PENERAPAN RANCANGAN TAK LENGKAP LATIS SEDERHANA PADA SELEKSI FAMILI JAGUNG



dokumen-dokumen yang mirip
MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

KARAKTER NILAI TENGAH DAN RAGAM CONTOH JAGUNG GALUR CML TERHADAP TETUA BIMA-1

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

SIMULASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG DAN EFISIENSINYA

MODEL EXPONENSIAL ASI FAMILI S1 JAGUNG PADA LINGKUNGAN TERCEKAM ABIOTIK

PENGGUNAAN RANCANGAN PERCOBAAN DALAM TAHAPAN MEMBENTUK VARIETAS JAGUNG SINTETIK

M. Yasin HG * PENDAHULUAN


Rancangan Persilangan 2 Pengertian dan kegunaan, Tujuan Bahan dan pelaksanaan Perancangan bagan persilangan Penempatan lapang Analisis ragam rancangan

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

ANALISIS SEBARAN HOTELLING S PADA PEUBAH BIJI JAGUNG QPM

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA. Status (Wajib/Pilihan) : Pilihan (P) : MAS 4122 (Pengantar Rancob)

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI

RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)

Perbaikan Populasi Jagung QPM MSQ-K1(S1)C0 dan MSQ-P1(S1)C0

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

SELEKSI FAMILI JAGUNG DENGAN SEBARAN NORMAL

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

Materi Kuliah. PERANCANGAN PERCOBAAN (PENDAHULAN) Kuliah 1. Materi Kuliah. Materi Kuliah. Pertemuan ke 1 (Pendahuluan Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda

Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman Minggu Ke 8

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc

RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah aplikasi pengolahan data. yang dapat mengukur keberhasilan suatu percobaan. Percobaan yang

BAB. IV ABSTRAK. Kata kunci: jagung pulut, komponen hasil, daya gabung umum, daya gabung khusus, dan toleran kekeringan

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Studi kasus: Cara Mengajar Dosen Jurusan Statistika UNDIP)

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS ANALISIS PERAGAM UNTUK MENGENDALIKAN GALAT PERCOBAAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN MATERI PERCOBAAN TERNAK BABI

ANALISIS VARIANS TIGA FAKTOR PADA RANCANGAN SPLIT-SPLIT PLOT

Rancangan Kelompok Tak Lengkap Seimbang (RKTLS) atau Balanced Incompleted Block Design (BIBD) Arum H. Primandari

MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

PENDUGAAN NILAI DATA YANG HILANG

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara

KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

RANCANGAN KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG (Incomplete Block Design)

V3G1 V3G4 V3G3 V3G2 V3G5 V1G1 V1G3 V1G2 V1G5 V1G4 V2G2 V2G5 V2G3 V2G4

PEMERIKSAAN ASUMSI ANALISIS RAGAM DEWI NURHASANAH

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

KATA PENGANTAR. Malang, Agustus Penyusun

BAB. VI. Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK

Pembauran (Confounding) Pada Percobaan Faktorial Tiga Taraf

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian. Sutoro BB BIOGEN

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

Varietas DB (%) KA (%) Walet Sriti Murai Kutilang Vima

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot)

STATISTIK TERAPAN DAN RANCANGAN PERCOBAAN. Dr. G. Ciptadi (Genetics, Animal Breeding, Tech.Lab., Stat. Rancob) Lab. Gen.Pem Ternak dan LSIH-UB

III. BAHAN DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas No. 115 km 18 Kelurahan. Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kacang Hijau Varietas Vima 1

B. Rancangan Acak Kelompok (RAK)

METODOLOGI PENELITIAN

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT.

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K

KERAGAAN KARAKTER AGRONOMIS GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V1K3 V2K1 V2K0 V1K1

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

MODEL KURVA PERTUMBUHAN ITIK TEGAL JANTAN SAMPAI UMUR DELAPAN MINGGU

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Stabilitas Hasil Calon Hibrida Jagung QPM pada Dataran Rendah

PERANCANGAN PERCOBAAN

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

PELUANG PENGEMBANGAN JAGUNG. VUB NASIONAL (Syntetik dan Hibrida)

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Kata Kunci: Rancangan Acak Kelompok Tidak Lengkap Seimbang, Uji Nonparametrik, uji Durbin-Skillings-Mack. 1. Pendahuluan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PENERAPAN RANCANGAN TAK LENGKAP LATIS SEDERHANA PADA SELEKSI FAMILI JAGUNG The applied of incomplete simple lattice design for selected of maize family M. Yasin HG, Syuryawati, Ismail, dan Made J. Mejaya Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRACT Family selected of maize (S1, S2, half sib/hs, full sib/fs) which is hundreds of families to find out of family superior should be used of incomplete block design. The experimental error could be reduce by using of incomplete block design and probably to rejected of hypothesis H 0 was highly than complete block design. The simple lattice design with two replication could be used and more accurated to concluded for evaluated family with number of entries k 2 (square) or kxl (rectangle).the balanced lattice with two replication is name simple latis design, randomization and data analysis of incomplete block design has been used of alfa lattice, soft ware modification by MST and the last by MSTATC released of Michigan University. The experimental just to applied of incomplete block design two replication by 16x16 treatment to evaluated population Pool-2 on drought at KP Muneng Probolinggo has been conducted with model Y i = µ + β i + τ j + α k + ε ijk + γ l + ε ijkl and to concluded that 25 families selected with 1,570-2,991 t/ha yielded and c.v. = 27.0%. The average yield of families selected was higher than control of Bisma Key word : incomplete block design, lattice, selected Informatika Pertanian Volume 19 No. 1, 2010 19

ABSTRAK Seleksi famili (S1, S2, saudara tiri/hs, saudara kandung/fs) jagung dalam jumlah ratusan untuk memperoleh famili terbaik dengan intensitas tertentu digunakan rancangan tak lengkap. Rancangan tak lengkap dapat memperkecil galat percobaan sehingga peluang menolak hipotesis H 0 lebih besar dibanding jika menggunakan rancangan lengkap. Rancangan latis sederhana dua ulangan dengan jumlah famili yang dievaluasi k 2 (kuadratik) atau kxl (tidak kuadratik) sangat akurat dalam seleksi famili jagung. Rancangan tak lengkap latis berimbang dengan dua ulangan disebut rancangan latis sederhana. Pengacakan dan analisis rancangan tak lengkap dapat dilakukan dengan model alfa latis, data dimodifikasi dengan MST dan analisis dengan MSTAC keluaran Michigan University. Penerapan rancangan latis sederhana (16x16) dua ulangan pada evaluasi famili S1 dari populasi Pool-2 untuk toleran kekeringan dengan model Y i = µ + β i + τ j + α k + ε ijk + γ l + ε ijkl di KP Muneng Probolinggo telah dianalisis dan diperoleh 25 famili terbaik, kisaran bobot biji 1.570 2.991 t/ha K.K = 27,0%,. Rataan famili terpilih lebih baik dibanding kontrol varietas Bisma. Kata kunci : rancangan tak lengkap, latis, selekesi. 20 Penerapan Rancangan Tak Lengkap Latis Sederhana

PENDAHULUAN Seleksi famili jagung untuk memperoleh varietas unggul umumnya menggunakan rancangan percobaan yang agak rumit karena melibatkan perlakuan atau entri/famili berjumlah ratusan, ada kalanya mencapai ribuan. Di Balitsereal, evaluasi famili jagung umumnya dirakit satu faktor dengan jumlah 200-256 famili. Jumlah perlakuan seperti ini tidak akan akurat seleksinya jika menggunakan rancangan kelompok (complete block design). Percobaan yang dirakit untuk satu faktor dengan satuan perlakuan yang banyak (>ratus) menggunakan rancangan tak lengkap (incomplete block design) ukuran blok lebih proporsional dan dapat memperkecil galat percobaan (experimental error) dengan membagi perlakuan dalam sub blok, sehingga peluang menolak hipotesis H 0 lebih besar dibandingkan dengan rancangan kelompok. Penolakan hipotesis H 0 adalah harapan yang harus terpenuhi dalam melakukan suatu percobaan, bukan tolak pada H 1 Gomez dan Gomez (1984) bahwa rancangan tak lengkap lebih akurat dan efisien dengan perlakuan lebih 20. Model rancangan kelompok adalah Y i = µ + α i + β j + ε ij, dimana Y i = hasil pengamatan setiap peubah, µ = nilai tengah umum, β j = pengaruh kelompok, α i = pengaruh entri/famili, ε ij = pengaruh galat. Snedecor (1936) masih menyarankan perlakuan sebanyak 20 tetap menggunakan complete block design. Winer (1971) bahwa penelitian dengan menggunakan lahan luas seperti perlakuan berjumlah ratusan dapat dipecah dengan menempatkan sub blok, hal ini dimaksudkan mengurangi variasi antar blok dan galat percobaan yang sulit dikontrol. Di Balitsereal seleksi famili jagung (S1, S2, saudara tiri/hs, saudara kandung/fs) adalah menggunakan incomplete block design terdiri atas rancangan latis (lattice design) dimana jumlah perlakuan merupakan bilangan kuadrat (k 2 ) atau kxl, rancangan ini analisisnya lebih kompleks dan rumit dibanding complete block design. Informatika Pertanian Volume 19 No. 1, 2010 21

HASIL DAN PEMBAHASAN RANCANGAN LATIS BERIMBANG (Balance Lattice) Rancangan latis berimbang (RLB) digunakan untuk perlakuan berjumlah kuadrat (t = 25, 49, 64, 81, 100, dst). Ukuran blok (k) adalah akar dari jumlah perlakuan (k = t), dan jumlah ulangan (r = k + 1). Tekhnis pengacakan dan denah pelaksanaan dilapang terdiri atas tiga tahap, yakni (1) pengacakan terhadap ulangan sesuai jumlah satuan perlakuan, (2) pengacakan blok dalam setiap ulangan, dan (3) pengacakan perlakuan dalam setiap blok. Berikut disajikan pengacakan untuk 25 perlakuan (Gambar1). Gambar 1. Pengacakan satu ulangan RLB untuk 25 perlakuan. Blok 1 T10 T25 T5 T16 T21 Blok 2 T1 T11 T14 T6 T18 Blok 3 T17 T2 T20 T24 T9 Blok 4 T12 T7 T15 T3 T19 Blok 5 T22 T4 T8 T13 T23 Pada sumber keragaman disajikan formula untuk jumlah kuadrat (J.K) perlakuan dan blok yang terkoreksi (adjusted) dan yang tak terkoreksi (unadjusted). Faktor koreksi, J.K total, ulangan, dan perlakuan (unadjused) tetap dihitung dengan cara yang sama seperti complete block design. Formula untuk kelengkapan S.K. : Perhitungan J.K. : Blok (terkoreksi) = Σ Wi 2 /(k 3 )(k+1) W = 4T - 5Bj + G dimana T = jumlah perlakuan Bj = jumlah total blok ke j G = jumlah total perlakuan K = jumlah blok Galat antar blok = J.K (total - ulangan - perlakuan takterkoreksi- blok terkoreksi) Perhitungan K.T. : Perlakuan (terkoreksi) = ((1/(k+1)(k 2-1)) x (( ΣT 2 -G 2 /k 2 )) Galat efektif = (K.T.galat antar blok)(1+ku) u = K.T blok terkoreksi.-k.t galat antar blok/k 2 (K.T. blok terkoreksi) 22 Penerapan Rancangan Tak Lengkap Latis Sederhana

Berdasarkan formula disusun S.K seperti berikut : S.K Db Ulangan K Perlakuan (tak terkoreksi) k 2 1 Blok (terkoreksi) k 2 1 Galat antar blok (k-1)(k 2-1) Perlakuan (terkoreksi) (k 2-1) Galat (k-1)(k 2-1) Total k 2 (k+1)-1 Kelebihan dari Rancangan Latis sederhana adalah nilai galat dari perlakuan relatif lebih kecil dibanding dengan RAK (Rancangan Acak Kelompok), sehingga peluang menolak hipotesis H 0 pada pengaruh perlakuan terkorekasi lebih besar dibanding dengan RAK. Sedangkan kekurangannya adalah pengaturan acak perlakuan lebih rumit dari RAK. Proses pengambilan kesimpulan mengikuti hasil uji F hitung perlakuan terkoreksi. Chew (1977) mengemukakan bahwa uji statistik rancangan latis sederhana dapat dilanjutkan dengan BNT (beda nyata terkecil) yakni untuk membandingkan terhadap pasangan perlakuan yang direncanakan terhadap kontrol. Uji Dunnet juga dapat dipakai untuk membandingkan terhadap kontrol (Steel dan Torrie,1981). Dewasa ini Rancangan Incomplete Block Design yang banyak digunakan adalah Rancangan Latis Sederhana yakni perlakuan dengan jumlah dua ulangan. RANCANGAN LATIS SEDERHANA (Simple lattice design) Rancangan latis berimbang dengan dua ulangan disebut Rancangan latis sederhana. Jumlah perlakuan k 2 atau kxl. Rancangan ini sangat terpakai dalam penelitian seleksi jagung yang jumlah entri ratusan famili. Evaluasi famili jagung (S1, S2, HS, FS) di Balitsereal bertujuan mencari famili terbaik adalah menggunakan rancangan latis sederhana. Keuntungan rancangan latis sederhana adalah cukup menggunakan dua ulangan artinya luas lahan percobaan tetap sama jika menggunakan RAK namun nilai galat akan lebih kecil sehingga peluang menolak H0 lebih besar dengan Rancangan Latis Sederhana. Model matematik rancangan latis sederhana adalah : Y i = µ + β i + τ j + α k + ε ijk + γ l + ε ijkl Dimana Y i = hasil pengamatan setiap peubah, µ = nilai tengah umum, β i = pengaruh blok ke i, τ j = pengaruh ulangan ke j, α k = pengaruh entri tak terkoreksi, γ l = pengaruh entri terkoreksi, ε ijk = pengaruh sisa I (intra block error), ε ijkl = pengaruh sisa II (effective error). Informatika Pertanian Volume 19 No. 1, 2010 23

Penyajian sumber keragaman adalah : S.K d.b Ulangan (replication) r-1 Perlakuan (treatment) - tak terkoreksi (unadjusted) t-1 - terkoreksi (adjusted) t-1 Blok/ulangan (block within replication) r(b-1) Galat (error) - Efektif (effective) (rt-1)-[(r+t+rb-2)] - rancangan kelompok (RCB) (rt-1)-[(r+t+rb-2)] - diantara blok (intra block). (rt-1)-[(r+t+rb-2)] Total rt-1 Pengacakan (1) ulangan, (2) blok dalam setiap ulangan, jika menggunakan perlakuan berjumlah k 2 maka jumlah blok harus sama dengan k. Jika perlakuan kxl maka jumlah blok boleh sama dengan k atau l. (3) mengacak perlakuan dalam setiap blok. Design yang sama telah diterapkan oleh Lyman (1984) pada sembilan perlakuan dan setiap perlakuan dibuat tiga blok yang diisi oleh tiga perlakuan tetapi menggunakan empat ulangan CONTOH PENGGUNAAN RANCANGAN LATIS SEDERHANA Penelitian seleksi famili jagung dengan menggunakan rancangan latis sederhana dua ulangan. Percobaan mengevaluasi 256 (16x16) famili S1 dua ulangan bertujuan untuk memperoleh famili terbaik tahan cekaman kekeringan dengan intensitas seleksi 10 %. Rancangan ini membuat blok-blok sebanyak 16 dan setiap blok diisi dengan 16 entri. Menunrut Cochran and Cox (1957) bahwa membuat blok-blok pada rancangan latis sederhana dapat meningkatkan tingkat ketelitian percobaan. Menggunakan populasi Pool2 dilaksanakan di KP Muneng Probolinggo dalam tahun 2001/02. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H 0 :µ 1 = µ 2 = µ i (i = 3, 4, 5,....., 256) vs. H 1 : paling kurang ada 25 famili > dari entri kontrol Hasil analisis berupa kwadrat tengah (KT) dan koefisien keragaman (KK) terhadap sejumlah peubah kwantitatif berupa bobot biji pada k.air 15%, k.air panen, jumlah tanaman panen, umur menyerbuk, umur berambut, tinggi tanaman dan tinggi tongkol disajikan pada tabel 1, sedangkan nilai aktual setiap peubah dari famili yang terpilih disajikan pada tabel 2. Analisis data dilakukan dengan program MST (data input), MSTATC (Sumber Keragaman), sedangkan pengacakan dilapang dengan ALFA LATIS. 24 Penerapan Rancangan Tak Lengkap Latis Sederhana

KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil kajian ini bahwa Rancangan Incomplete Blok Design telah digunakan untuk seleksi famili jagung dengan jumlah entri sampai k 2, k = 10, 11,..., 16 atau >100 entri dengan dua ulangan. Jika menggunakan tiga ulangan disebut triple, dan empat ulangan disebut quadraple latis. Penerapan Rancangan Latis Sederhana pada seleksi famili S1 jagung telah menghasilkan hipotesis penolakan H0 pada peubah hasil, kadar air panen,jumlah tanaman panen, umur menyerbuk dan berambut, tinggi tanaman dan tinggi tongkol. PUSTAKA Chew, V., 1977. Comparison Among Treatment Means in an Analysis of Variance. Agricultural Research Service of United States Department of Agricultural. DSAD-ARS. Washington.D.C. p.22. Cochran. W. G., and G. M. Cox. 1957. Experimental Designs. 2 nd. John Wiley & Sons. New York. P. 353 Gomez, A.K. and Gomez, A.A., 1984. Statistical Procedures for Agricultural Research. 2nd edition. An International Rice Research Institute Book. New York. p. 39. Lyman Ott. 1984. An Introduction to Statistical Methods and Data Analysis. 2 nd. Duxbury Press. Boston. P. 626. Snecdecor. G.W., 1936. Statistical methods. The Iowa State College Press. Iowa. p. 214. Steel, G.D.R. and Torrie. J.H., 1981. Principle and Procedures of Statistics. A Biometrical Approach. International Student Edition. Tokyo. p.88. Winner. B. J., 1971. Statistical Principles in Experimental Design. 2 nd Edition. International Student Edition. MC Graw Hill. Kogakusha. LTD. Sydnei. p. 240. Informatika Pertanian Volume 19 No. 1, 2010 25

Tabel 1. Analisis peubah Pool-2 dari 250 famili S1 siklus delapan Peubah Kwadrat Tengah*) K.K, % Db. Galat = 250 Hasil 571.550,304** 27,0 k.a.panen 95,656** 25,4 Tanaman dipanen 1.029,466** 28,3 Umur menyerbuk 193,399** 11,5 Umur berambut 225,856** 24,0 Tinggi tanaman 2.014,702** 27,0 Tinggi tongkol 545,993** 30,7 Keterangan :** : berbeda sangat nyata taraf 1% 26 Penerapan Rancangan Tak Lengkap Latis Sederhana

Tabel 2. Penampilan aktual dari famili S1 terseksi pada lingkungan kering dengan aplikasi rancangan tak lengkap (Latis sederhana) Famili S1 Hasil, kg/ha (k.a. 15%) kadar.air panen (%) tanaman panen, (%) umur berbunga jantan, (hari) umur berbunga betina (hari) Pool-2(S1)C8-3 1.772 35,5 100 49 55 Pool-2(S1)C8-10 1.769 32,6 100 50 52 Pool-2(S1)C8-16 2.005 33,6 100 48 50 Pool-2(S1)C8-23 1.601 33,4 100 51 53 Pool-2(S1)C8-27 1.894 33,7 90 49 55 Pool-2(S1)C8-31 2.529 34,8 100 49 52 Pool-2(S1)C8-32 1.614 32,8 95 48 51 Pool-2(S1)C8-46 1.611 34,4 95 49 53 Pool-2(S1)C8-74 1.731 33,7 100 48 51 Pool-2(S1)C8-79 1.821 33,0 100 49 50 Pool-2(S1)C8-80 1.853 34,0 100 48 51 Pool-2(S1)C8-82 1.960 34,4 100 49 52 Pool-2(S1)C8-94 2.991 33,7 100 49 51 Pool-2(S1)C8-13 1.730 36,2 100 51 53 Pool-2(S1)C8-32 1.732 36,1 100 50 54 Pool-2(S1)C8-137 1.749 34,0 100 49 51 Pool-2(S1)C8-145 1.570 36,2 100 50 52 Pool-2(S1)C8-161 2.308 32,3 100 49 52 Pool-2(S1)C8-163 2.109 35,6 100 50 53 Pool-2(S1)C8-168 2.200 35,6 95 51 51 Pool-2(S1)C8-169 1.659 32,5 100 49 52 Pool-2(S1)C8-180 1.609 33,5 100 47 52 Pool-2(S1)C8-207 2.287 33,7 100 50 53 Pool-2(S1)C8-212 2.596 34,4 100 49 52 Pool-2(S1)C8-241 1.782 32,9 100 48 52 Rataan X0 (terseleksi) 1.939 34,1 99,0 49 52 X1 (populasi) 873 31,9 87,5 45 48 Kontrol Arjuna 2.294 34,2 100 51 54 Bisma 1.746 36,2 100 51 54 Semar-3 2.781 35,9 100 51 52 Galur GMC-6 877 36,2 100 52 52 BNT..5 946 - - - - - : tidak nyata Informatika Pertanian Volume 19 No. 1, 2010 27