0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Sorgum. Berdasarkan klasifikasi botaninya, Sorghum bicolor (L.) Moench termasuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

PENGARUH UJI MINUS ONE TEST PADA PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN MENTIMUN. Ida Setya Wahyu Atmaja *

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar. Kadar air, ph, C-Organik, Bahan Organik, N total. Berikut data hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAHAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Pupuk Urea memberikan pengaruh sangat nyata pada umur 1 MST sampai dengan 4 MST, sedangkan pupuk KCl memberikan pengaruh sangat nyata pada umur 2 MST sampai dengan 4 MST dan interaksi kedua dosis tersebut memberikan pengaruh nyata pada umur 2 MST sampai dengan 4 MST, seperti dijelaskan pada Lampiran 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada perlakuan pupuk Urea dan pupuk KCl berdasarkan hasil uji BNJ disajikan pada Tabel 3 sampai Tabel 6 di bawah ini. Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat Umur 1 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Perlakuan Rata-rata (cm) Dosis Pupuk Urea () 0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 ) 14,20a 15,17b BNJ 5% (2,32) Dosis Pupuk KCl () 0 (K 0 ) 13,00 tn 0,875 (K 1 ) 14,37 0,7 (K 2 ) 14,05 0,525 (K3) 13,46 Interaksi (N.K) tn uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat tn = interaksi tidak tidak brpengaruh nyata pada uji BNJ 0,05 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan pupuk urea dan KCl setelah dilakukan uji lanjut BNJ 0,05% tidak terdapat pengaruh interaksi dan perlakuan pupuk KCl tidak memberikan pengaruh nyata.

Pengaruh perlakuan tanpa pupuk urea atau kontrol (12,34 cm), tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 (13,17 cm), dan perlakuan 0,525 (14,20 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 (15,17 cm). Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat Umur 2 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Dosis Pupuk Kalum Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 15a 18,5a 22,17a 18,77a 18,61a 0,35 21,4b 19,83a 25,67b 18,67a 21,39b 0,525 23,37b 23,6a 25,5b 20,67a 23,29b 0,7 23,83b 22,5a 24a 27,47b 24,45c RATA-RATA 20,90a 21,11b 24,34c 21,40b BNJ 5% (N) 2,33 BNJ 5% (K) 2,33 BNJ 5% (N.K) 6,40 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 4, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk kalium setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu perlakuan pupuk urea menunjukkan perlakuan tanpa pupuk urea (18,61 cm) berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 (21,39 cm), perlakuan 0,525 (23,29 cm) dan perlakuan 0,7, tetapi perlakuan 0,35 (21,39 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 (24,45 cm), sedangkan pemberian perlakuan dosis pupuk KCl menunjukan perlakuan tanpa pupuk (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan dosis 0,875 (21,11 cm), 0,7 (24,34 cm) dan 0,525 (21,40 cm), tetapi perlakuan 0,875 tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525. Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan KCl 0,525 (27,47 cm).

Tabel 5. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi (cm) Tanaman Tomat Umur 3 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 22,33a 25,57a 35,17b 28,17a 27,81a 0,35 33,5b 29,67a 36bb 28,57a 31,94b 0,525 33,7b 34,33b 40b 30,5a 34,63b 0,7 32,87b 34b 35,67b 41,67b 36,05c RATA-RATA 30,60a 30,89a 36,71 32,23a BNJ 5% (N) 2,76 BNJ 5% (K) 2,76 BNJ 5% (N.K) 7,58 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 5, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu tinggi tanaman pada umu 3 MST dapat dilihat bahwa perlakuan tanpa pemupukan Urea (kontrol) yaitu dengan rata-rata 27,81 cm, berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya, tetapi perlakuan 0,35 tidak berbeda nyata dengan 0,525, sedangkan pada perlakuan tanpa pupuk Kalium (kontrol) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 (30,89 cm) dan perlakun 0,525 (32,23 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (27,47 cm).

Tabel 6. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat Umur 4 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 29,67a 35,4a 42a 35a 35,52a 0,35 44,43b 42,3b 49,43b 37,9b 43,52b 0,525 47,43b 49,1b 47,33b 37,17b 45,26b 0,7 40.3b 48,03b 45,5b 55,33b 49,62c RATA-RATA 40,51a 43,71b 46,07b 41,35b BNJ 5% (N) 2,79 BNJ 5% (K) 2,79 BNJ 5% (N.K) 7,64 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 6, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk kalium setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu pada umur 4 MST menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk N (35,52 cm), memberikan beda nyata dengan perlakuan yang lainnya, tetapi perlakuan 0,35 (43,52 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 (45,26 cm). Pada perlakuan tanpa pupuk K atau kontrol (40,51 cm) berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 (43,71 cm) dan perlakuan 0,7 (46,07 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 (41,35 cm), sedangkan perlakuan 0,875 tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 (46,07 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (41,67cm). 2. Jumlah Daun Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi perlakuan pupuk Urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun. Pupuk Urea memberikan pengaruh nyata pada umur 1 MST sampai dengan

4 MST, sedangkan pupuk KCl berpengaruh nyata pada umur 3 MST dan 4 MST, dan interaksi antara kedua dosis pupuk tersebut memberikan pengaruh nyata pada umur 3 MST dan 4 MST, seperti dijelaskan pada Lampiran 2. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun tomat pada perlakuan pupuk Urea dan pupuk Kalium berdasarkan uji BNJ disajikan pada Tabel 7 sampai tabel 11 di bawah ini. Tabel 7. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun Umur 1 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Perlakuan Rata-rata (cm) Dosis Pupuk Urea () 0 (N 0 ) 11,09a 0,35 (N 1 ) 14,33a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 ) 14,50a 16,09b BNJ 5% (3,59) Dosis Pupuk KCl () 0 (K 0 ) 13,67 tn 0,875 (K 1 ) 14,0,8 0,7 (K 2 ) 12,92 0,525 (K3) 15,33 Interaksi (N.K) tn uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan jumlah daun tn = interaksi tidak tidak brpengaruh nyata pada uji BNJ 0,05 Berdasarkan Tabel 7, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu tidak terdapat pengaruh interaksi dan perlakuan pupuk KCl tidak memberikan pengaruh nyata. Pada perlakuan tanpa pupuk urea atau kontrol (11,09 helai), tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 (14,33 cm), perlakuan 0,525 (14,50 helai), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 (16,09 cm).

Tabel 8. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun (Helai) Umur 2 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Perlakuan Rata-rata (cm) Dosis Pupuk Urea () 0 (N 0 ) 11,09a 0,35 (N 1 ) 14,33a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 ) 14,50a 16,09b BNJ 5% (3,59) Dosis Pupuk KCl () 0 (K 0 ) 13,67 tn 0,875 (K 1 ) 14,0,8 0,7 (K 2 ) 12,92 0,525 (K3) 15,33 Interaksi (N.K) tn uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan jumlah daun tn = interaksi tidak tidak brpengaruh nyata pada uji BNJ 0,05 Berdasarkan Tabel 8, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk kalium setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu tidak terdapat pengaruh interaksi dan perlakuan pupuk KCl tidak memberikan pengaruh nyata. Pada perlakuan pupuk Urea terlihat bahwa perlakuan tanpa pupuk atau kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 (21,25 helai), perlakuan 0,525 (22,50 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 (25,00 helai).

Tabel 9. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun (Helai) Umur 3 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 22,67a 39a 37a 22,67a 30,34a 0,35 31,33b 38,67a 42a 42,67a 38,67b 0,525 34,33b 33a 36a 30,33a 33,42a 0,7 30,33b 33,33a 45,33b 52,67b 40,42b RATA-RATA 29,67a 36,00a 40,08b 37,09b BNJ 5% (N) 7,02 BNJ 5% (K) 7,02 BNJ 5% (N.K) 19,28 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 9, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu pada umur 3 MST pengaruh perlakuan pupuk Urea menunjukan bahwa antara perlakuan tanpa pupuk urea atau kontrol (30,34 helai) dengan perlakuan 0,525 g (33,42 helai) tidak memberikan perbedaaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g (38,67 helai) dan perlakuan 0,7 g (40,42 helai). Sedangkan pada perlakuan tanpa pupuk KCl atau kontrol (29,67 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g (36,00 helai) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (40,08 helai) dan perlakuan 0,525 g (37,09 helai). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (52,67).

Tabel 10. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun (Helai) Umur 4 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 31,67a 53,33a 43,67a 32a 40,17 0,35 54,33b 54a 55b 55b 54,58 0,525 46,33a 46,33a 41,67a 41,67a 44,00 0,7 35,67a 54,33a 61,33b 64,33a 53,92 RATA-RATA 29,67a 36,00a 40,08b 37,09b BNJ 5% (N) 6,70 BNJ 5% (K) 6,70 BNJ 5% (N.K) 18,39 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 10, pengaruh pupuk Urea pada umur 4 MST menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pupuk atau kontrol (40,17 helai) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g (44 helai) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g dan 0,7 g (53,92 helai). Sedangkan untuk pengaruh perlakuan pupuk KCl menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk atau kontrol (42 helai), berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya. Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (64,33 cm). 3. Diameter Batang Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi perlakuan pupuk Urea dan Kalium berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tomat pada umur 1 MST sampai dengan 4 MST pada taraf α 5%, dan interaksi antara kedua dosis pupuk tersebut memberikan pengaruh nyata, seperti dijelaskan pada Lampiran 3. Rata-rata pertumbuhan diameter batang

tomat pada perlakuan pupuk Urea dan pupuk Kalium disajikan pada Tabel 11 sampai Tabel 14 di bawah ini. Tabel 11. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 1 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 0,14a 0,16a 0,21a 0,2a 0,18a 0,35 0,19b 0,22b 0,2a 0,16a 0,19a 0,525 0,23b 0,23b 0,18a 0,16a 0,20b 0,7 0,25b 0,24b 0,27b 0,29b 0,26c RATA-RATA 0,20a 0,21a 0,22b 0,20a BNJ 5% (N) 0,02 BNJ 5% (K) 0,02 BNJ 5% (N.K) 0,03 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap diameter batang pada umur 1 MST menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk N atau kontrol (0,18 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 (0,19 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g (0,20 cm) dan perlakuan 0,7 g (0,26 cm). Sedangkan pada perlakuan pupuk K menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk KCl atau kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g (0,21 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,20 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,22 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (0,29 cm).

Tabel 12. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 2 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 0,28a 0,25a 0,39a 0,32a 0,31a 0,35 0,41b 0,45b 0,35a 0,41b 0,41b 0,525 0,4b 0,55b 0,37a 0,48b 0,45c 0,7 0,44b 0,47b 0,47b 0,57b 0,49a RATA-RATA 0,38a 0,43b 0,40a 0,45c BNJ 5% (N) 0,03 BNJ 5% (K) 0,03 BNJ 5% (N.K) 0,05 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap terhadap pertumbuhan diameter batang menunjukan pada umur 2 MST perlakuan tanpa pemberian pupuk N atau kontrol (0,31 cm) berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g (0,41 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,45 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,49 cm). Sedangkan pengaruh perlakuan pupuk K menunjukan perlakuan tanpa pupuk atau kontrol (0,38 cm), berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g (0,43 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,45 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,40 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (0,57 cm).

Tabel 13. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 3 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 0,32a 0,41a 0,5a 0,45a 0,42a 0,35 0,57b 0,67b 0,52a 0,61b 0,59b 0,525 0,54b 0,61b 0,56a 0,61b 0,58b 0,7 0,7c 0,63 b 0,63b 0,79c 0,69c RATA-RATA 0,53a 0,58b 0,55a 0,62c BNJ 5% (N) 0,05 BNJ 5% (K) 0,05 BNJ 5% (N.K) 0,11 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap terhadap pertumbuhan diameter batang menunjukan pada umur 3 MST perlakuan tanpa pemberian pupuk Urea atau kontrol (0,42 cm) memberikan perbedaan yang nyata dengan perlakuan yang lainnya, tetapi pada perlakuan 0,35 g (0,59 cm) tidak berbeda nyata dengan 0,525 g (0,58 cm). Sedangkan pengaruh perlakuan pupuk KCl menunjukan bahwa perlakuan tanpa pemberian pupuk atau kontrol (0,53 cm), berbeda nyata dengan perlakuan 0, 875 g (0,58 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,62 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,55 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (0,79 cm).

Tabel 14. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 4 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Dosis Pupuk Kalium Dosis Pupuk Urea RATA-RATA 0 0,875 0,7 0,525 0 0,38a 0,58a 0,57a 0,57a 0,53a 0,35 0,71b 0,76b 0,77b 0,73b 0,74b 0,525 0,66b 0,79b 0,75b 0,7b 0,73b 0,7 0,76b 0,75b 0,69b 0,85c 0,76c RATA-RATA 0,63a 0,72b 0,70a 0,71c BNJ 5% (N) 0,05 BNJ 5% (K) 0,05 BNJ 5% (N.K) 0,07 uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap terhadap pertumbuhan diameter batang pada umur 4 MST menunjukan tanpa pemberian pupuk Urea atau kontrol memberikan perbedaan yang nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedangkan antar perlakuan 0,35 g (0,74 cm), perlakuan 0,525 g (0,73 cm) dan perlakuan 0,7 g (0,76 cm) tidak berbeda nyata. Kemudian pengaruh perlakuan pupuk Kalium menunjukan bahwa perlakuan tanpa pemberian pupuk atau kontrol (0,63 cm) berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedangkan antar perlakuan yang lainnya tidak memberikan perbedaan yang nyata. Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 dan Kalium 0,525 (0,85 cm). B. Pembahasan 1. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk Urea dengan dosis 0,7 berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST dan 4 MST, sedangkan perlakuan

pupuk KCl dengan dosis 0,7 memberikan pengaruh nyata pada umur 2 MST, 3 MST dan 4 MST, dengan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk/kontrol (Tabel 3 sampai tabel 6). Hal ini diduga karena tanaman tomat pada awal pertumbuhan sangat membutuhkan pupuk nitrogen yang sangat tinggi dan pemberian pupuk Kalium dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Dengan adanya pemberian kedua dosis pupuk tersebut dapat membantu dan menambah ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, sehingga tanaman mendapatkan unsur hara yang cukup dan dapat tumbuh optimal. Hal tersebut menyebabkan adanya pengaruh pupuk N dan K terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulyati et.al., (2007) tentang respon tanaman tomat terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan urea terhadap pertumbuhan dan serapan N, menyimpulkan bahwa pupuk urea memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam, dan kadar N-jaringan tanaman. Sedangkan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 dan 21 hari setelah tanam, bobot berangkasan kering tanaman, serapan N. Selanjutnya penelitian Amisnaipa (2009) tentang penentuan kebutuhan pupuk kalium untuk budidaya tomat menggunakan irigsi tetes dan mulsa polyethylene, menyatakan bahwa Pemberian pupuk K pada status hara sangat rendah sampai sedang memperlihatkan peningkatan tinggi tanaman yang nyata, sedangkan pemupukan K pada status hara K tanah yang tinggi dan sangat tinggi tidak memperlihatkan peningkatan tinggi tanaman yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pada status hara K dari sangat rendah sampai sedang sangat membutuhkan penambahan pupuk kalium, untuk memberikan pertumbuhan tanaman yang baik. Sebaliknya pada status hara K tanah tinggi dan sangat tinggi tidak perlu penambahan pupuk kalium. Secara teoritis menurut penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Megi Sintia (2011) nitrogen berperan merangsang pertumbuhan batang yang akhirnya dapat memacu pertumbuhan tinggi tanaman. Selanjutnya Hakim ( Haris dan Veronika, 2005) menyatakan bahwa Kalium diserap dalam jumlah cukup besar

dan kadang melebihi jumlah nitrogen. Kalium dibutuhkan dalam proses fotosintesis, fiksasi CO 2 dan transfer fotosintat ke berbagai penjuru tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Alfon dan Aryantoro (Haris dan Veronika, 2005) Pemupukan kalium disamping pupuk N dan P secara berimbang pada tanaman jagung manis membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan tahan kerebahan, tahan terhadap hama dan penyakit serta kualitasnya dapat meningkat. Peneltian Napitupulu dan Winarto (2010) tentang pengaruh pemberian pupuk N dan K terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah, menyatakan bahwa pemberian dosis pupuk N dan K berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bawang merah, yakni dengan perlakuan dosis N 250 kg/ha dan K 75 kg/ha nyata dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman yang lainnya dengan tinggi tanaman 47 cm. Pemberian pupuk N memberikan pengaruh yang besar terhadap kenaikan tinggi tanaman. Hal ini yang disebabkan tanaman bawang merah dalam pertumbuhan vegetatif membutuhkan pupuk N yang tinggi. Napitulu dan Winarto (2010) menyatakan bahwa meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun dengan pemberian pupuk N dan K, karena kedua pupuk tersebut dapat menambah ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah dan besarnya penambahan unsur hara yang diberikan tergantung pada jenis dan takaran pupuk yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Yetti dan Evawani (2008) yang menjelaskan bahwa, tanaman yang tidak mendapat tambahan unsur hara N akan tumbuh kerdil serta daun yag terbentuk lebih kecil, tipis dan jumlahnya sedikit, sedangkan tanaman yang mendapatkan unsur tumbuh lebih tinggi dan daun yang terbentuk lebih banyak dan lebar. Selain itu pemberian K berguna bagi tanaman untuk memperkuat tubuh tanaman dan perkembangan selsel tanaman. 2. Jumlah Daun Tanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk Urea dengan dosis 0,7 berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST dan 4 MST, sedangkan perlakuan pupuk KCl dengan dosis 0,7 memberikan pengaruh nyata pada umur 3 MST dan 4 MST. Kedua perlakuan dosis pupuk tersebut tumbuh lebih baik dibandingkan

perlakuan tanpa pupuk/ kontrol (Tabel 7 sampai tabel 10). Hal ini karena pupuk urea yang diberikan mudah diserap tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan pupuk KCl tidak mudah diserap oleh tanaman, sehingga tidak menujukan pengaruh pada awal tanam, tetapi kebutuhan akan dosis pupuk K semakin meningkat karena tanaman tomat menyerap unsur K dalam jumlah yang banyak. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Napitupulu dan Winarto (2010) tentang pengaruh pemberian pupuk N dan K terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah, menyatakan bahwa terjadi interaksi yang nyata pada pemberian pupuk N dan K terhadap jumlah daun perumpun. Kombinasi perlakuan N 250 kg/ha dan K 100 kg/ha menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi dengan rerata 43 helai atau meningkat sebesar 5,81% jika dibanding dengan kontrol. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Napitulu dan Winarto (2010) menyatakan bahwa meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun dengan pemberian pupuk N dan K, karena kedua pupuk tersebut dapat menambah ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah dan besarnya penambahan unsur hara yang diberikan tergantung pada jenis dan takaran pupuk yang diberikan. Penelitian Aristian (2010), tentang pertumbuhan dan produksi tanaman jarak (Jatropha curcas L) pada berbagai taraf dosis pemupukan nitrogen dan kalium, menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan kalium meningkatkan pertumbuhan vegetaif (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan jumlah daun) dan produksi hingga akhir pengamatan. Terdapat interaksi antara pemupukan nitrogen dan kalium pada parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang. Dosis optimum N adalah 164.2 kg/ha dan K 100 kg/ha. Penelitian Dona dan Gunturo (2008) tentang pengaruh kalium terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas jagung muda (Zea mays L.), menyatakan bahwa perlakuan berpengaruh terhadap peubah jumlah daun. Jumlah daun meningkat pada 4, 6, dan 8 MST. Pada akhir pengamatan peningkatan terjadi dari 10.86 dengan perlakuan tanpa pupuk menjadi 12.83 dengan perlakuan KCl 0

kg/ha. Antar dosis KCl, peubah jumlah daun tidak berbeda nyata. KCl standar memiliki nilai yang setara dengan KCl 75 kg/ha. Menurut Djalil (2003) bahwa pertumbuhan daun berjalan sangat singkat (pendek) waktunya sesuai dengan perkembangan jaringan bahagian ujung (apical) dan marginal daun yang pendek masanya pada kebanyakan tanaman. Penelitian Hidayati dan Munif (2009) tentang pengaruh pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urban) di dataran tinggi, menyatakan bahwa perlakuan pupuk kalium tidak berpengaruh nyata terhadap semua jumlah daun tanaman induk umur 2 MST sampai 16 MST. Nilai rata-rata jumlah daun tanaman induk berkisar antara 6.33 smpai 28.63 helai/tanaman. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Tisdale dan Nelson (Djalil, 2003) menyatakan bahwa kalium bukanlah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa terpenting yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman seperti halnya unsur nitrogen (N) dan posfor (P). Selanjutnya dijelaskan bahwa unsur kalium berperan penting dalam pembentukan dan translokasi karbohidrat. Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan pendapat Sintia (2011) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup pada saat pertumbuhan vegetatif, maka proses fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga proses pembelahan, pemanjangan, dan differensiasi sel akan berjalan lancar pula. 3. Diameter Batang Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk Urea 0,7 dan KCl dengan dosis 0,7 berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST dan 4 MST. Kedua perlakuan dosis pupuk tersebut tumbuh lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa pupuk/ kontrol (Tabel 11 sampai tabel 14). Hal ini diduga karena dengan adanya pemberian kedua dosis pupuk tersebut cukup membantu dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, yakni dapat memperkuat batang sehingga dapat tumbuh lebih besar dan berpengaruh terhadap diameter batang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aristian (2010) tentang pertumbuhan dan produksi tanaman jarak (Jatropha curcas L) pada berbagai taraf

dosis pemupukan nitrogen dan kalium, menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan kalium meningkatkan pertumbuhan vegetaif (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan jumlah daun) dan produksi hingga akhir pengamatan. Penelitian ini searah dengan penelitian dari Andalusia (2005) tentang pengaruh media tanam dan pupuk N terhadap pertumbuhan bibit jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), yang menyimpulkan bahwa Pemberian pupuk urea dengan dosis 0.5 g/tanaman secara umum memberikan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan diameter batang, jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis pupuk yang lain. Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap diameter batang mulai 6-8 MSP, dan memberikan pengaruh yang nyata kembali pada 10 MSP. Menurut Andalusia (2005), nitrogen mampu merangsang pertumbuhan di atas tanah, dan salah satunya adalah pertumbuhan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang menunjukkan aktivitas xilem dan pembesaran sel-sel yang sedang tumbuh. Selanjutnya sejalan dengan pendapat Heddy (Anadulusia, 2005) aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel-sel baru diluar lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan diameter silinder kalium. Penelitian Santiko (2011) tentang pengaruh dosis pupuk kalium dan pemangkasan cabang terhadap hasil melon varietas Action 434 (Cucumis melon L.) menyimpulkan bahwa dosis pupuk kalium 40 g/tanaman memberikan hasil paling baik pada parameter diameter batang umur 14 dan 28 hst, bobot kering tanaman umur 14 dan 28 hst, luas daun umur 14 dan 28 hst, bobot buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, kadar air buah, ketebalan buah, kelunakan buah, kadar gula total. Hal ini sejalan dengan pendapat Sitompul dan Guritno (Hidayati dan Munif, 2009) menyatakan dengan semakin banyak akar maka semakin tinggi pertumbuhan atas tanaman sehingga perlakuan K menjadi nyata. Pendapat ini searah dengan pendapat Hidayati dan Munif, (2009) yang mengemukakan bahwa K selain berperan dalam proses fotosintesis dan pernapasan, kalium juga berperan dalam pembentukan pati, aktivator dari enzim,

pembukaan stomata, proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit serta meningkatkan sistem perakaran, membentuk batang yang lebih kuat, serta berpengaruh terhadap hasil. 4. Pengaruh Interaksi antara Pupuk Urea dan Pupuk KCl Pada Pertumbuhan Tanaman Tomat Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara pemberian pupuk Urea dan pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Pada umur 2 sampai 4 MST interaksi pupuk Urea dan KCl berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman, dan pada umur 3 dan 4 MST berpengaruh nyata pada pertumbuhan jumlah daun, sedangkan pada umur 1 sampai dengan 4 MST memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan diameter batang (Lampiran 1, 2 dan 3). Pemberian kombinasi perlakuan pupuk dengan dosis N 0,7 dan K 0,525, memberikan pengaruh nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk/kontrol. Hal ini diduga karena pupuk nitrogen sangat dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat, yakni pupuk nitrogen yang berasal dari urea tersebut mudah diserap oleh tanaman, sedangkan pupuk kalium dapat mengurangi efek negatif dari pupuk nitrogen dan membantu meningkatkan pertumbuhan daun dan batang. Penilitian ini sejalan dengan pendapat Rismunandar (Mulyati et.al.,2007) yang menyatakan bahwa pemupukan N yang berlebihan pada tanaman tomat dapat menstumulir pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga daun menjadi lebat dan pembentukan bunga dan buah menjadi terhambat. Selanjutnya Lindawati (Kastono et al.,(2005), menyatakan bahwa pupuk nitrogen merupakan pupuk yang sangat penting bagi semua tanaman, karena nitrogen merupakan penyusun dari semua senyawa protein, kekurangan nitrogen pada tanaman yang sering dipangkas akan mempengaruhi pembentukkan cadangan makanan untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Andalusia (2005), Nitrogen memberikan pengaruh yang paling menyolok dan cepat. Unsur ini merangsang pertumbuhan diatas tanah dan

memberikan warna hijau pada daun. Selanjutnya Salisbury dan Ross (Andalusia, 2005) didalam tumbuhan, nitrogen terkandung dalam senyawa organik utama, diantaranya dalam protein, klorofil, dan asam nukleat. Menurut Bahri (2006), apabila pemberian pupuk kurang tepat maka akan mengakibatkan tanaman terganggu pertumbuhannya. Soepardi (Andalusia, 2005), bahwa nitrogen mampu merangsang pertumbuhan di atas tanah, dan salah satunya adalah pertumbuhan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang menunjukkan aktivitas xilem dan pembesaran sel-sel yang sedang tumbuh. Selanjutnya sejalan dengan pendapat Heddy (Andulusia, 2005) aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel-sel baru diluar lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan diameter silinder kalium. Penelitian Aristian (2010), tentang pertumbuhan dan produksi tanaman jarak (Jatropha curcas L) pada berbagai taraf dosis pemupukan nitrogen dan kalium, menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan kalium meningkatkan pertumbuhan vegetaif (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan jumlah daun) dan produksi hingga akhir pengamatan. Terdapat interaksi antara pemupukan nitrogen dan kalium pada parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang. Dosis optimum N adalah 164.2 kg/ha dan K 100 kg/ha.