BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

ANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DESAIN MODUL PENGUKURAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAPASITAS 100 WATT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

Sistem PLTS Off Grid Komunal

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. tekanan udara. Udara akan bergerak dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

LAPORAN SURVEY DAN INVESTIGASI PLTB MALAMENGGU, TAHUNA, SULAWESI UTARA

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK TENAGA ANGIN GRUP BARAT PLTH PANDANSIMO. Abstrak

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SEDERHANA UNTUK PENGHASIL LISTRIK

STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) DI SUMATERA UTARA

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

PERANCANGAN BANGUN PEMBUAT INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Paul Togan Advisor I : Advisor II :

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

Induksi Elektromagnetik

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN TURBIN VENTILATOR SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MINI POWER STATION : NANOHIDRO BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis meggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengamatan untuk mencari data penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai turbin angin TSD-500. Kemudian mengambil data daya yang dihasilkan oleh turbin angin dengan berbagai kecepatan angin yang berhembus. Selain itu penelitian ini menggunakan pula metode Observasi nonpartisipatif. yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari sistem yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data. 3.2 Partisipan Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 7 orang dari pihak PT. Lentera Angin Nusantara (PT.LAN). 1 orang sebagai chief engginering PT.Lentera Angin Nusantara. 1 orang sebagai pembimbing penelitian, 1 orang sebagai pengelola data turbin angin PT.LAN, 2 orang sebagai pengelola data Automatic Weather Station PT.LAN serta 2 orang sebagai pengelola teknis turbin angin dan stasiun baterai PT.LAN. 3.3 Populasi dan Sample Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Lentera Angin Nusantara (LAN) yang terletak di jalan raya Ciheras Rt.02 / Rw.02, Kampung Sindang Asih, Dusun Lembur Tengah, Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. LAN terletak di pesisir pantai cipatujah yang berhadapan langsung dengan laut selatan, sehingga angin yang berhembus di daerah ini memiliki karakteristik tersendiri seperti kelembapan, kerapatan udara, suhu udara, curah hujan dan potensi badai dari laut. Selain itu pasir pantai dan garam juga mempengaruhi angin yang berhembus di daerah ini, sehingga kondisi ini sangat baik sebagai lokasi pengembangan dan pengujian turbin angin. 25

26 Sample yang diteliti adalah turbin angin The Sky Dancer 500 (TSD-500) type Horizontal Axix Wind Turbine(HAWT) 3 propeller dengan jumlah turbin angin yang di analisis sebanyak 6 buah turbin angin. Setiap turbin angin memiliki ketinggian dan posisi yang berbeda. Gambar 3.1 Diagram alur Pembangkit Listrik Tenaga Angin PT.Lentera Angin Nusantara Sistem Pembagkit Listrik tenaga Angin di PT. Lentera Angin Nusantara terdiri dari: 1) Generator AC. Merupakan alat konversi energi mekanik menjadi energi listrik AC. Pada PLT Angin LAN generator ini menggunakan permanen magnet sebagai rotor, sehingga medan magnet diperoleh dari permanen magnet itu sendiri. Tegangan listrik kemudian dialirkan melalui slip ring sehingga menghasilkan tegangan induksi bolak-balik (AC). 2) Charge Controller. Terdapat rectifier dan MPPT. Rectifier berperan sebagai alat konversi energi listrik dari 160V AC menjadi 24V DC dan MPPT berperan sebagai pengatur sistem tegangan masukan yang fluktuatif dari generator untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai. 3) Panel Box. Terdapat beberapa MCB sebagai proteksi dan pemutus tegangan lebih. 4) Data Logger. Media penyimpanan data dari turbin angin dan anemometer dalam format excel (.csv). 5) Baterai. Media penyimpanan energi listrik DC. Kapasitas baterai di Lentera Angin Nusantara adalah 12 buah baterai 2 V 800 Ah. 6) Inverter. Alat untuk mengkonversi dan menaikan tegangan energi listrik 24V (DC) menjadi 220 V (AC) sehinggan dapat digunakan pada beban. 7) Beban. Lampu dengan kapasitas 700W, dijadikan sebagai beban di PLT Angin PT.Lentera Angin Nusantara dikarenakan daya yang dihasilkan turbin angin hanya di gunakan untuk dianalisis pengaruh dari beberapa kondisi dan komponen yang berbeda pada turbin angin.

27 3.3.1 Turbin Angin TSD-500 (The Sky Dancer - 500) The Sky Dancer merupakan turbin angin tipe HAWT dengan 3 balingbaling menggunakan generator permanen magnet 18 slot 16 pole dan sistem transmisi 3 fasa. Memiliki nilai Cp 40%, berarti mampu mengambil 40% dari total energi angin yang diterimanya menjadi energi mekanik. Turbin ini mulai berputar pada kecepatan angin 2.5 m/s dan mulai memproduksi listrik pada kecepatan angin 3 m/s. Daya maksimal yang mampu dihasilkan oleh turbin adalah 500 Watt peak (Wp) dengan panjang baling-baling 0,8 meter pada kecepatan angin 12 m/s dan diatasnya. Turbin ini dapat bertahan sampai pada kecepatan angin 33 m/s. Blade (bilah) turbin menggunakan bahan kayu pinus. Selain kualitasnya yang ringan dan kuat, bahan ini mudah ditemui di Indonesia (untuk pengembangan produksi lokal) dan juga harganya yang relatif terjangkau dibandingkan dengan bahan lainnya. Turbin angin TSD-500 dipasang pada ketinggian 4 hingga 11 meter diatas permukaan tanah. Inilah yang membuat proses instalasi turbin mudah dipelajari dan lebih aman. Gambar 3.2The Sky Dancer (Sumber : Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Energi Angin, LAN)

28 Tabel 3.1 Spesifikasi turbin angin TSD 500 (The Sky Dancer) Nama Sistem Tipe Turbin Daya keluaran maksimum Turbin mulai berputar Mulai pengisian baterai Daya tahan turbin terhadap angin Tipe generator Diameter bilah Jumlah bilah Material bilah RPM maksimal Sistem penyimpanan Berat generator Tinggi tiang kincir angin Perusahaan pembuat generator TSD-500 HAWT 500 Wp di 12 m/s 2,5 m/s 3 m/s 33 m/s 3-phasa magnet permanen 1,6 atau 2 m 3 Bilah Kayu pinus 1000 RPM 24 V 25 kg 4 11 m NIDEC Japan Corp 3.3.2 Tipe blade 3-propeller dan skala mikro Dalam pemilihan tipe blade yang perlu diperhatikan adalah Coeefisient Power (Cp) dan Tip Speed Ratio (TSR). Cp adalah tingkat efisiensi dari blade, semakin besar efisiensinya maka semakin besar juga kemampuan suatu turbin untuk mengambil energi yang didapatnya. TSR merupakan perbandingan kecepatan ujung blade terhadap angin, maka semakin besar TSR akan semakin besar putarannya. Dari berbagai tipe turbin angin, tipe 3 blade propeller paling mendekati nilai efisiensi ideal (koefisiennya mencapai 45%) dan juga bisa digunakan untuk putaran tinggi. Dalam pemilihan dan pengembangan suatu sistem selain dari segi kualitas, hal yang perlu diutamakan lainnya adalah biaya produksi dan instalasi dari sistem tersebut harus disesuaikan dengan kondisi pasar sistem tersebut nantinya, serta bagaimana penyampaian terhadap penggunanya.

29 Beberapa alasan skala mikro ini lebih cocok diterapkan di Indonesia khususnya Indonesia bagian timur, yaitu: a. Secara ekonomis, harga dan biaya operasional yang rendah. b. Teknologi yang lebih mudah dikuasai dikembangkan. c. Pada prakteknya, pengelolaan di daerah terpencil lebih mudah dilakukan d. Secara sosial, lebih mudah diterima masyarakat. e. Dampak dan beban terhadap lingkungan yang kecil. 3.3.3 Sistem turbin angin PT. Lentera Angin Nusantara Putaran bilah membuat generator berputar dan menghasilkan tegangan AC 3 fasa (160 V, 3 A). Kemudian dialirkan menuju controller (teknologi pengamanan dan konversi energi) dan hasil keluaran dari controller ini berupa tegangan DC (24V DC, 20A) setelah dikonversi dari AC menjadi DC karena media penyimpanan energi dalam bentuk DC. Kemudian listrik dialirkan kembali menuju data logger dilakukan perekaman data dan selanjutnya disimpan ke dalam baterai. Sebelum digunakan ke beban (peralatan listrik tegangan AC), energi yang telah disimpan ini harus dikonversi terlebih dahulu melalui inverter (tegangan DC menjadi AC). Tegangan yang dihasilkan dari generator turbin angin sendiri merupakan tegangan variatif AC, dikarenakan output generator yang selalu fluktuatif tergantung kondisi angin. Sehingga tegangan sebesar 160V (maksimal di 12 m/s) merupakan setingan controller untuk melakukan pengisian daya kedalam baterai. Setingan tersebut digunakan sebagai perlindungan dari peralatan dalam sistem turbin angin itu sendiri dan juga sebagai pengamanan tegangan yang akan di suplai ke baterai. Sehingga bila diinginkan pengisian baterai dengan tegangan lebih dari 160 V bisa dilakukan dengan mengatur setingan controller dan MPPT.

30 Berikut adalah gambar dari diagram blok Pembangkit Listrik Tenaga Angin PT.Lentera Angin Nusantara : Gambar 3.3 Diagram blok sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin PT.Lentera Angin Nusantara Gambar 3.3 adalah diagram blok sistem turbin angin Lentera Angin Nusantara yang terdiri dari: 1) Generator AC. The Sky Dancer-500, permanen magnet 160V, 3A, 500 Watt, 1000 rpm. 2) Charge Controller (Lentera Angin Nusantara). 24 V / 20 A 3) Data logger (Lentera Angin Nusantara). Sensor tegangan resistor 20k Ω dan 120k Ω serta sensor arus LEM 6 np. 4) Panel Box. Dengan Miniatur Circuit Breaker (MCB) kapasitas maksimal 80A. 5) Baterai. NS Accelerate GEL Deep Cycle Battery 2V, 800 Ah. 6) Inverter. Conext SW Schneider, Kapasitas maksimal 2500 W, tegangan DC 21-33 V, arus DC 11 24.3 A, tegangan maksimal 230 V AC, Arus maksimal 250 A. 7) Beban. 3 buah lampu sorot, lampu TL dan lampu LED total beban maksimal 700 W.

31 3.4 Instrumen penelitian Untuk melengkapi penelitian ini, maka diperlukan sumber dan jenis data yang penulis kumpulkan daam bentuk catatan observasi. Sumber data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil observasi langsung kincir angin The Sky Dancer -500 (TSD-500) PT.Lentera Angin Nusantara. Sedangkan sebagai sumber data sekunder yaitu berupa data-data yang penulis peroleh dengan cara wawancara langsung kepada orang-orang yang terliat langsung dengan pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin PT.lentera Angin Nusantara. Jenis data utama dalam penelitian kualitatif ini adalah data angka dan grafik, yaitu berupa angka daya listrik yang dihasilkan turbin angin dalam watt, yang penulis dokumentasikan dengan cara dibuatkan tabel dan grafik. 3.5 Prosedur penelitian Teknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan data dari objek yang diteliti sebelum mengambil kesimpulan akhir. Penentuan teknik pengumpulan data tergantung pada jenis dan sumber data yang diperlukan. Secara umum teknik pengumpulan data ini meliputi pengamatan (observasi), wawancara, dan studi dokumentasi 1) Observasi (pengamatan). Peneliti melakukan observasi langsung kincir angin TSD-500 Lentera Angin Nusantara untuk memperoleh data daya listrk yang dihasilkan oleh kincir angin tersebut. 2) Wawancara. Teknik wawancara dilakukan peneliti sebagai studi pendahuluan, selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara secara mendalam untuk mengetahui berbagai hal tentang kincir angin TSD-500 Lentera Angin Nusantara. 3) Dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan dokumen pada penelitian ini, merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara, yaitu dengan cara mempelajari data-data tertulis berupa buku-buku serta mempelajari dokumen tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

32 Berikut adalah flow chart pelaksanaanstudi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di PT. Lentera Angin Nusantara. Gambar 3.4 Flow chart pelaksaanaan Studi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di PT. Lentera Angin Nusantara

33 3.6 Analisis Data Prosedur analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut: 1) Reduksi data. Data yang telah diperoleh di lapangan diidentifikasi dipilihpilih sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini penulis melakukan identifikasi data-data yang diperoleh setelah melakukan observasi dan wawancara di PT Lentera Angin Nusantara, yaitu berupa data angka yang di tercatat dalam data logger serta catatan-catatan penulis ketika mengamati turbin angin TSD-500. 2) Penyajian data. Menyusun data-data yang diperoleh sehingga lebih mudah untuk dipahami. Penulis menyajikan hasil penyusunan data dengan cara mendiskripsikan hasil observasi penulis dan menggambarkannya dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan aplikasi microsoft exel. 3) Perifikasi data. Data-data yang telah penulis susun kemudian dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.