PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. sektor terutama sektor transportasi. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan darat

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia senantiasa bergerak dinamis, tidak ada satu bagian pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada prinsipnya semua bentuk dan keadaan kehidupan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. itu berdasarkan beberapa indikasi, seperti jumlah kelahiran penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem kehidupan, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dishubkominfo DIY dalam hal ini UPTD Jogja Trans dalam penyelenggaraan

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem setoran pada angkutan umum transportasi massa seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus ibukota dari Provinsi Jawa Barat yang mempunyai aktifitas Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Objek. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat

Kota Bandung telah menyiapkan beberapa fasilitas untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia. Kapasitas normal becak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


Transkripsi:

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL (Studi Sosiologi Pedesaan Terhadap Keberadaan dan Penggunaan Delman atau keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya) Latar Belakang Masalah Masyarakat dalam kesehariannya tidak akan diam di satu tempat atau menetap, mereka akan senantiasa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tersebut dapat disebabkan oleh kepentingan pekerjaan, belanja, sekolah serta urusan pribadi. Dalam melakukan perpindahan tersebut mereka akan menggunakan alat transportasi yang cepat dalam mencapai tempat-tempat tujuan. Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia ataupun benda, dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga manusia, binatang, alam ataupun tenaga lain dengan mempergunakan mesin atu tidak menggunakan mesin (Salim, 1993: 5) Perpindahaan dari satu tempat ke tempat lain menuntut masyarakat menggunakan jasa angkutan atau alat transportasi. Pasalanya jarak yang cukup jauh tidak akan dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki, belum lagi waktu kerja yang mengharuskan ketepatan. Kendati demikian, sebagian dari masyarakat tidak langsung memilih kendaraan yang hanya mengandalkan kecepatan. Dalam hal ini, ongkos jasa alat transportasi turut menentukan masyarakat dalam motivasi penggunaan alat transportasi.

Keberadaan alat transportasi telah banyak memberikan manfaat bagi para masyarakat. Selain memberikan kemudahan bagi masyarakat dengan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, juga memberi manfaat bagi pembangunan ekonomi masyarakat. Para pemilik jasa transportasi mendapat banyak keuntungan dari dinamikan penggunaan jasa angkutan. Para pemilik jasa alat transportasi merupakan pemilik dari angkutan transportasi masyarakat. Mereka merupakan para pengusaha yang memberikan jasa angkutan dan transportasi. Jasa yang diberikan adalah kemudahan untuk mencapai tempat-tempat tertentu yang ingin dituju oleh para pengguna ankutan. Dalam hal ini, para pemilik jasa alat transportasi menyediakan alat untuk mencapai tempat-tempat tersebut sesuai trayek yang telah ditentukan. Begitu besarnya peluang dan keuntungan dari keberadaan jasa alat transportasi, membawa para pengusaha untuk mendirikan usaha dari jasa trasnportasi. Dalam usahanya tersebut, mereka memberikan jasa serta pelayanan berdasarkan jarak dan trayek tertentu. Trayek atau jalur kendaraan sudah ditentukan sesuai jalun yang dikehendaki untuk oprasinal angkutan. Alat transportasi umum selain memilki trayek atau jalur tersendiri, juga memilki variasi ukuran serta jenis kendaraan, diantaranya; bus, taksi, angkutan kota (angkot), bajai, dan jasa motor (ojeg), becak serta delman (keretek). Jasa alat tranportasi tersebut berbeda dari jarak serta kalangan penggunanya. Seperi halnya taksi, lebih banyak digunakan oleh masyarakat kalangan menengah ke atas. Pasalnya tarif dari biaya alat tranportasi tersebut cukup mahal, Sedangakan

kalangan menengah ke bawah memilih ankutan kota (angkot) sebagai alat transportasinya dikarenakan tarif jasanya yang murah. Masyarakat pengguna alat transportasi yang hendak berpergian jauh sebagiannya akan memilih bus. Hal tersebut dikarenakan faktor kenyamanan serta efisiensi ongkos yang diberikan oleh jasa tersebut. Bus yang merupakan kendaraan besar, lebih kuat dan aman apabila digunakan untuk berpergian jauh. Mesin serta perangkat yang terdapat didalam kendaraan tersebut memang diperuntukan untuk tujuan jarak jauh. Pengguna bus berasal dari berbagai kalangan, diantaranya; pekerja lintas daerah, pelajar, para pengusaha serta kalangan lainnya. Kendati demikian sebagian dari masyarakat ada yang lebih memilih kendaraan pribadi dari pada memakai kendaraan umum. Sebagai alat tranportasi umum, kendaraan jasa pengangkutan bukan tanpa masalah, banyak masalah yang dihadapi oleh para pemilik jasa pengangkutan umum, persaingan salah satunya. Kepemilikan jasa ankutan umum tidak dimiliki oleh satu orang atau perusahaan, namun banyak yang mendirikan jasa tersebut. Hal tersebut telah melahirkan persaingan diantara para pemilik jasa angkutan umum. Persaingan diantara para pemilik alat transportasi umum tidak dapat dihindari. Pasalnya jalur kendaraan serta pengguna (konsumen) yang sama akan memilih salah satu diantara kendaraan-kendaraan yang hendak digunakan. Dalam hal ini, para pemilik jasa angkutan akan menciptakan perbedaan sebagai ciri khas dari jasnya tersebut, salah satunya dalam hal pelayanan. Para pemilik jasa angkutan menciptakan kenyamanan dan pelayanan bagi para pengguna angkutan,

seperti kendaraannya memiliki AC, tempat duduk yang nyaman serta kebersihan. Dengan demikian diharapkan para pengguna memilih kendaraan tersebut sebagai alat transportasi. Disisi lain, persaingan juga dialami oleh para supir ankutan umum. Para supir merupakan pekerja yang diberi gaji oleh para pemilik angkutan umum. Dalam hal ini sistem gaji dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat tetap dan tidak tetap. Gaji yang tetap adalah gaji yang diberikan sesuai dengan ketetapan para pemilik jasa angkutan tersebut, baik itu perhari, perminggu ataupun perbulan. Sistem gaji seperti ini biasanya berlaku pada angkutan umum yang dimiliki secara resmi oleh pemerintah dan perusahaan. Sedangkan sistem gaji yang tidak tetap diberikan sesuai dengan rasio jumlah penumpang, sifat dari kepemilikannya adalah menyewakan. Mereka (para supir) akan mendapatkan uang dari kerja keras mencari pengguna angkutan yang memilih kendaraannya. Apabila penumpangnya banyak, mereka akan mendapat keuntungan dari pekerjaannya tersebut. Sistem gaji seperti ini banyak dipakai oleh para pemilik angkutan kota (angkot) serta metromini jarak dekat. Biasanya kepemilkan jasa angkutannya tersebut bersifat perorangan. Kedua sistem gaji tersebut berbeda dari segi pelayanan serta kenyamannya. Jasa angkutan yang dimilki oleh pemerintah dan perusahaan lebih menjamin keamanan serta pelayanan penggunanya. Pasalnya kepemilikan semacam ini diatur berdasarkan undang-undang demi kenyamanan serta keselamatan para penggunanya. Para supir yang bekerja harus memenuhi syarat kelayakan untuk kenyamanan para penumpang.

Di Jawa Barat jasa alat transportasi telah banyak didirikan dengan berbagai sistem dan trayek. Jasa angkutan tersebut tidak hanya dimilki oleh pemerintah, perorang serta persero juga ikut dalam jasa angkutan tersebut. Angkutan yang dimiliki oleh pemerintah, yaitu DAMRI dan Trans Metro Bandung (TMB). Kedua angkutan tersebut merupakan badan usaha milik negara dan sistem kerja yang dipakai harus sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh pemerintah (BUMN). Kendati demikian kepemilikan alat transportasi umum lebih banyak dimilki oleh perorangan serta persero dibandingkan dengan pemerintah. Jasa alat transportasi sudah banyak membantu aktivitas masyarakat. Kendati demikian tidak semua jasa alat transportasi memiliki kecepatan serta efisiensi dalam sistem kerjanya. Di beberapa tempat masih terdapat jasa angkutan umum yang menggunakan tenaga fisik dalam penggunaannya, salah satunya delman atau keretek. Delman atau keretek merupakan alat tranportasi yang menggunakan tenaga hewan, yaitu kuda untuk menjalankannya. Hewan tersebut dilatih oleh para pemiliknya agar dapat bertahan ketika membawa beban penumpang. Untuk kenyamanan serta keamanan para penggunanya, disiapkan kereta beroda dua yang didalamnya sudah dimodifikasi sesuai kelayakan dan keamanan. Juga tempat duduk terbuat dari kayu yang sudah dipilih ketahannya. Kendati sudah jarang ditemukan kendaraan tersebut, namun dibeberapa tempat masih ada yang memilihara alat tranportasi tradisional tersebut. Delman atau keretek sebagai alat transportasi berbeda jauh dengan angkutan umum lainnya yang memakai tenaga mesin. Dalam segi ketahanan serta

kecepatannya, delman cenderung lebih lambat serta hanya dapat mengangkut beberapa orang saja, karenanya delman hanya digunakan dalam jarak tertentu. Kecepatan delman bergantung pada kondisi fisik hewan yang dijadikan tunggangannya. Dalam perkembangan modern seperti sekarang ini delman atau keretek sudah jarang digunakan sebagai alat transportasi umum di kota-kota besar, karena sudah ada pengganti bertenaga mesin. Tetapi di daerah Kabupaten khususnya Kabupaten Bandung jasa delman atau keretek saat ini lebih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai kendaraan wisata atau alat transportasi budaya dalam perayaan kawinan atau khitanan, namun jumlah tersebut tidak begitu banyak. Tetapi mengapa di Kabupaten Bandung khususnya di Majalaya, masyarakat masih setia menggunakan delman atau keretek sebagai alat transportasi dan tidak sedikit juga masyarakat di Majalaya menggunakan delman sebagai sumber ekonomi atau mata pencaharian, atau disebut nambangan oleh tukang delman atau keretek. Berdasarkan pendataan anggota oleh PPD (persatuan perjuangan delman) saat ini ada 100 delman atau keretek yang beroperasi di Majalaya. Jumlah tersebut bisa dikatakan bertahan walaupun sebenarnya mengalami penurunan dengan berbagai alasan yaitu polusi dan kotoran kuda yang tidak ditampung dengan karung dibelakangnya yang banyak mengotori lingkungan. Jadi pemerintah sekitar mengurangi pengoprasian keretek berdasarkan trayek atau rute. Delman sebagai alat transportasi tradisional sudah banyak tertinggal oleh kendaraan umum yang memiliki kecepatan, keamanan serta kenyamanan. Alat tranportasi tersebut kalah bersaing dengan alat transportasi yang lebih modern dan

cepat. Kendati demikian, dibeberapa tempat masih terlihat keberadaan delman walau bersaing dengan angkutan umum yang lebih modern, seperti di Pasar Majalaya Kabupaten Bandung. Kecamatan Majalaya merupakan salah satu daerah yang termasuk kawasan Bandung, tepatnya Kabupaten Bandung. Daerah tersebut memiliki pasar tradisional yang diperuntukan bagi masyarakat Majalaya dan sekitarnya. Di pasar ini kita dapat melihat fenomena delman atau keretek sebagai alat transportasi yang masih bertahan di tengah alat transportasi yang lebih modern. Kendati demikian sebagian dari masyarakat di Majalaya ada yang masih memilih delman sebagai alat transportasinya. Kalangan yang merupakan pengguna alat transportasi ini berasal dari berbagai kalangan, diantaranya, para pelajar, ibu rumah tangga, pegawai rumah sakit, pedagang serta para guru. Sebagian dari mereka memilih alat transportasi ini dikarenakan tarif yang dikenakannya (ongkos) lebih murah dari pada angkutan lain. Selain tarif, suasana serta kenyamanan yang jauh dari suara mesin, karena menggunakan tenaga hewan ikut menambah minat terhadap alat transportasi tradisional ini. Delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional sudah mengalami persaingan dalam perbedaannya dengan alat transportasi modern. Persaingan dan perbedaan ini meliputi kecepatan, keamanan, kenyamanan, serta ketahanan yang kalah jauh dengan alat tranportasi modern. Kendati demikian di pasar Majalaya, delman atau keretek masih bertahan dengan beberapa peminat serta penggunanya yang masih menginginkan dlman sebagai alat transportasi tradisional. Pentingnya melakukan penelitian perihal persaingan delman dengan angkutan umum yang

lebih modern, mengharuskan penulis untuk meneliti lebih dalam tentang PERAN SERTA RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL (Studi Sosiologi Pedesaan Terhadap Keberadaan dan Penggunaan Delman atau Keretek di Tengah Angkutan Kota di Kecamatan Majalaya). Rumusan Masalah Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengambil rumusan masalah; a. Apa peran dari keberadaan delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional di tengah angkutan umum di Kecamatan Majalaya? b. Bagaimana delman atau keretek dapat bertahan di tengan angkutan umum di Kecamatan Majalaya? c. Bagaimana respon masyarakat di Kecamatan Majalaya terhadap keberadaan delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, diantaranya: a. Mengetahui peran dari keberadaan delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional di tengah angkutan umum di Kecamatan Majalaya. b. Mengetahui perihal delman atau keretek dapat bertahan di tengan angkutan umum di Kecamatan Majalaya. c. Mengetahui respon masyarakat Kecamatan Majalaya terhadap keberadaan delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional.

Kegunaan Penelitian Penelitian ini, secara teoritis memberi sumbangan terhadap keilmuan sosiologi mengenai peran serta respon masyarakat terhadap keberadaan delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional. Secara praktis penelitian ini memberikan penjabaran kepada masyarakat bahwa delman atau keretek sebagai alat transportasi tradisional memilki peran bagi keberlangsungan budaya lokal (local wisdom) masyarakat sekitar. Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah referensi dan wawasan para mahasiswa dalam pengetahuan sosiologi, terutama sosiologi pedesaan. Juga dapat digunakan sebagai referensi dalam menelaah peristiwa yang terjadi di masyarakat dan menjadi referensi jurusan. Kerangka Pemikiran Peran atau role dalam kamus oxford dictionary diartikan : Actor s part; one s task or function. Yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi ( Oxford University Press, 1982). Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 12). Menurut Brayan S. Turner (2010: 479) didalam kamus sosiologi peran didefinisikan sebagai panduan sifat dan pengaharapan yang didefinisikan atas berbagai macam posisi social. Sebagai contoh, seorang pengajar sekolah melakoni peran mengajar, yang memuat beberapa prilaku yang diharapkan atas seseorang pada posisi ini, tanpa mempertimbangkan perasaan pribadinya.

Secara umum, terdapat dua pendekatan pada teori peran sosial. Konsep ini secara sistematik digunakan pertama kali oleh George H. Mead, seorang pelopor interaksionisme simbolik. Peran digambarkan sebagai hasil dari proses interaksi yang tentatif dan kreatif. Psikologi sosial Median menaruh perhatian utamanya pada bagaimana anak-anak belajar tentang masyarakat dan mengembangkan kedirian sosial mereka melalui tindakan mengambil peran. Bagi interaksionisme simbolik, setiap peran melibatkan interaksi dengan peran lain, misalnya peran guru tidak akan dipahami tanpa adanya peran murid. Proses interaksi berarti bahwa orang dalam berbagai peran akan menguji konsepsi mereka atas peran yang dilakoni orang lain, dan respons atas peran orang lain ini menguatkan atau mempertanyakan konsepsi tersebut (Turner dkk, 2010: 480). Konsepsi peran mengandaikan seperangkat harapan. Dalam hal ini, seseorang diharapkan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu dan mengharapkan orang lain untuk bertindak dengan cara-cara tertentu pula, yang digambarkan sebagai prilaku peran. Prilaku peran adalah prilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut. Prilaku peran mungkin berbeda dengan prilaku yang diharapkan karena beberapa alasan. Dalam hal ini, seseorang mungkin tidak memandang suatu peran dengan cara yang sama sebagaimana orang lain memandangnya, sifat kepribadian seseorang mempengaruhi bagaimana orang itu merasakan peran tersebut, dan tidak semua orang yang mengisi suatu peran merasa sama terikatnya kepada peran tersebut karena hal ini dapat bertentangan dengan peran lainnya (Horton & Hunt, 1984: 120). Semua faktor ini terpadu

sedemikian rupa sehingga tidak ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara yang benar-benar sama. Pengambilan peran di gambarkan oleh R. H. Turner (2010: 480) bagaimana prilaku yang diharapkan atas sebuah peran dicipta dan dimodifikasi dalam interaksi, sebuah proses tentatif yang didalamnya prilaku diidentifikasikan dan diberi muatan dalam bergantinya pusat selama berlangsungnya interaksi. Konsep pengambilan peran amat penting, sebelum seorang diri bertindak, ia membayangkan dirinya dalam posisi orang lain dan mencoba untuk memahami apa yang diharapkan oleh pihak lain. Dalam hal ini seseorang harus menyerasikan diri dengan harapan-harapan orang lain dalam interaksinya (Veeger, 1985: 223). Misalnya, sebelum bertindak sebagai seorang ulama, orang yang bersangkutan harus mengambil alih peran ulama itu dari orang lain. Pola kelakuannya harus diserasikan dengan apa yang diharapkan dan diandaikan oleh masyarakat menjadi ulama. Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan peranan. Peranan menentukan apa yang diberikan masyarakat kepadanya (Soerjono, Soekanto, 1992, Hal 269). Pentingnya peranan adalah karena dia mengatur perilaku seseorang. Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Transportasi merupakan elemen terpenting dalam kehidupan masyarakat perkotaan maupun di perdesaan. Seperti halnya di perkotaan dengan tingkat

aktivitas sangat tinggi yang hampir 90% pergerakannya harus ditunjang oleh transfortasi. Dalam perencanaan suatu sistem transportasi hendaknya dipertimbangkan faktor yang sangat mempengaruhi antara lain karakteristik, tata guna lahan, kondisi yang ada di suatu daerah dan regulasi yang mengatur. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dan akan selalu dihadapi oleh negara-negara yang telah maju dan negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, baik di bidang trasportasi perkotaan maupun transportasi antar kota (regional). Dengan melihat beberapa aspek di atas, dapat dilihat bahwa aktifitas masyarakat perkotaan cenderung didominasi oleh pergerakan dengan menggunakan moda yang memiliki pilihan jenis yang dipergunakan. Pesatnya pertambahan jumlah penduduk kota telah mempengaruhi luas kawasan terbangun kota (KTK) sehingga jarak waktu tempuh dari rumah ke tempat kerja atau tempat aktifitas lain semakin jauh. Akibatnya kebutuhan penduduk akan sarana pengangkutan menjadi semakin meningkat. Persoalan yang timbul kemudian adalah besarnya aktivitas pergerakan manusia di daerah perkotaan tidak sebanding dengan penyediaan wadah (prasarana) dan sarana dalam menunjang pergerakan tersebut sehingga menimbulkan berbagai permasalahan lalu lintas yang tidak ringan (Warpani, 1993). Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan,

kecenderungan yang terjadi adalah menin gkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah (Susantoro& Parikesit, 2004:14) Keberadaan angkutan kota atau nama lainnya angkot sebagai alat transportasi publik sudah tidak dapat dihindari penggunaannya. Angkot merupakan alat transportasi bertenaga mesin, digunakan untuk keperluan warga yang ingin berpergian. Keberadaan angkot di tengah masyarakat banyak memberikan manfaat tersendiri. Diantara manfaat tersebut adalah kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.