ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA UNTUK SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs. Ahmadin Sitanggang, M.Pd Widyaiswara LPMP Sumatera Utara



dokumen-dokumen yang mirip
ALAT PERAGA MATEMATIKA A.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kebanyakan dari pakar pendidikan menjadikan masalah belajar sebagai sentral

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH DASAR ( SD ) PENGEMBANGAN SILABUS BERBASIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN M A T E M A T I K A

Azmy Lauranita ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB I. PENDAHULUAN. membawa akibat pada terjadinya proses pembelajaran matematika. Sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu dihadapkan kepada masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2

BALOK PECAHAN. ,,, dan seterusnya. Berikut contoh balok pecahan

PENYUSUNAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dilakukan setelah observasi ke SD Islam Al-Amanah,

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PELATIHAN PENGGUNAAN PUZZEL PADA PEMBELAJARAN PECAHAN BAGI GURU SD DI KKG SAONGULARA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

HANDOUT MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MT.../ 2 SKS) PROGRAM DEPAG. Oleh: Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. NIP

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

I. PENDAHULUAN. menyempurnakan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana telah ditetapkan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA. Dermalince Sitinjak, M.Pd Widyaiswara LPMP Sumatera Utara PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Benyamin, (dalam Uno dkk, 2004:191) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin mempelajari Matematika maka semakin baik alat-alat yang

REPRESENTASI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MODEL CANGKIR DAN UBIN PADA SISWA KELAS VII SLTP. Ahmad Nasriadi 1.

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah

PERKALIAN BILANGAN BULAT DENGAN MEDIA GARIS. Abstrak

siswa itu sendiri artinya hasil belajar siswa dipengaruhi langsung

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat penggunaan alat peraga kartu bridge pada operasi bilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen. Tugas individu. Memberikan contoh bilangan bulat.

ADAKAH ALAT PERAGA UNTUK MEMPERMUDAH PEMAHAMAN SISWA DALAM MEMPELAJARI OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN BULAT? Oleh: Pujiati*)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cerdas. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

BAB I. PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Menenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA. Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : Program Studi : Pendidikan Fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 MAGELANG. Disusun Oleh : Nama : Yuliana Mahmudah NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. dari peran sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. fungsi dan tujuan Standar Pendidikan Nasional adalah:

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2006 dan NOMOR 6 TAHUN 2007 Tentang PELAKSANAAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENGELOLAAN KELAS MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1 Suhito, (strategi Pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah(MI)), Modul

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. abstrak suatu objek. melalui konsep, diharapakan akan dapat menyederhanakan

PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu,

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari maupun dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA UNTUK SEKOLAH DASAR Oleh : Drs. Ahmadin Sitanggang, M.Pd Widyaiswara LPMP Sumatera Utara LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SUMATERA UTARA 2013 Jl. Bunga Raya No. 96, Asam Kumbang, Medan 20133 1

PENGANTAR Depdiknas, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK), Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan melalui LPMP berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satu diantaranya adalah merevitalisasi Kelompok kegiatan Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) karena diduga Itensitas dan kebermaknaan forum-forum dimaksud masih kurang optimum. Pelaksanaan revitalisasi KKG dan MGMP diharapkan dapat mendukung secara umum peningkatan kemampuan professional guru dalam pembelajaran di sekolahsekolah terkait. Modul ini dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). LPMP sebagai pendampingan dari kegiatan KKG dan MGMP di kabupaten/kota se-sumatera Utara berkewajiban menyusun modul untuk membantu para guru dalam mengembangkan KTSP di sekolah masing-masing. Medan, April 2013 Penulis, Drs. Ahmadin Sitanggang, M.Pd NIP 1196701121997021001 2

ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA UNTUK SEKOLAH DASAR I. PENDAHULUAN Matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk suatu struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal tersebut. Untuk dapat memahaminya, diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam Matematika. Karena sifatnya yang abstrak, maka dalam pembelajaran matematika masih diperlukan benda-benda yang menjadi perantara atau alat peraga yang berfungsi untuk mengkonkritkan sehingga fakta-faktanya lebih jelas dan lebih mudah diterima oleh siswa. Oleh karena itu wajar apabila matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa usia sekolah dasar. Berdasarkan hal tersebut di atas untuk memahami suatu konsep matematika, siswa masih harus diberikan rangkaian kegiatan nyata yang dapat diterima akal mereka. Dengan demikian alat bantu belajar atau biasa disebut media sangatlah diperlukan dalam pembelajaran matematika, untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan. Alat peraga matematika adalah sebuah atau seperangkat benda konkrit yang dibuat, dirancang, dihimpun atau disusun secara sengaja, yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga, maka hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model, sehingga siswa dapat memanipulasi objek tersebut dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diputarbalikkan, agar lebih mudah memahami matematika. 3

II. ALAT PERAGA A. PENGERTIAN DAN FUNGSI ALAT PERAGA 1. Defenisi Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran yang diartikan sebagai semua benda (dapat berupa manusia, objek atau benda mati) sebagai perantara di mana digunakan dalam proses pembelajaran. Tujuan pada prinsip dasar penggunaan media pembelajaran yakni memperjelas instrumen yang disampaikan, dapat merangsang pikiran, perhatian, dan kemampuan siswa, harus dapat meningkatkan efektifitas dan kelancaran proses belajar, terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari, sehingga pada akhirnya mempercepat proses perubahan tingkah laku pada siswa. Dengan demikian media pembelajaran mempunyai fungsi penting dalam: 1. Memberikan pengalaman yang kongkrit dan sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Memperkenalkan, memperjelas, memperdalam, dan memperkaya pengertian tentang konsep yang bersifat abstrak 3. Merangsang kegiatan lanjutan yang perlu dilaksanakan 2. Fungsi Media pembelajaran dapat berupa alat peraga dan sarana yang memiliki fungsi : a. Alat peraga (Elly E, 1994).Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawa ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Karena alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran, maka fungsinya juga sama dengan media pembelajaran. Alat peraga pada matematika memiliki fungsi khusus yaitu : memberikan motivasi memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan pengertian konsep dan fakta mempermudah abstraksi memberikan varias pengajaran sehingga siswa tidak bosan dengan teori selalu efisiensi waktu dalam mengajar karena siswa lebih mudah mengerti mengembangkan suatu topik 4

menunjangkan matematika diluar kelas untuk menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan sebenarnya. b. Sarana Pembelajaran Fungsi utama sarana pembelajaran adalah alat untuk melakukan pembelajaran misalnya OHP, jangka, timbangan, computer, alat tulis, busur. Tetapi terkadang sarana pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat peraga misalnya anak timbangan sebagai contoh ukuran berat dan busur untuk contoh setengah lingkaran dan besar sudut. B. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN ALAT PERAGA 1. Pembuatan Alat Peraga Alat peraga yang dapat digunakan terbagi dua jenis yaitu alat peraga benda asli dan benda tiruan. Agar fungsi dan manfaat alat peraga sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan beberapa syarat yaitu : Sederhana bentuknya dan tahan lama (terbuat dari bahan yang tidak cepat rusak Kalau bisa dibuat dari bahan yang mudah diperoleh dan murah Mudah dalam penyimpanan dan penggunaannya Memperlancar pengajaran dan memperjelas konsep matematika bukan sebaliknya Harus sesuai dengan usia anak Jika memungkinkan, dapat digunakan untuk beberapa topik misalnya dadu untuk menghitung luas volume, peluang dan unsur-unsur bangun ruang Bentuk dan warnanya menarik sehingga lebih menarik perhatian siswa. Perlu diingat bahwa tidak semua materi atau topik dalam pembelajaran matematika dapat dibuat alat peraganya, dan jika diperagakan justru akan mempersulit siswa dalam memahaminya. Contoh alat peraga untuk pembelajaran perpangkatan 5

2. Kriteria Alat Peraga Alat peraga yang tidak memenuhi kriteria dapat menyebabkan kegagalan dalam penggunaannya.untuk itu perlu diketahui kriteria yang harus dipenuhi dalam penggunaan alat peraga: a. Tujuan, yaitu tujuan dari pengajaran matematika itu sendiri, apakah untuk penanaman konsep, pemahaman konsep atau pembinaan ketrampilan b. Materi Pelajaran, Pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan pendekatan-pendekatan spiral.sifat pendekatan tersebut memungkinkan suatu materi diajarkan pada tingkat berikutnya dengan ruang lingkup dan taraf kesukaran yang lebih. Ini menyebabkan menjadi prasyarat bagi materi lainnya. c. Strategi Belajar mengajar, alat peraga yang digunakan dapat mendukung strategi belajar mengajar, contohnya mencari volume balok akan lebih dimengert siswa jika ditampilkan dengan alat peraga balok. d. Kondisi, perlu diperhatikan kondisi lingkungan, ruang kelas, luar kelas, jumlah siswa e. Siswa, jika memiliki beberapa pilihan alat peraga untuk 1 materi, harus disesuaikan dengan keinginan siswa C. BEBERAPA ALAT PERAGA MATEMATIKA SD 1. Cerukaf Alat peraga Sekolah Dasar yang akan dikemukakan dalam modul ini antara lain : a. Bentuk Alat oc or ok of 100 80 373 212 o o o o 0 0 273 32 6

b. Kegunaan : Dapat menunjukkan perbandingan suhu dari skala yang yang berbeda dengan sekali proses tampa membawa keempat jenis alat pengukur suhu. Sebagai alat sederhana yang dapat membuktikan kepada siswa bahwa perbandingan suhu yang dilakukan dengan perhitungan akan menunjukkan nilai yang sama pada pengukur suhu sebenarnya. Mempermudah siswa dalam memahami konsep perhitungan perbandingan suhu antara skala derajat yang satu dengan yang lain Siswa mengetahui dasar perhitungan mencari. c. Cara Pemakaian Untuk mengetahui derajat suhu yang ditanya, tarik tali yang terdapat diatas sehingga jarum menunjukkan derajat suhu yang diketahui. Maka suhu yang segaris (sejajar) dengan derajat suhu yang diketahui adalah nilai suhu yang diinginkan. Kemudian tarik kembali tali yang terdapat dibawah agar posisi jarum kembali kesemula. 2. Permainan Kartu Pecahan a. Bentuk Kartu Permainan kartu bilangan merupakan permainan yang berbentuk kartu dimana setiap kartu berisi hal-hal yang berkaitan dengan bilangan. Disini ada dua kartu permainan yang disajikan yaitu kartu permainan persen-pecahan dan pecahan senilai. Setiap kartu memiliki dua bagian yang berisi soal-soal yang harus diselesaikan oleh pemain. Jumlah kartu dapat disesuaikan dengan jumlah kartu donimo atau kartu lainnya. b. Kegunaan : Ada dua jenis permainan kartu pecahan yaitu : Kartu Permainan Persen-Pecahan 25 % 1/5 Kegunaan kartu ini untuk melatih pemain (siswa) dalam mengubah persen ke pecahan dan sebaliknya. Setiap kartu terdiri dari bagian persen dan pecahan. 7

Kartu Permainan Pecahan Senilai 1/4 2/5 Kartu ini berguna sebagai alat untuk melatih pemain dalam mencari nama-nama lain dari suatu pecahan yang sama nilainya atau berbeda nilainya disamping membuat mereka tidak cepat bosan. c. Cara memainkan Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 orang. Kartu dikocok terlebih dulu lalu dibagi kepada pemain masing-masing sebanyak 5 atau 6 kartu. Buka satu kartu dari tumpukan kartu yang sisa. Selanjutnya secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misalnya untuk kartu pecahan biasa disambung dengan persen yang sesuai, dan sebaliknya. Atau kartu pecahan campuran disambung dengan nilai pecahan desimal yang sesuai, dan sebaliknya. Penyusunan kartu seperti gambar. 3/5 25% 1/4 20% ¼ 50% 1/5 10% 3. Lingkaran Positip dan Negatip a. Bentuk lingkaran positip negatip + - Lingkaran positip (+) Lingkaran negatip (-) b. Kegunaanya Lingkaran positip negatip dapat mempermudah siswa dalam memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan positip dan bilangan negatip, dimana umumnya siswa merasa sulit dalam melakukan operasi terhadap bilangan tersebut. 8

c. Aturan pemakaian Setiap 1 lingkaran positip (+) direkatkan dengan 1 lingkaran (-). Nilai 1 lingkaran positip (+) dan 1 lingkaran negatip (-) yang direkatkan adalah 0 (nol). Misalnya siswa disuruh menjumlahkan +3 dan -2 maka diambil lingkaran (+) sebanyak 3 keping dan (-) sebanyak 2 keping. Lalu 1 (+) direkatkan dengan dengan 1 (-) sampai habis berpasangan. Sisa yang tidak memiliki pasangan merupakan hasil penjumlahan. D. LANGKAH MENYUSUN ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA Dalam menyusun alat peraga matematika, seorang guru tidak terlepas dari ketentuan syarat dan kriteria yang telah dipaparkan diatas. Diputuskan seorang guru perlu atau tidak membuat alat peragabdapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut : Pokok bahasan Butuh alat peraga? ya Ada alat peraga? tidak ya ada tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar Merancang Alat Peraga Studi Pustaka Memilih bahan Membuat alat peraga Kegiatan Belajar Mengajar 9

III. PENUTUP Penggunaan alat peraga sangat berguna untuk melengkapi pengertian siswa terhadap materi yang dipelajari dan prinsipnya untuk meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar. Fungsi dan nilai praktis media pembelajaran adalah : 1. Menyeragamkan pengamatan dan wawasan siswa terhadap KD 2. Menumbuhkan pemikiran yang teratur 3. Memotivasi siswa untuk memperoleh hasil belajar 4. Menginteraktifkan siswa dengan lingkungan belajarnya 5. Meningkatkan perhatian, keinginan, dan minat siswa 6. Menanamkan konsep dasar, kongkrit, dan realistik 7. memberikan gambaran pengalaman nyata 8. Menjadikan pengalaman yang diperoleh siswa tidak mudah terlupakan. 10

IV. DAFTAR PUSTAKA 1. Marsudi Rahardjo, Drs,.M.Sc.Ed, Alat Peraga Matematika SMA, P3G Matematika, Yogyakarta, 2005 2. Pujiati, Dra,.M.Ed, Pembuatan Alat Peraga Matematika Sederhana, P3G Matematika, Yogyakarta, 2005 3. Piran Wiroatmojo, DR dan Sasonoharjo, Drs, Media Pembelajaran, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta, 2002 4. Theresia Widyantini, Dra, M.Si, Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, P3G Matematika, Yogyakarta, 2005 11