PERANCANGAN BILAH TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLT-ANGIN) KAPASITAS 100 KW MENGGUNAKAN STUDI AERODINAMIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

RANCANG BANGUN ROTOR TURBIN ANGIN 10 KW UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMUM PADA VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER SUDU

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

BANCANGAN DAN ANALISIS AERODINAMIKA SUDU TURBIN ANGIN KAPASITAS 300 KW

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya


BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Available online at Website

SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

BAB II LANDASAN TEORI

PENELITIAN DAN RANCANGAN OPTIMAL TURBIN PENGGERAK TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK SIRKUIT TERBUKA LAPAN

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMANFAATAN ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK STUDY MARINE CURRENT ENERGY FOR POWER GENERATION

BAB I PENDAHULUAN. pikiran terlintas mengenai ilmu mekanika fluida, dimana disitu terdapat

PEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang kecil sampai bagian yang besar sebelum semua. bagian tersebut dirangkai menjadi sebuah pesawat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Bab IV Analisis dan Pengujian

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL TIGA SUDU BERDIAMETER 3,5 METER. Adi Andriyanto

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

PENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV

PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AEROFOIL SUDU SKEA NELAYAN NILA 80

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

Desain Blade Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Banyuwangi Berbasis CFD

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

Analisis Desain Layar 3D Menggunakan Pengujian Pada Wind Tunnel

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

RANCANGAN SISTEM ORIENTASI EKOR TURBIN ANGIN 50 kw

Peningkatan Koefisien Gaya Angkat Aerofoil Kennedy-Marsden dengan Zap Flap

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH STUDI WINGLET NACA 2409 MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

STUDI AERODINAMIKA PROFIL BOEING COMMERCIAL ENERGY EFFICIENT DENGAN KOMPUTASI BERBASIS FINITE ELEMENT

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ANALISIS TEGANGAN KULIT BILAH TURBIN ANGIN KOMPOSIT (QUASI ISOTROPIC) MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

EFEK DEFLEKSI PADA SUDU TURBIN ANGIN TERHADAP KELUARAN DAYA

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

TAKARIR. Computational Fluid Dynamic : Komputasi Aliran Fluida Dinamik. : Kerapatan udara : Padat atau pejal. : Memiliki jumlah sel tak terhingga

ANALISIS RADIUS AMAN AKIBAT KEGAGALAN STRUKTUR SUDU SKEA 50 KW PADA SAAT BEROPERASI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

PENGARUH SUDUT BILAH PADA PERFORMA KIPAS AKSIAL TEROWONGAN ANGIN KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERANCANGAN PROPELER TURBIN ANGIN POROS HORISONTAL DENGAN METODA BLADE ELEMENT MOMENTUM

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembanggan dalam kedirgantaraan banyak. kasus yang menyebabkan pesawat terbang tidak efisien

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

STUDI PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

Transkripsi:

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 2 Desember 2012 : 151-158 ISSN 1978-2365 PERANCANGAN BILAH TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLT-ANGIN) KAPASITAS 100 KW MENGGUNAKAN STUDI AERODINAMIKA DESIGN OF WIND ENERGY TURBINE BLADE OF 100 KW USING AERODYNAMICS STUDY Arfie Ikhsan Firmansyah, Zulkarnain Puslitbangtek Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Telp. (021) 7203530, Cipulir Keb. Lama, Jakarta Selatan arfie@p3tkebt.esdm.go.id, arfie.firmansyah@gmail.com ABSTRAK Pemanfaatan energi baru terbarukan (renewable) bisa menjadi salah satu solusi keterbatasan energi fosil. Angin merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan dengan ketersediaan yang tak terbatas untuk dimanfaatkan sebagai PLT-Angin. Salah satu bagian dari PLT-Angin adalah bilah turbin, dimana bilah turbin mengonversikan energi kinetik dari angin menjadi energi mekanik untuk memutar generator dan menghasilkan energi listrik. Bilah turbin yang efisien dan efektif secara aerodinamika dibutuhkan untuk menghasilkan daya maksimal PLT-Angin. Penelitian pada perancangan bilah turbin dilakukan dengan pendekatan studi aerodinamika. Uji aerodinamika bilah turbin menggunakan metode simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Hasil penelitian dari perancangan bilah turbin ini didapatkan rancangan bilah turbin dengan efisiensi rotor 30,6%. Kata kunci: Bilah turbin, aerodinamika, CFD ABSTRACT Renewable energy is used to solve the limitation of non-renewable energy. Wind energy is renewable energy used to generate electricity. One of the components of wind power plant is turbine blade that converts kinetic energy from wind to mechanic energy. Mechanic energy turns the generator to produce electricity. Aerodynamic turbine blade has an important factor to make high performance of wind power plant. Turbine blade with aerodynamics approach is designed in this research. Simulation Computational Fluid Dynamics (CFD) is used to have experiment data aerodynamics of turbine blade. The result is a turbine blade blue print design with the rotor efficiency of 30.6%. Keywords: turbine blade, aerodynamics, CFD Diterima redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012 151

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 2 Desember 2012 : 151 Vol. - 158 11 No. 2 Desember 2012 : 151-158 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sebagian besar energi listrik yang digunakan Indonesia berasal dari energi fosil, yaitu bahan bakar minyak, gas, dan batu bara. Energi fosil merupakan energi tak terbarukan (non-renewable) yang ketersediannya mulai terbatas. Pemanfaatan energi baru terbarukan (renewable) bisa menjadi salah satu solusi pemecah keterbatasan energi fosil. Energi angin merupakan salah satu energi baru terbarukan. Ketersediaan yang tak terbatas merupakan salah satu alasan kuat untuk memanfaatkan energi angin di Indonesia. Energi angin dapat dijadikan penggerak mula untuk memutar turbin, dimana energi mekanik yang dihasilkan turbin digunakan untuk memutar generator untuk menghasilkan energi listrik [1][2]. Besar energi listrik yang dihasilkan PLT- Angin sangat dipengaruhi oleh unjuk kerja bilah turbin (rotor) untuk menghasilkan putaran [1]. Putaran bilah turbin menghasilkan torsi untuk memutar generator. Putaran dan torsi pada bilah turbin dipengaruhi oleh aerodinamika bilah turbin dan kecepatan angin. Unjuk kerja bilah turbin PLT-Angin dapat ditingkatkan dengan memperhitungkan karakteristik aliran fluida yang menyentuh permukaan bilah turbin (aerodynamics analysis) [3]. angin (wind tunnel), tetapi pengujian terowongan angin membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang lebih efisien. Computational Fluid Dynamic (CFD) merupakan salah satu metode simulasi yang bisa digunakan untuk menguji kinerja aerodinamika bilah turbin. Di beberapa kasus, metode ini valid dan reliabel untuk analisis aerodinamika bilah turbin [4]. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan bilah turbin PLT- Angin kapasitas 100 kw yang optimal secara aerodinamika. 2. METODOLOGI Perancangan bilah turbin PLT-Angin kapasitas 100 kw, dilakukan dengan alur penelitian, sebagai berikut : Berdasarkan pernyataan di atas perlu dilakukan perancangan bilah turbin yang efisien secara aerodinamika. Aerodinamika bilah turbin dapat diuji dengan terowongan Gambar 1 : Diagram alir perancangan Diterima 152 redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012

Ketenagalistrikan Perancangan Dan Energi Terbarukan Bilah Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT-Angin) Vol. 11 No. 2 Desember 2012 Kapasitas : 151100-158 KW Menggungakan Studi Aerodinamika 2.1 Perancangan Bilah Turbin a. Penentuan luas permukaan (swept area) Penentuan luas permukaan bilah turbin (swept area) PLT-Angin 100 kw digunakan persamaan Hukum Betz [1], sebagai berikut : - Tiap penampang mempunyai jarak r terhadap sumbu rotor. Local speed ratio (λ r ) dapat dihitung dengan persamaan berikut: (λ r ) = λ. r R (3) P = 0.5αρπr 2 v 3 (1) dimana P adalah daya rotor (kw), α adalah efisiensi rotor (0,25 s.d 0,30) (1), ρ adalah berat jenis udara (kg/ m 3 ), r adalah jari-jari bilah turbin (m) dan v adalah kecepatan angin (m/s). b. Penentuan jumlah bilah turbin Jumlah bilah turbin (B) dipengaruhi oleh perbandingan putaran geometri bilah turbin dengan kecepatan angin atau dikenal dengan nilai tip speed ratio (λ) desain, yang diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut [1] : λ = 2. π. R. n 60.V (2) dimana R adalah radius turbin angin, N adalah putaran rotor dan V adalah kecepatan angin. Tabel 1 : Jumlah bilah turbin berdasarkan tip speed ratio [5] Λ B 1 6 20 2 4 12 3 3 6 4 2 4 5 8 2 3 8 15 1 2 c. Penentuan profil blade Profil yang dipergunakan adalah profil NACA 63 2 415, profil ini umum dipergunakan pada turbin angin. d. Perhitungan Chord dan Blade Setting Perhitungan chord dan penempatan bilah (blade setting) dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut [5]: - Membagi bilah turbin menjadi beberapa bagian yang sepadan. Gambar 2 : Penentuan Sudut Inklanasi - Nilai local speed ratio di atas dipergunakan dalam persamaan berikut untuk mendapatkan sudut inklanasi (Ф) untuk tiap penampang bilah turbin. Ф = 2 arctg 1 3 λ r (4) - Nilai chord (c) untuk tiap penampang diperoleh dengan persamaan berikut: c = 8. π. r (1- cos Ф) B. cl (5) dimana B adalah jumlah bilah turbin dan cl adalah coefficient lift. - Dengan persamaan berikut, didapatkan blade setting dengan sudut β untuk tiap penampang bilah turbin. β = Ф α dimana α adalah sudut serang. (6) 2.2 Analisis aerodinamika menggunakan simulasi CFD Data potensi angin yang digunakan berasal dari laporan pengukuran angin P3TKEBT di lokasi Desa Tamanjaya- Sukabumi dari tanggal 29 Januari-14 Desember 2008 [6]. Berdasarkan laporan tersebut di atas, ditentukan parameter perancangan sebagai berikut : Diterima redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012 153

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 2 Desember 2012 : 151 Vol. - 158 11 No. 2 Desember 2012 : 151-158 Tabel 2 : Parameter perancangan bilah turbin Rated Capacity 100 kw Cut-in wind speed 2.5 m/s Cut-off wind speed 21 m/s Rated wind speed 12 m/s Jumlah rotor 3 Tip Speed Ratio (TSR) 6.5 Metode uji unjuk kerja bilah turbin secara aerodinamika dilakukan dengan simulasi CFD. Model yang digunakan aliran viskos turbulen tiga dimensi berbasis pendekatan Finite Volume (7). Metode ini dilakukan untuk berbagai kondisi aliran seperti kecepatan angin, putaran rotor dan efisiensi bilah turbin. Diagram alir simulasi CFD pada Gambar 3. : Gambar 3 : Diagram alir simulasi CFD Faktor utama untuk mendapatkan solusi yang efisien pada analisis aerodinamika menggunakan metode simulasi CFD adalah penentuan kondisi batas, kondisi awal yang sesuai dan metode diskretisasi. Persamaan navier-stokes digunakan pada analisis aerodinamika dengan kondisi batas tertentu (4).Beberapa jenis kondisi batas (boundary condition) yang umum digunakan dalam metode simulasi CFD meliputi (7) : Kondisi Batas Dinding Kondisi Batas Masukan (Inlet) Kondisi Batas Keluaran (Outlet) Kondisi Batas Simetri Komputasi mesh dalam simulasi CFD digunakan sebagai batasan analisis mengunakan perhitungan numerik pada simulasi. Ukuran mesh yang digunakan adalah minimum gap size 0,3 m dan minimum wall thickness 0,1 m. Perhitungan analisis aerodinamika bilah turbin PLT-Angin 100 KW mengunakan bantuan perangkat lunak (software) Flowmerics. Hasil perhitungan yang didapatkan adalah nilai torsi, daya rotor dan Coefficient of Performance (CP). Perancangan dan simulasi CFD bilah turbin dilakukan di Pusat Penelitian dan PengembanganTeknologi Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE), Jakarta. Proses produksi bilah turbin dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia (DI), Bandung. Durasi ini 12 bulan mulai dari bulan Januari s.d Desember 2009. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan luas permukaan bilah turbin (swept area) PLT-Angin 100 kw dimaksudkan untuk merencanakan dimensi bilah turbin, dimensi mempengaruhi daya yang dihasilkan bilah turbin. Perhitungan luas permukaan bilah turbin menggunakan persamaan (1), maka dihasilkan jari-jari bilah turbin (R) 10,75 m dan luas permukaan (A) 19,25 m 2. Jumlah bilah turbin digunakan pada PLT-Angin ditentukan berdasarkan nilai tip Diterima 154 redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012

Ketenagalistrikan Dan Perancangan Energi Terbarukan Bilah Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT-Angin) Vol. 11 No. 2 Desember 2012 Kapasitas : 151-100 158 KW Menggungakan Studi Aerodinamika speed ratio (λ) (persamaan 2), maka didapatkan nilai λ sebesar 6,5. Berdasarkan Tabel 1, maka didapatkan jumlah bilah turbin yang sesuai adalah tiga buah. Profil airfoil bilah turbin PLT-Angin 100 kw digunakan adalah profil NACA 63 2 415 (Gambar 3). Profil airfoil ini efektif dipergunakan pada turbin angin dengan radius bilah lebih besar dari 10 m. Geometri bilah turbin memiliki keunikan, dimana bilah turbin merupakan gabungan antara beberapa airfoil yang membentuknya (1). Hal ini dikarenakan bilah turbin tidak memiliki ukuran yang seragam dari ujung (tip) dan pangkal (root). Oleh karena itu diperlukan beberapa kerangka (spar) airfoil untuk membentuk geometri bilah turbin. Gambar 4 : Penempatan airfoil Pada Gambar 4, rancangan bilah turbin dibagi menjadi tujuh bagian. Jarak antar bagian airfoil (r) 1,5 m. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan sudut inklanasi (Ф), panjang chord (C) dan blade setting (β), serta memudahkan penempatan kerangka (spar) airfoil pada saat produksi. Asumsi perancangan bilah turbin memiliki koefisien angkat (cl) 0,92 dan sudut serang (α) 5,7 0 Berdasarkan persamaan (3) (4), (5) dan (6), maka didapatkan ukuran tiap airfoil pembentuk bilah turbin sebagai berikut : Tabel 3 : Ukuran airfoil tiap bagian bilah turbin Pena r λ r Ф c β mpa ng 1 1,55 0,65 37,98 2.99 32,28 2 3,13 1,31 24,90 2,65 19,2 3 4,70 1,97 17,94 2,08 12,24 4 6,28 2,63 13,88 1,67 8,18 5 7,85 3,29 11,27 1,38 5,57 6 9,43 3,95 9,47 1,17 3.77 7 10.75 4,61 8,16 1,01 2.46 Pembuatan geometri bilah turbin PLT-Angin 100 kw (Gambar 4) dilakukan menggunakan alat bantu perangkat lunak Catia V5R18 dengan skala gambar 1:1. Hal ini dilakukan untuk memudahkan analisis aerodinamika, sehingga nilai yang didapatkan mendekati sebenarnya. Berdasarkan perhitungan di atas maka didapatkan spesifikasi bilah turbin, sebagai berikut : Tabel 4 : Spesifikasi rancangan bilah turbin Parameter Dimensi Bilah turbin Rasio Panjang chord, 1200 : 540 root dan tip (mm) Ketebalan NACA/root 220 (mm) Luas Permukaan (m 2 ) 19,25 Panjang blade (m) 10,75 Jenis NACA NACA 632415 Simulasi aerodinamika dilakukan menggunakan CFD. Model aliran fluida yang digunakan adalah viskos turbulen tiga dimensi berbasis pendekatan Finite Volume. Analisis dilakukan untuk berbagai kondisi kecepatan angin, dan putaran rotor. Parameter-parameter rancangan seperti torsi, daya rotor dan efisiensi bilah turbin disajikan dalam analisis aerodinamika ini. Langkah pertama dalam analisis CFD, adalah pembuatan komputasi mesh, komputasi mesh dibuat dengan bantuan perangkat lunak Diterima redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012 155

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 2 Desember 2012 : 151 Vol. - 158 11 No. 2 Desember 2012 : 151-158 EFD Flowmeric. Ukuran mesh yang digunakan adalah minimum gap size 0,3 m dan minimum wall thickness 0,1 m. Gambar 5 : Komputasi Mesh Geometri komputasi mesh harus dibuat diseluruh bagian geometri yang akan disimulasikan (7). Warna hijau pada Gambar 5, merupakan komputasi mesh, geometri mesh berbentuk kubus dimana aliran fluida akan mengalir, rusuk kubus menjadi batasan fluida yang mengalir. Komputasi mesh dibuat sebanyak 195.315 buah menyelimuti diseluruh bagian bilah turbin. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai yang valid pada tiap bagian geometri bilah turbin. Jumlah Komputasi mesh juga digunakan sebagai batasan perhitungan numerik. Kerapatan jumlah mesh mempengaruhi ketepatan hasil simulasi (7). Gambar 6 (a) : Distribusi tekanan fluida pada V = 10 m/s, n = 67 rpm Pada Gambar 6, terlihat aliran fluida menyentuh bilah turbin, warna pada bilah turbin merupakan perbedaan tekanan pada permukaan bilah turbin diakibatkan kecepatan angin. Hal tersebut mengakibatkan gaya angkat (f l ) bilah turbin pada permukaan berwarna merah lebih besar, sehingga bilah turbin berputar searah jarum jam. Putaran dari bilah turbin tersebut menghasilkan daya mekanik yang dibutuhkan generator. Putaran pada bilah turbin diasumsikan saat melakukan simulasi, hal tersebut dilakukan untuk memberikan nilai awal melakukan simulasi CFD menggunakan perangkat lunak EFD flowmeric. Pada Gambar 7 (a), terlihat putaran dibutuhkan untuk menaikkan torsi pada kecepatan angin 12 m/s (rated wind speed), Kenaikan torsi tersebut menunjukkan pada saat bilah turbin berputar membutuhkan gaya putar yang besar untuk menghasilkan torsi. Torsi ini dibutuhkan untuk mengimbangi gaya berat dari bilah turbin dan gaya gesek fluida (udara). Nilai torsi mengakibatkan bilah turbin berputar, dan bertambah putaran sampai pada suatu titik tertentu nilai gaya sentrifugal meningkat pada bilah turbin yang mengakibatkan tidak diperlukan lagi nilai torsi yang besar. Nilai maksimum torsi terjadi 63 rpm dan torsi mulai turun pada 70 rpm, hal ini terjadi karena tingginya putaran membuat gaya gesek fluida besar sedangkan gaya yang dibutuhkan bilah turbin berputar tetap. Hal tersebut yang mengakibatkan torsi yang dihasilkan bilah turbin turun. Gambar 6 (b) : Visualisasi aliran fluida pada V = 12 m/s, n = 75 rpm Diterima 156 redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012

Ketenagalistrikan Dan Perancangan Energi Terbarukan Bilah Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT-Angin) Vol. 11 No. 2 Desember 2012 Kapasitas : 151-100 158 KW Menggungakan Studi Aerodinamika Gambar 7 (a) : Putaran vs torsi bilah turbin pada kecepatan angin 12 m/s Gambar 7 (b) : Putaran vs daya bilah turbin pada kecepatan 12 m/s Pada gambar 7 (b), daya bilah turbin maksimal pada kecepatan angin 12 m/s terjadi pada putaran bilah turbin 75 rpm dengan daya sebesar 120,618 watt. Persamaan yang digunakan untuk menghitung daya rotor (1) : P =. (7) Dimana P adalah daya rotor (watt), adalah torsi (n.m) dan adalah putaran rotor (rad/s). Nilai daya bilah turbin tidak berbanding lurus dengan nilai torsi, hal ini dikarenakan putaran bilah turbin juga berpengaruh pada daya rotor yang dihasilkan. Berdasarkan persamaan daya, daya merupakan hasil kali torsi dengan putaran. Daya yang dihasilkan bilah turbin rancangan sesuai dengan parameter rancangan yaitu menghasilkan 100 kw pada rated wind speed. Gambar 8 : Putaran vs CP bilah turbin pada kecepatan angin 12 m/s Pada Gambar 8, merupakan koefisien performa (CP) yang dihasilkan bilah turbin pada rated wind speed putaran tertentu. Nilai CP yang dihasilkan merupakan perbandingan nilai daya bilah turbin ideal (teoritis) dengan daya bilah turbin hasil simulasi. Nilai CP maksimal pada kecepatan angin ini sebesar 0,306 atau memilki efisiensi 30,6 % pada 75 rpm dan Torsi sebesar 15.327 N.m. Nilai CP pada turbin angin menggunakan tiga buah bilah adalah 0,3 (1), maka rancangan bilah turbin dapat digunakan untuk produksi. Hasil simulasi pada masing-masing kecepatan angin dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 : Hasil Simulasi aerodinamika bilah turbin Validasi hasil simulasi dilakukan dengan menggunakan hasil pengujian terowongan angin dengan menggunakan nilai koefisien lift (cl). Perubahan sudut serang mengakibatkan muka benda yang berinteraksi dengan fluida semangkin besar sehingga gaya angkat meningkat, meningkatnya gaya angkat berbanding lurus perubahan koefisien lift (cl). Tabel 5 : Hasil uji terowongan angin berbagai jenis NACA (8) 4415 632-415 642-215 652-415 747A415 CL (a=0) 0.4 0.3 0.15 0.34 0.2 Clmax (Re=3e+6) 1.42 1.51 1.41 1.45 1.32 Stall character gradual gradual gradual gradual gradual agak sensitif thd Re Cd (a=0) 0.0072 0.006 0.0045 0.006 0.0068 Cd (Cl=1.0) 0.008 0.008 0.0122 0.011 0.0102 Cl/Cd (Cl=1.0) 116.28 117.65 83.33 90.91 98.04 Cmac (CL=0) -0.09-0.09-0.03-0.06-0.03 Diterima redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012 157

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 2 Desember 2012 : 151 Vol. - 158 11 No. 2 Desember 2012 : 151-158 Gambar 10 : Coefisien lift (Cl) vs sudut serang (alpha) Naca 63415 re = 1e6 (9) Hal tersebut di atas juga terlihat pada hasil simulasi CFD menggunakan parameter pengujian yang sama dengan uji terowongan angin menggunakan perangkat lunak flomeric (Gambar 11), selain memiliki tren garis yang sama, nilai koefisien lift simulasi ekuivalen dengan hasil uji terowongan angin Tabel 6 dan gambar 12 yaitu sebesar 0,3 pada α = 0 pada re = 1e6. Sudut serang yang digunakan pada rancangan bilah turbin adalah 5.7 0 dengan cl= 0.92. Nilai cl pada rancangan berdasarkan simulasi menggunakan flowmeric. Gambar 11 :Hasil simulasi nilai koefisien lift Hasil rancangan bilah turbin telah dibuat cetak birunya (blue print design) dan telah selesai diproduksi PT. Dirgantara Indonesia, Bandung. 4. KESIMPULAN Pada penelitian perancangan bilah turbin pembangkit listrik tenaga angin kapasitas 100 kw dihasilkan beberapa kesimpulan diantaranya : Hasil yang didapatkan dari perancangan adalah dimensi bilah turbin PLT-Angin yang memiliki unjuk kerja optimal secara aerodinamika. Hasil simulasi aerodinamika didapatkan efisiensi bilah turbin sebesar 30,6% pada rated wind speed yaitu pada kecepatan angin 12 m/s dengan putaran bilah turbin 75 rpm. Bilah turbin rancangan telah dibuat cetak birunya (blue print design) dan telah selesai diproduksi serta terpasang pada PLT-Angin Desa Tamanjaya-Sukabumi. DAFTAR ACUAN [1]. Burton, T., Sharpe, D., Jenkins, N dan Bossanyi, E. 2001. Wind Energy Handbook. Chichester, John Wiley & Sons, Ltd. [2]. Sterzinger,G et al. 2004. Wind Turbine Development: Location of Manufacturing Activity. Report. REPP Washinton DC [3]. Stiesdal, H. 1999.The Wind Turbine Components& Operation. Brande, Energy [4]. Chao, D.D. dan van Dam, C.P.2008. CFD Analysis of Rotating Two-Bladed Flatback Wind Turbine Rotor. Oak Ridge, DOE USA [5]. Manwell, J. et al,. 2002. Wind Energy Explained : Theory. Design and Application. John Wiley and Sons, Ltd. [6]. Tim Peneliti Energi Angin. 2008. Kajian PLT- Angin Di Indonesia Bagian Timur. Laporan.P3TKEBT-DESDM, Jakarta. [7]. Versteeg, HK dan Malalasekera,W. 1995. An Introduction to : Computational Fluid Dynamic. New York, Longman Group Ltd [8]. Tim Pengembang Kincir angin. 2009. Laporan Pembuatan Kincir Angin. Laporan produksi. PT.DI: Bandung [9]. Airfoil tools, 2012. NACA 63-415 Airfoil. Tersedia : http://airfoiltools.com/airfoil/details?airfoil =n63415-il. Diakses 26 November 2012. Diterima 158 redaksi : 21 September 2012, dinyatakan layak muat : 17 Desember 2012