Kegiatan Belajar 2 : Pembelajaran Individual bagi ABK

dokumen-dokumen yang mirip
Membangun Budaya Literasi Bagi Anak Autis Memakai Media Kliping Bergambar

PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL. Oleh Drs. Musjafak Assjari, M.Pd

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA AKOMODATIF PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI SD INKLUSI NEGERI GIWANGAN YOGYAKARTA SKRIPSI

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dan PENDIDIKAN INKLUSIF

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI KELAS BAGI TUNAGRAHITA

PROGRAM KEBUTUHAN BINA DIRI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DAN SEDANG Oleh: Atang Setiawan

TINJAUAN MATA KULIAH...

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU D ALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN IND IVIDUAL DI SLB AD ITYA GRAHITA KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Afifudin, 2013

Asesmen Keterampilan Menulis dalam Pendidikan

E. Rochyadi PENDAHULUAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR ANAK

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Belajar dan Program Pembelajarannya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. telah memenuhi standar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara rinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

: Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

Implementasi Pendidikan Segregasi

1. Satu-satunya sumber belajar murid 2. Bertindak sebagai instruktur 3. Sebagai bos murid

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB V PENUTUP. semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem persaingan bebas dalam segala kehidupan. Kita harus dapat

PENGEMBANGAN MATERI POKOK MATA UANG DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XI DI SLBC KARYA IBU PALEMBANG

ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Oleh: Drs. Muhdar Mahmud, M.Pd.

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

Musjafak Assjari (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

Penilaian Portofolio Sebagai Bentuk Penghargaan Guru Terhadap Hasil Belajar Dan Karya Siswa. Oleh Wahyudi

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI PENDIDIKAN INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETRAMPILAN ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS UNTUK GURU SEKOLAH LUAR BIASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam

SUMIYATUN SDN Ketami 1 Kec. Pesantren Kota Kediri

Pembelajaran Remedial

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

SIKAP KEPALA SEKOLAH DAN GURU-GURU TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) YANG BELAJAR DI SD INKLUSI PUTERAKO BANDUNG. Oleh: Dra.

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM SISTEM PERSEKOLAHAN NASIONAL Oleh: Ishartiwi

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSIF

ARTIKEL ILMIAH KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 JAMBI

MERUMUSKAN KEMAMPUAN AKHIR. Kemampuan akhir yang diharapkan dirumuskan menggunakan kalimat kerja yang

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF

REMEDIAL TEACHING MATEMATIKA DIDASARKAN PADA DIAGNOSA KESULITAN SISWA KELAS II MADRASAH TSANAWIYAH

Oleh. Ayu Purnamasari Ni Nyoman Wetty S Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

DISAIN INSTRUCTIONAL (Perencanaan Pembelajaran)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

Remedial Teaching Matematika didasarkan pada Diagnosa Kesulitan Siswa Kelas II Madrasah Tsanawiyah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits

PENDIDIKAN INKLUSIF. BPK Penabur Cimahi, 11 Juli Mohamad Sugiarmin

Pembelajaran yang Ramah M.SUGIARMIN

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

Kaitan Quantum Learning dengan Evaluasi Belajar. Oleh: Eko Budi Prasetyo, MPd.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

BAB III STANDAR PROSES

Individualized Education Program (IEP) Least Restrictive Environment (LRE) Teaming and Collaboration among Professionals

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, tidak terkecuali anak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah secara umum agar

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. A. Gambaran Umum SLBN Pelambuan Banjarmasin Barat. memandang, kebutuhan bagi anak-anak luar biasa di daerah

Transkripsi:

Kegiatan Belajar 2 : Pembelajaran Individual bagi ABK Waktu : 3 jam Standar Kompetensi : Mempunnyai keterampilan untuk mengelola Pembelajaran Individual bagi ABK Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan hakikat Pembelajaran Individual 2. Menjelaskan prosedur umum perumusan PPI Indikator : 1.Menjelaskan hakikat Pembelajaran Individual 2. Menjelaskan prosedur umum perumusan program pembela jaran individual 3. Menyusun rancangan Pembelajaran Individual Materi/Sub Materi Pokok: 1. Hakikat Pembelajaran Individual 1) Pengertian PPI 2) Fungsi PPI 3) Komponen PPI 2. Prosedur Umum Perumusan PPI 1) Langkah merancang PPI 2) Format PPI 3. Tugas/Latihan 4. Rambu-rambu Jawaban 5. Rangkuman Sumber : Direktorat PLB, 2004, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Teerpadu/Inklusi Pengembangan Kurikulum,I Dirjen Pendasmen, Depdiknas, Jakarta. Mulyono Abdurrahman,1999, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta Payne & Polloway & Smith & Payne, 1981, Strategis for Teaching the Mentally Retarded, Charles E.Merrill Publishing Company. Parwoto, 2007, Strategi Pembelajaran ABK, Depdiknas Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan, Jakarta. A. Uraian dan Contoh Materi Hakikat Pembelajaran Individual 1. Pengertian PPI Program Pembelajaran Individual dikenal dengan The Individualized Education Program (IEP) yang diprakarsai oleh SAMUEL GRIDLEY HOWE tahun1871, yang merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi ABK. Bentuk pembelajaran ini sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1992, yang merupakan satu rancangan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus agar mereka mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik. MERCER and MERCER (1989) mengemukakan bahwa program pembelajaran individual menunjuk pada suatu program pembelajaran dimana siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi dan motivasinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan antara individu pada ABK sangat beragam, sehingga layanan pendidikannya lebih diarahkan pada layanan yang bersifat individual, walaupun demikian layanan yang bersifat klasikal dalam batas tertentu masih diperlukan. Progrm Pembelajaran Individual harus merupakan program yang dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik, yang

diarahkan pada hasil akhir yaitu kemandirian yang sangat berguna bagi kehidupannya, mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atu berperilaku adaptif. 2. Fungsi Program Pembelajaran Individual 1) Untuk memberi arah pengajaran; dengan mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat siswa maka program yang diindividualisasikan terarah pada tujuan atas dasar kebutuhan dan sesuai dengan tahap kemampuannya saat ini. 2) Menjamin setiap ABK memiliki suatu progrm yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan khs mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan. 3) Meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap anak dan melakukan usaha mempertemukan dengan kebutuhan-kebutuhan siswa. 4) Meningkatkan potensi untuk komunikasi antar/dengn anggota tim, khususnya keterlibatan orang tua, sehingga sering beretemu dan saling mendukung untuk keberhasilan ABK dalam pendidikan 5) Menjadi wahana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan pendidikan yang lebih efektif. 3. Komponen Program Pembelajaran Individual. Secara garis besar komponen Progrm Pembelajaran Individual meliputi : 1) Deskripsi tingkat kecakapan/kemampuan saat ini (performance levels): tingkat kemampuan/kecakapan yang diketahui setelah dilakukan asesmen, sehingga guru kelas dapat mengetahui kekuatan, kelemahan dan kebutuhan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Informasi ini umumnya berkaitan dengan kemampuan akademik, pola perilaku khusus, keterampiln menolong diri, bakat voksional, dan kemampuan berkomunikasi. 2) Sasaran program tahunan/tujuan pengajaran tahunan ( longrange or annual goals) Komponen ini merupakan kunci komponen pembelajaran karena dapat memperkirakan program jangka panjang selama kegiatan sekolah dan dapat dipecahpecah menjadi beberapa sasaran. Kerjasama antara guru dan orangtua perlu dilakukan sehingga tujuan pembelajaran lebih realis. Merumuskan tujuan PPI hrus memperhatikan empat kriteria yaitu: a.. dapat diukur -> pernyataan harus menggunakan kata kerja oprsional (menyebutkan,menjelaskan, mendefinisikan,mengidentifikasi, menulis dll) dan tidak menimbulkan penafsiran ganda (memahami, mengetahui, mengerti ) b. positif -> tujuan itu harus membawa perubahan ke arah positif (mis. siswa dpat merespon waktu dengan tepat bukan siswa dapat bertahan menutup mulut c. orientasi pada siswa > merumuskan apa yang dipelajari bukan apa yang siswa pikirkan (mis: siswa dapat menanggapi secara lisan pertanyaan dengan dua-tiga prase) d. relevan -> sesuai dengan kebutuhan individu. 3) Sasaran belajar jangka pendek (shortterm objectives) Sasaran belajar jangka pendek/tujuan jangka pendek harus dikonsep dan dikembangkan melalui analisa tugas, dipakai sebagai acuan dalam proses pembelajaran guna mencapai kemampuan yang lebih spesifik. Sasaran belajar ini harus dapat diamati, dapat diukur, berpusat pada siswa, positif dan hendaknya mencerminkan pengajaran antara tingkat kecakapan dan tujuan akhir.

Tujuan khusus mempunyai beberapa komponen yaitu ABCD (Audience Behavior Condition Degree); mis: Jika ditunjukkan empat warna (condition) Budi (audience) dapat menyebutkan nama-nama warna tsb (behavior) 100% benar (degree). Anak diberi empat macam uang logam bernilai Rp.25,-, Rp.50,-. Rp.100,- dan Rp.500,-; dapat menentukan nilai tiap mata uang logam tsb dengan ketepatan seratus persen. 4) Diskripsi pelayanan(description of services), meliputi :* guru yang mengajar, * isi program pengajaran dan kegiatan pembelajaran, * alat yang dipergunakan. 5) Tanggal pelayanan (Dates of service) -> dlam Program Pembelajaran Individual harus terdapat tanggal kapan pengajaran mulai dilaksanakan dan antisipasi lamanya pelayanan. 6) Penilaian (Evaluation) ->terbagi dalam dua bagian yaitu: a. Penilaian untuk menentukan tingkat kecakapan sisiwa saat ini, menjelaskan kekuatan dan kelemahan siswa (assesment) b. Menili keberhasiln siswa dalam mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan. Prosedur penilaian dapat dilakukan dengan lisan, tulisan atau perbuatan. Metodenya dapat melalui tes atau observasi. Prosedur Umum Perumusan Program Pembelajaran Individual 1. Langkah merancang Program Pembelajaran Individual Prosedur ideal untuk mengembangkan program pembelajaran individual bagi ABK memiliki lima langkah (KITANO & KIRBY, 1986) yaitu: 1) Membentuk tim PPI atau TP3I (Tim Penilai Program Pembelajaran Individual), yang terdiri dari orang-orang yang bekerja dengan anak dan memiliki informasi yang dapat disumbangkan untuk menyusun rancangan pendidikan yang komprehensif bagi anak. Tim ini idealnya mencakup: guru khusus guru reguler Kepala Sekolah orang tua diagnostician dan tenaga ahli lain (konselor, speech therapist), bila memungkinkan anak yang bersangkutan. 2) Menilai kebutuhan anak Hasil penilaian awal kebutuhan anak yang diperoleh dari tes formal, tes diagnostik kesulitan belajar, pengamatan perilku; yang bersumber dari wali kelas, guru khusus, guru mata pelajaran, orang tua, konselor dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan khusus pembelajaran, menentukan program prioritas pelayanan kebutuhan secara individual, dalam jangka waktu tertentu dan kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumbya. 3) Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Pengembangan tujuan jangka panjang telah diatur dalam GBPP untuk jangka waktu satu tahun, sementara pengembangan tujuan jangka pendek disusun oleh guru untuk satu kali pertemuan pembelajaran, yang memuat audience, behavior,condition, degree. Perumusan tujuan pembelajaran ini memungkinkan guru untuk melakukan evaluasi keberhasilan belajar siswa secara lebih tepat.

4) Merancang metode dan prosedur pembelajaran. Metode dan prosedur embelajaran adalah sebuah rangkaian proses bagaimana guru dapat melakukan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran khusus. Metode pembelajaran dapat berbentuk belajar kolaboratif, belajar kooperatif, bermain peran, belajar mandiri, sosiodrama, dll. 5) Evaluasi kemajuan anak. Evaluasi kemajuan belajar anak diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalamm rumusan tujuan pembelajaran khusus. Contoh: TIK : Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat menyebutkan secara lisan dan lancar minimal 4 binatang memamah biak yang diternak petani. Kriteria yang dijadikan dasar: (1) menyebutkan (2) secara lisan dan lancar (3) minimal 4 binatang memamah biak yang diternak petani. Atas dasar standar yang telah ditetapkan guru dapat menilai apakah anak masih perlu diperbaiki atau tidak. Perlu dipahami, PPI merupakan fungsi mata rantai terpadu antara asesmen dan pengajaran; jadi pengembangan PPI tergantung pada pengumplan data asesmen. PPI memberi tekanan pada keterbatasan minimal, kesesuaian penempatan dan garis besar program pengajaran. Untuk itu PPI harus dievaluasi kemudian ditulis ulang dalam jangka waktu satu tahun, sepanjang layanan masih dibutuhkan. 2. Format Program Pembelajaran Individual (terlampir) B. Tugas/Latihan Buatlah sebuah program pembelajaran individual untuk salah satu siswa berkebutuhan khusus. C. Rambu-rambu Jawaban Latihan Memperoleh pengalaman praktis dan refleksi kendala-kendala pelksanaan PPI di lapangan. D. Rangkuman 1.Progrm Pembelajaran Individual merupakan layanan yang lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kopetensi ABK danmerupakan dokumen tertulis yang dikembangkan dalam satu rancangan pembelajaran bagi ABK. 2. Program Pembelajaran Individual berfungsi sebgai pedoman yang dapat dan harus berubah sebagaimana halnya kebutuhan siswa 3. PPI hendaknya diperbaharui secara terus-menerus dan menunjukkan kapan tujuan pembelajaran khusus telah diselesaikan 4. Program Pembelajaran Individual hendaknya tidak dipandang sebagai kontrak menurut hukum tetapi dirasakan sebgai sesuatu yang memberikan bantuan berupa bimbingan fleksibel bagi guru, orang tua dan ABK.

5. Keterlibatan orang tua dalm pertemuan-pertemuan PPI merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan yang memungkinkan ABK berkembang lebih baik.