PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) (Studi Kasus : PT. XYZ)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) PADA PKS. PT. ABC

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT PADA PT PQR DENGAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU SAYUR OLAHAN PADA PT. AAA

Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

APLIKASI PROGRAM DINAMIK UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TOTAL PADA PENGENDALIAN PRODUKSI MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

Rina Tinarty Sihombing, Henry Rani Sitepu, Rosman Siregar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

Bab 2 LANDASAN TEORI

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

Analisis Jumlah Produksi Kerudung Pada RAR Azkia Bandung Dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI METODE CUTTING PLANE DALAM OPTIMISASI JUMLAH PRODUKSI TAHUNAN PADA PT. XYZ. Nico, Iryanto, Gim Tarigan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ORDER QUAANTITY (EOQ).

Manajemen Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ir. Rini Anggraini, MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Siska Ernida Wati, Djakaria Sebayang, Rachmad Sitepu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

Prosiding Manajemen ISSN:

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Manajemen ISSN:

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

Polres Tapanuli Selatan merupakan bagian dari Kepolisian Republik Indonesia yang melayani di bidang pemeliharan dan keamanan, ketertiban

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU MIRANTI DENGAN METODE EOQ PADA UD. MAJU JAYA. : Siti Fariza Gita :

PERBANDINGAN PRODUKSI KOPI OPTIMUM ANTARA METODE F UZZY MAMDANI DENGAN F UZZY SUGENO PADA PT XYZ. Rianto Samosir, Iryanto, Rosman Siregar

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PADA BANK ABC

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI CHEMICAL WATER TREATMENT BOILER DI PT. XYZ

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMUM PADA CV. XYZ. Angeline, Iryanto, Gim Tarigan

APLIKASI MANN-WHITNEY UNTUK MENENTUKAN ADA TIDAKNYA PERBEDAAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA YANG BERASAL DARI KOTA MEDAN DENGAN LUAR KOTA MEDAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Prosiding Manajemen ISSN:

III. METODE PENELITIAN A.

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN METODE BACKWARD (Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo)

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA BROWN DALAM MERAMALKAN JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA MEDAN

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

APLIKASI METODE EOQ PADA PENGENDALIAN BAHAN BAKU NATA DE COCO PRIMAISKA DESA SINDANGLAKA KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.

METODE SUBGRADIEN PADA FUNGSI NONSMOOTH

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi 4 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Transkripsi:

Saintia Matematika Vol. 1, No. 4 013, pp. 337 347. PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN MINYAK SAWIT MENTAH CPO Studi Kasus : PT. XYZ Elisabeth Sibarani, Faigiziduhu Bu ulolo, Djakaria Sebayang Abstrak. Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Perencanaan persediaan dan pengoptimalan produksi sangat diperlukan untuk memperoleh pendapatan maksimum dan meminimumkan biaya. Metode Economic Order Quantity EOQ dan Economic Production Quantity EPQ merupakan metode persediaan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pengendalian persediaan. Dengan melakukan pengkajian terhadap kasus persediaan minyak sawit mentah CPO di PT. XYZ maka diperoleh jumlah pemesanan paling optimal EOQ pada tahun 011 sebanyak 1.138 ton dan tahun 01 sebanyak 1.09 ton, sedangkan dengan menggunakan metode EPQ diperoleh jumlah produksi optimalnya yaitu pada tahun 011 sebesar 19.713 ton dan tahun 01 sebesar 16.947 ton. Total biaya persediaan dengan metode EPQ menunjukkan adanya penghematan jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yaitu total biaya persediaan sebesar Rp 707.93.646,191 pada tahun 011 dan Rp 675.088,663 pada tahun 01. Received 4-05-013, Accepted 8-06-013. 013 Mathematics Subject Classification: 90B05 Key words and Phrases: Economic Order Quantity EOQ, Economic Production Quantity EPQ, Total Biaya, dan Operasi Riset.

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 338 1. PENDAHULUAN Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan, tetapi apabila persediaan sedikit, maka akan mengakibatkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan jika permintaan nyatanya lebih besar dari pada persediaan yang diperkirakan[1]. Setiap perusahaan selalu mempunyai persediaan bahan baku dalam keadaan dan jumlah yang berbeda-beda untuk mendukung kelancaran proses produksinya[]. Permasalahan yang biasa dihadapi adalah perusahaan belum dapat merealisasikan rencana produksi yang paling optimal dengan persediaan sumber daya yang ada. Produksi yang dilakukan harus dapat memenuhi permintaan dari marketing tersebut, namun perusahaan hanya berproduksi berdasarkan pengalaman masa lalu. Untuk itu diperlukan perencanaan persediaan dan pengoptimalan produksi untuk memperoleh pendapatan maksimum dan meminimumkan biaya. Penyediaan minyak sawit mentah CPO di PT. XYZ hanya berdasarkan pada perkiraan kebutuhan yang telah direncanakan setiap tahunnya. Dalam hal ini perencanaan penyediaan produksi kelapa sawit yang optimal perlu dilakukan. Selain itu biaya persedian perusahaan perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kerugian[3].. LANDASAN TEORI Economic Order Quantity EOQ adalah model persediaan yang pertama kali dikembangkan tahun 1915 secara terpisah oleh Ford Harris dan R.H. Wilson. Metode EOQ merupakan sebuah perhitungan dengan rumus mengenai berapa jumlah, atau frekuensi pemesanan, atau nilai pemesanan yang paling ekonomis. Dalam hampir semua situasi yang menyangkut pengelola persediaan barang jadi, metode ini dapat dikatakan cocok untuk digunakan[4]. Metode EOQ dapat dilaksanakan apabila kebutuhan-kebutuhan permintaan pada masa yang akan datang memiliki jumlah yang konstan dan relatif memiliki fluktuasi perubahan yang sangat kecil. Apabila jumlah permintaan dan masa tenggang diketahui, maka dapat diasumsikan bahwa jumlah permintaan dan masa tenggang merupakan bilangan yang konstan dan diketahui. EOQ dihitung denga menganalisis total biaya TC. Total biaya pada satu periode merupakan jumlah dari biaya pemesanan ditambah biaya penyimpanan selama periode tertentu.

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 339 Secara grafik model persediaan EOQ[7] dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1: Grafik EOQ Gradien garis singgung di titik kritis diperoleh dengan cara menurunkan fungsi yang bersangkutan terhadap variabel keputusannya. Fungsi persediaannya yaitu : T C = D Q O c + Q H c 1 Dalam metode EOQ digunakan beberapa notasi : D = Jumlah kebutuhan barang unit/tahun Q = Jumlah setiap kali pemesanan satuan unit Q opt = Jumlah pemesanan optimal satuan unit O c = Biaya pemesanan rupiah/pesan H c = Biaya penyimpanan rupiah/pesan F = Frekuensi pemesanan kali/pesan T C = Biaya total persediaan rupiah/satuan waktu t = Jarak waktu antara pesan satuan waktu Jika dicari gradien garis m yang melewati titik kritis akan didapatkan m = dt CQ dq = D O c + H c. Karena syarat titik saddle adalah m = 0, maka Q didapatkan hubungan D Q O c + H c = 0 atau Hc = D O Q c dan

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 340 akhirnya akan diperoleh Q = D O c H c yang disebut sebagai formula Kuantitas Pemesanan Ekonomis ataueconomic Order Quantity EOQ. Apabila D O c H c Q = dimasukkan ke dalam persamaan 1, maka akan diperoleh Total Biaya Minimum : D T CQ = EOQ O c + EOQ H c Metode EPQ adalah pengembangan model persediaan di mana pengadaan bahan baku berupa komponen tertentu yang diproduksi secara massal dan dipakai sendiri sebagai sub komponen suatu produk jadi oleh perusahaan. Secara grafik model persediaan EPQ[5] dapat digambarkan pada Gambar. Gambar : Grafik EPQ Jumlah produksi yang optimal EPQ secara matematis juga dapat dihitung dengan mendiferensialkan biaya total persediaan T C terhadap Q. Total Cost TC minimum terjadi jika dt C dq = 0 dan d T C dq > 0 maka : T C = DP + ScD dt C dq Q H cp d p = ScD Q Q = pscd H cp d Q= p Sc D H cp d = ScD Q + HcQp d p + Hcp d p = 0

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 341 Gradien garis singgung di titik kritis diperoleh dengan cara menurunkan fungsi yang bersangkutan terhadap variabel keputusannya. Fungsi persediaannya yaitu : T CQ = DP + S cd Q Dalam metode EPQ digunakan beberapa notasi : + H cq p d 3 p F = Frekuensi pemesanan kali/satuan waktu L = Waktu yang diperlukan untuk memproduksi kembali satuan waktu T C = Biaya total persediaan rupiah/satuan waktu p = Rata-rata penyaluran satuan unit/satuan waktu d = Rata-rata penyaluran satuan unit/satuan waktu t = Jarak waktu antara pesan satuan waktu t p = Waktu selama siklus produksi satuan waktu Jika dicari gradien garis m yang melewati titik kritis akan didapatkan m = dt CQ dq = DSc + Hcp d Q p. Karena syarat titik saddle adalah m = 0, maka didapatkan hubungan ScD + Hcp d p = 0 atau ScD = Hcp d Q p dan akhirnya akan diperoleh Q = Q DScp H cp d Kuantitas Produksi Ekonomis EPQ. Apabila Q = yang disebut sebagai formula DScp H dimasukkan cp d ke dalam persamaan 3, maka akan diperoleh Total Biaya Minimum menjadi : p d T C Q = DP + EP Q H c p 4 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data minyak sawit mentah CPO terhitung Januari 011-Desember 01 yaitu data produksi, data penyaluran, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pengadaan. Tahapan pengolahan data ini yaitu : 1. Menguji kenormalan data dengan uji Liliefors. Menentukan jumlah pemesanan ekonomis EOQ dan produksi optimal EPQ

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 34 3. Menentukan persediaan pengaman safety stock 4. Menentukan persediaan maksimal maksimum inventory 5. Menentukan total biaya persediaan minimumnya 6. Membuat kesimpulan 4. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data di PT. XYZ, data-data tersebut disajikan pada Tabel 1 dan Tabel. Tabel 1: Data Produksi dan Penyaluran Minyak Sawit Mentah CPO Produksi Penyaluran No Bulan Ton Ton 011 01 011 01 1 Januari 3.54,835 37.780,90 4.386,63 37.11,540 Februari 39.164,93 41.498,787 31.534,181 40.570,145 3 Maret 50.016,799 47.030,474 87.577,563 45.137,310 4 April 53.447,54 45.854,555 53.313,70 45.36,866 5 Mei 57.788,577 46.864,440 53.698,80 46.649,144 6 Juni 53.985,918 50.388,039 30.500,000 51.34,99 7 Juli 55.94,44 54.668,133 6.415,990 53.36,63 8 Agustus 51.380,930 45.990,053 56.459,800 43.968,890 9 September 47.898,35 55.057,55 45.439,900 56.015,753 10 Oktober 49.60,013 55.768,875 3.744,371 55.49,91 11 November 46.13,68 54.76,164 54.598,309 54.705,333 1 Desember 48.86,785 53.134,595 48.873,940 5.559,735 Jumlah 586.69,41 588.798,54 581.541,867 58.064,5 Sumber : Laporan Manajemen Bulanan LMB Tabel : Data Biaya Pemesanan, Biaya Penyimpanan, dan Biaya Pengadaan untuk Minyak Sawit MentahCPO Tahun Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan Biaya Pengadaan 011 Rp 13.03.79,711 Rp 11.860.666,197 Rp 34.788.738,577 01 Rp 13.83.649,78 Rp 13.5.74,81 Rp 38.155.309,780 Jumlah Rp 7.036.379,439 Rp 5.383.390,478 Rp 7.944.048,357 Sumber : Laporan Manajemen Bulanan LMB Dari data yang diketahui akan dilakukan perhitungan data, dengan langkahlangkah : a. Uji Normalitas Liliefors Data Penyaluran Minyak Sawit Mentah CPO Harga L ditentukan dari harga maksimum dari harga mutlak selisih F z i dengan S z i. Sehingga diperoleh pada tahun 011, L hitung = max { Fz i - Sz i } = 0,160 dan pada tahun 01, L hitung = max { Fz i -Sz i } = 0,16.

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 343 Nilai L αn diperoleh dari tabel Uji Kenormalan Liliefors dengan taraf nyata α = 0, 05 adalah : L 0,051 = 0,4 maka pada tahun 011 L hitung < L 0,051 dan pada tahun 01 L hitung <L 0,051. Jadi, pengujian pada tahun 011 dan 01 maka H 0 yang berbunyi Data penyaluran minyak sawit mentah CPO berdistribusi normal diterima[6]. Tabel 3: Uji Normalitas Liliefors Data Penyaluran Minyak Sawit Mentah No x i z i F z i Sz i F z i Sz i 011 01 011 01 011 01 011 01 011 01 1 4.386,63 37.11,540 -,305-1,895 0,074 0,09 0,083 0,083 0,009 0,054 31.534,181 40.570,145-1,370-1,331 0,153 0,091 0,50 0,167 0,097 0,076 3 87.577,563 45.137,310 0,159-0,565 0,990 0,84 1,000 0,333 0,010 0,049 4 53.313,70 45.36,866 0,64-0,548 0,614 0,91 0,583 0,417 0,031 0,16 5 53.698,80 46.649,144 1,53-0,311 0,61 0,378 0,667 0,500 0,046 0,1 6 30.500,000 51.34,99 0,718 0,476 0,140 0,684 0,167 0,583 0,07 0,101 7 6.415,990 53.36,63 0,991 0,794 0,799 0,785 0,917 0,750 0,118 0,035 8 56.459,800 43.968,890 0,351-0,761 0,684 0,3 0,833 0,50 0,149 0,07 9 45.439,900 56.015,753-0,140 1,60 0,48 0,896 0,417 1,000 0,111 0,104 10 3.744,371 55.49,91 0,100 1,16 0,173 0,877 0,333 0,917 0,160 0,040 11 54.598,309 54.705,333-0,389 1,040 0,644 0,850 0,750 0,833 0,106 0,017 1 48.873,940 5.559,735-0,009 0,680 0,508 0,751 0,500 0,667 0,008 0,084 Berdasarkan data yang telah ada maka diperoleh : 1. Jumlah kebutuhan CPO dalam satu tahun Tahun 011 : D = 581.541,867 ton dan Tahun 01 : D = 58.064,5 ton. Biaya pemesanan CPO Tahun 011 : O c = Rp 13.03.79,711 dan Tahun 01 : O c = Rp 13.83.649,78 3. Biaya penyimpanan CPO Tahun 011 : H c = Rp 11.860.666,197 dan Tahun 01 : H c = Rp 13.5.75,81 4. Harga CPO per ton Tahun 011 : P = Rp 7,5639 dan tahun 01 : P = Rp 7,43431 5. Laju produksi Tahun 011 : p = 48.891,035 ton dan Tahun 01 : p = 49.066,545 ton 6. Laju permintaan Tahun 011 : d = 48.461,8 ton dan Tahun 01 : d = 48.505,354 b. Perhitungan Jumlah Pemesanan Ekonomis dengan EOQ Jumlah pemesanan ekonomis EOQ CPO pada tahun 011 untuk setiap kali pesan diperoleh dengan menggunakan rumus :

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 344 EOQ = EOQ = D O c H c 581.541,867Rp 13.03.79,711 Rp 11.860.666,197 EOQ = 1.137, 887 1.138 ton/pesan Jadi, siklus pemesanan ulang CPO pada tahun 011 dengan model EOQ : F = D 581.541, 867 = = 511, 07 51 kali/tahun EOQ 1.137, 887 Jumlah pemesanan ekonomis EOQ CPO pada tahun 01 untuk setiap kali pesan diperoleh dengan menggunakan rumus : EOQ = EOQ = D O c H c 58.064,5Rp 13.83.649,78 Rp 13.5.75,81 EOQ = 1.091, 4 1.09 ton Jadi, siklus pemesanan ulang CPO pada tahun 01 dengan model EOQ : F = D 58.064, 5 = = 533, 396 534 kali/tahun EOQ 1.091, 4 c. Perhitungan Jumlah Produksi dengan Metode EPQ Jumlah produksi optimal CPO pada tahun 011 dengan menggunakan metode EPQ untuk 1 tahun : EP Q = EP Q = D Sc p H cp d 581.541,86734.788.738,57748.891,035 Rp 11.860.666,19748.891,035 48.461,8 EP Q = 19.71, 807 19.713 ton/produksi Jumlah produksi optimal CPO pada tahun 01 dengan menggunakan metode EPQ untuk 1 tahun : EP Q = EP Q = D Sc p H cp d 58.064,538.155.309,78049.066,545 13.5.74,8149.066,545 48.505,354 EP Q = 16.946, 66 16.947 ton/produksi

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 345 d. Persediaan PengamanSafety Stock Safety Stock CPO pada tahun 011 yaitu : SS = Z σ SS = 1, 65 16.639, 56 SS = 7.455, 18 7.456 Safety Stock CPO pada tahun 01 yaitu : SS = Z σ SS = 1, 65 5.959, 866 SS = 9.833, 780 9.834 e. Menghitung Persediaan Maksimal Maximum Inventory Menurut metode EOQ, yaitu : Persediaan maksimal CPO pada tahun 011 yaitu : I max = SS CPO + EOQ I max = 7.456+1.138 I max = 8.594 ton Persediaan maksimal CPO pada tahun 01 yaitu : I max = SS CPO + EOQ I max = 9.834+1.09 I max = 10.96 ton Menurut metode EPQ, yaitu : Persediaan maksimal CPO tahun pada tahun 011 yaitu : I max = EPQ1 d p I max = 19.71,8071 48.461,8 48.891,035 I max = 173,058 ton Persediaan maksimal CPO pada tahun 01 yaitu : I max = EPQ1 d p I max = 16.946,661 48.505,354 49.066,545 I max = 193,84 ton

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 346 f. Total Biaya Persediaan Menurut metode EOQ Economic Order Quantity, maka : Total Cost TC persediaan CPO pada tahun 011 yaitu : T C Q = D O c + H c T C Q = EOQ 581.541,867 1.137,887 EOQ Rp 11.860.666, 197 T C Q = Rp 13.496.111.419, 646 Rp 13.03.79, 711+ EOQ 1.137,887 Total Cost TC persediaan CPO tahun pada tahun 01 yaitu : T C Q = D O c + H c T C Q = EOQ 58.064,5 1.091,4 Rp 13.5.74, 81 T C Q = Rp 14.756.56.15, 343 Rp 13.83.649, 78+ 1.091,4 Menurut metode EPQ Economic Production Quantity, maka : Total Cost TC persediaan CPO pada tahun 011 yaitu : T C Q = D P + EP Q H p d c p T C Q = 581.541, 867 Rp7, 5639+19.71, 807 Rp 11.860.666, 197 Rp 48.891,035 Rp 48.461,8 Rp 48.891,035 T C Q = Rp.056.983.795, 717 Total Cost TC persediaan CPO pada tahun 01 yaitu : T C Q = D P + EP Q H p d c p T C Q = 58.064, 5 Rp7, 43431+16.946, 66 Rp 13.5.74, 81 Rp 49.066,545 Rp 48.505,354 Rp 49.066,545 T C Q = Rp.65.361.76, 45 5. KESIMPULAN Dari pengolahan data minyak sawit mentah CPO diperoleh kesimpulan yaitu pengendalian persediaan minyak sawit mentah CPO dengan metode EOQ tahun 011 sebanyak 1.138 ton dengan siklus pemesanan sebanyak 51

Elisabeth Sibarani PENGGUNAAN METODE EOQ DAN EPQ 347 kali dalam 1 tahun dan pada tahun 01 sebanyak 1.09 ton dengan siklus pemesanan sebanyak 534 kali dalam 1 tahun. Sedangkan dengan metode EPQ pada tahun 011 sebanyak 19.713 ton per produksi dan tahun 01 sebanyak 16.947 ton per produksi. Total biaya persediaan menurut metode EOQ tahun 011 sebesar Rp 13.496.111.419,646 dan tahun 01 sebesar Rp 14.756.56.15,343 dan dengan metode EPQ pada tahun 011 sebesar Rp.056.983.795,717 dan pada tahun 01 sebesar Rp.65.361.76,45. Daftar Pustaka [1] Baroto, Teguh. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia,00 [] Herjanto, Eddy. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia,004 [3] Nasution, A. H. dan Prasetyawan, Y. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu,008 [4] Ristono, Agus. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu,009 [5] Subagyo, Pangestu., Marwan Asri., dan T. Handoko Hani. Dasar-Dasar Operasi Riset. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE,000 [6] Sugiarto., Dergibson Siagian., Lasmono Tri Sunaryanto., dan Deny S. Oetomo. Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,001 [7] Taha, Hamdy A. Operation Research an Introduction. New York: MacMillan Publishing Co, Inc,198 ELISABETH SIBARANI: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 0155, Indonesia E-mail: ely1mars@gmail.com FAIGIZIDUHU BU ULOLO: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 0155, Indonesia E-mail: waigi.buulolo@gmail.com DJAKARIA SEBAYANG: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 0155, Indonesia E-mail: djakaria@usu.ac.id