24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L) adalah metode perkolasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak etanol yang diperoleh dilakukan pengujian aktivitas antioksidan. Dalam Penelitian ini digunakan 3 macam variabel, yaitu : 1. Variabel bebas : Variabel yang tercakup dalam hipotesis penelitian dan berpengaruh atau mempengaruhi variabel tergantung. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah konsentrasi ekstrak daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L). 2. Variabel tergantung : Variabel yang tercakup dalam hipotesis penelitian dan keragamannya dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah % aktivitas antioksidan dan. 3. Variabel kontrol yaitu metode ekstraksi, suhu, metode uji DPPH, fase gerak, fase diam, Spektrofotometer UV-Vis (Panjang Gelombang).
25 B. Alat dan Bahan 1. Alat 24 Alat-alat yang digunakan antara lain spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu ), Lampu UV 254 nm dan 366 nm, oven, blender (Mryako ), perkolator, vortex, timbangan analitik (Mettler toledo ), waterbatch (Memmert ), kain saring, kertas saring, pipa kapiler, Erlenmeyer 250 ml (Pyrex ), cawan porselen, gelas kaca, cawan petri, flakon, corong (Pyrex ), batang pengaduk, labu ukur 5 ml (Pyrex ), labu ukur 25 ml (Pyrex ), labu ukur 50 ml (Pyrex ), labu ukur 150 ml (Pyrex ), beaker glass (Pyrex ) 250 ml, tabung reaksi (Pyrex ), pipet tetes, micro pipet 25-100 L, micro pipet (Masterpette ) 100-1000 L, blue tipe, spatula, penjepit, kaca arloji, alumunium foil, penggaris, pensil, label, tisu, kapas. 2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan adalah simplisia daun ciplukan (Physalis angulatal) yang diambil dari daerah boyolali, daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicuml) yang diambil dari daerah karanganyar, Injeksi vitamin C (Extrace ), DPPH (Merck ) 0,004%, etanol teknis 70% (Brataco ), metanol p.a (Merck ), etil asetat p.a (Merck ), asam formiat p.a (Merck ), kloroform p.a (Merck ), plat silica (Merck ). C. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium MIPA Terpadu, Laboratorium
26 Teknologi Farmasi FMIPA dan Sub Laboratorium Kimia Pusat Universitas Sebelas Maret. D. Prosedur Penelitian 1. Determinasi Sampel Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalahdaun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L)yang diidentifikasi di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Pembuatan Serbuk Simplisia Daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L) disortasi basah, dicuci bersih, ditiriskan dan dilanjutkan dengan proses pengeringan pada suhu ruang ( ). Daun yang telah dikeringkan lalu diblender hingga menjadi serbuk. Serbuk yang didapat disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kering. 3. Ekstraksi Pembuatan ektrak daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L) masing-masing dilakukan dengan cara ektraksi metode perkolasi menggunakan etanol 70% selama 3hari dengan perbandingan pelarut:simplisia(3:1). Pelarut terus ditambahkan dan dijaga agar simplisia tidak kekeringan dan hingga tetesan perkolasi berwarna bening. Ekstrak
27 cair yang diperoleh dipekatkan menggunakan waterbatch hingga diperoleh ekstrak kental. 4. Kontrol Kualitas Ekstrak a. Perhitungan Rendemen Ekstrak Rendemen ekstrak dapat dihitung dengan cara jumlah bobot ekstrak yang diperoleh (gram) terhadap jumlah bobot simplisia awal (gram), yang hasilnya dinyatakan dalam persen (Depkes RI, 2000). b. Pemeriksaan Organoleptis Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati konsistensi, warna dan bau dari ekstrak daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L). 5. Skrining Fitokimia a. Uji Flavonoid Identifikasi flavonoid dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254 yang telah diaktifkan dan fase gerakmetanol : kloroform (9:7). Ekstrak ditotolkan pada batas bawah fase diam dan dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak yang telah dijenuhkan. Ditunggu hingga totolan ekstrak terelusi oleh fase gerak hingga batas atas lempeng dikeringkan kemudian dideteksi penampak bercak dengan sinar UV 254 dan 366. Hasil positif ditunjukan dengan warna spot coklat dengan Rf 0,8 (Fajar dkk, 2011).
28 b. Uji Saponin Identifikasi Saponin dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254 yang telah diaktifkan dan fase gerakkloroform : metanol (95:5).Ekstrak ditotolkan pada batas bawah fase diam dan dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak yang telah dijenuhkan. Ditunggu hingga totolan ekstrak terelusi oleh fase gerak hingga batas atas lempeng dikeringkan kemudian dideteksi penampak bercak dengan sinar UV 254 dan 366. Hasil positif ditunjukan dengan warna spot berwarna biru-biru violet dengan nilai Rf 0,32 (Cut dkk, 2009). c. Uji Tanin Identifikasi Tanin dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254 yang telah diaktifkan dan fase gerakkloroform : etil asetat : asam formiat (0,5:9:0,5).Ekstrak ditotolkan pada batas bawah fase diam dan dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak yang telah dijenuhkan. Ditunggu hingga totolan ekstrak terelusi oleh fase gerak hingga batas atas. Lempeng dikeringkan kemudian dideteksi penampak bercak dengan sinar UV 254 dan 366. Hasil positif ditunjukan dengan nilai Rf 0,45 (Widyowati dan Rohman, 2010). d. Uji Polifenol Identifikasi Alkaloid dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254 yang telah diaktifkan
29 dan fase gerakkloroform : metanol (9:1).Ekstrak ditotolkan pada batas bawah fase diam dan dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak yang telah dijenuhkan. Ditunggu hingga totolan ekstrak terelusi oleh fase gerak hingga batas atas. Lempeng dikeringkan kemudian dideteksi penampak bercak dengan sinar UV 254 dan 366. Hasil positif ditunjukan dengan warna hijau klabu dan nilai Rf 0,21 (Sulistyani dan Kusuma, 2012). 6. Uji Aktivitas Antioksidan a. Pembuatan Larutan DPPH 0,004% Ditimbang 6 mg serbuk DPPH, diencerkan dengan metanol p.a dalam labu ukur 150 ml, dibuat dengan konsentrasi 40 ppm. b. Skrining Panjang Gelombang Maksimal Larutan DPPH 0,004% dalam metanol p.a sebanyak 2 ml ditambah methanol p.a 2 ml divortex lalu dibiarkan 30 menit kemudian diukur pada spektrum uv-vis, sehingga diperoleh panjang gelombang maksimal dan nilai absorbansinya. c. Uji Aktivitas Antioksidan secara kuantitatif 1) Larutan Kontrol Positif (Vitamin C) a) Larutan Induk Vitamin C injeksi (Extrace ) dengan konsentrasi 100 mg/ml (100.000 ppm) dilakukan pengenceran hingga diperoleh konsentrasi akhir 10 ppm dengan cara diambil 0,025 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga 25 mlsehingga
30 diperoleh konsentrasi vitamin C 100 ppm, setelah itu diambil 5 ml vitamin C 100 ppm dengan metanol p.a ad 50 ml sehingga diperoleh konsentrasi vitamin C 10 ppm. b) Larutan Seri (2, 4, 6, 8, 10 ppm) Dari larutan Induk 10ppm, dibuat larutan seri dengan rumus : Dilakukan pembuatan larutan seri 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dengan penambahan metanol p.a ad 5 ml. 2) Larutan Sampel Uji (Ekstrak) Larutan sampel uji menggunakan ekstrak daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L). a) Larutan Induk Ditimbang masing-masing sampel 6 mg. Kemudian sampel tersebut masing-masing diencerkan dengan pelarut metanol p.a dalam labu ukur 50 ml hingga diperoleh konsentrasi larutan uji 120 ppm. b) Larutan Seri (10, 30, 60, 90, 120 ppm) Dari larutan Induk 120 ppm, dibuat larutan seri dengan rumus: Dilakukan pembuatan larutan seri 10 ppm, 30 ppm, 60 ppm, 90 ppm dan 120 ppm dengan penambahan metanol p.a ad 5 ml.
31 d. Pengukuran Absorbansi Sampel Masing-masing larutan uji dan vitamin C dipipet 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2 ml DPPH 0,004% divortex dan dibiarkan di suhu kamar selama 30 menit dan diukur serapannya pada panjang gelombang optimumnya (Hanani dkk, 2005). Setiap konsentrasi sampel dilakukan replikasi 2x. 7. Analisis data Absorbansi dari ekstrak daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L) yang diperoleh dibandingkan dengan absorbansi kurva standar DPPH 0,004% sehingga diperoleh % aktivitas antioksidannya. Perhitungan persentase aktivitas antioksidan dapat menggunakan rumus : % aktivitas antioksidan = x 100% (Sari, 2012) Keterangan : Abs DPPH kontrol = Abs DPPH sebelum direaksikan dengan sampel. Abs DPPH sisa = Abs DPPH setelah direaksikan dengan sampel. Setelah didapatkan %aktivitas antioksidan kemudian dibuat grafik antara konsentrasi dengan rata-rata % aktivitas antioksidan sehingga didapatkan nilai y=bx+a, kemudian di hitung nilai (x) dengan rumus sebagai berikut : lalu dibandingkan dengan hasil SPSS uji probit.