR 57 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

PENGEMBANGAN KELISTRIKAN NASIONAL ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

SPONSOR AGREEMENT PT. PLN (PERSERO) DENGAN KONSORSIUM PLT BAYU SIDRAP. Kementerian ESDM Republik Indonesia

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang produksi, penelitian dan riset, bidang pertahanan dan keamanan, bidang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. #Energi Berkeadilan. Disampaikan pada Pekan Pertambangan. Jakarta, 26 September 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EBTKE UNTUK MEMENUHI TARGET KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

... Hubungi Kami : Studi POWER PLANT MW di Indonesia, & Pelaku Utamanya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN ELEKTRIFIKASI DI DAERAH PERBATASAN

SMI s Insight Triwulan II

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI (RUED-P) JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk lebih kurang 252,20 juta jiwa dan jumlah penduduk

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN

Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

SISTEM TENAGA LISTRIK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak bulan Juni 2010 pemerintah Indonesia telah mencanangkan program Indonesia bebas dari pemadaman bergilir. Sehingga kehadiran industri tenaga listrik dari pembangkitan, pentransmisian, dan pendistribusian listrik mutlak diperlukan. Untuk mendukung program tersebut, khususnya pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik akan terus tumbuh dan berkembang dengan pesat. Salah satu infrastruktur utama untuk menghasilkan tenaga listrik tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Pembangunan pembangkit listrik Program Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW di pulau Jawa dan di luar Jawa maupun Non PPDE berbahan bakar energi primer maupun dengan menggunakan energi baru dan terbarukan terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pusat Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas (PLTG/MG), Pusat Listrik Tenaga Mini/Mikro Hidro (PLTMH), dan PLT lain yang meliputi usat Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pusat Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB), Pusat Listrik Tenaga Biomass, dan lain-lain dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik industri maupun rumah tangga.

2 Pembangkit-pembangkit tersebut tidak hanya milik PLN tetapi juga milik berbagai perusahaan swasta / Independent Power Producer (IPP). Dari data yang terdapat dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2013-2022 dapat dilihat bahwa rencana pertambahan pembangkit di Indonesia rata-rata mencapai 6 GW per tahun hingga pada tahun 2022 mencapai 59,5 GW. Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun 16,9 GW (28,4%) dan IPP 25,5 GW (42,9%). Sedangkan 17,1 GW (28,7%) masih belum ditetapkan pengembang maupun sumber pendanaannya (unallocated). Hal ini terlihat pada gambar 1.1. Gambar 1.1. Rencana pertambahan kapasitas pembangkit Sumber: Ringkasan Eksekutif RUPTL PLN 2013-2022 (2013:5) Rencana pertambahan pembangkit listrik PLTU yang mencapai 38,0 GW (63,8%) akan mendominasi pembangunan pembangkit listrik di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, sedangkan PLT lain hanya mencapai 0,3 GW (0,5 %) dari total kapasitas yang akan dibangun seperti yang terdapat pada gambar 1.2:

3 Gambar 1.2. Rencana kebutuhan kapasitas berdasar jenis pembangkit Sumber: Ringkasan Eksekutif RUPTL PLN 2013-2022 (2013:5) Dari RUPTL PT PLN (Persero) tahun 2013-2022 juga dapat dilihat bahwa rencana pengembangan pembangkit dengan skala kecil atau yang disebut juga dengan pembangkit dengan menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang di dalamnya termasuk pembangkit PLTMH adalah seperti terlihat pada tabel I.1. berikut : Tabel I.1. Rencana pengembangan pembangkit skala kecil (MW) No Pembangkit-EBT Kapasitas 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah 1 PLTMH MW 33 42 96 149 237 192 186 156 190 200 1.481 2 PLT Surya MWp 6 104 75 54 36 60 75 75 75 75 635 3 PLT Bayu MW - - 50 20 20 20 30 40 50 50 280 4 PLT Biomass MW 48 10 15 20 30 40 50 50 50 50 363 5 PLT Kelautan MW - - 1-1 3 3 5 5 10 28 Jumlah 87 156 237 243 324 315 344 326 370 385 2.787 Sumber: RUPTL PT PLN 2013-2022 hal. 35

4 Untuk menjaga keandalan dan efisiensi pembangkit listrik diperlukan pengoperasian dan pemeliharaan yang baik oleh tenaga-tenaga yang berkompeten dalam dunia pembangkitan sesuai bidang dan keahliannya masing-masing. Dari Kerangka Acuan Kerja PLN untuk pekerjaan jasa operasi dan pemeliharaan PLTU PPDE, usaha pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik disebut dengan jasa Operation & Maintenance (O&M), yang tediri dari tiga fungsi utama yaitu: 1) Pendukung jasa O&M sebagai labor supply, yaitu : a) Menyediakan tenaga kerja untuk melaksanakan O&M pembangkit listrik (helper, operator alat berat, operator peralatan utama pembangkit dan pendukungnya). 2) Jasa O&M sebagai asset operator, yang meliputi: a) Kegiatan sebagai labor supply. b) Melaksanakan kegiatan administrasi. c) Set up tata kelola pembangkitan. d) Melakukan pengelolaan dan penggunaan energi primer (fuel handling). e) Manajemen material meliputi warehousing, inventory, dan pengadaan tools dan consumables. 3) Jasa O&M sebagai asset manager, yang meliputi: a) Kegiatan sebagai asset operator. b) Melaksanakan perencanaan dan pengendalian O&M. c) Bertanggung jawab atas kinerja pengusahaan pembangkit.

5 d) Menyusun dan mengajukan angaran tahunan perencanaan operasi dan program investasi (rehabilitasi/modifikasi) termasuk manajemen outage untuk peningkatan availability, realiability, dan efisiensi pembangkit. e) Menjamin ketersediaan energi primer. f) Mengelola ERP: keuangan dan inventory. g) Melakukan transaksi penjualan listrik dengan buyer (PLN P3B). PT Mitra Karya Prima (MKP) pada awalnya dibentuk oleh Yayasan Kesejahteraan PT Pembangkitan Jawa Bali (YK - PJB) dan koperasi Aneka Bakti PJB pada tahun 2004 untuk melaksanakan kegiatan usaha penyediaaan jasa berupa tenaga kerja, termasuk di dalamnya melaksanakan program rekrutmen, seleksi serta pendidikan dan pelatihan. MKP ditugaskan oleh pemegang saham untuk melaksanakan bisnis dengan menangkap peluang pasar internal sebagai labor supply serta sebagai penyedia jasa pendukung O&M pembangkit listrik yaitu fokus untuk menyediakan tenaga helper dan operator alat berat hanya kepada pembangkit listrik yang dikelola/dimiliki oleh PJB. Untuk memenuhi kebutuhan lini bisnis jasa O&M unit pembangkitan, PJB sebelumnya telah mendirikan anak perusahaan yaitu PT Pembangkit Jawa Bali Services (PJBS) di tahun 2001. Pada perkembangannya, di tahun 2013 MKP diakuisisi oleh PJBS. PJBS sebagai pemegang saham yang baru telah menerbitkan charter hubungan bisnis antara PJBS dan MKP. Di dalam charter ini, PJBS memutuskan bahwa MKP yang semula hanya sebagai perusahaan penyedia jasa pendukung O&M untuk pembangkit milik PJB menjadi perusahaan yang dapat meyediakan jasa pendukung O&M (menyediakan tenaga helper dan operator alat

6 berat) untuk pembangkit milik PLN dan juga milik IPP. Selain itu MKP juga dapat berperan dalam dalam jasa O&M sebagai asset operator untuk pembangkit listrik PLTMH. Hingga akhir tahun 2013, MKP telah menyediakan jasa pendukung O&M (helper) di 10 unit pembangkit yang terdiri dari 7 unit PLTU, 2 unit PLTA dan 1 unit PLTGU. Sedangkan untuk proyeksi tahun 2014 terlihat bahwa MKP sudah mulai untuk menyediakan jasa pendukung O&M (helper) untuk pembangkit listrik milik PLN yang berada di luar Jawa namun belum terdapat unit pembangkit listrik milik swasta/ipp serta belum pula menjadi asset operator untuk pembangkit listrik PLTMH. Hal ini dapat dilihat di dalam tabel I.2 berikut: Tabel I.2. Data unit pembangkit pelanggan MKP NO Unit Jenis Pembangkit Tahun 2013 2014 1 Muara Karang PLTGU V V 2 Muara Tawar PLTU V V 3 UP Paiton PLTU V V 4 UP Brantas PLTA V V 5 UP Cirata PLTA V V 6 UP Gresik PLTU V V 7 UBJOM Paiton PLTU V V 8 UBJOM Pacitan PLTU V V 9 UBJOM Indramayu PLTU V V 10 UBJOM Rembang PLTU V V 11 UBJOM Tj Awar-awar PLTU V 12 Unit Luar jawa (8) PLTU V Sumber : Diolah, Peneliti Besarnya kebutuhan dan pertumbuhan pasar (jumlah pembangkit listrik) akan meningkatkan pula potensi pendapatan dari pasar jasa O&M, sehingga membuat banyak pihak berusaha memasuki pasar O&M. Besarnya potensi

7 pendapatan O&M dapat dilihat pada tabel I.3, dimana dengan rencana pertumbuhan pembangkit sebesar 59,5 GW maka akan menciptakan potensi pendapatan senilai Rp. 20 triliun. Sedangkan MKP sebagai salah satu penyedia jasa O&M pembangkit listrik telah menargetkan peningkatan pendapatan hampir 3 kali lipat yakni dari Rp 21 Milyar pada tahun 2013 menjadi Rp 65 Milyar pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa pasar O&M memiliki potensi yang cukup besar di masa yang akan datang. Dengan besarnya potensi pendapatan O&M ini, tentu akan meningkatkan daya tarik banyak pihak untuk melakukan bisnis di bidang jasa O&M pembangkitan. Tabel I.3. Potensi pendapatan O&M tahun 2013-2022 Rencana Pertumbuhan Jenis Pembangkit Pembangkit Pertumbuhan Pasar O&M (MW) (Juta Rp.) PLTU 37.969 10.672.050 PLTA 6.529 1.599.423 PLTP 6.060 5.825.015 PLTGU 5.000 1.228.465 PLTG 3.676 1.178.298 PLTS 282 77.021 Total (Juta Rp.) 20.580.272 Sumber : Diolah dari RUPTL dan statistik PLN Persaingan di dalam pasar O&M akan semakin ketat, baik dari pesaing yang sudah mapan maupun munculnya pesaing baru. Wartsila, Medco Power, Sulzer, Cirebon Power, CHDOC, KPJB, Cogindo, IPMOMI, D&C, YTL, Siemens, GE, Montis Energy, Navigat Energy dan sejumlah perusahaan lain akan menjadikan pasar jasa O&M sangat kompetitif. Walaupun MKP masih memiliki kedekatan historis dengan PLN, namun dari data sebelumnya terlihat bahwa

8 mayoritas pengelola pembangkit ke depan adalah pihak swasta/ipp (gambar 1.1) sehingga apabila MKP tidak mempersiapkan diri untuk bersaing maka bukan tidak mungkin harapan PJBS agar MKP dapat growth dan sustainable tidak tercapai. Bagaimanakah kesiapan MKP? Perusahaan dapat mengungguli pesaing hanya jika dapat membuat perbedaan yang dapat dipelihara (Porter, 1996). Dari data yang ada terlihat bahwa selain pelanggan yang didominasi pihak swasta/ipp, rencana pertumbuhan pembangkit PLTMH juga sangat sedikit, yakni hanya sekitar 2,5 % dari kapasitas pembangkit listrik secara keseluruhan atau tepatnya 1.481 MW (1,4 GW). Sehingga timbul pertanyaan, apakah dengan kebijakan PJBS terhadap MKP saat ini melalui charter perusahaan dapat menciptakan sustainability dan membuat MKP mampu menghadapi para pesaingnya di masa yang akan datang?. Respon dan perkembangan pasar terhadap jasa yang ditawarkan oleh MKP, khususnya pasar IPP akan berbeda dengan pasar PLN yang sudah memiliki kedekatan dengan MKP melalui PLN group. Perusahaan perlu mempunyai pandangan terhadap respon dan perkembangan pasar ini dan juga kemampuan untuk meningkatkan daya saing untuk menembus pasar yang lebih luas dengan model bisnis yang tepat. Model bisnis menjelaskan alasan tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2010). MKP nantinya akan bergerak di bidang yang sama dengan PJBS yaitu sebagai penyedia jasa O&M pembangkit listrik, sehingga MKP perlu menetapkan sebuah model bisnis untuk menjadi mandiri namun tetap menghindari terjadinya konflik kepentingan dengan pemegang sahamnya. Model bisnis diperlukan oleh MKP

9 sebagai anak perusahaan agar dapat memiliki proposisi nilai yang dapat mendukung PJBS maupun PJB dan dapat saling bersinergi di dalam menghadapi para pesaingnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar mendapatkan model bisnis dan strategi MKP yang diharapkan menghasilkan profitable growth dan mencapai sustainable competitive advantage di dalam berkompetisi di pasar jasa O&M pembangkitan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah: Bagaimana model bisnis dan strategi MKP yang diharapkan menghasilkan profitable growth dan mencapai sustainable competitive advantage di dalam berkompetisi di pasar jasa O&M pembangkitan 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk membuat model bisnis dan strategi MKP yang diharapkan menghasilkan profitable growth dan mencapai sustainable competitive advantage di dalam berkompetisi di pasar jasa O&M pembangkitan 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi perusahaan : dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam mengambil langkah - langkah kebijakan mengenai model bisnis dan strategi perusahaan.

10 2) Bagi penulis : dapat menambah wawasan pola pikir dan memberikan suatu pengalaman berharga tentang model bisnis dan strategi pada situasi yang sebenarnya. 3) Bagi pihak lain : dapat memberikan manfaat pengetahuan dan masukan untuk dijadikan referensi dalam penentuan model bisnis dan strategi khususnya pada perusahaan jasa. 1.5. Sistematika Pembahasan Untuk menunjang pembahasan, hasil-hasil penelitian ini akan diberikan dengan sistematika sebagai berikut : 1) Bab I : Pendahuluan Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang pengambilan topik model bisnis dan strategi MKP, perumusan masalah model bisnis dan strategi, tujuan penelitian yaitu untuk menciptakan model bisnis dan strategi, manfaat penelitian bagi perusahaan dan pihak lain, serta sistematika pembahasan. 2) Bab II : Tinjauan Pustaka Bab tinjauan pustaka berisi teori mengenai model bisnis, inovasi model bisnis, menemukan model bisnis baru, kanvas model bisnis, implementasi model bisnis baru, analisis SWOT, dan competitive advantage 3) Bab III : Metode Penelitian Bab metode penelitian menguraikan tentang pendekatan kualitatif penelitian ini, sumber data baik dari responden maupun data lain seperti jurnal dan literatur yang mendukung penelitian, prosedur pengumpulan

11 data yakni interview dan dokumentasi/data historis, metode analisis menggunakan analisis SWOT dan kanvas model bisnis, dan dengan batasan penelitian di jasa O&M pembangkitan. 4) Bab IV : Gambaran Umum Subyek Penelitian Bab ini memberikan gambaran umum mengenai sejarah singkat MKP, struktur perusahan, visi dan misi PT MKP sebagai subyek penelitian. 5) Bab V : Analisis dan Pembahasan Bab analisis dan pembahasan berisi pembahasan yang menguraikan tentang data yang diperoleh, analisis SWOT, kanvas model bisnis dan juga analisis strategi bisnis PT Mitra Karya Prima 6) Bab VI : Kesimpulan dan Saran Bab kesimpulan dan saran membahas mengenai kesimpulan dari analisis yang dilakukan oleh penulis dan saran yang diberikan penulis bagi perusahaan di dalam menciptakan model bisnis dan strategi pada jasa O&M pembangkit di PT. Mitra Karya Prima.