BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini budaya disiplin belum sepenuhnya terwujud baik di. lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yang menimbulkan perubahan perilaku. Jadi perubahan perilaku adalah hasil

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting dalam proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar untuk SD Kelas V. Dalam pendahuluan ini selain membahas

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak ditunjang dengan tenaga kerja yang cakap maka kemungkinan besar sasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH IPA KELAS TINGGI MAHASISWA PGSD TRANSFER D-II TA 2013/2014

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pengalaman Belajar Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap manusia. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap berkembang karena belajar. Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalamanpengalaman lainnya, seperti yang diungkapkan Sudjana, N (2000: 28) bahwa: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri. Hamalik, O (2004: 154) berpendapat bahwa: Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan, belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan oleh individu secara sengaja dan disadari untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. 9

10 Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatnya berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Winkel (1999 : 51) mengemukakan bahwa: Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom, E. Simpson dan A. Harrow (Winkel, 1999 : 244) mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan mahasiswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemberian tekanan penguasaan materi akibat perubahan dalam diri mahasiswa setelah belajar diberikan oleh Hamalik, O (2004: 49) yang mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

11 Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi pelajaran sebagai akibat dari perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Hasil belajar itu akan diukur dengan sebuah tes. 2.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar Prestasi yang dicapai mahasiswa ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya dan lingkungan yang menunjang, dengan kata lain ditentukan oleh faktor internal dan eksternal, hal ini sejalan dengan teori belajar kognitif yang menyatakan bahwa perilaku individu (respon) merupakan hasil interaksi kemampuan organisme dengan lingkungan (stimulus). Faktor - faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi Slameto (2003:54) menggolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar invidu. 2.2.1 Kesiapan Mahasiswa Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri Menurut Moh. Ali (1984: 15) mengenai kesiapan sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu : Bahwa disamping unsur-unsur belajar terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu kesiapan untuk belajar, minat dan konsentrasi, keterampilan, waktu dan disiplin dalam belajar. Kesiapan pada dasarnya merupakan kapasitas (kemampuan potensial) fisik maupun mental untuk belajar disertai harapan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk mengetahui sesuatu.

12 Menurut Slameto (1995: 59) mengenai kesiapan sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu : Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi, kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika seseorang itu belajar dan padanya ada kesiapan maka hasil belajarnya akan optimal. Kesiapan beradaptasi dengan lingkungan dunia industri merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan industri. Menurut Vembriarto (1993), karena manusia hidup dalam masyarakat, maka tingkah lakunya tidak saja merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutantuntutan fisik lingkungannya, melainkan juga merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan dan tekanan sosial orang lain. Di sini individu mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan pola kepribadiannya dengan kondisi lingkungan yang ada. Demikian juga mahasiswa yang sedang praktik kerja di dunia kerja, akan memperlihatkan perilaku dari hasil kesiapannya beradaptasi. Berdasarkan pendapat di atas kesiapan mahasiswa merupakan titik tolak keberhasilan yang akan dicapai oleh mahasiswa, kesiapan merupakan hal terpenting untuk belajar karena hal ini keluar dari dalam diri. 2.2.2 Penguasaan Materi Perkuliahaan Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 243) : Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan

13 keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau dapat juga gagal berprestasi. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi perkuliahan merupakan hal penting untuk mencapai hasil atau prestasi berikutnya, dimana penguasaan materi perkuliahan dapat dilihat dari nilainilai yang telah tercapai. 2.2.3 Kelengkapan Fasilitas Belajar Sebagai Faktor yang Mempengeruhi Pelaksanaan Praktek Industri yaitu : Menurut Slameto (1995: 68) mengenai fasilitas belajar yaitu : Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa, jika mahasiswa mudah menerima pelajaran dan mengusainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Menurut Oemar Hamalik (1990: 127) mengenai fasilitas belajar Alat pelajaran sebagai unsur penunjang belajar yaitu bersifat memberikan kemudahan agar kegiatan belajar lebih lancar, efisien dan diharapkan memberikan hasil yang optimal. Uraian di atas betapa pentingnya kelengkapan fasilitas belajar untuk merangsang proses belajar yang baik dalam pelaksanaan Praktek Industri. Fasilitas belajar pada penelitian ini dilihat dari perlengkapan peralatan dan permesinan.

14 2.2.4 Sumber Informasi Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri Menurut Oemar Hamalik (2005: 86) mengenai informasi sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu: Belajar di perguruan tinggi memerlukan banyak bahan. bahanbahan itu bukan saja bersumber dari dosen. asisten atau guru besar, akan tetapi juga bersumber dari buku-buku bacaan dan bahanbahan tercetak lainnya yang tersimpan di dalam perpustakaan. Perkuliahan hanya dapat dianggap lengkap apabila disertai dengan studi di perpustakaan. Jikalau kita bermaksud menyusun suatu karangan ilmiah atau akan melakukan suatu penelitian, maka perpustakaan akan menjadi sumber yang sangat penting untuk mensukseskan rencana itu. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber informasi menjadi pedoman belajar bagi mahasiswa yang harus menerapkan pola belajar mandiri, dengan demikian tanpa mendapatkan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan, seorang mahasiswa akan terbatas pengetahuannya. 2.2.5 Proses Bimbingan Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri Proses belajar mengajar terjadi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa. Cara yang diberikan oleh pengajar dalam mengajar dan bimbingan seringkali besar pengaruhnya terhadap mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Menurut Slameto (2003:74) menyatakan bahwa: disamping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar, baik pula siswa diawasi dan di bimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik lagi kalau cara-cara belajar di praktekan dalam tiap pelajaran yang di berikan.

15 Proses bimbingan akan berjalan efektif apabila terjalin komunikasi yang baik antara dosen pembimbing dan mahasiswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam sendiri. Dosen yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara baik, menyebabkan proses bimbingan menjadi terganggu. Di dalam relasi yang baik, mahasiswa akan menyukai dosennya dan mahasiswa akan lebih giat dalam proses bimbingannya. Selanjutnya dosen pun akan dengan senang hati melayani mahasiswa dengan membuat metode bimbingan khusus, menerapkan jadwal bimbingan, dan mengalokasikan waktu dan ruangan untuk proses bimbingan, khususnya bimbingan mata kuliah Praktek Industri. 2.3 Tinjauan Praktek Industri Terdapat berbagai cara pengaturan proses belajar dan layak pula tempat dimana pendidikan dapat berlangsung. salah satu kegiatan proses yang dapat dilangsungkan di luar kampus adalah di tempat Praktek Industri karena waktu belajar sepertinya dilakukan di lapangan. Praktek Industri adalah suatu kegiatan kerja praktek di lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI untuk menerapkan, memantapkan, membuktikan teori-teori yang diberikan dan di dapat di bangku perkuliahan ke dalam praktek di lapangan yang sesungguhnya dengan aspek-aspek persiapan, keselamatan, ketelitian dan langkah kerja.

16 2.3.1 Tujuan Praktek Industri (PI) Persyaratan kurikum Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, pada setiap semester 8 kepada para mahasiswanya diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah Praktek Industri yang memiliki bobot 2 SKS, dengan persyaratan sudah menempuh minimal 120 SKS dan memenuhi semua persyaratan administrasi. Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan Praktek Industri adalah sebagai berikut : - Untuk mendapatkan pengetahuan serta pengalaman menerapkan teori dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. - Mahasiswa dapat melatih mengaplikasikan ilmu pengetahuannya tentang teknik mesin yang dimilikinya selama mengikuti perkuliahan. - Mahasiswa dapat mengetahui langsung cara menangani suatu mesin serta kondisinya di lapangan. - Mahasiswa dapat mengetahui kendala-kendala yang berada di lapangan. - Mahasiswa dapat mempelajari cara penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan. 2.3.2 Penunjang Praktek Industri Sarana untuk menunjang dan menuju tercapainya tujuan di atas, banyak hal yang harus dipersiapkan secara baik. Hal-hal yang harus dipersiapkan merupakan penunjang bagi keberhasilan pelaksanaan bagi keberhasilan pelaksanaan Praktek Industri antara lain adalah:

17 1. Hubungan dengan dunia usaha Sebelum suatu dunia usaha dapat menerima mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Industri, perlu diberikan informasi tentang program pelaksanaan Praktek Industri dan hal ini dilakukan mahasiswa yang akan melaksanakan Praktek Industri. 2. Persyaratan tempat Praktek Tempat Praktek Industri hendaknya harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap industri atau dunia usaha adalah sebagai berikut: - Dipilih industri atau dunia usaha yang sesuai dengan jurusan mahasiswa yang akan melaksakan praktek. - Disarankan untuk memilih industri ataudunia usaha yang mempunyai administrasi yang baik dan tertib. 3. Persiapan administrasi Sebelum melaksanakan Praktek Industri, mahasiswa mempersiapkan beberapa administrasi yang berhubungan dengan penempatan dan pelaksanaannya yaitu: - Permohonan tempat praktek Setelah mahasiswa mengadakan survey lapangan dan memenuhi kriteria persyaratan untuk melaksanakan praktek, maka mahasiswa mengajukan permohonan kepada yang berwenang untuk melaksanakan Praktek Industri. - Penunjang dosen pembimbing

18 Agar pelaksanaan Praktek Industri dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tidak menyimpang dari waktu yang ditentukan, maka pihak kampus menunjuk dosen pembimbing yang sesuai dengan jurusan dan bidangnya. Tugas dosen pembimbing antara lain: a. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa yang melaksanakan Praktek Industri. b. Memberikan bimbingan penulisan cara penulisan laporan. c. Tata tertib. Tata tertib diberikan agar tidak melakukan hal-hal yang negatif yang dapat merugikan nama baik kampus, tempat praktek maupun dirinya sendiri. 2.3.3 Praktek Industri Sebagai Pengalaman Belajar Salah satu kegiatan belajar yang dapat dilakukan di luar kampus adalah Praktek Industri dan ini merupakan suatu proses belajar di lapangan karena sepenuhnya dilakukan di lapangan. Di industri praktikan diharuskan kerja efektif sebagaimana layaknya seorang karyawan, ia bekerja berdasarkan program kerja yang telah disetujui untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan tujuan dalam melaksanakan tugasnya dan mahasiswa harus dibimbing langsung oleh orang yang ditunjuk oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Pengalaman praktek di industri menambah wawasan bagi mahasiswa dalam melakukan proses aktualisasi karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan teoritis dengan situasi dan keadaan yang

19 sebenarnya. Di samping itu, dapat membuka kesempatan untuk menambah pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya.