Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP KETRAMPILAN BERFIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TENTANG FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BIROMARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Christina Khaidir1, Rahmi1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PENGARUH MULTIMEDIA BERBASIS MIND MAPPING TERHADAP HASIL DAN RETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA PADA KONSEP SISTEM INDRA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PKN MATERI ORGANISASI LINGKUNGAN MASYARAKAT

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR. (Artikel Skripsi)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMPN 2 CIMALAKA. Oleh: Yeti Sulastri, Diana Rochintaniawati

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

PENGARUH MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP NEGERI 3 PALU

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

THE APPLICATION OF COOPERATIVE TEACHING MODEL COOPERATIVE SCRIPT TYPE IN HUMAN RESPIRATION SYSTEM

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Harri Kurnia, Hernawan. Abstract

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh KYKY ZEPTIANA

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 3, No.2, September 2014

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENERAPAN TEKNIK SILANG CERITA PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG

ARIN EKA RAHMAWATI A

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Transkripsi:

SP-004-3 Sulistiawati & Sriyati. Implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Implementation of Cooperative Models Jigsaw with the Assignment of Mind Map to Improve the Mastery of Concepts and Creative Thinking Abilities of Students Lilis Sulistiawati*, Siti Sriyati Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154, Telp./Fax. 022-2001937 *Email: lilissulis90@gmail.com Abstract: Keywords: This study aimed to analyze the differences mastery of concepts and creative thinking skills among students who get through the implementation of cooperative models jigsaw with the assignment mind map and students who get through the implementation of the conventional model with assignment mind map. The method used is a quasi-experimental research design with pre test-post test control group Design. The sampling technique is done by cluster random sampling of 60 students consisting of 30 students control class and 30 students experimental class. Data collected through preliminary tests (pretest) and final test (posttest) mastery of concepts and creative thinking abilities of students. Data analysis used Mann Whitney test. Based on the results of data analysis, found the results of the first study, there were significant differences between the experimental class concept mastery and control classes (sig = 0,000 < α = 0.05), the significance of the differences between the students' ability to think creatively experimental class and control class (0.039 < α = 0.05). The conclusion was that the use of a model cooperative jigsaw with the assignment mind map better than the use of conventional models with the assignment mind map. Jigsaw, Mind Map, Mastery of Concepts, Creative Thinking. 1. PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah semakin maju dan berkembang, sehingga dunia pendidikan sains harus dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan responsif terhadap kemajuan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila pelajar atau siswa dapat menyelesaikan pendidikanya tepat waktu dengan hasil memuaskan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu siswa, guru, bahan pelajaran, metode mengajar, sarana penunjang, dan sistem administrasi (Arikunto, 2012). Pengajar atau guru merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, sehingga guru patut dibekali ilmu dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Selain itu, guru pun harus dapat mengelola kelas dan mengubah suasana belajar agar siswa lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya, proses belajar mengajar lebih banyak didominasi oleh guru, siswa pada umumnya cenderung pasif hanya menerima saja informasiinformasi yang diberikan guru. Sebagai akibatnya proses belajar mengajar dirasakan oleh siswa membosankan dan tidak menarik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Al-Kamal Jakarta, diketahui bahwa guru mengalami kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat diamati dari pembelajaran yang umumnya berpusat kepada guru sehingga siswa hanya menerima bahwa apa yang disampaikan guru, maka itulah yang menjadi sumber tunggal yang akan menjadi contoh bagi para siswa. Contoh lain yaitu berupa pemberian ujian dalam bentuk tes yang tidak menuntut siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya sehingga siswa akan menyelesaikan tes tersebut sesuai dengan cara yang disampaikan oleh guru tanpa memikirkan cara lain 212 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

yang mungkin akan menghasilkan hal yang sama walaupun pendekatan yang berbeda. Dampak dari semua itu minat belajar siswa menjadi rendah dan pada akhirnya peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa pun masih jauh dari harapan. Salah satu upaya untuk merubah kondisi tersebut adalah melalui penerapan model pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kekuatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu salah satu model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang diinginkan (Isjoni, 2007). Sebagian besar siswa cenderung beranggapan bahwa biologi merupakan pelajaran hafalan. Pembelajaran biologi seharusnya dapat menampung kesenangan siswa dalam belajar dan menggali berbagai konsep. Sebagai contoh materi sistem ekskresi, dalam materi sistem ekskresi siswa harus memahami konsep-konsep tersebut agar dapat mengembangkannya menjadi kumpulan konsep yang terstruktur dadalam struktur kognitifnya. Jika dilihat lebih mendalam terhadap materinya, sistem ekskresi pada manusia merupakan kumpulan dari organ-organ yang memiliki fungsi tertentu yang kemudian bekerja dalam proses ekskresi. Organ-organ serta fungsi tersebut merupakan materi yang mau tidak mau harus dihafal oleh siswa, sedangkan untuk memahami rangkaian proses ekskresi siswa dituntut memiliki kemampuan berpikir abstrak dengan kemampuan imajinatif yang tinggi. Agar siswa dapat memahami dan mengingat konsep maka dilakukan proses pencatatan, karena tujuan dari mencatat yaitu untuk mendapatkan poin-poin penting dan kata kunci dari buku atau bacaan lainnya agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat monoton dan membosankan. Pada dasarnya catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran. Banyak sekolahsekolah yang masih menggunakan cara mencatat tradisional sehingga kebanyakan dari materi pelajaran yang kompleks mudah lupa dan sukar untuk dipahami oleh siswa. Sehingga hasilnya kurang memuaskan. Menurut Laidlaw (Tomo, 2003), kesulitan dalam memahami konsep yang penting dapat disebabkan oleh belum diketahui dan dimilikinya strategi serta keterampilan dasar dalam membuat catatan. Oleh sebab itu, strategi dalam mencatat perlu dilatihkan kepada siswa. Salah satu upaya yang dapat digunakan agar siswa memiliki strategi mencatat yang tepat untuk memudahkan dalam mengingat dan memahami konsep pada materi tersebut yaitu dengan menggunakan mind map. Mind map adalah sebuah diagram yang disusun untuk mewakili kata-kata, ide, tugas-tugas, atau halhal yang dibuat dalam susunan melingkar/memancar dari satu pusat. Mind map digunakan untuk menyimpulkan, memvisualisasikan, mengelompok kan ide, dan sebagai salah satu alternatif membuat catatan dalam pembelajaran.. Menurut Alamsyah (2009) sistem peta pikiran atau mind map adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Lebih lanjut teknik mind map adalah suatu pelajaran baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan), karena sejatinya salah satu prinsip kerja otak yaitu adanya sinergi antara kinerja otak kanan dan kinerja otak kiri. Jadi, apabila kinerja otak kanan ditingkatkan maka kinerja otak kiri pun akan meningkat, jika hanya meningkatkan salah satu kinerja otak saja dan melalaikan sisi yang lainnya maka akan mengurangi potensi keseluruhan kinerja otak secara drastis (Buzan, 2012). Mind map dapat membangkitkan ide-ide orisinil pada diri siswa, memicu ingatan dengan lebih mudah, serta teknik mencatat yang menyenangkan dan lebih mengasah kreativitas siswa. Manfaat penggunaan mind map diantaranya (1) menjadi lebih kreatif, (2) memusatkan perhatian, (3) memecahkan permasalah, (4) meningkatkan ingatan, (5) menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, (6) membantu belajar secara efisien dan lebih cepat, (7) menghemat waktu (Buzan, 2007). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi model kooperatif dengan penugasan mind map dalam meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. METODE Penelitian dilakukan di SMA Al-Kamal Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimenal research dengan desain Pretest-Posttes Control Group Desaign. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari 60 siswa, 30 siswa pada kelas eksperimen dan 30 siswa pada kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan tes penguasaan konsep disusun dalam bentuk pilihan ganda dan tes kemampuan berpikir kreatif berupa penugasan mind map yang dibuat oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 213

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penguasaan konsep dijaring dengan menggunakan tes pilihan ganda. Tes tersebut diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Berdasarkan data yang dijaring diperoleh rata-rata skor penguasaan konsep siswa seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1 Diagram Rata-rata nilai pretes, posttes, dan N- gain (%) penguasaan konsep eksperimen dan kelas kontrol Pada dasarnya tingkat penguasaan konsep siswa tidak berbeda signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari persentase nilai rata-rata pretest yang tidak jauh yakni 33,11% untuk kelas eksperimen dan 33,43% untuk kelas kontrol. Setelah diberikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol, maka penguasaan konsep kedua kelas tersebut mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari persentase nilai rata rata posttest pada kelas eksperimen yaitu sebesar 65,22% dan pada kelas kontrol sebesar 56,11%. Peningkatan penguasaan konsep juga dapat dilihat dari nilai N-gain, dimana untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan penguasaan konsep sebesar 48% dan peningkatan penguasaan konsep pada kelas kontrol sebesar 34%, kedua kelas tersebut berada pada kategori sedang, akan tetapi peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map lebih dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dibanding implementasi model konvensional dengan penugasan mind map. Hal ini terbukti dari hasil N-gain siswa pada kelas eksperimen menunjukkan skor yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis data nilai N-gain penguasaan konsep dengan menggunakan uji Mann- Whitney diperoleh (sig=0,000<α=0,05) maka H 0 ditolak, H 1 diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan signifikan antara N-gain Penguasaan Konsep kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diduga disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tersebut memberi peluang pada siswa untuk saling belajar satu sama lain sehingga lebih banyak terbantu dalam memahami materi yang dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Solihatin & Raharjo (2009) yang mengatakan bahwa keberhasilan belajar menurut model belajar kooperatif bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompokkelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya dan dibawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasinya (Isjoni, 2010). Sehingga siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mendapatkan hasil penguasaan konsep lebih tinggi, sedangkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional mendapatkan hasil penguasaan konsep yang lebih rendah, hal ini diduga karena: (1) siswa kurang biasa memahami tugas yang berhubungan dengan pelajaran dengan baik, sehingga sasaran pemberian tugas yang tidak tercapai menyebabkan penguasaan konsep menurun, (2) siswa belajar pasif, hanya sebagian yang ikut aktif dalam proses belajarnya, dan (3) kurang adanya tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan tugas kelompok, tugas tersebut hanya dikerjakan oleh beberapa anggota kelompoknya saja, sedangkan yang lain tidak berperan aktif. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian (Budiawan, 2013) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif digunakan dari pada model pembelajaran konvensional. Kemampuan berpikir kreatif siswa dijaring melalui penugasan mind map yang dibuat oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Berdasarkan data yang dijaring diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa seperti terlihat pada gambar 2. 214 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

Gambar 2. Diagram Rata-rata nilai pretes, posttes, dan N- gain (%) kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan Gambar 2 terlihat persentase ratarata nilai pretest kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen sebesar 57,22% dan pada kelas kontrol sebesar 54,72%. Kedua kelas tersebut samasama berada pada kategori sedang Hasil posttest setelah pembelajaran memperlihatkan kenaikan pada rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 82,50% dan rata-rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 74,17%. Rata-rata nilai posttest untuk kedua kelas terkategori sedang, akan tetapi kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Perolehan rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen sebesar 58% dan ratarata N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol sebesar 34%. Rata-rata N-gain untuk kedua kelas berkategori sedang, tetapi nilai N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji hipotesis data nilai N-gain kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh (sig=0,039<α=0,05) maka H 0 ditolak, H 1 diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan signifikan antara N-gain kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yang meliputi berpikir asli (originality), berpikir lancar (fluency) dan berpikir luwes (flexibility), serta berpikir memerinci (elaboration) dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Diagram perbandingan N-gain (%) kemampuan berpikir kreatif berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol dan kelas eksperimen Berdasarkan gambar 3, terlihat bahwa indikator berpikir lancar (fluency) dan berpikir luwes (flexibility) memiliki nilai tertinggi. Indikator ini dilihat dari ada tidaknya konsep yang telah dipelajari sebelumnya pada pembuatan mind map dan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan konsepkonsep yang dituangkan dalam mind map. Indikator kemampuan berpikir lancar dan berpikir luwes lebih tinggi pada kelas yang mendapatkan implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map dibanding dengan siswa yang mendapat implementasi model konvensional dengan penugasan mind map. Hal ini diduga siswa pada kelas eksperimen, lancar dalam mengemukakan gagasangagasan dan mampu bekerja lebih cepat serta lebih dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Kegiatan diskusi dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan siswa lebih aktif dalam mengemukakan gagasan-gagasannya untuk bersama-sama menyelesaikan tugas dengan baik. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mengharuskan masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari topik yang di tugaskan dan mengajarkan pada anggota kelompoknya sesuai dengan sudut pandang atau pengetahuan yang mereka dapat dari kelompok ahli, sehingga mereka dapat saling berinteraksi dan saling bantu untuk mendapat pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan penjelasan William (dalam Munandar, 2012) bahwa kemampuan berpikir lancar merupakan kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan-gagasannya dengan waktu lebih cepat, dan kemampuan berpikir luwes memerlukan pemikiran yang dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, kelas eksperimen mampu menuangkan ide atau gagasan-gagasan dengan baik dan lebih cepat dalam pembuatan mind map. Berdasarkan definisinya, keterampilan berpikir asli (originality) menuntut siswa dalam memberikan respon yang unik atau luar biasa. Berpikir asli (originality) merupakan inti dari pemikiran yang Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 215

dapat menghasilkan ide-ide yang unik dan tidak biasa. Indikator kemampuan berpikir asli (originality) lebih tinggi pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol. Hal ini diduga siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map mampu menggunakan kata kunci yang sangat efektif. Kegiatan diskusi kelompok ahli dan kelompok asal pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan baru yang lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan pendapat Stahl (dalam (Solihatin & Raharjo, 2009) yang mengatakan bahwa model kooperatif tipe jigsaw menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai pengetahuan yang optimal dalam belajar. Melalui pengetahuan tersebut siswa pada kelas eksperimen mampu menyampaikan idenya dengan cara menggunakan kata kunci baru yang berbeda dengan siswa pada kelas kontrol dalam pembuatan mind map. Kemampuan berpikir memerinci (elaboration) digunakan mengembangkan atau memerinci gagasan secara lebih detail dan menarik. Cara mengukurnya yaitu dengan melihat hubungan cabang utama dan cabang lainnya dan juga melihat banyaknya jumlah anak cabang yang semakin menjauh dari ide sentral. Indikator kemampuan kemampuan berpikir memerinci (elaboration) kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal ini diduga karena suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang di antara sesama anggota kelompok pada kelas eksperimen memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami, serta menguasai materi pelajaran dengan lebih baik, sehingga siswa dalam kelas eksperimen mampu membuat hubungan dan menguraikan materi dengan menempatkan banyaknya cabang pada mind map. 6. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiawan, M. & Arsani, N. L. K. A. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Fisiologi Olahraga. Jurnal Pendidikan Indonesia. 2(1), 138-144 Buzan, T. (2007). Buku Pintar Mind Map untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Buzan, T. (2012). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Solihatin, E & Raharjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara. Tomo. (2003). Mengintegrasikan Teknik Membaca dalam SQ4R dan Membuat Catatan Berbentuk Grafik Postorganizer dalam Pembelajaran Fisika. Disertasi PPs UPI : tidak diterbitkan 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map secara signifikan lebih dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan implementasi model konvensional dengan penugasan mind map. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Dr. Siti Sriyati, M.Si. selaku pembimbing. 216 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya