BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti,

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu genre sastra yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi drama

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

Analisis Struktural dan Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyar Bebanten Katresnan karya Sri Adi Harjono

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. amanat, sudut pandang dan gaya bahasa yang saling berhubungan. Dengan demikian,

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya Timur dan Barat adalah dua budaya yang ada di dunia. Keberadaanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang kita lakukan. Dengan kajian pustaka kita dapat mengetahui sejauh mana keaslian hasil dari penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka merupakan kegiatan mempelajari, memahami dan mengutip berbagai teori, pandangan, pendapat, pernyataan dari para ahli yang diperoleh dari berbagai sumber. Sumber yang paling baik dari suatu kajian pustaka adalah hasil-hasil penelitian terdahulu (Gorda, 1997: 27). Dalam penelitian mengenai Geguritan Darmakaya ini ada beberapa kajian pustaka yang akan diungkapkan. Kajian pustaka dalam penelitian ini yakni penelitian penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang diteliti penulis saat ini. Kajian pustaka dalam penelitian ini yakni: 1. Purnami (2010) skripsi yang berjudul Geguritan Maniguna Analisis Struktur dan Fungsi. Penelitian yang dilakukan tersebut menguraikan tentang struktur karya sastra yang berbentuk puisi tradisional meliputi kode bahasa dan sastra, ragam bahasa, gaya bahasa dan struktur naratif seperti tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat serta fungsi yang terkandung di dalam Geguritan Maniguna yaitu fungsi agama, fungsi etika dan fungsi sosial. Beberapa struktur formal yang ada pada

Geguritan Maniguna menjadi acuan dalam menganalisis struktur formal yang terdapat dalam Geguritan Darmakaya. 2. Yunitasari (2011) skripsi yang berjudul Geguritan Mituturin Pianak: Analisis Struktur dan Fungsi yang membahas mengenai struktur formal mengenai geguritan ini yaitu adanya kode bahasa dan sastra, gaya bahasa dan ragam bahasa. Struktur naratif meliputi insiden, alur, tokoh dan penokohan, tema dan amanat. Analisis fungsi yaitu fungsi pendidikan yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: pendidikan mengenai kewajiban anak kepada masyarakat, pendidikan anak kepada orang tua, dan pendidikan anak kepada guru. Sehingga penelitian ini memberikan inspirasi dalam penelitian pada naskah Geguritan Darmakaya. Fungsi pendidikan yang terdapat dalam Geguritan Mituturin Pianak menjadi acuan dalam menganalisis fungsi yang terdapat dalam Geguritan Darmakaya, 3. Mahayani (2011) skripsi yang berjudul Geguritan Dalem Sidhakarya: Analisis Struktur dan Fungsi yang membahas mengenaistruktur forma dan struktur naratif Geguritan Dalem Sidhakarya. Struktur forma yang dibahas mengenai kode bahasa dan sastra, gaya bahasa dan ragam bahasa. Struktur naratif menguraikan mengenai insiden, alur, tokoh, latar, tema dan amanat. Analisis fungsi yang disampaikan dalam penelitian ini terdiri dari fungsi agama dan fungsi sosial. Fungsi agama meliputi filsafat, etika dan upacara sesuai dengan tiga kerangka agama Hindu. Fungsi sosial yaitu dapat ditunjukan dengan adanya interaksi

sosial masyarakat ketika mengikuti kegiatan matembang pada suatu kelompok. Sehingga penelitian Mahayani ini dapat dijadikan acuan dalam menganalisis struktur formal dan naratif yang terdapat dalam Geguritan Darmakaya. Ketiga kajian tersebut sangat membantu dan memberikan inspirasi dalam melakukan analisis terhadap Gegutitan Darmakaya serta sebagai pembanding teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Ketiga kajian tersebut sama-sama menggunakan teori struktural untuk mengetahui unsur-unsur yang membangun teks dan teori fungsional. 2.2 Konsep Konsep mempunyai fungsi untuk menyederhanakan arti kata atau pemikiran tentang ide ide, hal hal dan kata benda maupun gejala sosial yang digunakan, agar orang lain yang membacanya dapat segera memahami, maksudnya sesuai dengan keinginan penulis yang memakai konsep tersebut. (Mardalis. 1995: 46). Jadi konsep dapat berupa pemikiran yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil. 2.2.1 Teks Luxemburg (1984: 86) mengidentifikasi teks sebagai ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, pragmatik merupakan satu kesatuan. Isi sangat berkaitan dengan konten dari sebuah teks. Teks yang baik harus mengungkapkan gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran yang ada dalam kehidupan. Gagasangagasan atau gambaran-gambaran tersebut dituangkan dalam bentuk bahasa yang berupa penceritaan. Lazimnya dalam bentuk drama dan prosa maupun untaian

kata-kata, lazimnya dalam bentuk puisi. Pengarang dalam menuangkan gagasangagasannya dapat secara eksplisit maupun implisit dalam menunjukkan isi sebagai pesan yang disampaikan dalam teks. 2.2.2 Teks Naratif Yang dimaksud dengan teks-teks naratif ialah semua teks yang tidak bersifat dialog dan yang isinya merupakan suatu kisah sejarah, sebuah deretan peristiwa. Tidak dibedakan antara roman, cerita pendek, dongeng, catatan harian, (auto-) biografi, anekdot, lelucon, roman dalam bentuk surat menyurat, cerita fantastik maupun realistik, Ramayana atau pun Arjuna Mencari Cinta. Yang termasuk jenis naratif tidak hanya sastra, melainkan juga setiap bentuk warta berita, laporan, dalam surat kabar atau lewat televisi, berita acara, sas-sus, dan sebagainya. Semua bentuk ungkapan dapat dianalisa dengan cara tertentu (Luxemburg,dkk 1984: 119). 2.2.3 Konsep Struktur Secara etimologi struktur formal berasal dari bahasa Latin yaitu structura forma yang berarti bentuk atau bangunan. Adanya unsur struktur dalam suatu karya sastra membentuk suatu totalitas dan membentuk suatu kesatuan yang utuh (Ratna, 2004: 91-92). Struktur dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur forma dan struktur naratif. Struktur forma meliputi: kode bahasa dan satra, gaya bahasa, ragam bahasa, sedangkan struktur naratif meliputi: tema, tokoh, alur, insiden latar dan amanat (Marsono, 2011: 10). Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semenditel, dan semendalam

mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua aspek karya sastra yang bersama sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1998: 135). 2.2.4 Konsep Fungsi Berdasarkan hasil kajian struktur akan tampak bahwa unsur yang beraneka ragam serta saling berkaitan yang terdapat dalam suatu karya sastra diberi fungsi dalam rangka suatu cerita sebagai keseluruhan. Kesatuan dan kebulatan karya sastra tersebut menjadi jelas. Fungsi sebuah teks sastra harus dilihat dalam kerangka berfikir yakni indah dan berguna sebagai tujuan dan fungsi karya sastra (Teeuw, 1984: 8). 2.3 Landasan Teori Sebagai sebuah penelitian ilmiah, penelitian sastra memerlukan landasan kerja berupa teori yang merupakan hasil perenungan yang mendalam, tersistem dan terstruktur terhadap gejala gejala alam untuk mengarahkan penelitian, pemilihan teori haruslah relevan dengan tujuan penelitian (Chamamah, 1994: 20). Suatu objek akan melahirkan teori, sebaliknya teori memberikan berbagai kemudahan untuk memahami objek. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara teori dengan objek, maka yang dimodifikasi adalah teori, bukan objek (Ratna, 2004: 88). Luxemburg (1984: 36-38) menyatakan struktur adalah kaitan-kaitan tetap antara kelompok-kelompok gejala. Dengan kata lain bahwa struktur pada pokoknya berarti sebuah karya atau peristiwa di dalam masyarakat menjadi suatu keseluruhan karena ada relasi timbal balik antara bagian-bagiannya dan antar bagian dan keseluruhan. Hubungan itu tidak hanya bersifat positif seperti

kemiripan atau keselarasan, melainkan juga bersifat negatif seperti misalnya pertentangan atau konflik. Kesatuan-kesatuan struktural mencangkup setiap bagian dan sebaliknya bahwa setiap bagian menunjukan kepada keseluruhan. Prinsip dasar teori struktural adalah memandang unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Struktur atau sering juga disebut dengan komposisi atau susunan unsur cerita sebuah teks dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu (1) awal atau exordium merupakan suatu pengantar yang melukiskan situasi, alasan atau tujuan teks yang bersangkutan, (2) isi atau confirmation merupakan pemaparan lengkap mengenai fakta, cerita atau lukisan yang sebenarnya, (3) akhir atau peroration (Luxemburg, dkk1984: 100). Teori struktur seperti yang diungkapkan oleh Teeuw (1984: 154), analisis struktur merupakan satu langkah atau alat dalam dalam proses pemberian makna dalam kajian ilmiah. Langkah tersebut tidak boleh dan juga tidak boleh ditiadakan atau dilampui. Bertitik tolak dari pandangan Teeuw tersebut, bahwa dalam memahami karya sastra dari segi apa pun kita tidak boleh meniadakan strukturnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua analisis dan aspek karya sastra yang bersama sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984: 135). Dari dua pandangan tentang struktur di atas pada dasarnya memiliki kesamaan, teori struktural yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaborasi dari beberapa pandangan di atas menggunakan kerangka kerja yang meliputi alur,

tokoh dan penokohan, tema dan amanat. Hal ini dilakukan untuk dapat memahami unsur unsur yang membangun Geguritan Darmakaya. Selain menggunakan analisis struktur, dalam analisis ini juga menggunakan analisis terhadap fungsi dalam Geguritan Darmakaya. Maka dari itulah digunakan teori fungsi. Luxemburg (1984: 94) menyebutkan bahwa fungsi sebuah teks adalah keseluruhan sifat sifat yang bersama sama menuju tujuan yang sama serta dampaknya. Sastra tidak hanya mencerminkan kenyataan, juga turut membangun masyarakat dan hendaknya berperan sebagai guru. Karya sastra harus menjalankan fungsi didaktik, hendaknya tidak hanya membuka mata orang bagi kekurangan kekurangan di dalam tata masyarakta, tetapi juga menunjukan jalan keluar. Damono (1978: 4) menyebutkan bahwa karya sastra berfungsi mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur. Karya sastra dapat berfungsi sebagai pembaharu dan perombak, dan karya sastra tidak hanya berfungsi sebagai hiburan belaka. Berpegangan pada pendapat ini, maka karya sastra tidak hanya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan melainkan juga memiliki fungsi pendidikan. Jadi, dengan berpegangan dengan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa yang diharapkan dari pengarang dari dari pembuatan Geguritan Darmakaya ini agar pada nantinya masyarakat dapat membaca memahami dan memakai geguritan ini sebagai tutunan dalam bertingkah laku dan juga dapat difungsikan dimasyarakat, misalnya sebagi fungsi pendidikan yang dilihat dari kewajiban sebagai seorang dukun, kepada masyarakat yang meminta pertolongan kepada dirinya, yang tidak boleh sombong angkuh dan dalam melakukan

profesinya sebagai dukun, harus berpedoman pada ajaran sastra dan agama dalam mengobati setiap orang. Dari semua pendapat pendapat para ahli di atas mengenai teori struktur dan fungsi, semua teori digunakan dalam analisis mengenai Geguritan darmakaya Analisis Strukutur dan Fungsi, karena saling melengkapi antara teori yang satu dengan yang lainnya, agar dapat memperoleh hasil yang baik.