TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Salin

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. TANAH SALIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1997). Peningkatan produktivitas padi telah diupayakan di Indonesia sejak tahun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan Rawa Pasang Surut. tanah dan air di lahan pasang surut. (Tan, 1995). Sifat-sifat umum dari tanah

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMASAMAN TANAH. Sri Rahayu Utami

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TATA CARA PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

BAB. VII. PEMBAHASAN UMUM. Konsentrasi Fe dalam Tanah dan Larutan Hara Keracunan Fe pada Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum C untuk

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

TINJAUAN PUSTAKA. survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70 hektar.

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

Pengelolaan Air di Areal Pasang Surut. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

II. PEMBENTUKAN TANAH

Rizki Annisa Nasution*, M. M. B. Damanik, Jamilah

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

BUDI DAYA KACANG TANAH PADA TANAH SALIN. Abdullah Taufiq Andy Wijanarko

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA YANG BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

TEKNIK PENGAMBILAN EKSTRAK CONTOH AIR TANAH PADA BEBERAPA KEDALAMAN UNTUK ANALISIS DI LAHAN SULFAT MASAM1 RINGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Salin 1. Penyebaran Tanah salin dapat ditemukan di dua daerah yang berbeda, yaitu daerah pantai yakni salinitas yang disebabkan oleh genangan atau intrusi air laut dan daerah arid dan semi arid yakni salinitas yang disebabkan oleh evaporasi air tanah atau air permukaan. a. Tanah Salin Daerah Pantai Tanah salin daerah pantai dijumpai di daerah pasang surut yang berbatasan dengan garis pantai, Karakterisasi dan klasifikasi sulit dilakukan, karena sifatnya yang berubah-ubah akibat mobilitas yang tinggi dari garam-garam yang mudah larut. Hujan memindahkan garam-garam tersebut dengan mudah, baik secara vertikal maupun lateral atau mengencerkan konsentrasinya menjadi tidak beracun. Garam-garam dapat terkumpul di tempat-tempat rendah(cekungan) bersama-sama air rembesan atau aliran permukaan, atau di tempat yang lebih tinggi akibat evaporasi. b. Tanah Salin di Daerah Arid dan Semiarid Tanah jenis ini terbentuk akibat evaporasi yang selalu lebih tinggi daripada presipitasi. Air tanahnya sendiri mungkin tidak salin, tetapi gerakan air kapiler ke atas dan penguapan yang terus-menerus menyebabkan garam terakumulasi di lapisan tanah atas. Banyak ditemukan di daerah daerah depresi (cekungan) di pedalaman yang berupa dataran lakustrin aluvial atau teras sungai.

c. Tanah Salin pada Tanah Sulfat Masam Muda Tingginya DHL pada tanah ini disebabkan oleh oksidasi pirit yang menghasilkan H 2 SO 4. Nilai ph tanah yang sangat rendah dapat menghancurkan liat sehingga membebaskan Al dan kation-kation lain. Larutan tanahnya didominasi oleh Al 2 (SO 4 ) 3 dan kation lain. Dalam keadaan ekstrim di musim kering, H 2 SO 4 bebas dapat ditemukan, dalam musim banjir FeSO 4 dapat menjadi dominan (Adhi, dkk, 1997). 2. Kasifikasi Tanah Salin Horizon-horizon penciri yang berkaitan dengan salinitas tinggi umumnya berkaitan dengan tanah-tanah salin di daerah arid dan semiarid misalnya horizon gipsik (akumulasi gipsum), horizon kalsik (akumulasi Ca atau Ca/Mg karbonat), horizon salik (akumulasi garam-garam lebih mudah larut daripada gipsum) dan horizon natrik (ESP atau SAR tinggi) (Sipayung, 2003). Salinitas tanah padi sawah (pasang surut) biasanya terlalu rendah atau terlalu beragam untuk digunakan sebagai ktiteria penciri dalam taksonomi tanah. Tanah-tanah pantai yang salin umumnya tidak termasuk Halaquept, karena kadar garamnya tidak menurun (Hardjowigeno dan Rayes, 2005). Salinitas Tanah Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan aluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara defenisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air

dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5% (Suriadikarta dan Sutriadi, 2007). Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperature dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik dan tekanan osmosis (http://www.o-fish.com/air/salinitas.phpl, 2008). Kelarutan garam yang tinggi dapat menghambat penyerapan air dan hara oleh tana tekanan osmotik. Secara khusus, keragaman yang tinggi menimbulkan keracunan tanaman terutama oleh ion Na dan Cl. Lahan salin atau lahan pantai adalah lahan rawa yang terkena pengaruh penyusupan air laut atau bersifat payau, yang dapat termasuk lahan potensial, lahan sulfat masam, atau lahan gambut. Penyusupan air laut ini paling tidak selama 3 bulan dalam setahun dengan kadar natrium dalam larutan tanah 8-15%. Berdasarkan tingkat salinitasnya, lahan salin dapat dibagi menjadi tiga tipologi, yaitu salin ringan, sedang, dan sangat salin. Kendala produksi pada jenis lahan ini sedang sampai sangat berat terutama dalam hal salinitas (http://awangmaharijaya.wordpress.com/, 2008). Salinitas tanah menunjukkan besarnya kandungan garam mudah larut dalam tanah, sedang sodisitas menunjukkan tingginya kadar garam Na dalam tanah. Keracunan tanaman dapat terjadi bila kandungan garam mudah larut terlalu tinggi. Tanah salin adalah tanah yang mempunyai sifat sifat berikut : (a). Daya

hantar listrik tanah jenuh air (DHL) > 4 ds/m, (b). Persen Na dapat ditukar (ESP) < 15 dan (c). ph < 8,5. Ion ion yang dominan pada tanah salin ialah : Na +, Ca 2+, Mg 2+, Cl - 2-, SO 4. NaCl merupakan penyebab salinitas utama. Pada tanah sulfat masam muda mengandung Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeSO 4 yang tinggi tetapi juga memenuhi syarat sebagai tanah salin (Hardjowigeno dan Rayes, 2005). Pengaruh Salinitas Terhadap Tanah dan Tanaman Kandungan NaCl yang tinggi pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur tanah, sehingga aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah. Banyaknya ion Na di dalam tanah menyebabkan berkurangnya ion-ion Ca, Mg, dan K yang dapat ditukar, yang berarti menurunnya ketersediaan unsur tersebut bagi tanaman. Pengaruh salinitas terhadap tanaman mencakup tiga hal yaitu tekanan osmosis, keseimbangan hara dan pengaruh racun. Bertambahnya konsentrasi garam di dalam suatu larutan tanah, meningkatkan potensial osmotik larutan tanah tersebut. Oleh sebab itu salinitas dapat menyebabkan tanaman sulit menyerap air hingga terjadi kekeringan fisiologis (Hakim, dkk, 1986). Spesies tanaman yang hanya mentoleransi konsentrasi garam rendah termasuk dalam kelompok tanaman glikofita, dan spesies-spesies tanaman yang mentoleransi konsentrasi garam tinggi termasuk kelompok tanaman halofita. Pengenalan pengaruh tingkat salinitas merupakan bahan yang sangat berguna sehubungan dengan berbagai akibat kerusakan atau gangguan yang ditimbulkannya terhadap pertumbuhan tanaman. Melalui pengenalan gejala yang timbul pada tanaman akibat tingkat salinitas yang cukup tinggi, perbaikan struktur

tanah akan dapat diupayakan seperlunya, ataupun pemilihan jenis tanaman yang cocok untuk lokasi pertanian yang bermasalah (Notohadiprawiro, 2006). Penggolokan garam yang mudah larut dalam tanah secara parah menghambat pertumbuhan tanaman. Penggolokan garam tersebut akan mengibas plasmolisis, yaitu suatu proses bergerak keluarnya H 2 O dari tanaman ke larutan tanah. Kehadiran ion Na dalam jumlah yang tinggi dapat mempertahankan partikel tanah tetap tersuspensi. Dengan pengeringan, tanah membentuk lempeng keras, dan terjadi pembentukan kerak di permukaan. Yang tersebut terakhir ini menurunkan porositas tanah dan aerasi terhambat secara parah. Nilai ph yang tinggi pada banyak diantara tanah-tanah tersebut juga menurunkan ketersediaan sejumlah hara (http://cahtanah.blogspot.com/2008/07/04/archive.html#, 2008). Garam-garam yang dapat dipertukarkan akan mempengaruhi sifat-sifat tanah jika terdapat dalam keadaan yang berlebihan dalam tanah. Kekurangan unsur Na + dan Cl - dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi produksi. Peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsur-unsur hara yang berlangsung melalui proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman (Buckman and Brady, 1982). Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan biomassa tanaman. Tanaman yang mengalami stress garam umumnya tidak

menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan perubahan secara perlahan (Subagyono, 2008). Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal seperti daun mengering di bagian ujung dan gejala khlorosis. Gejala ini timbul karena konsentrasi garam terlarut yang tinggi menyebabkan menurunnya potensial larutan tanah sehingga tanaman kekurangan air. Sifat fisik tanah juga terpengaruh antara lain bentuk struktur, daya pegang air dan permeabilitas tanah. Semakin tinggi konsentrasi NaCl pada tanah, semakin tinggi tekanan osmotik dan daya hantar listrik tanah (Tutty, 2008). Daya Hantar Listrik Tanah Tanaman padi termasuk tanaman yang peka terhadap salinitas tanah (yang dinyatakan dengan daya hantar listrik atau disingkat DHL). Nilai DHL sebesar 2 Ds/m dianggap optimal, tetapi jika mencapai 4-6 ds/m tergolong marginal. Jika nilai DHL > 6 ds/m, maka pertumbuhan tanaman padi terhambat. Penurunan hasil bisa mencapai 50 % jika nilai DHL sekitar 7,2 ds/m, atau jika nilai exchangeable sodium percentage atau ESP sekitar 20 % (Djaenudin et al., 2000). Air murni merupakan penghantar listrik yang buruk, tapi daya hantar listriknya mengalami kenaikan sebesar banyaknya garam yang terlarut dalam air tanah. Demikianlah, daya hantar listrik larutan tanah memberikan kepada kita suatu pengukuran secara tak langsung terhadap kadar garam. Daya hantar listrik diukur melalui baik metode langsung ataupun metode laboratorium. Yang diukur dengan satuan mmhos/cm (Brady and Ray, 2000).

Daya hantar listrik mula-mula meningkat dengan penggenangan, kemudian menurun ke nilai stabil yang berbeda untuk setiap jenis tanah. Naiknya nilai DHL karena adanya mobilisasi Fe 2+ dan Mn 2+, pembentukan NH + 4, HCO - 3, dan RCOO - penggantian kation-kation dalam koloid oleh Fe 2+, Mn 2+, dan NH + 4. Turunnya nilai DHL karena pengendapan Fe 3+ sebagai Fe 3 (OH) 8 dan FeS, pengendapan Mn sebagai MnCO 3, kehilangan CO 2, dan konversi RCOO - menjadi CH 4. Pada tanah tergenang yang normal, nilai DHL tertinggi antara 2-4 ds/m, tetapi pada tanah pasir yang kaya bahan organik dan tanah sulfat masam dapat mencapai >4 ds/m yang merupakan ambang bahaya bagi padi. Nilai DHL 2 ds/m baik untuk tanaman padi. Kation yang digantikan oleh Fe 2+, Mn 2+, dan NH 4 dalam keadaan reduksi dapat hilang bersama air perkolasi. Pada keadaan kering oksidasi Fe 2+ dan NH 4 dapat mengasamkan tanah(hardjowigeno dan Rayes, 2005). Metode ekstrak pasta jenuh adalah metode yang paling sering digunakan dalam uji laboratorium. Contoh tanah yang telah dijenuhkan oleh air distilasi dan dicampurkan menjadi tanah dengan konsistensi pasta. Setelah didiamkan selama satu malam untuk melarutkan garam, daya hantar listrik air tanah yang diekstrakkan dari pasta tadi diukur. Metode di lapangan mencakup pengukuran daya hantar listrik secara langsung di lapangan. Metode ini melibatkan penetrasi empat sensor berupa elektroda ke dalam tanah di gerakkan oleh kendaraan seperti traktor pertanian (Brady and Ray, 2000). Melalui defenisi, tanah salin memiliki daya hantar listrik yang lebih dari 4 mmhos/cm (pada suhu 250 C). Dalam air, 1 mmhos/cm daya hantar listrik mendekati 640 ppm ( 1700 lb garam per are ) pertumbuhan buah-buahan terbaik

adalah ketika DHL tanah kurang dari 1,5 mmhos/cm dalam zona akar (pada kedalaman 3 sampai 4 kaki). Pertumbuhan dan panen buah-buahan berkurang jika daya hantar listrik mengalami kenaikan diatas 2,5 mmhos/cm (Peacook, 2008). Reklamasi Tanah Salin Untuk Lahan Pertanian Tanah-tanah pertanian yang produktivitasnya menurun karena bahan organik ikut terangkut dengan bagian tanah yang terkikis dan terhanyutkan, setahap demi setahap dapat dipulihkan kembali dengan kegiatan dan teraturnya pembenaman pupuk kandang ke dalam bagian atau lapisan tanah yang masih tersisa. Perlu juga dikombinasi dengan kegiatan penyengkedan tanah atau pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur. Maksudnya agar pupuk kandang yang telah dibenamkan itu tidak mudah tercuci atau ikut hanyut sewaktu adanya aliran permukaan (Kartasapoetra, 1989). Sebelum tanah salin dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian harus dan perlu dilakukan beberapa usaha untuk mengurangi kendala-kendala yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Usaha-usaha tersebut antara lain: 1. Mereklamasi tanah salin 2. Menggunakan tanaman-tanaman yang toleran terhadap tanah bergaram Reklamasi tanah salin dapat dilakukan dengan beberapa cara: a. Eradikasi yakni pencucian garam-garam terlarut di dalam tanah dengan cara irigasi dan drainase. b. Pertukaran kation yakni penambahan bahan-bahan seperti gips (CaSO4) atau batu kapur (CaCO3). c. Penambahan bahan organik (Yosepa, dkk, 2006).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang memiliki luas +1500 Ha. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian, Medan. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Waktu Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan mulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan selesai. Bahan dan Alat Bahan Penelitian Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, peta topografi, kartu pemboran, tanah sebagai sampel dan bahan-bahan kimia untuk kebutuhan analisa di laboratorium. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System) untuk menentukan letak lokasi penelitian, bor tanah untuk mengambil sampel tanah, kantong plastik tebal berkapasitas 2 kg sebagai tempat sampel tanah, kartu label untuk menandai sampel tanah, karet gelang atau tali kecil untuk mengikat kantong plastik, kamera untuk memfoto, dan alat-alat tulis (ball point + pensil + spidol permanent, stip) serta alat laboratorium untuk analisis tanah.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan adalah metode Survey Grid dengan tingkat survey sangat detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap 4 Ha). Dari kegiatan survey yang dilakukan akan dihasilkan peta yang mempunyai skala 1: 20.000. Dengan lahan sawah seluas ± 132 ha, akan dilakukan pengamatan 33 titik. Dari titik pengamatan diambil sampel tanah untuk dianalisis di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Medan. Pelaksanaan Percobaan Persiapan Sebelum melakukan penelitian di lapangan, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan komisi pembimbing, pengadaan peralatan, pengumpulan data

dalam bentuk deskripsi mengenai daerah penelitian, studi literatur, pembuatan peta pengambilan sampel tanah dengan metode grid. Pelaksanaan Penentuan lokasi pengambilan contoh tanah dilapangan Dilakukan pemboran (boring) pada daerah yang telah digridkan pada peta pengambilan sampel tanah (Gambar 1) Mencatat letak koordinat boring, longitude, latitude, dan ketinggian tempat dengan menggunakan GPS (Global Position System). Titik koordinat pengambilan sampel tanah sawah dapat dilihat pada (Gambar 2). Gambar 2.Peta Lokasi Pengambilan Sampel Tanah

Pengambilan sampel tanah pada kedalaman 0-20 cm yang kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label. Analisis sampel tanah di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU, Medan. Pengolahan data dan pembuatan laporan Analisis Tanah DHL (mmhos/cm) dengan metode Conductivitymeter