ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Reproduksi ikan rejung (Sillago sihama Forsskal) di perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat

Biologi reproduksi ikan belanak (Moolgarda engeli, Bleeker 1858) di Pantai Mayangan, Jawa Barat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1

ASPEK REPRODUKSI IKAN LIDAH, Cynoglossus lingua H.B DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN PELANGI MERAH (Glossolepis incisus Weber, 1907) DI DANAU SENTANI LISA SOFIA SIBY

Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang (Clupea platygaster) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan petek, Leiognathus equulus (Forsskål, 1775) di Teluk Pabean, Jawa Barat

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

STUDI ASPEK REPRODUKSI IKAN BAUNG (Mystus nemurus Cuvier Valenciennes) DI SUNGAI BINGAI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRACT CHARLES P. H. SIMANJUNTAK

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN MINGKIH Cestraceus plicatilis DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

3. METODE PENELITIAN

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

POLA PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN KUNIRAN Upeneus moluccensis (Bleeker, 1855) DI PERAIRAN LAMPUNG ABSTRAK

Reproduksi ikan beloso (Glossogobius giuris) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SEPATUNG, Pristolepis grootii Blkr (NANDIDAE) DI SUNGAI MUSI

PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

Berk. Penel. Hayati: 15 (45 52), 2009

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

3. METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

Yuli Hendra Saputra, M. Syahrir R. dan Anugrah Aditya B.

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN PETEK (Leiognathus sp.) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DAN ARAD DI TPI TAWANG, KABUPATEN KENDAL

ASPEK REPRODUKSI IKAN PARANG-PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal 1775) DI PERAIRAN LAUT BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

Distribusi Ukuran Matang Gonad Ikan Peperek (Leiognathus equulus) di Perairan Teluk Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SUMPIT (Toxotes microlepis Gunther 1860) DI PERAIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN

Biologi Reproduksi Ikan Belida (Notopterus notopterus Pallas, 1769) di Kolong-Bendungan Simpur, Pulau Bangka

1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

Febyansyah Nur Abdullah, Anhar Solichin*), Suradi Wijaya Saputra

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL ILMU-ILMU PERAIRAN DAN PERIKANAN INDONESIA

Biologi reproduksi Ikan Belanak (Chelon subviridis) di perairan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

ASPEK BIOLOGI IKAN TIGAWAJA (Johnius sp.) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

ANALISIS BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

Makanan ikan bilis (Thryssa hamiltonii, Gray 1835) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat

Aspek biologi reproduksi ikan layur, Trichiurus lepturus Linnaeus 1758 di Palabuhanratu

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA RIA FAIZAH

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

3. METODE PENELITIAN

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN GABUS (Channa striata BLOCH) DI DAERAH BANJIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN

BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI IKAN KRESEK (Thryssa mystax) PADA BULAN JANUARI-JUNI DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR LISA FATIMAH

KAJIAN BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TEMBANG (Sardinella maderensis Lowe, 1838) DI PERAIRAN TELUK JAKARTA YANG DIDARATKAN DI PPI MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Ikan tembang (S. fimbriata)

Reproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI

Aspek reproduksi ikan banyar, Rastrelliger kanagurta (Cuv. 1817) di perairan utara Aceh

KEMATANGAN GONAD DAN KEBIASAAN MAKANAN IKAN JANJAN BERSISIK (Parapocryptes sp) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN

Pemijahan ikan sepat siam, Trichogaster pectoralis Regan 1910 di Danau Taliwang, Sumbawa

ASPEK BIOLOGI IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP MORODEMAK

POLA PERTUMBUHAN DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD PADA IKAN LOMEK (Harpodon nehereus) DI PERAIRAN DUMAI PROVINSI RIAU

Naskah Publikasi TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN WADER. (Rasbora argyrotaenia) DI SEKITAR MATA AIR PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

KEBIASAAN MAKAN DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT IKAN GULAMO KEKEN (Johnius belangerii) DI ESTUARI SUNGAI MUSI

STUDI TENTANG BIOLOGI REPRODUKSI BEBERAPA SPESIES IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT BANDA

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(4):

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN PETEK (Leiognathus splendens Cuv.) DI PERAIRAN TELUK LABUAN, JAWA BARAT SKRIPSI

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA


POTENSI REPRODUKSI IKAN LALAWAK (Barbodes sp) PENDAHULUAN

UJI VARIABEL FEKUNDITAS, VARIABEL TKG DAN IKG DALAM SKALA RASIO KELAMIN PADA IKAN NOMEI (HARPODON NEHEREUS)

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.2 (3) April 2015: ISSN: X

Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sexfasciatus) di Perairan Glondonggede Tuban. Putri Ratna Mariskha Gani* dan Nurlita Abdulgani 1,

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

Studi Tentang Jenis Pakan Ikan Kresek (Thryssa Mystax) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan lokasi

REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHAN RATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT. Ernawati, Y., dan Butet, N.A.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):75-84, 29 ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT [Reproductive aspect of silver biddy (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) in Mayangan Coast, West Java] Djadja Subardja Sjafei 1 dan Dian Syaputra 2 1 Masyarakat Iktiologi Indonesia 2 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK, IPB e-mail: iktiologi_indonesia@yahoo.co.id Diterima: 28 Oktober 28, Disetujui: 17 Maret 29 ABSTRACT This study was held as a fundamental management for silver biddy fish in Mayangan Coast, Subang, West Java, from June to November 23. The main objective of the study was to determine the sex ratio, gonad maturity development, gonado somatic index, fecundity, and spawning pattern. The result showed that the sex ratio of male and female fish based on total fish and mature fish were unbalanced (1:3.6 and 1:9.26). Based on gonad maturity development it suggested that fish spawned in every month. The first size of maturity for male and female were 115 mm and 15 mm. GSI increased based on total length and gonad maturity development. The fecundity of silver biddy fish was ranged from 1.158 to 219.372 in eggs. Based on the oocyte diameter distribution from the mature fishes, the fish was indicated as total spawner. Key words : Fecundity, gonado maturity development, gonado somatic index, sex ratio, total spawner. PENDAHULUAN Perairan Pantai Mayangan memiliki potensi perikanan yang besar dan keanekaragaman spesies ikan yang tinggi (Simanjuntak et al., 21). Beberapa penelitian mengenai ekobiologi ikan pernah dilakukan di perairan ini (Simanjuntak & Rahardjo, 21; Rahardjo & Simanjuntak, 22; Novitriana et al., 24; Sjafei et al., 24; Wahyuni et al., 24; Yuniarti et al., 25). Ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Famili Gerreidae) (Gambar 1) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting di perairan pantai Mayangan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sebelum mengalami kepunahan, diperlukan upaya pengelolaan sumberdaya ikan ini. Salah satu informasi ekobiologi dasar yang diperlukan adalah mengenai aspek reproduksi. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menjelaskan mengenai aspek reproduksi yang meliputi nisbah kelamin, kematangan gonad, fekunditas, dan pola pemijahan ikan kapasan di perairan Pantai Mayangan. Gambar 1. Ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Famili Gerreidae)

Sjafei & Syaputra - Aspek reproduksi ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di perairan Pantai Mayangan (Gambar 2) selama enam bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan November 23. Ikan contoh diambil setiap bulan dengan menggunakan alat tangkap yang biasa digunakan oleh nelayan setempat seperti jaring puntal (trammel net) dengan ukuran mata jaring 1,5 inci 2 inci, jaring insang hanyut (drift gill net) dengan ukuran mata jaring,5 inci dan tinggi 4 m, serta arad (mini trawl) dengan ukuran mata jaring,5 inci dengan panjang 1 m. Ikan contoh diawetkan dalam larutan formaldehida 1% dan gonadnya diawetkan dalam larutan 4 %. Gambar 2. Lokasi penelitian di perairan Pantai Mayangan Penentuan jenis kelamin dilakukan dengan cara mengamati gonadnya karena ikan kapasan tidak memiliki ciri seksual sekunder. Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan modifikasi Cassie (1956) dalam Effendie (1984). Nisbah kelamin berdasarkan perbandingan antara jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina yang ditemukan setiap bulan dan berdasarkan setiap tingkat kematangan gonad. Untuk membandingkan ikan jantan dan betina digunakan rumus sebagai berikut : Keterangan: X = Nisbah kelamin J = Jumlah ikan jantan (ekor) B = Jumlah ikan betina (ekor) Tingkat kematangan gonad (TKG) ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap gonad ikan jantan dan ikan betina. Puncak pemijahan, ikan pertama kali matang gonad dan indeks kematangan gonad (IKG) ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut (Effendie, 1979): 76

Frekuensi (%) Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):75-84, 29 Keterangan: IKG = Indeks kematangan gonad Bg = Bobot gonad (g) Bt = Bobot tubuh (g) Fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan metode gravimetrik dan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: Keterangan: F = Fekunditas G = Bobot gonad total (g) g = Bobot gonad contoh (g) N = Jumlah telur contoh (butir) Selanjutnya diameter telur diukur dengan menggunakan mikrometer dengan cara mengamati dan mengukur jarak garis tengah telur ikan contoh yang memiliki TKG II, TKG III, dan TKG IV. Telur diambil dari tiga bagian berbeda yaitu anterior, median, dan posterior. HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi jumlah Ikan kapasan yang diamati selama penelitian berjumlah 252 ekor ikan, terdiri atas 62 ekor ikan jantan dan 19 ekor ikan betina. Ikan jantan memiliki kisaran panjang total antara 95 14 mm dan bobot total berkisar antara 12,77 35,64 g. Ikan betina panjang totalnya antara 12 165 mm dan bobot 14-51,33 gram. Distribusi jumlah ikan kapasan per bulan bervariasi bergantung kepada hasil tangkapan nelayan dan kondisi perairan Mayangan. Ikan kapasan banyak tertangkap pada bulan Agustus dengan persentase ikan jantan 35,3% dan ikan betina 24,6 % dari seluruh hasil pengamatan; sedangkan jumlah tangkapan terendah terjadi pada bulan September dengan persentase,7% terdiri atas ikan betina semua dan Oktober dengan persentase ikan jantan,89 % dan ikan betina,3% (Gambar 3). 5 4 3 2 1 Jantan Betina Juni Juli Agustus September Oktober November Bulan Gambar 3. Distribusi jumlah (%) ikan kapasan yang tertangkap berdasarkan bulan, tahun 23 77

Sjafei & Syaputra - Aspek reproduksi ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat Perbedaan hasil tangkapan tersebut diduga dipengaruhi oleh kondisi perairan di pantai Mayangan. Pada bulan Agustus nelayan masih banyak melaut, hal ini dikarenakan pada bulan tersebut masih dipengaruhi musim Timur (Juni Agustus), ketika gelombang laut yang tidak terlalu besar menyebabkan nelayan banyak melaut dan diduga pada bulan tersebut ikan kapasan berada dalam jumlah yang cukup banyak. Bulan September dan Oktober merupakan musim peralihan dari musim Timur ke musim Barat. Pada bulan tersebut terjadi fluktuasi perairan dan cuaca. Gelombang laut mulai besar dan curah hujan mulai tinggi menyebabkan nelayan jarang melaut sehingga berpengaruh terhadap jumlah tangkapan. Nisbah kelamin Nisbah kelamin ikan kapasan secara keseluruhan adalah tidak seimbang yaitu 1:3,6 (Tabel 1). Nisbah kelamin ikan ini setiap bulan cenderung berfluktuasi dan tidak seimbang. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan tingkah laku bergerombol antara ikan kapasan jantan dan betina, seperti yang terjadi pada ikan belanak (Mugil dussumieri) di perairan Ujung Pangkah dimana ikan betina kurang aktif dibandingkan dengan ikan belanak jantan pada tingkat kematangan gonad yang sama, sehingga peluang tertangkap dengan jaring insang (gill net) lebih besar (Janah, 21). Tabel 1. Nisbah kelamin (J/B) ikan kapasan pada tiap bulan Bulan Jumlah (ekor) Total Nisbah kelamin Jantan (J) Betina (B) (J/B) Juni 1 13 23 1:1,3 Juli 9 74 83 1:8,2 Agustus 25 88 113 1:3,52 September 2 2 Oktober 2 1 3 1:,5 November 16 12 28 1:1,33 Total 62 19 252 1:3,6 Nisbah kelamin ikan kapasan pada tingkat kematangan gonad IV berdasarkan bulan tidak seimbang (Tabel 2) Ikan kapasan ber-tkg IV paling banyak ditemukan pada bulan Agustus dengan nisbah kelamin 1:17,8. Nisbah kelamin berdasarkan tingkat kematangan gonad IV total adalah1:9,26. Perbedaan nisbah kelamin pada TKG IV berdasarkan bulan tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan tingkah laku pemijahan antara ikan jantan dan betina. Menurut Nikolsky (1969) bahwa dari segi tingkah laku pemijahan, perbandingan kelamin dapat berubah menjelang dan selama pemijahan. Tingkat kematangan gonad Analisis tingkat kematangan gonad menunjukan bahwa ikan kapasan jantan dan betina ber-tkg IV ditemukan hampir pada setiap bulan pengamatan (Juni Nopember 23), kecuali bulan September dan Oktober (Tabel 2; Gambar 4). Persentase terbesar ikan kapasan jantan terjadi pada bulan Nopember sebesar 43,75% dan persentase terbesar ikan kapasan betina terjadi pada bulan Agustus sebesar 79,76%. Diduga pemijahan ikan terjadi setiap bulan dengan musim pemijahan antara bulan Juni November. 78

Frekuensi (%) TKG (%) Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):75-84, 29 Tabel 2. Nisbah kelamin (J/B) ikan kapasan pada TKG IV berdasarkan bulan Bulan TKG IV Nisbah kelamin (J/B) Jantan (J) (ekor) Betina (B) (ekor) Juni 3 8 1:2, 66 Juli 1 52 1:52 Agustus 4 71 1:17,75 September 1 Oktober Nopember 7 6 1:,86 Jumlah 15 139 1: 9,26 Ikan kapas-kapas (Gerres acinaces) di perairan hutan lindung Angke Kapuk, Jakarta Utara, yang diamati selama bulan Juli-September belum matang gonad, karena ikan dengan TKG III dan IV hanya ditemukan dalam jumlah kecil yaitu 13,95% (TKG III) dan 2,33% (TKG IV) (Novanistati, 21). Hasil analisis tingkat kematangan gonad (TKG IV) dengan kelas ukuran panjang total, menunjukan bahwa ikan kapasan jantan pertama kali matang gonad pada ukuran panjang total 115 mm dan ikan betina pada ukuran panjang total 15 mm (Gambar 5). Ikan betina lebih cepat matang gonad dibandingkan ikan jantan. Ikan kapas-kapas (Gerres acinaces) di perairan sekitar hutan lindung Angke Kapuk, pertama kali matang gonad pada kisaran panjang 87-13 mm (Novanistati, 21). 6 5 Jantan = 62 ekor 4 3 2 1 12 1 Betina = 19 ekor I II III IV V 8 6 4 2 Juni Juli Agustus September Oktober November Bulan Gambar 4. Tingkat kematangan gonad ikan kapasan berdasarkan bulan 79

TKG Frekuensi (%) (%) Sjafei & Syaputra - Aspek reproduksi ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat 6 5 Jantan 4 3 2 1 12 1 8 Betina I II III IV V 6 4 2 95-12 13-11 111-118 119-126 127-134 135-142 143-15 151-158 159-166 Kelas ukuran panjang total (mm) Selang ukuran panjang total (mm) Gambar 5. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan kapasan berdasarkan kelas ukuran panjang total Indeks kematangan gonad IKG ikan kapasan bervariasi pada setiap bulan. Nilai IKG ikan kapasan jantan berkisar antara,6%-,34% dan ikan kapasan betina berkisar antara,49%-3,1% (Gambar 6). Nilai IKG ikan betina relatif lebih besar daripada ikan jantan. Menurut King (1995) dalam Elliot dan Hemingway (22), bahwa IKG akan meningkat sejalan dengan perkembangan bobot gonad. Nilai IKG tertinggi ikan kapasan jantan ditemukan pada bulan Juni dan terendah pada bulan September; sedangkan pada ikan kapasan betina nilai IKG tertinggi pada bulan Oktober. IKG terendah bulan September dan Oktober, diduga dipengaruhi oleh sedikitnya jumlah sampel kapasan yang ditemukan. Berdasarkan kelas ukuran panjang, nilai IKG ikan kapasan jantan berkisar antara,16%-,4% dan ikan kapasan betina berkisar antara 1,85%-2,84% (Gambar 7). Nilai IKG ikan kapasan jantan dan betina sebanding dengan ukuran ikan dan peningkatan TKG. 8

Indeks kematangan IKG (%) gonad (%) IKG (%) Indeks kematangan gonad (%) Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):75-84, 29.6.5.4.3.2.1 Jantan 6 5 4 3 2 1 Betina Juni Juli Agustus September Oktober November Bulan Gambar 6. Indeks kematangan gonad (IKG) ikan kapasan berdasarkan bulan pengamatan,5,4,3,2,16,17,21,31,34,4,1, 3, 2,5 2, 1,85 2,34 2,23 2,57 2,39 2,66 2,69 2,84 1,5 1,,5, 95-12 13-11 111-118 119-126 127-134 135-142 143-15 151-158 159-166 Kelas Kelas ukuran ukuran panjang panjang total total (mm) Gambar 7. Indeks kematangan gonad (IKG) ikan kapasan berdasarkan kelas ukuran panjang total Fekunditas 81

frekuensi (%) frekuensi (%) Frekuensi (%) frekuensi (%) frekuensi (%) Sjafei & Syaputra - Aspek reproduksi ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat Fekunditas ikan kapasan pada TKG III dan IV berkisar antara 1.158 219.372 butir telur dengan rata-rata 2.789 butir telur. Nilai fekunditas tersebut menunjukan bahwa ikan kapasan memiliki fekunditas yang tinggi. Fekunditas maksimum dijumpai pada ukuran panjang total 15 mm dengan bobot tubuh 47,83 g dan bobot gonad 5,67 gram; sedangkan fekunditas terendah ditemukan pada ukuran panjang total 112 mm dengan bobot tubuh 2,33 dan bobot gonad,12 g. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar umumnya memijah di daerah permukaan tanpa perlindungan terhadap keturunannya. Fekunditas ikan petek (Leiognathus equulus) dan ikan baji-baji (Grammoplites scaber) di pesisir Mayangan berkisar antara 1.496-157.845 butir (Novitriana et al., 24) dan 1.596-154.813 butir (Yuniarti et al., 25). Tipe pemijahan Tipe pemijahan ikan dapat dilihat dari sebaran diameter telurnya. Ikan kapasan di perairan pantai Mayangan mempunyai sebaran diameter telur berkisar 36 μm 579 μm (TKG II- V). Jumlah ikan yang diamati sebaran diameter telurnya pada masing-masing TKG adalah sebagai berikut : TKG II (5 ekor), TKG III (17 ekor), TKG IV (16 ekor) dan TKG V (3 ekor). Sebaran diameter telur TKG II berkisar 36 137 um paling banyak pada kisaran 36 13 μm (82,74%). Sebaran diameter telur TKG III berkisar antara 36 511 μm. Sebaran diameter telur TKG IV berkisar 36 579 μm dan pada TKG V sebaran diameter telurnya berkisar antara 36-443 μm (Gambar 8). 9 8 7 6 5 4 3 2 1 TKG II ; n = 5 (933 butir telur) 36-13 14-172 - 171 239 24-38 - 37 375 376-443 444-512 - 511 579 6 5 4 3 2 1 TKG III ; n = 17 (3.24 butir telur) 36-13 14-171 172-239 24-37 38-375 376-443 444-511 512-579 6 5 4 3 2 1 TKG IV ; n = 61 (11.88 butir telur) 36-13 14-171 172-239 24-37 38-375 376-443 444-511 512-579 6 5 4 3 2 1 TKG V ; n = 3 (59 butir telur) 36-13 14-171 172-239 24-37 38-375 376-443 444-511 512-579 Selang diameter telur (μm) Gambar 8. Sebaran diameter telur TKG II-V ikan kapasan yang tertangkap di perairan Pantai Mayangan 82

Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):75-84, 29 Sebaran diameter telur pada TKG V merupakan telur sisa dari hasil pemijahan yang dikeluarkan pada waktu pemijahan. Houde (1989) dalam Blaber (1997), menyatakan bahwa musim pemijahan di daerah tropis ditandai dengan musim pemijahan yang panjang dan melakukan pemijahan secara berkala. Dari sebaran diameter telur pada TKG IV didapat sebaran diameter telur dengan satu puncak. Maka diduga pola pemijahan ikan kapasan adalah total spawner dimana telur dikeluarkan sekaligus. Kurup dan Samuel (1991) dalam Blader (1997) menyatakan bahwa Gerres filamentosus di perairan estuari Cochin, India Selatan melakukan musim pemijahan yang panjang selama tiga bulan secara berurutan pada bulan Oktober sampai bulan Februari; sedangkan di Kwazalu- Natal, Afrika Selatan, spesies Gerres termasuk Gerres filamentosus memijah hanya sekali tapi sepanjang tahun dan ikan meninggalkan estuari untuk memijah (Cyrus & Blaber,1984 dalam Blaber, 1997). KESIMPULAN Ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Famili Gerreidae) di perairan pantai Mayangan, Jawa Barat memiliki nisbah kelamin jantan dan betina yang tidak seimbang yaitu 1:3,6. Ikan jantan pertama kali matang gonad pada ukuran 115 mm; sedangkan ikan betina pada 15 mm dengan musim pemijahan bulan Juni November. Pola pemijahan ikan kapasan adalah total spawner. Fekunditas ikan kapasan berkisar antara 1.158 219.372 butir telur dengan rata-rata 2.787 butir. DAFTAR PUSTAKA Blaber, S. J. M. 1997. Fish and fisheries of tropical estuaries. Chapman & Hall. London Effendie, M. I. 1984. Penilaian perkembangan gonad ikan belanak Liza subviridis Valenciennes, di perairan Muara Sungai Cimanuk, Indramayu, bagi usaha pengadaan benih. Disertasi. Program Pascasarjana. IPB. Bogor Effendie, M. I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta Elliot, M. & Hemingway, K.L. 22. Fishes in estuaries. Blackwell Science Ltd. United Kingdom Jannah, M. R. 21. Beberapa aspek biologi reproduksi ikan belanak (Mugil dussumieri) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor Nikolsky, G. V. 1963. The ecology of fishes. Academic Press. New York. Nikolsky, G. V. 1969. The theory of fish population dynamics as the biological background for rational exploitation and management of fish fishery resources. Oliver and Boyd Publisher United Kingdom. London Novanistati, Y. 21. Aspek biologi pertumbuhan, kebiasaan makanan dan reproduksi beberapa jenis ikan di perairan sekitar Hutan Lindung, Angke Kapuk, Jakarta Utara. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor Novitriana, R.; Ernawati, Y. & Rahardjo, M.F. 24. Aspek pemijahan ikan petek, Leiognathus equulus, Forsskal, 1775 (Fam. Leiognathidae) di pesisir Mayangan. Jurnal Iktiologi Indonesia 4(1): 7-13 Rahardjo, M.F. dan Simanjuntak, C.P.H. 22. Studi makanan ikan tembang, Sardinella fimbriata (Pisces: Clupeidae) di perairan mangrove Pantai Mayangan. Jurnal Iktiologi Indonesia 2(1): 29-33 Simanjuntak, C.P.H.; Rahardjo, M.F. dan Affandi, R. 21. Keanekaragaman ikan di perairan ekosistem mangrove pantai Mayangan, Jawa Barat. in: Djadja S. Sjafei et al. (eds.). Prosiding Seminar Nasional Keanekaragaman Hayati Ikan, Bogor 6 Juni 2: 61-72 Simanjuntak, C.P.H. dan Rahardjo, M.F. 21. Kebiasaan makanan ikan tetet (Johnius belangerii) di perairan mangrove Pantai Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia 1(2): 11-17 Sjafei, D.S.; Affandi, R. & Fauziah, R. 24. Studi makanan ikan lundu (Arius 83

Sjafei & Syaputra - Aspek reproduksi ikan kapasan (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat maculatus, Thunberg 1792) di Pantai Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia 4(1): 15-23 Wahyuni, T.; Sulistiono dan Affandi, R. 24. Kebiasaan makanan ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia 4(1): 25-3 Yuniarti, I; Rahardjo, M.F. dan Ernawati, Y. 25. Hermafroditisme dan fekunditas ikan baji-baji (Grammoplites scaber (Linnaeus, 1758)) (Famili Platycephalidae) di perairan Pantai Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia 5(1): 11-14 84