Vol.10, No Februari 2015 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ESTIMASI COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERENCANAAN LABA PADA HOTEL TLOGO MAS SARANGAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

Melda Darika Dua Sri Mangesti Rahayu Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Cost-Volume-Profit Kaitannya dengan Perencanaan Laba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU EVALUASI PENCAPAIAN LABA PADA HOTEL GRASIA SEMARANG. Gilang Mifta Fariz *)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode )

[Type the document title]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN (Studi Pada Ud. Karya Pala Kediri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. SURABAYA LAS KABUPATEN MAROS

Perencanaan Laba Tahun 2012 dengan Pendekatan Break Even Point pada Toko Larinda Tanggerang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN MATEMATIKA EKONOMI UNTUK ANALISIS BREAK EVEN PADA CV KAISAR REPROFURNI JEPARA

TINJAUAN TERHADAP PERHITUNGAN TITIK IMPAS SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK SISA PADA CV. CBB, BANDUNG

Djulaiha Fabanyo., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Break Even

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maret 2015 dan berlokasi di Jalan Kyai Maja No.7 Jakarta Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

ABSTRACT. Keywords : sales volume, profit, break even point, margin of safety, fixed costs, variabel cost, mixed cost. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA HOTEL SUNARI SINGARAJA TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA HOTEL METRO BANJARMASIN. Hendro Ravelly T. (Universitas Lambung Mangkurat)

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISIS PENERAPAN CVP (COST VOLUME PROFIT) UNTUK PERENCANAAN LABA PADA UD. TIDAR KEDIRI

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PENJUALAN PRODUK DALAM RANGKA MEMAKSIMALKAN LABA (Studi Pada Perusahaan Timbangan X Kota Malang)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT PADA HOTEL ROYAL VICTORIA SANGATTA. Analysis of Cost Volume Profit at Royal Victoria Hotel Sangatta.

Rina L. Assa, Analisis Cost-Volume. ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN LABA PADA PT.

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO)

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI

PENERAPAN PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) UNTUK PERENCANAAN LABA YANG OPTIMAL PADA PT DIANA PRIMA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi PADA PT. WISMILAK INTI MAKMUR, TBK)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR UNTUK MENGOPTIMALKAN PROFITABILITAS USAHA TERNAK AYAM PETELUR DI DESA RAMAN AJI

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

R. Mangundap., H. Sabijono., V. Tirajoh. Break Even Point. BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA SHMILY CUPCAKES

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN PENJUALAN KAMAR UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA THE LEGIAN HOTEL DI BADUNG

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. pengelola perusahaan berperan dalam mengelola sumbe daya yang tersedia.

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA SEBAGAI PERENCANAAN LABA PRODUK KRUPUK RAMBAK PADA UD.GAJAH

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E.) pada Program Studi Akuntansi.

Transkripsi:

COST VOLUME PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA GRAND HYATT NUSA DUA - BALI Vebryan Aditya Chandra Pandapotan Lumban Tobing Christimulia Purnama Trimurti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Humaniora Universitas Dhyana Pura Bali 2014 ABSTRAK Cost Volume Profit Analysis mengkaji hubungan antara laba, volume, dan biaya yang terjadi dalam satu periode akuntansi hotel. Kajian atas hubungan variabelvariabel tersebut dapat memberikan informasi kepada manajemen untuk biaya-biaya yang terjadi serta volume yang harus dihasilkan untuk mencapai target laba tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Cost Volume Profit di Grand Hyatt Nusa Dua tahun 2010 2013. Teknis analisis data yang digunakan adalah metode pemisahan dengan titik tertinggi dan terendah, break event point, margin of safety, analisis target laba. Data-data yang dipakai dalam teknik analisis data adalah volume operasional penjualan dan biaya yang terjadi di tahun 2010 2013. Dilihat dari datadata di atas dapat ditemukan mengenai laba Grand Hyatt Nusa Dua yang terealisasi pada tahun 2010 sebesar Rp. 52.344.194.204, tahun 2011 sebesar Rp. 69.990.945.341, tahun 2012 sebesar Rp. 124.184.682.346, tahun 2013 sebesar Rp. 206.239.585.841, serta dapat dilakukan perhitungan mengenai volume penjualan di tahun 2014 sebesar Rp. 1.133.702.458.756. Titik impas yang didapatkan di tahun 2010 sebesar Rp. 504.045.257.889, tahun 2011 sebesar Rp. 557.029.228.981, tahun 2012 sebesar Rp. 619.110.085.730, tahun 2013 sebesar Rp. 776.933.111.685. Batas keamanan penjualan yang boleh turun di tahun 2010 sebesar Rp. 68.226.732.811, tahun 2011 sebesar Rp. 90.689.606.059, tahun 2012 sebesar Rp. 164.648.197.506, tahun 2013 sebesar Rp. 299.633.868.941. Disarankan Grand Hyatt Nusa Dua dapat melakukan penjualan diatas titik impas untuk menghindari kerugian dan meningkatkan operasional penjualan dalam jumlah tertentu untuk bisa memperoleh laba. Kata kunci : Biaya, Volume, Laba 70

ABSTRACT Cost Volume Profit Analysis examines the relationship between income, volume, and costs incurred in the accounting period the hotel. A study of the relationship of these variables can provide information to management for cost incurred as well as the volume that must be generated to reach a certain profit target. This study aims to research the Cost-Volume-Profit at the Grand Hyatt Nusa Dua in 2010 2013. The technique of data analyzing applied here is a method of separation the highest and lowest point, break even point, margin of safety, profit target analysis. The data used in data analysis technique are the volume of hotel sales operations and costs incurred in 2010 to 2013. As seen from the above data can be found on breakeven point obtained in 2010 amounted Rp. 504.045.257.889, in 2011 amounted Rp. 557.029.228.981, in 2012 amounted Rp. 619.110.085.730, in 2013 amounted Rp.776.933.111.685. And the limit of sales security that may fall by Rp. 68.226.732.811 in 2010, in 2011 amounted Rp. 90.689.606.059, in 2012 amounted Rp. 164.648.197.506, in 2013 amounted Rp. 299.633.868.941. The profit Grand Hyatt Nusa Dua which is realized in 2010 amounted Rp. 52.344.194.204, in 2011 amounted to Rp.69.990.945.341, in 2012 amounted Rp. 124.184.682.346, in 2013 amounted Rp.206.239.585.841, as well as can be done regarding the calculation of the volume of sales in 2014 amounted Rp. 1.133.702.458.756. It s suggested that Grand Hyatt Nusa Dua can make sales above break even point to prevent from losses and increase of hotel sales operations in order to be profitable. Keyword : Cost, Volume, Profit 1. PENDAHULUAN Perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba yang optimal sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah perencanaan laba. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya. Untuk membuat perencanaan laba yang baik, maka diperlukan alat bantu berupa analisis biaya volume laba (Cost Volume Profit atau CVP). Salah satu elemen analisis biaya volume laba (Cost Volume Profit atau CVP) yang penting adalah analisis titik impas (Break Event Point Analysis). Analisis break event adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba dengan kata lain labanya sama dengan nol. Dengan melakukan analisis break event, manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Pada penyusunan anggaran biaya, manajemen hotel melihat anggaran biaya tahun lalu kemudian disesuaikan dengan harga sekarang. Namun dalam anggaran biaya, 71

manajemen hotel belum memisahkan biaya berdasarkan perilakunya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, sehingga anggaran tersebut sulit digunakan sebagai alat perencanaan laba. Sebagai salah satu perusahaan jasa, hotel didirikan untuk menjual jasa seperti penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman di restoran serta jasa-jasa lain di bidang pariwisata. Pendapatan industri perhotelan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tingkat kepadatan hunian terhadap pendapatan penjualan kamar, makanan, dan minuman serta pendapatan lainnya. Grand Hyatt Bali merupakan salah satu hotel berbintang lima yang terletak di kawasan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua Bali. Aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan antara lain berasal dari penjualan kamar, penjualan makanan dan minuman, penjualan lainnya. Besarnya pendapatan dipengaruhi oleh volume penjualan yang dimiliki Hotel dan volume penjualan tersebut ditentukan oleh tingkat hunian tamu yang menginap di Grand Hyatt Nusa Dua. Adapun rumusan masalah sebagai berikut. 1) Berapakah besar volume penjualan Grand Hyatt Nusa Dua pada tahun 2010-2013 yang harus dicapai agar perusahaan berada dalam keadaan titik impas (Break Even Point)? 2) Berapakah besar Margin Of Safety bagi Grand Hyatt Nusa Dua pada tahun 2010-2013 agar perusahaan tidak mengalami kerugian? 3) Bagaimana perencanaan laba dengan menggunakan analisis Cost Volume Profit pada Grand Hyatt Nusa Dua tahun 2010-2013? 4) Berapakah volume penjualan yang harus dicapai Grand Hyatt Nusa Dua pada tahun 2014 agar target laba yang telah direncanakan dapat tercapai? Di dalam akuntansi, antara biaya (cost) dengan beban (expense) dibedakan pengertiannya karena dalam semua pembahasan akuntansi kedua istilah tersebut memang berbeda. Perbedaan biaya dan beban terletak pada masa pakainya. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaatnya serta masa pakainya belum habis, sedangkan beban merupakan biaya yang telah memberi manfaat dan masa pakainya telah habis. Biaya (cost) didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepas (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren et al, 2008). Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam penggolongan biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya. Penggolongan biaya adalah penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan / aktivitas perusahaan, penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan, penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume, penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayai, penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya, penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan (Supriyono, 1999). Cost volume profit analysis merupakan alat analisis manajemen hotel terutama untuk menentukan kinerja operasional jangka pendek hotel. Cost volume profit analysis mengkaji hubungan antara laba, volume, dan biaya yang terjadi dalam satu periode akuntansi hotel. Kajian atas hubungan variabel-variabel tersebut dapat 72

memberikan informasi kepada manajemen untuk biaya-biaya yang terjadi serta volume yang harus dihasilkan untuk mencapai target laba tertentu (Wiyasha, 2007). Analisis cost volume profit dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu, mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan, menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan (Bustami, 2006). Analisis titik impas (break even point) menurut adalah tingkat penjualan dengan laba nol, titik impas juga didefinisikan debagai titik di mana total penjualan sama dengan total biaya atau titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap (Garrison dan Noreen, 2000). Analisis biaya volume laba maupun titik impas akan memberikan hasil yang memadai apabila asumsi berikut terpenuhi (Bustami, 2006): 1) Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat linier sepanjang jangkauan (rentang) yang relevan. 2) Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 3) Efisiensi dan produktivitas tidak akan berubah. 4) Harga jual tidak akan mengalami perubahan. 5) Biaya-biaya tidak berubah. 6) Bauran penjualan tetap konstan. 7) Tidak ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara persediaan awal dan persediaan akhir Hubungan antara pendapatan, biaya, laba, dan volume dapat disajikan dalam bentuk grafik dengan membuat grafik biaya volume laba. Gambar 1 Grafik Break Even Point Pada grafik biaya volume laba (CVP), volume per unit digambarkan dalam sumbu horizontal dan nilai uang dalam sumbu vertikal. Margin of safety adalah kelebihan dari anggaran penjualan atau penjualan yang aktual di atas penjulan titik impas (Garrison dan Noreen, 2000). Margin of safety dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana jumlah penurunan penjualan sampai titik impas atau titik dimana tidak terjadi kerugian dan juga laba. Dengan kata lain, berapa pun penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam batas-batas tersebut perusahaan tidak akan menderita kerugian. 73

Dalam bisnis, istilah perencanaan laba dan penganggaran pada umumnya merupakan sinonim. Perencanaan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan (Carter, 2009). Perencanaan laba yang baik adalah sulit, karena ada kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi bisnis. 2. METODELOGI PENELITIAN Untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan analisis terhadap data yang terkumpul, dimana analisis yang dipergunakan adalah: 1) Metode regresi kuadrat terkecil (Least squares regression) Dapat digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Metode ini menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dalam melakukan pemisahan biaya tersebut. Untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel (Mulyadi, 2009) dapat digunakan rumus sebagai berikut : Y = a + b X Keterangan : X = Tingkat aktivitas (variable independent) Y = Total biaya semi variabel (variable dependent) a = Total biaya tetap b = Biaya variabel per unit aktivitas n = Jumlah observasi Σ = Jumlah total observasi 2) Analisis titik impas (Break even point) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan dengan tingkat laba nol, dapat dicari dengan menggunakan rumus (Mulyadi, 1993): Keterangan : FC = Biaya tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel per unit (Variabel Cost) S = Volume Penjualan P = Harga Jual Per unit 3) Analisis titik keamanan (Margin of safety) Dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana jumlah penurunan penjualan sampai titik impas atau titik di mana tidak terjadi kerugian dan juga laba. Rumus untuk menghitung marjin pengaman penjualan adalah (Garrison dan Noreen, 2000): 74

Margin Of Safety = Total Anggran Penjualan Penjualan T.impas % MOS 4) Analisis perencanaan laba (Target laba) Dapat digunakan sebagai analisis yang memperlihatkan besarnya volume dari laba yang diinginkan. Untuk menghitung laba yang direncanakan dapat digunakan rumus sebagai berikut (Mulyadi, 1993): 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Break even point atas dasar sales rupiah pada Grand Hyatt Nusa Dua untuk tahun 2010 yaitu : BEP (Rupiah) = = Rp. 504.045.257.889,- Berikut ini hasil perhitungan break even point yang terjadi pada tahun 2011 2013 seperti terlihat pada Tabel 1., dibawah ini : Tabel 1 Break Even Point Grand Hyatt Nusa Dua pada Tahun 2011 2013 (dalam Rupiah) Tahun 2011 2012 2013 Break even point 557.029.228.981 619.110.085.730 776.933.111.685 (Sumber : Data diolah) Dengan melihat perhitungan dan Tabel 1., dapat diketahui break even point tahun 2010 sebesar Rp.504.045.257.889,-, tahun 2011 sebesar Rp. 557.029.228.981,-, tahun 2012 sebesar Rp.619.110.085.730,-, dan tahun 2013 sebesar Rp. 776.933.111.685,- yang berarti pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas. Margin of safety merupakan batas keamanan bagi perusahaan dalam hal terjadi penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam batas-batas tersebut 75

perusahaan tidak akan menderita kerugian. Margin of safety (tingkat keamanan) pada Hotel Grand Hyatt Nusa Dua berdasarkan data-data yang telah diperoleh, yaitu sebagai berikut : Margin Penjualan = Total Penjualan Penjualan Impas = Rp. 572.271.990.700 Rp. 504.045.257.889 = Rp. 68.226.732.811,- Jika dinyatakan dalam prosentase, maka : = 11,92% Tabel 2 Margin Of Safety Grand Hyatt Nusa Dua pada Tahun 2011 2013 (dalam Rupiah) Tahun 2011 2012 2013 Margin of Safety 90.689.606.059 164.648.197.506 299.633.868.941 %MOS 14,00% 21,01% 27,83% Tabel 2., menunjukkan prosentase margin of safety dari tahun 2010 sampai tahun 2013 diperoleh tingkat keamanan terus mengalami peningkatan dari 11,92% pada tahun 2010, 14,00% pada tahun 2011, 21,01% pada tahun 2012, dan 27,83% pada tahun 2013. Semakin tinggi margin of safety suatu perusahaan dikatakan semakin baik karena rentang penurunan penjualan yang ditolerir adalah lebih besar sehingga kemungkinan menderita kerugian rendah. a. Perbandingan antara laba yang direncanakan dengan laba yang terealisasi pada tahun 2010 2013 : Tabel 3 Perbandingan antara Laba yang Direncanakan dengan Laba yangterealisasi pada Grand Hyatt Nusa Dua Tahun 2010 Laba yang direncanakan : 10,00% x 572.271.990.700 = 57.227.199.070 Laba yang terealisasi :. 9,15% x 572.271.990.700 = 52.344.194.204 - Selisih 0,85% 4.883.004.866 Tahun 2011 Laba yang direncanakan : 10,00% x 647.718.835.040 = 64.771.883.504 Laba yang terealisasi : 10,81% x 647.718.835.040 = 69.990.945.341- Selisih (0,81%) (5.219.061.837) Tahun 2012 Laba yang direncanakan : 15,00% x 837.406.164.706 = 117.563.742.485 Laba yang terealisasi : 15,84% x 837.406.164.706 = 124.184.682.346 - Selisih (0,84%) (6.620.939.861) Tahun 2013 Laba yang direncanakan : 15,00% x 1.076.566.980.625 = 161.485.047.094 Laba yang terealisasi : 19,16% x 1.076.566.980.625 = 206.239.585.841-76

Selisih (4,16%) (44.754.538.748) Tabel 3., menunjukkan proyeksi laba yang ditargetkan pada tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar 10% dari total penjualannya, sedangkan untuk tahun 2012 dan 2013 Grand Hyatt Nusa Dua menetapkan laba 15% dari total penjualannya. Laba yang terealisasi pada tahun 2010 kurang dari target yang diinginkan yaitu sebesar 0,85% atau Rp.4.883.004.866,-, tahun 2011 telah melebihi dari target yang diinginkan yaitu sebesar 0,81% atau Rp.5.219.061.837,-, tahun 2012 telah melebihi dari target yang diinginkan yaitu sebesar 0,84% atau Rp.6.620.939.861,-, dan pada tahun 2013 telah melebihi dari target sebesar 4,16% atau dalam rupiah sebesar Rp.44.754.538.748,-. Hal ini merupakan prestasi bagi Grand Hyatt Nusa Dua selama kurun waktu empat tahun terakhir untuk terus meningkatkan penjualan serta pengendalian biaya, dan pada akhirnya bisa meraih laba yang diinginkan serta menjaga prestasi kinerja hotel selama ini. Pihak manajemen Grand Hyatt Nusa Dua ingin menaikkan laba sebesar 20% dari laba tahun 2013 maka pihak manajemen harus dapat mencapai penjualan seperti di bawah ini : a. Perencanaan laba pada Grand Hyatt Nusa Dua untuk tahun 2014 dapat diketahui dengan menggunakan rumus : = Rp. 1.133.702.458.756,- 4. SIMPULAN DAN SARAN Pada tahun 2010 2013, Grand Hyatt Nusa Dua mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas. Dengan mengetahui titik impasnya (break even point), Grand Hyatt Nusa Dua dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar terhindar dari kerugian. Hasil perhitungan margin of safety tahun 2010-2013 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 11,92% menjadi 14,00% dan dari 21,01% menjadi 27,83%. Semakin tinggi margin of safety suatu perusahaan dikatakan semakin baik karena rentang penurunan penjualan yang dapat ditolerir adalah lebih besar sehingga kemungkinan menderita kerugian rendah. Diketahui bahwa laba yang terealisasi pada tahun 2011 adalah sebesar 10,81%, tahun 2012 sebesar 15,84%, dan pada tahun 2013 sebesar 19,16% yang mana ketiga tahun tersebut telah melebihi target yang telah direncanakan terkecuali pada tahun 2010 yang hanya terealisasi sebesar 9,15%. Volume penjualan yang harus dicapai di tahun 77

2014 apabila pihak hotel menginginkan kenaikkan laba sebesar 20% dari laba tahun 2013 adalah sebesar Rp. 1.133.702.458.756,-. Apabila perusahaan tidak mencapai penjualan tersebut, maka target laba tidak akan tercapai. Disarankan Grand Hyatt Nusa Dua dapat melakukan penjualan diatas titik impas untuk menghindari kerugian. Perusahaan juga harus meningkatkan volume operasional penjualan dalam jumlah tertentu untuk bisa memperoleh keuntungan yang direncanakan, serta perusahaan juga harus memperhatikan margin of safety agar tidak mengalami kerugian. DAFTAR PUSTAKA Bustami, Bastian. Nurlela, 2006, Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi, Graha Ilmu. Yogyakarta. Carter, K.William, 2009, Cost Accounting : Buku 2, Diterjemahkan oleh : Krista, Salemba Empat, Jakarta. Garrison and Noreen, 2000, Akuntansi Manajerial : Buku 1, Diterjemahkan oleh : A. Totok Budisantoso, Salemba Empat, Jakarta. Horngren, Charles T. Datar, Srikant M. Foster, George, 2008, Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial, Edisi Kesebelas, Diterjemahkan oleh : Desi Adhariani, PT.Indeks, Jakarta. Mulyadi, 1993, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Buku I Edisi II., Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta Mulyadi, 2009, Akuntansi Biaya, Edisi ke V Cetakan IX, Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, Yogyakarta. Supriyono, 1999, Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku I Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Wiyasha, I.B.M, 2007, Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restaurant, Edisi 1, Andi, Yogyakarta. 78