Kata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Winkel (dalam Helperida, 2012) adalah pemahaman dengan menggunakan konsep, kaidah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

BAB IV PEMBAHASAN. bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (ST), distribusi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran pada lokasi sekolah yang rawan terjadi tsunami.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pembelajaran Kumon dan Metode Pembelajaran Group to Group Exchange pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. Nurlia Astika, Ngurah Ayu Nyoman M

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT BERBASIS COOPERATIVE

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN SNOWBALLING DAN SNOWBALL THROWING

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini berusaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

Dahrul Aman Harahap Dosen Tetap Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

PENGARUH LKS DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N 2 PARIAMAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING: SUATU UPAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan di penelitian ini adalah True-

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR LARNING DIINTEGRASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BINTAUNA (Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup ) Oleh Winduwan Adi Putra Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi S1 Pendidikan Geografi (adi394840@gmail.com) Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Outdoor Learning diintegrasi dengan metode pembelajaran Resitasi dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran Outdoor Learning. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Bintauna. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah Posttes Only Control Desig. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan instrumen tes. Tes diberikan kepada siswa yang berada di kelas eksperimen dan di kelas kontrol sebanyak 1 kali yaitu posttest. Secara statistik data rata-rata skor kemajuan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Outdoor Learning diintegrasi dengan metode pembelajaran Resitasi dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran Outdoor Learning diuji perbedaan menggunakan teknik uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Outdoor Learning diintegrasi dengan metode pembelajaran Resitasi (kelas eksperimen) dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran Outdoor Learning (Kelas Kontrol). Hasil pengujian menenjukkan bahwa = 3,766 > = 1,68 sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Dari hasil diatas diperoleh ditolak dan diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran outdoor learning diintegrasi dengan metode pembelajaran resitasi dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran outdoor learning. Kata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan demikian, pendidikan memiliki fungsi dan peran penting baik sebagai alat pengalihan atau transformasi sejumlah kemampuan maupun nilai-nilai yang menjadi sistem keyakinannya. Sekolah dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan suatu individu untuk membentuk suatu pribadi yang berwawasan. Baik tidaknya suatu individu itu tergantung sekolah yang di tempatinya sebagai wadah atau tempat untuk mereka belajar. Peran seorang guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu memotivasi siswa dengan sebaik-baiknya dalam proses pembelajaran, karena inti suatu pembelajaran terletak pada interaksi guru dengan siswa, dimana guru melakukan kegiatan mengajar sedang siswa melakukan kegiatan belajar, sehingga interaksi guru dengan siswa disebut juga proses belajar mengajar. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi para siswa. Kejenuhan siswa saat mengikuti pelajaran tidak lepas dari pembelajaran yang masih berpusat pada guru dikarenakan model pembelajaran masih banyak menggunakan model pembelajaran langsung sehingga aktivitas siswa bisa dikatakan hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting ini tidak sesuai dengan ilmu geografi yang tidak hanya sekedar teori akan tetapi langsung mengetahui fenomena-fenomena alam yang terjadi di bumi yang sifatnya lebih banyak bersifat kongkret. Kenyataan seperti ini akan berakibat siswa terhambat dan tidak berdaya menghadapi masalah-masalah yang menuntut pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Metode pambelajaran kali ini harus variatif, misalkan munculnya kombinasi antara satu metode dengan metode yang lain. Metode outdoor learning

merupakan metode yang baik akan tetapi masih mempunyai banyak kekurangan yang sehingganya membutuhkan metode lain untuk menyempurnakan. Pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor learning akan mendorong terjadinya proses belajar yang saling membelajarkan dan sharing pengalaman, dimana siswa akan belajar memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar sehingga tidak jenuh di dalam kelas. Namun kenyataan yang ada setelah proses pembelajaran selesai pengetahuan siswa tidak terkontrol dengan baik karena pembelajaran outdoor learning hanya fokus terhadap pemahaman observatif di lingkungan sekolah, tidak ada upaya dari guru maupun pendidik untuk menuangkan pengetahuan siswa melalui tugas mandiri ataupun tes pada saat itu, sehingga kekurangan dari metode outdoor learning harus dilengkapi dengan metode lain yang mampu mengatasi masalah pada pembelajaran outdoor learning, dan metode yang peneliti gunakan untuk melengkapi kekurangan tersebut adalah metode resitasi. Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat tugas resume dengan kalimat sendiri. Sehingga dengan adanya kombinasi dua metode ini pembelajaran tidak membosankan dan siswa mampu mengekspresikan pengetahuanya melalui tugas resume dengan kalimatnya sendiri yang nantinya dapat diingat siswa lebih lama. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk dilakukan suatu penelitian dengan formasi judul Pengaruh Metode Pembelajaran Outdoor Learning diintegrasikan Pada Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Bintauna Pada Mata pelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup. KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Sudjana (2013: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

Hasil belajar berada dalam kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sepenuhnya menyadari bahwa mungkin sekali ada jenis perubahan atau hasil belajar yang sukar untuk dimasukkan secara tegas kepada salah satu diantaranya. Nurbaya (2007: 20) Dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu dan diharapkan perubahan tingkah laku setelah belajar. Hasil belajar diperoleh seseorang setelah mengalami pengalaman atau proses pembelajaran. Hasil belajar akan nampak dari kemampuan-kemampuan yang ditunjukkan setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu. Hasil belajar adalah hasil yang dapat diperoleh dari tiga kategori yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. B. Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning) Pramuditama, dkk (2014:3) menyatakan bahwa outdoor learning adalah suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Ali, dkk (dalam Kartika, dkk 2012:2) outdoor learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar, pendekatan ini berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa. Melalui pemanfaatan lahan di sekitar sekolah memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. (Saptono, 2009:3) Adapun kelemahan dan kelebihan metode pembelajaran outdoor learning menurut Widayanti (dalam Ika 2012:4) : 1. Guru mengajak siswa ke luar kelas 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 3. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok 4. Guru memberikan penjelasan cara kerja kelompok 5. Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi untuk melakukan pengamatan. 6. Guru membimbing siswa selama pengamatan di lapangan

7. Selesai pengamatan siswa disuruh berkumpul kembali untuk mendiskusikan hasil pengamatannya. 8. Guru memandu diskusi dan siswa di beri kesempatan memberi tanggapan Husamah (dalam Utami 2014:18) Langkah-langkah pembelajaran luar kelas (Outdoor Study) yaitu : Pra kegiatan, pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup. Pra kegiatan yaitu membentuk kelompok heterogen dan merancang aktifitas kelompok, sedangkan pelaksanaan tahap pertama yaitu pendahuluan, kegiatan pendahuluan terdiri dari menyebutkan tujuan pembelajaran, informasi awal materi, menentukan tugas masing-masing kelompok, dan menentukan waktu/membagi waktu. Tahap kedua yaitu pengembangan, kegiatan pengembangan meliputi; siswa secara kelompok melaksanakan tugas yang telah diberikan, guru memotivasi dan memantau kegiatan siswa dalam setiap kelompok, siswa kembali berkumpul setelah waktu habis, siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok dan guru memberikan penguatan. Tahap ketiga yaitu penerapan, kegiatan penerapan merupakan tahap evaluasi bagi siswa, siswa mengerjakan soal - soal secara individu. Tahap keempat penutup, kegiatan penutup meliputi siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang baru dipelajari dan guru memberikan tindak lanjut. C. Metode Pembelajaran Resitasi Asmani (2011:35) Metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya dilaksanakan dirumah, disekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara berkelompok.

Dalam bukunya Asmani (2011:36) menyatakan langkah-langkah dan kekurangan serta kelebihan dari metode resitasi adalah sebagai berikut : 1. Langkah-langkah metode resitasi. a. Fase pemberian tugas, guru memberikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan siswa. b. Langkah pelaksanaan tugas, guru memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap siswa sehingga siswa terdorong untuk mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. c. Fase mempertanggungjawabkan tugas, guru memberikan kesempatan untuk siswa agar dapat memaparkan hasil yang dibuatnya. Menurut Finandar (2008:4-5) Langkah-langkah Kegiatan Metode Resitasi adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Guru a. Dalam memberikan tugas-tugas, guru mempertimbangkan apakah tugas itu akan dikerjakan secara individu maupun kelompok. b. Dalam memberikan tugas guru harus mempertimbangkan kemampuan dan kecerdasan siswa. c. Tugas yang diberikan siswa hendaknya dapat dimengerti maksud dan tujuannya oleh siswa. d. Selalu mengecek apakah siswa benar-benar mengerti apa yang sedang atau telah dikerjakan. e. Selalu melanyani pertanyaan dari siswa jika belum jelas dan memperjelas tugas yang harus diselesaikan. f. Tugas hendaknya tidak membebankan siswa oleh karena itu diberikan dalam bentuk mingguan atau bulanan. 2. Kegiatan Siswa a. Memilih dan mendiskusikan tugas dengan guru. b. Menerima tugas yang telah dibicarakan bersama guru c. Menyusun rencana penyelesaian tugas d. Mencari sumber-sumber data

e. Mengolah data baik yang sifatnya tugas individu maupun tugas kelompok. f. Menyerahkan tugas yang telah selesai dikerjakan. pembelajaran resitasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, menumbuhkan rasa kedisiplinan dan tanggung jawab kepada diri siswa serta meningkatkan cara berfikir siswa untuk mengolah informasi terkait dengan materi pembelajaran. D. Metode Pembelajaran Outdoor Learning diintegrasi dengan metode Resitasi Kekurangan yang telah tercantum di atas maka metode outdoor learning sangat cocok jika diintegrasikan dengan meode resitasi. Metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan, bengkel, rumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tabel 1. Integrasi metode pembelajaran outdoor learning dengan metode pembelajaran resitasi. Integrasi Meotode Outdoor Learning dengan Metode Resitasi 1. Guru mengajak siswa keluar kelas. 2. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. 3. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. 4. Guru menjelaskan cara kerja kelompok. 5. Guru memberikan tugas membuat resume/rangkuman sesuai dengan materi pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan siswa. 6. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok berpencar pada lokasi yang telah ditentukan untuk melakukan pengamatan. 7. Guru memberikan bimbingan terhadap siswa yang sedang melakukan pengamatan di lapangan. 8. Setelah pengamatan, Guru menyuruh siswa untuk berkumpul kembali. 9. Guru memandu siswa mendiskusikan hasil pengamatan.

10. Guru memberikan kesempatan mempresentasikan hasil pengamatan. 11. Setelah pengamatan guru menegaskan kembali tugas resume terhadap materi pembelajaran. 12. Guru memberikan pengawasan agar siswa mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri. 13. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa siswa untuk memaparkan tugas resume siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Posttes Only Control Design, Gambar 1 Bagan desain Posttes Only Control Design. Sugiono (2014:112) Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X 1 ) dan kelompok diberikan perlakuan (X 2 ). Kelompok yang diberikan perlakuan (X 1 ) adalah kelompok eksperimen dan kelompok diberikan perlakuan (X 2 ) disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O 1 : O 2 ). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Sugiono (2014:112) Variabel Penelitian Penelitian ini mempunyai dua variabel yakni, variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas dikatakan sebagai (X) dan varibel terikat dikatakan sebagai (Y). Dalam artian variabel (X) yakni metode outdoor laerning diintegrasi dengan metode resitasi dan variabel (Y) yakni hasil belajar siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian R X 1 O 1 R X 2 O 2 Setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kedua kelompok tersebut diberikan tes yang sama (posttest)

diakhir pembelajaran. Instrumen penelitian tersebut sebelumnya telah diujicobakan validitas dan reliabilitas. Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Data/ Sumber Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Skor Min Skor Max Mean ( ) Modus (Mo) Median (Me) St.Dev (St) Varians (S 2 ) 21 55 88 73,357 74,13 73,95 7,499 56,229 22 45 76 62,318 69,5 63 8,595 73,870 Tabel 1 menunjukkan bahwa perbedaan statistika deskriptifnya baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu bahwa dari 22 siswa kelas eksperimen dan kontrol diperoleh nilai rata-rata ( x ) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 11,039 (73,357 62,318), begitu pula dengan nilai median (Me) serta nilai modus (Mo), pada kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. B. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Tabel 2. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata, Simpangan Baku, dan Variansi Hasil Belajar Siswa No Hasil Belajar Siswa S S 2 1 Kelas Eksperimen (X 1 ) 73,286 7,760 60,214 2 Kelas Kontrol (X 2 ) 63,500 9,179 84,262 Keterangan : X S 2 S = Nilai rata-rata = Variansi = Simpangan baku

Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas data Hasil Belajar Siswa Di SMA N 1 Bintauna No Motivasi Belajar Geografi L 0 L tabel Keterangan 1 Kelas Eksperimen (X 1 ) 0,173 0,193 2 Kelas Kontrol (X 2 ) 0,106 0,189 Normal Berdasarkan hasil pengujian data, dapat dilihat bahwa untuk L hitung (Lo) lebih kecil dari L tabel dengan taraf nyata = 0.05 yang berarti data tersebut berdistribusi normal. C. Uji Homogenitas Varians Berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 10) diperoleh F hitung = 1,399. Selanjutnya harga F hitung tersebut dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang n 1 1 = 20 dan dk penyebut n 1 1 = 21, untuk = 0.05 ditetapkan daerah kritis F (0,95)(20,21) = 2,12. F hitung = 1,399 < F tabel = 2,12 artinya kedua kelas memiliki varians yang homogen. D. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini dipilih uji t. Dari perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 3,766. Dari tabel daftar distribusi t diperoleh t (0,95)(41) = 1,68. Dengan membandingkan harga t hitung dan t tabel maka diperoleh t hitung > t tabel. Artinya t hitung berada di daerah penolakan H 0. Dengan demikian H 1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor learning diintegrasi dengan metode pembelajaran resitasi lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor learning. E. Pembahasan Metode pembelajaran outdoor learning diintegrasi dengan metode resitasi menuntut siswa untuk bergerak aktif dilapangan melakukan pengamatan yang menyenangkan, selain itu dengan metode outdoor learning diintegrasi dengan metode resitasi mampu memberikan pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran geografi terbukti pada saat siswa dituntut untuk melakukan presentasi sebagai pemaparan materi pembelajaran dan penugasan sebagai implementasi metode resitasi siswa sangat menguasai teori dan materi lingkungan hidup. Berdasarkan analisis inferensial diperoleh bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan metode outdoor learning yang diintegrasi dengan metode resitasi terhadap hasil belajar siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode outdoor learning saja, yakni hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode outdoor learning yang diintegrasi dengan metode resitasi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode outdoor learning saja. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji parametrik uji t (uji kesamaan dua rata-rata) dengan, dan kriteria pengujian terima H o jika ( ) dalam hal yang lain H o ditolak, dari hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian memberikan hasil bahwa H o ditolak dan H 1 diterima, hal ini mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa pada kelas ekperimen lebih baik dari hasil belajar siswa kelas kontrol atau pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor learning yang diintegrasi dengan metode resitasi lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa daripada hanya menggunakan metode outdoor learning saja. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan secara statistik hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran outdoor learning diintegrasi dengan metode pembelajaran resitasi dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor learning. Hal ini ditunjukkan dengan = 3,766 > = 1,68 sehingga ditolak dan diterima. Pada kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Kelas eksperimen memilki kemajuan hasil belajar jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil

belajar pada kelas eksperimen adalah 73,286, sedangkan pada kelas kontrol memiliki rata-rata hasil belajar 63,500. Metode pembelajaran outdoor learning diintegrasi dengan metode pembelajaran resitasi dapat meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa yang dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. B. Saran 1. Metode outdoor learning diintegrasi dengan metode resitasi menjadikan pola pikir siswa lebih berkembang dan kreatif. Oleh karena itu sebaiknya digunakan guru dalam pembelajaran geografi dan pembelajaran lain khususnya materi-materi yang memiliki karakteristik yang sama. 2. Dalam kegiatan pembelajaran dengan metode outdoor learning diintegrasi dengan metode resitasi guru harus lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga lebih kreatif. 3. Diharapkan dapat memotivasi dan memberikan dukungan kepada para pendidik untuk dapat mengembangkan kreativitas mereka dalam merancang dan mengelola pembelajaran. 4. Pembelajaran dengan metode outdoor learning diintegrasi dengan metode resitasi memerlukan berbagai sumber maka disarankan kepada pihak sekolah agar kiranya menyediakan vasilitas belajar yang memadai untuk pembelajaran ini. 5. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor learning diintegrasi dengan metode resitasi sebagai upaya meningkatkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA Ali. Sawiji. 2012. Pengaruh Berbasis Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Materi Ekosistem. Unnes Journal of Biology Education. Semarang. Asmani, J, M. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) menciptakan metode pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jogjakarta. DIVA press. Finandar, H, A. 2008. Efektifitas metode resitasi dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Jurnal. Mts. N 2 Model Palembang. Ika, Y, S, W. 2012. Pengaruh Penggunaan Metode Outdoor Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi. Skripsi. Fakultas MIPA. Gorontalo Pramuditama, Y. Dwijiastuti, M. Palupi, W. 2014. Penerapan Outdoor Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Menggambar Pada Anak Kelompok B TK Taman Putera Mangkynagaran Surakarta. Jurnal. Surakarta. Saptono. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurnal. Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Semarang. Sudjana, N. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Rosda Karya. Sugiono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Utami, S, A. 2014. Penerapan metode outdoor study dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa di kelas V B SDN 20 Kota Bengkulu. Skripsi. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Bengkulu.