Faizal Kasim 1. Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo 96122

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

3. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian. Lokasi pengamatan konsentrasi klorofil-a dan sebaran suhu permukaan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

PENGARUH MONSUN TERHADAP DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-a DI PERAIRAN SELATAN BALI

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL-a MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA MODIS DI PERAIRAN SUMATERA BARAT

3 METODE PENELITIAN. Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian

ANALISIS POLA SEBARAN DAN PERKEMBANGAN AREA UPWELLING DI BAGIAN SELATAN SELAT MAKASSAR

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya Dengan Kesuburan Perairan di Selat Bali

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

3. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

Diterima: 14 Februari 2008; Disetujui: Juli 2008 ABSTRACT

3. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Desember 2010 yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN ARUS PERMUKAAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT NOAA DAN METODE MAXIMUM CROSS CORRELATION

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN 1) oleh Dr. Ir. Mukti Zainuddin, MSc. 2)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

Abstract. SUHU PERMT]KAAI\{ LAUT I}I PERAIRAN RAJAAMPAT PROPINSI PAPUA BARAT (Hasil Citra )

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: ISSN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN POLA SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DI SELAT SUNDA DAN PERAIRAN SEKITARNYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA INDERAAN AQUA MODIS

ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A DARI CITRA AQUA MODIS SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELAT SUNDA

PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Diagram TS

KAJIAN DINAMIKA SUHU PERMUKAAN LAUT GLOBAL MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH MICROWAVE

CONTENT BY USING AQUA MODIS SATELLITE IMAGERY IN MARINE WATERS OF ROKAN HILIR REGENCY RIAU PROVINCE

ANALISA VARIASI HARMONIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SURABAYA AKIBAT FENOMENA EL-NINO

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

Horizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Di Selat Bali Berdasarkan Data Citra Satelit

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

PEMETAAN SEBARAN SUHU MENGGUNAKAN CITRA SATELITE AQUA MODIS DI PERAIRAN LAUT CINA SELATAN. Tri Lestari Program Studi Ilmu Kelautan

Prediksi Zona Tangkapan Ikan Menggunakan Citra Klorofil-a dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua MODIS di Perairan Pulo Aceh

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Perairan Pantai Timur Sumatera Utara. Utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan,

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OLEH : SEPTIAN ANDI PRASETYO

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE)

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran suhu permukaan laut dan tracking daerah penangkapan Ikan Cakalang di Perairan Barat Laut Banda

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

ABSTRAK.

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

VARIABILITY NET PRIMERY PRODUCTIVITY IN INDIAN OCEAN THE WESTERN PART OF SUMATRA

ABSTRAK. Kata Kunci: kebakaran hutan, penginderaan jauh, satelit Landsat, brightness temperature

3. METODOLOGI PENELITIAN

1. Satu set computer dengan spesifikasi yang memadai (minimal processor Pentium 4, RAM 1GB, HD 80GB)

Safruddin*, Nur Indah Rezkyanti, Angraeni, M. Abduh Ibnu Hajar, St. Aisjah Farhum, Mukti Zainuddin

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA

IDENTIFIKASI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR PADA MUSIM TIMUR BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN BARAT ACEH ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Key Words: Chlorophyll, MODIS Aqua, Remote Sensing, Sea Surface Temperature. ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Samudera Hindia bagian Timur

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km 2 atau 3/4 dari total

Universitas Sumatera Utara, ( 2) Staff Pengajar Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

terdistribusi pada seluruh strata kedalaman, bahkan umumnya terdapat dalam frekuensi yang ringgi. Secara horisontal, nilai target strength pada

STUDI PEMETAAN KESESUAIAN BUDIDAYA KERANG HIJAU (Perna Viridis) MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT DAN SIG DI PERAIRAN LAUT TEJAKULA

3. METODOLOGI. Gambar 7 Peta lokasi penelitian.

Studi Variabilitas Lapisan Atas Perairan Samudera Hindia Berbasis Model Laut

Analisis Spasial dan Temporal Sebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Sumatera Barat

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Analisis Distribusi Suhu Permukaan Menggunakan Data Citra Satelit Aqua-Modis dan Perangkat Lunak Seadas di Perairan Teluk Tomini (Analysis of Sea Surface Temperatures (SST) using Aqua-Modis Satellite data and Seadas Software in Tomini-Gulf s sea) Faizal Kasim 1 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo 96122 Abstract: Sea surface temperatures (SST) have a large influence on climate and weather. Aqua-Modis data can role play as an effective and cheap for SST data supply. There are much free or open source tools for analyzing and extraction SST data to learn oceanography phenomenon relate to process in ocean such Seadas. This paper describes briefly the utilizing Aqua-Modis data and Seadas software of using them as free SST data and open source tools for comparison of dynamical SST between inner and outer area in Tomini-Gulf s sea. Keywords: Sea surface temperature, aqua-modis, open-source Pendahuluan Penelitian tentang fenomena oceanografi baik skala global maupun mesoscale memerlukan pengamatan suhu permukaan laut (SST) dan ocean color imagery dari satelit. Dalam hal ini, data penginderaan jauh berupa Aqua-Modis dapat berguna menganalisis baik secara visual maupun raw-data parameter suhu permukaan. Sehingga memudahkan dalam mempelajari berbagai fenomena terkait lainnya yang berlangsung di lautan. Keberadaan data citra satelit bagi pengamatan parameter dan/atau fenomena oseanografi akan lebih memberikan keuntungan dari sisi waktu dan biaya serta akurasi yang cukup tinggi. Ditunjang oleh dukungan jalur free access terhadap berbagai data osenaografi oleh beberapa badan internasional yang sekarang ini lebih dimudahkan dengan adanya fasilitas internet serta kebijakan pengembangan perangkat lunak pengolah data citra satelit yang open source oleh beberapa pengembang menjanjikan suatu sistim yang lebih efisien, murah serta cepat bagi sisi pengelolaan kelautan dan perikanan. Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini berusaha mengulas analisis SST dengan menggunakan data citra free access (non-komersil) dan perangkat lunak open source dalam menyediakan informasi yang cepat, murah, dan applicable. Teluk Tomini dipilih mengingat wilayah perairan ini cukup unik karena terletak tepat pada posisi garis khatulistiwa dan cukup luas bagi berlangsungnya proses oseanografi untuk cakupan mesoscale di perairan perairan dalam (kepulauan) Indonesia. Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 270

Metode Penelitian Penelitian ini berlokasi di 119 o 15 46.35 BT 125 o 45 11,46 serta 2 o 2 55.83 LS 3 o 12 54,87 LU (Gambar 1). Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data citra satelit Aqua-Modis berupa SST untuk bulan Januari sampai Desember 2006. Data diakses pada: http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/cgi/level3.pl?day=&per=&typ=masst&rrw=16. Berbagai tipe data yang tersedia bisa didownload secara gratis, namun untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah SST level-3 dengan resolusi 4 km. Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan adalah unit perangkat komputer berbasis linux (Fedora core 6) serta software Seadas 4.7 Km 0 50 100 200 skala bar 4 Kuadran 1 Kuadran 2 Gambar 1. Lokasi Penelitian dan Area of Interest (AOI) dibagi atas Kuadran 1 dan 2 Distorsi radiometrik disebabkan oleh pengaruh hamburan dan serapan atmosfir, bias pada waktu transmisi data, kondisi optik sensor dan perubahan cahaya memerlukan perbaikan radimetrik dan kualitas spectral citra. Berdasarkan sifat datanya yang merupakan data komposit dan siap pakai, maka data SST level-3 tidak memerlukan tahapan koreksi baik geometrik maupun radiometrik. Oleh karenanya dalam kegiatan ini Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 271

koreksi radiometrik tidak dilakukan karena citra yang digunakan adalah data level-3 yang sudah terkoreksi baik geometrik maupun radiometrik. Langkah pemotongan citra (image cropping) dilakukan untuk memperkecil area tampilan citra sesuai koordinat daerah yang diinginkan. Ini bertujuan agar ukuran file menjadi lebih kecil sehingga proses pengolahan menjadi lebih cepat. Untuk kepentingan perbandingan data, pengamatan dilakukan dengan membuat Area of interest (AOI) yang berbeda berbentuk kuadran 1 dan kuadran 2. Kedua kuadran sebagai AIO ini masing-masing memiliki ukuran yang sama untuk luas dan keliling, yaitu 16666,81 km 2 (luas) serta 516,387624 km (keliling). Masing-masing kuadran memiliki lokasi; 120 o 18 53,78 BT 121 o 27 54,388 BT dan 0 o 18 46,67 LU 0o 50 36,44 LS untuk lokasi kuadran 1 serta 123 o 27 39,61 BT 124 o 37 13.97 BT dan 0 o 16 33,32 LU 0 o 53 12,30 LS untuk lokasi kuadran 2 (Gambar 1). Maksud pembuatan kuadran ini adalah untuk mengamati pola/profil suhu permukaan yang diharapkan dapat mewakili gambaran bagi kondisi suhu permukaan daerah semi tertutup/dalam teluk yang relatif homogen (kuadran 1) dengan kondisi berbeda di daerah semi terbuka/depan atau luar teluk yang relatif dinamis terhadap pengaruh angin dan arus (kuadran 2). Data rata-rata sebaran suhu permukaan bulanan selama setahun (12 bulan) kemudian diekstrak dari citra Modis bagi masing-masing kuadran. Pada tahapan ekstraksi, data awal yang diperoleh adalah berbentuk kompresan dengan format.bgz, oleh karenanya diperlukan tahapan konversi untuk bisa diekstrak dalam bentuk format file.hdf. Dalam bentuk file berformat.hdf ini data SST sudah dapat dipotong dan diolah pada Seadas untuk lebih lanjut digunakan dalam memvisualisasi (display) serta analisis (raw data) bagi kegiatan pengamatan suhu permukaan. Khusus untuk keperluan analisis raw data, data suhu permukaan dikonver lagi ke dalam format ASCII untuk selanjutnya diolah pada MS Excell menjadi represenstasi grafis (chart) sebaran suhu permukaan bulanan bagi masing-masing wilayah yang mewakili perairan semi tertutup (kuadran 1) dan terbuka (kuadran 2). Hasil dan Pembahasan Hasil pengolahan secara komposit (image) dan analisis raw data SST direpresentasikan berupa pola sebaran SST ditampilkan pada Gambar 2 dan 3. Pada Gambar 2, luaran hasil olahan data SST dibuat dalam format png. Data olahan mencakup daerah perairan Teluk Tomini dan sekitarnya, termasuk kuadaran yang mewakili daerah perairan dalam dan luar daerah teluk. Pada Gambar 3 dapat dilihat hasil analisis raw data berupa nilai SST dalam derajat celcius (C o ) pada masing-masing kuadran. Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 272

Secara umum terlihat adanya sebuah visualisasi secara komposit warna pola distribusi suhu permukaan yang berbeda antara daerah perairan semi tertutup (dalam teluk/kuadran 1) yang suhu permukaannya cenderung dominan relatif tinggi dibandingkan daerah semi terbuka (luar teluk/kuadran 2) pada pengamatan sepanjang tahun 2006. Dengan analisis raw data terhadap suhu permukaan lebih memperjelas apa yang ditampilkan pada Gambar 2 seperti terlihat pada Gambar 3. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Gambar 2. Hasil olahan data Sebaran Suhu Permukaan Aqua-MODIS L3 untuk perairan Teluk Tomini dan sekitarnya serta daerah perairan dalam dan luar yang diwakili oleh kuadaran 1 dan 2 dari bulan Januari Desember 2006 yang diolah menggunakan SeaDAS4.7 Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu permukaan di antaranya; kondisi musim (iklim), angin, serta fenomena yang terjadi di laut seperti upwelling, arus, dan lain-lain. Terkait dengan hal ini, kondisi iklim wilayah Teluk Tomini sangat dipengaruhi oleh musim timur dan barat (Infokom Sulawesi Tengah, 2006). Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 273

Gambar 3 Representasi rata-rata nilai sebaran SST untuk wilayah perairan dalam (Mean K1) dan perairan luar (Mean K2) daerah perairan Teluk Tomini sepanjang bulan Januari hingga Desember 2006. Menurut Biro Infokom Sulawesi Tengah, (2006) bahwa musim timur biasa terjadi pada bulan April hingga September, sedangkan musim barat biasanya berlangsung dari bulan Oktober. Jika dihubungkan dengan hasil pengamatan dalam penelitian ini, maka dapat diamati bahwa fenomena musim mempengaruhi suhu perairan permukaan Teluk Tomini. Musim timur berpengaruh terhadap menurunnya suhu permukaan di perairan Teluk Tomini baik di daerah dalam mapun luar perairannya (kuadran 1 dan 2). Hal yang sebaliknya terjadi pada musim barat yang berpengaruh terhadap naiknya rata-rata suhu permukaan di perairan Teluk Tomini, sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Berdasarkan pola distribusi citra suhu permukaan laut dapat dilihat fenomena oseanografi seperti upwelling, front, dan pola arus permukaan. Daerah yang mempunyai fenomena-fenomena seperti tersebut di atas umumnya merupakan perairan yang subur. Dengan diketahuinya daerah perairan yang subur tersebut maka daerah penangkapan ikan (Amri et al.2005b; DKP, 2006). Selain itu, suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju maksimum, sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah fotosintesa (Pmaxstruktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton (Tomascik et al. 1997). Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu. Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 274

Perbedaan suhu air permukaan bisa menyebabkan aliran arus laut di permukaan. Dengan memperhatikan peta distribusi suhu permukaan perairan Teluk Tomini selama tahun 2006, demikian pula beberapa lokasi yang bisa menjadi petunjuk lokasi front dan upwelling juga massa aliran air permukaan dapat diinterprestasi berdasarkan visualisasi gradient suhu air permukaan sepanjang tahun (Gambar 2). Sebagai sebuah perairan di wilayah tropis dan tepat di garis khatulistiwa, sepanjang tahun, umumnya kondisi suhu permukaan perairan Teluk Tomini cenderung hangat (29 o - 31 o C). Namun di beberapa lokasi dapat terlihat adanya penaikan suhu perairan hingga 33 o C. Gambaran yang berbeda dapat ditemukan dalam membandingkan kondisi distribusi suhu permukaan antara wilayah dalam dan luar teluk. Fenomena penurunan gradient suhu permukaan yang drastis di sekitar wilayah luar perairan teluk kemungkinan disebabkan oleh proses upwelling (Amri et al. 2005a; 2005b). Kesimpulan Secara cepat, murah dan efisien penggunaan data citra telah dibuktikan dalam kegiatan ini untuk keperluan pengamatan dan analisis suhu permukaan laut sebagai salah satu parameter penting dalam prosesproses oseanografi. Bagi kepentingan pengelolaan bidang kelautan dan perikanan, sumber data dan informasi yang efisien dan efektif yang ditunjang oleh jenis datanya yang murah, cepat saji, dan luas jangkauan tentunya merupakan suatu kebutuhan penting mengingat luasnya wilayah lautan yang dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga berguna bagi pengelolaan baik secara regional maupun Nasional atau pun Internasional. Daftar Pustaka Amri. Khairul, Suwarso, dan Herlisman. 2005a. Dugaan upwelling berdasarkan analisis komparatif Citra sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a Di teluk tomini (Abstract). Jurnal penelitian perikanan Indonesia vol.11 no.6. Amri. Khairul, Suwarso, dan Awwaludin. 2005b. Kondisi Hidrologis dan Kaitannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Malalugis (Decapterus macarellus) di Perairan Teluk Tomini (Abstract). Jurnal penelitian perikanan Indonesia vol.12 no.3. Anonim. 2007. Aplikasi Seadas untuk Remote Sensing Kelautan. Http://pustaka.igossource.org/aplikasi/seadas/aplikasi%20seadas%20 untuk%20remote%20sensing%20kelautan.doc. Diakses 12 September 2007 BPPT. 2006. Ekspedisi Inventarisasi Potensi Sumberdaya Laut Teluk Tomini Tahun Anggaran 2006. Http://tisda.bppt.go.id/berita.php Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 275

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). 2006. Sumberdaya Ikan Elasmobranchii di Laut Jawa & Teluk Tomini: Ekologi, Potensi Sumberdaya, Profil Perikanan dan Biologi Beberapa Jenis Ikan Ekonomis Penting. Http://www.dkp.go.id/content.php?c=2492. Diakses pada tanggal 30 Januari 2008 Heryanto. Imam. 2005. Penggunaan Geostatistik untuk Menggabungkan Data Lapangan Dan Data Pengamatan Penginderaan Jarak Jauh Dalam Penentuan Sebaran Suhu Permukaan Laut. http://fi.lib.itb.ac.id/go.php?id =jbptitbfi-gdl-s1-2005-imamheryan- 454. Diakses pada tanggal 3 Maret 2008. Suwarso, Herlisman, dan Wudianto. 2005. Karakteristik Fisik Massa Air Perairan Teluk Tomini. Jurnal penelitian perikanan indonesia (abstrak) vol.11 no.6 tahun 2005 Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji and M.K. Moosa. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas. Part Two. The Ecology of Indonesian Series. Vol. VIII. Periplus Editions (HK) Ltd. Jurnal Ilmiah Agropolitan Volume 3 Nomor 1 April 2010 276