47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka cakupan penelitian ini adalah pada informasi akuntansi serta kinerja manajemen PT Aivon Mediatama yang berdomisili di Cengkareng - Jakarta Barat. Perusahaan tempat peneliti melakukan studi kasus adalah perusahaan IT (Information Technology) yang sudah berkecimpung dibidangnya selama kurang lebih 20 tahun. Penelitian dilakukan pada tahun 2015. Alasan peneliti memilih jajaran manajemen tersebut sebagai responden karena masalah yang diangkat dalam penelitian sesuai dengan masalah yang ada di perusahaan ini. B. Desain Penelitian Penelitian bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis menggunakan Moderating Regression Analysis (MRA). Penelitian ini akan mengukur pengaruh faktor organisasional meliputi: sistem informasi akuntansi manajerial, desentralisasi, dan pengukuran kinerja dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Teknik analisis ini menggunakan program SPSS.
48 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (Causal Research). Penelitian kausal merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Nur Indriantoro, 2009). Penelitian kausal bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor informasi akuntansi dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial pada PT Aivon Mediatama. 1. Variabel Independen Informasi Akuntansi Manajemen sebagai variabel independen yang mempunyai karakteristik yaitu broad scope, timeliness, agregation dan integration. a. Informasi Broad Scope Akuntansi Manajemen Informasi broad scope dapat dikatan sebagai informasi dengan cakupan luas yang meliputi faktor-faktor eksternal maupun internal perusahaan, informasi non ekonomi, ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang, informasi yang berhubungan dengan aspek-aspek lingkungan. Semakin tinggi skala berarti informasi yang ada memiliki cakupan luas. b. Informasi timeliness Akuntansi Manajemen
49 Informasi timeliness adalah informasi yang mengungkapkan ketepatan waktu menunjukkan tentang waktu antara permohonan informasi dengan penyajian informasi yang dinginkan serta frekuensi pelaporan informasi dan kecepatan membuat laporan (Nazaruddin, 1998 dan Ritonga & Zainuddin, 2002). c. Informasi agregation Akuntansi Manajemen Informasi agregation adalah inforamsi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal atau model analitika informasi hasil akhir yang didasarkan pada areal fungsional atau didasarkan pada waktu. Sehingga semakin tinggi atau penting informasi yang dihasilkan semakin teragregasi. d. Informasi integration Akuntansi Manajemen Informasi Integration mencermnkan aspek seperti ketentuan terget atau aktivitas yang dihitung antar proses interaksi antar sub unit dalam organisasi. Kompleksitas dan saling keterkaitan ataupun ketergantungan sub unit satu dengan yang lainnya akan tercerrmin dalam informasi integration. Artinya semakin tinggi informasi yang ada maka semakin terintegrasi.
50 Untuk menilai keempat dimensi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen tersebut diukur dengan menggunakan yang pertama Skope (Broad Scope) yang terdiri dari 4 pertanyaan. Responden diminta untuk menjawab 4 pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting) sampai skala 5 (informasi sangat penting/sangat setuju). Yang kedua menggunakan Ketetapan (Time Lines) yang terdiri dari 4 item pertanyaan. Responden diminta untuk menjawab 4 pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting/tidak setuju) sampai skala 5 (informasi sangat penting/sangat setuju). Yang ketiga menggunakan kesatuan (Aggregation) yang terdiri dari 4 item pertanyaan. Responden diminta untuk menjawab 4 pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting/tidak setuju) sampai skala 5 (informasi sangat penting/sangat setuju). Yang terakhir atau yang keempat adalah menggunakan Integrasi (Integration) yang terdiri dari 4 item pertanyaan. Responden diminta untuk menjawab 4 pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam skala (1) tidak tersedia, (2) kurang tersedia, (3) tersedia, (4) cukup tersedia tersedia dan sampai skala (5) sering/selalu tersedia. 2. Variabel Dependen
51 Kinerja manajerial adalah kinerja individual anggota organisasi dalam kegiatan manajerial. Kinerja manajerial adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan tugas manajerialnya, yang mendukung keefektifan organisasi. Kinerja manajerial diukur dengan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, Jardey dan Caroll (1963) dengan menggunakan skala likkert 1 sampai 5. Instrumen tersebut dikategorikan dalam 4 dimensi yaitu; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Untuk menilai keempat dimensi kinerja manajerial tersebut diukur dengan menggunakan pertanyaan yang terdiri dari total 15 pertanyaan. Responden diminta untuk menjawab 15 pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam skala (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, dan sampai skala (5) sangat sering/selalu. 3. Variabel Moderating Variabel moderating adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen (Sugiyono, 2001). Dalam penelitian ini variabel moderatingnya adalah desentralisasi. Desentrlisasi adalah menunjukkan pada tingkat pendelegasian otoritas dan wewenang kepada manajer yang lebih rendah untuk menentukan kebijakan, seperti pengembangan produk/jasa jenis baru, pengalokasian anggaran
52 dan penentuan harga jual, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang terdiri dari 10 (sepuluh) item pertanyaan dan diukur dengan skala likert, mulai skala (1) sangat tidak setuju, (2) kurang/tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. D. Pengukuran Variabel Terdapat 4 tipe skala pengukuran, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. Penulis menggunakan skala ordinal, yaitu memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dan sampel penelitian adalah pada tingkat manajerial menengah ke atas pada PT Aivon Mediatama yaitu jajaran supervisor, manajer, direksi dan komisaris. Metode pengambilan sampel adalah metode sampel non probabilitas (Pemilihan sampel non random) atau purposive sampling yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Dimana populasi karyawan pada perusahaan tersebut adalah sebanyak 150 orang. Peneliti
53 mengambil sampel dari jajaran manajemen PT Aivon Mediatama yang berjumlah 50 orang. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur, baik yang tidak dipublikasikan maupun yang dipublikasikan. Bentuk literatur yang digunakan berupa buku, jurnal dan literatur lain yang berkaitan. 2. Studi Lapangan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu metode pengumpulan dan analisis data yang berupa opini dari subyek yang diteliti (responden) melalui tanyajawab (Indriantoro dan Supomo, 2002). Metode survei dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui kuisioner (pertanyaan tertulis) dan wawancara (pertanyaan lisan). Sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut di distribusikan langsung oleh peneliti kepada responden. Jumlah kuesioner yang dikirim kepada responden
54 sebanyak 50 kuesioner. Penulis juga melakukan teknik observasi yaitu pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek penelitian, teknik wawancara dengan melakukan komunikasi dua arah dan teknik survey dan pengumpulan data. Kuisioner disusun dengan menggunakan skala Likert. Menurut Kinnear (1988) dalam Umar (2007), skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setujutidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Skala Likert dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur respon seseorang ke dalam 5 poin skala dengan rentang nilai poin 1 yang menunjukkan respon sangat tidak setuju sampai poin 5 yang menunjukkan respon sangat setuju, serta poin 4 yang menunjukkan respon netral terhadap suatu pernyataan. Data yang digunakan dalam pengukuran informasi akuntansi adalah data laporan keuangan pada tahun 2014. Teknik analisis ini menggunakan program SPSS. G. Metode Analisis Penelitian bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yaitu dengan analisis-analisis sebagai berikut: 1. Uji Validitas
55 Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan koefisien korelasi (Pearson Correlation). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang diperoleh tidak signifikan pada level signifikan 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid. (Ghozali, 2011) Validitas instrumen ditentukan dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Instrumen dapat dinyatakan valid apabila hasil perhitungan koefisien korelasi menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,3 atau lebih, menurut Sugiyono (1999). Instrumen penelitian juga dapat dinyatakan valid jika tingkat signifikansi berada di bawah α = 0,05. 2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dalam
56 pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode Statistic Cronbach s Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar > 0,70 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variable > 0,70 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrument tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan sebaliknya apabila nilai cronbach alpha dari suatu variabel < 0,70 maka reliabilitasnya kurang memadai, menurut Ghozali (2013). 3. Uji Statistik Deskriptif Uji Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum, menurut Ghozali (2013). 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang
57 rendah dan nilai VIF yang tinggi menunjukkan gejala adanya kolinearitas yang tinggi. Jika pengujian menghasilkan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka asumsi nonmultikolinieritas terpenuhi. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dengan cara menganalisis matriks korelasi antara variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas pada persamaan regresi penelitian (Ghozali, 2013) b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari satu persamaan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y
58 telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y Sesungguhnya) yang telah di-studentized, menurut Ghozali (2013). Dasar analisis : b.1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b.2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik meyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah masing-masing kesalahan pengganggu mempunyai varian yang berlainan. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman. Jika pengujian menghasilkan nilai lebih besar dari 0,05 (5%) maka persamaan regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. c. Uji Normalitas
59 Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, varabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti yang diketahui bahwa uji T dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar menjauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, menurut Ghozali (2013). Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
60 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tapi jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, menurut Ghozali (2013). Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji One Sample Klomogorov-Smirnov. Jika pengujian menghasilkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi. 5. Uji Hipotesis Indriantoro dan Supomo (2002) menyatakan bahwa analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menghitung nilai koefisien regresi yang menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi linier sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bx + e Keterangan:
61 Y a b X e = variabel dependen = konstanta = koefisien regresi = variabel independen = kesalahan Menurut Frucot dan Shearon (1991) megajukan model regresi untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi (Ghozali, 2005:153) : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3 X1-X2 Dimana : X1-X2 = merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan antara X1 dan X2 Menurut Frucot dan Shearon (1991) interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Teknik analisis data untuk menguji pengaruh moderasi dalam penelitian ini adalah model selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi : Y = a + b1xiam + b2xdes + b3 Xiam-Xdes + e
62 Dimana : Y a = Kinerja Manajerial = Konstanta Xiam = Informasi Akuntansi Manajemen Xdes = Desentralisasi b 1-3 = Koefisien regresi e = Error Dimana nilai Xsiam dan Xdes adalah standardized. Setelah nilai Xsiam dan Xdes diubah menjadi standardized, langkah berikutnya adalah membuat regresi baru dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1zsiam + b2zdes + b3 AbsX1_X2 + e Dimana: Y a = Kinerja manajerial = Konstanta Ziam = Standardize informasi akuntansi manajemen Zdes = Standardize desentralisasi b 1-3 = Koefisien regresi e = Error Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis sebagai berikut:
63 a. Uji Statistik T (Partial Individual Test) Uji statistik T dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hitung T dengan tabel T. Kriteria pengujian dalam uji T adalah sebagai berikut: - Jika hitung T > tabel T maka 0 H akan ditolak dan 1 H akan diterima, artinya variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variable dependen secara parsial. - Jika hitung T tabel T maka 0 H akan diterima dan 1 H akan ditolak, artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. b. Uji Statistik F (Overall Significance Test) Uji Statistik F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hitung F dengan tabel F. Kriteria pengujian dalam uji F adalah sebagai berikut: - Jika hitung F > tabel F maka 0 H akan ditolak dan 1 H akan diterima, artinya variabel independen memiliki
64 pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. - Jika hitung F tabel F maka 0 H akan diterima dan 1 H akan ditolak, artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. c. Uji Nilai R² (Koefisien Determinasi) Nugroho (2005) dalam Andhika (2007) menjelaskan bahwa koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variable independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol dan satu (0 < R² <1). Nilai R² yang mendekati 0 menunjukkan kemampuan variabel independen sangat terbatas dalam menjelaskan variable dependen. Nilai R² yang mendekati 1 menunjukkan semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2005). d. Uji Nilai R (Parsial) Koefisien determinasi parsial (R) digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi parsial terletak antara -1 hingga +1. Nilai r yang mendekati -1
65 menunjukkan hubungan negatif yang erat antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan nilai r yang mendekati +1 menunjukkan semakin erat hubungan positif antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai r parsial yang semakin mendekati angka nol menunjukkan kekuatan hubungan yang semakin lemah antara kedua variabel. Tabel 3.1 menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yaitu sebagai berikut: Besar nilai r Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Antara 0,60 sampai dengan 0,79 Antara 0,40 sampai dengan 0,59 Antara 0,20 sampai dengan 0,39 Antara 0,01 sampai dengan 0,19 Interpretasi Korelasi sangat tinggi Korelasi tinggi Korelasi moderat Korelasi rendah Korelasi sangat rendah Tabel 3.1 Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen