KOLOM UDARA BERDINDING BAMBU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAGAR

dokumen-dokumen yang mirip
2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

KARAKTERISASI KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI LIMBAH SERAT KAYU MERANTI MERAH (SHOREA PINANGA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

KARAKTERISTIK ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK SERAT ALAM AMPAS TAHU (GLYCINE MAX) MENGGUNAKAN METODE TABUNG

MATERIAL AKUSTIK SERAT PELEPAH PISANG (Musa acuminax balbasiana calla) SEBAGAI PENGENDALI POLUSI BUNYI

KARAKTERISTIK AKUSTIK PAPAN KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA BERMATRIK KERAMIK

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Debora M Sinaga 1, Krisman 2, Defrianto 2

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

PENGARUH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK SKRIPSI

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

SOFTWARE ANALYZER UNTUK MENGANALISIS GANDENGAN TIGA PIPA SEBAGAI FILTER AKUSTIK

ANALISIS GELOMBANG AKUSTIK PADA PAPAN SERAT KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

KAJIAN KINERJA SERAPAN BISING SEL AKUSTIK DARI BAHAN KAYU OLAHAN (ENGINEERING WOOD)

Pembuatan dan Pengujian Bahan Peredam Suara dari Berbagai Serbuk Kayu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

Analisis Mode Gelombang Suara Dalam Ruang Kotak

STUDI AWAL PENGUKURAN KOEFISIEN HAMBURAN DIFUSER MLS (MAXIMUM LENGTH SEQUENCES) Oleh : M Farid Ardhiansyah

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

PENENTUAN KOEFISIEN SERAP BUNYI PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG

PENILAIAN KUALITATIF KONDISI AKUSTIK RUANG KONFERENSI ASIA AFRIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK. Disusun Oleh: Suksmandhira H ( )

Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156

DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengaruh core campuran sampah daun kering, kertas koran dan plastik hdpe pada komposit sandwich UPRS Cantula 3D terhadap nilai sound transmission loss

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia semakin meningkat. Baik peralatan tersebut berupa sarana informasi,

METODOLOGI PENELITIAN

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

ANALISIS PENGARUH KOLOM UDARA TERHADAP NILAI KOEFISIEN SERAPAN BUNYI PADA DINDING PARTISI MENGGUNAKAN METODE TABUNG IMPEDANSI DUA MIKROFON

Pemanfaatan Limbah Kulit Pinang (Areca catechu L.) sebagai Filler Papan Komposit Penyerap Bunyi

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

Antiremed Kelas 12 Fisika

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Penyerapan Bunyi

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge

LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA

STUDI PEMANFAATAN PENCAMPURAN JERAMI DAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN DASAR SEKAT ABSORPSI BUNYI ANTAR RUANGAN DI KAPAL

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR

AKUSTIKA RUANG KULIAH

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

KARAKTERISTIK PANEL AKUSTIK SAMPAH KOTA PADA FREKUENSI RENDAH DAN FREKUENSI TINGGI AKIBAT VARIASI KADAR BAHAN ANORGANIK

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh

Kinerja Akustik dan Mekanik Panel Sandwich Berbasis Ampas Tebu dan Bambu

DESAIN PENGENDALIAN BISING PADA JALUR PEMBUANGAN EXHAUST FAN KAMAR MANDI DALAM. Batara Sakti Pembimbing: Andi Rahmadiansah, ST, MT

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ternak, satwa, dan sistem alam (Kusuma, 1996). Menurut WHO (Word Healt

NOISE CANCELLATION PADA GELOMBANG BUNYI SEBAGAI UPAYA PEREDAMAN NOISE TANPA BAHAN PEREDAM

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium

PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

DESAIN PEREDAM SUARA TABUNG KACA DENGAN SAMPEL CAMPURAN SERBUK KAYU MERANTI DAN PAPAN TELUR UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II LANDASAN TEORI... 5

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

PENGUJIAN SERAPAN AKUSTIK BLOK BERBAHAN DASAR AMPAS TEBU

Seminar Nasional - XII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Kampus ITENAS - Bandung, Desember 2013

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH ORIENTASI SERAT TERHADAP REDAMAN SUARA KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT PINANG

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

Soal dan Pembahasan Gelombang Bunyi dan Cahaya

Xpedia Fisika DP SNMPTN 02

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa

Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang Peribadatan Masjid : Studi Kasus Masjid Istiqamah

PENGUKURAN TINGKAT PENYERAPAN BUNYI KEPINGAN BATANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG IMPEDANSI. Septina Sari 1, Erwin 2,Krisman 3

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

Kata kunci: Transmission Loss

I. PENDAHULUAN. bunyi dengan melakukan perhitungan koefisien penyerapan bunyi. Doelle pada

COBA PERHATIKAN GAMBAR GRAFIK BERIKUT

LEMBAR EVALUASI (Pilihan Ganda)

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Transkripsi:

KOLOM UDARA BERDINDING BAMBU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAGAR Rina Nismayanti, Agus Purwanto, Sumarna Laboratorium Getaran dan Gelombang, Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Email: pangkep00@yahoo.com ABSTRAK Kebisingan adalah suara yang dapat mengganggu kenyamanan hidup dan dapat merusak kesehatan pendengaran. Untuk menghindari kebisingan tersebut, salah satu cara yang dilakukan adalah pembuatan pagar beton, namun tekstur beton tidak dapat meneruskan udara. Sehingga dibutuhkan bahan pemantul bunyi yang juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolom udara berdinding bambu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kolom udara berdinding bambu dapat digunakan sebagai bahan pemantul bunyi, dengan memvariasi panjang dan diameter dalam bambu. Panjang bambu yang diteliti adalah 20 cm, 30 cm, dan 40 cm; untuk setiap ukuran panjang bambu terdapat 3 diameter yang berbeda yaitu (6,0 ± ) cm, (4,0 ± ) cm, dan (2,5 ± ) cm. Untuk memperoleh nilai koefisien refleksi dan transmisi digunakan metode tabung impedansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolom udara berdinding bambu dapat digunakan sebagai bahan pemantul bunyi. Panjang bambu mempengaruhi nilai koefisien refleksi dan transmisi kolom udara berdinding bambu; semakin panjang bambu maka semakin tinggi nilai koefisien refleksinya. Variasi diameter dalam bambu juga mempunyai pengaruh terhadap nilai koefisien refleksi dan transmisi bunyi; semakin kecil diameter dalam bambu, maka semakin tinggi nilai koefisien refleksinya. Nilai maksimum koefisien refleksi adalah 0,86, dan nilai minimum koefisien transmisi adalah 18. Kata kunci : Kolom udara berdinding bambu, kebisingan, koefisien refleksi dan koefisien transmisi. 1

PENDAHULUAN Jumlah penduduk serta aktivitas masyarakat yang semakin meningkat mengakibatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, dan terjangkau harus segera dipenuhi, khususnya di daerah perkotaan yang sebagian besar penduduknya memiliki aktifitas yang sangat padat. Hal ini menyebabkan jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin bertambah, sehingga jalan raya dipadati dengan kendaraan yang tidak hanya menimbulkan polusi udara, tetapi juga menimbulkan polusi suara (kebisingan) terhadap lingkungan sekitarnya. Jika dibiarkan terlalu lama, kebisingan akan mengganggu kesehatan dan merusak pendengaran. Salah satu fakta menunjukkan bahwa mereka yang bertempat tinggal di dekat keramaian atau di pinggir jalan, dengan tingkat suara di atas 60 db terkena penyakit darah tinggi dan biasanya berakhir pada penyakit kardiovaskular seperti jantung atau stroke ( http://clubbing.kapanlagi.com). Untuk mengatasi masalah kebisingan, rata-rata penduduk yang bermukim di daerah perkotaan atau yang terletak di pinggir jalan akan membuat pagar beton. Selain berfungsi sebagai batas pekarangan, pagar ini juga digunakan untuk memantulkan kembali suara bising dari lalu lintas. Namun demikian tekstur pagar beton sangat masif, berat, dan membatasi pandangan, serta tidak dapat meneruskan udara. Oleh karena itu, timbul masalah baru dimana suhu ruangan akan tinggi. Untuk mengatasi kondisi ini kebanyakan masyarakat menggunakan Air Conditioner (AC) yang membutuhkan daya yang sangat tinggi. Hal ini akan berdampak pada penggunaan listrik yang sangat boros. Selain itu penggunaan AC merupakan salah satu penyebab terjadinya global warming (pemanasan global). Dari beberapa permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan bahan yang mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai pemantul bunyi dan sekaligus sebagai ventilasi udara. Berkaitan dengan fungsinya, maka bahan yang akan digunakan memiliki bentuk yang berongga agar udara bisa tetap lewat, serta bahannya terdapat di alam agar tidak berdampak fatal jika digunakan dalam jumlah yang banyak. Sejauh ini, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan menggunakan kayu yang dikemas menjadi bahan akustik sebagai upaya untuk menanggulangi kebisingan. Tapi jika ditinjau lebih dalam, penggunaan kayu dalam jumlah yang banyak dan dalam kurun waktu yang lama, secara tidak langsung akan mengganggu keseimbangan hutan yang bisa menyebabkan kurangnya kadar oksigen di bumi, tanah longsor, banjir, erosi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan bahan yang tidak berdampak buruk jika digunakan dalam jumlah yang banyak. Satu hal yang penting guna mengurangi dan mencegah kerusakan alam khususnya hutan adalah mencari pengganti kayu. Diketahui bahwa subtitusi terdekat kayu yang cenderung mudah dalam pengusahaannya adalah bambu. Keberadaan bambu tersebar mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, mulai dari pedesaan 2

sampai perkotaan. Untuk tumbuh, bambu tidak memerlukan habitat khusus sebagaimana layaknya kayu. Oleh sebab itu bambu merupakan jawaban sebagai pengganti kayu di masa depan, dengan demikian percepatan kerusakan hutan dapat lebih dikurangi (www.andreysubiantoro.viviti.com). TINJAUAN PUSTAKA Analisis pengaruh kolom udara terhadap nilai koefisien serapan pada dinding partisi yang diukur dengan menggunakan metode tabung impedansi dengan dua mikrofon telah dilakukan oleh Sriwigiyatno (2009); dengan menggunakan metode ini dilakukan pengukuran beberapa sampel sistem dinding partisi tanpa kolom udara dan sampel dengan penambahan kolom udara. Juga dilakukan variasi ketebalan bahan perforated plate (aluminium dan akrilik) dan dianalisis pengaruhnya terhadap nilai koefisien serapan bunyi. Pada bahan perforated plate juga dilakukan variasi diameter lubang (hole). Koefisien serapan bunyi merupakan parameter utama dalam penelitian tersebut. Dengan mengetahui koefisien serapan bunyi maka dapat diketahui pada jangkauan frekuensi berapa saja sampel tersebut dapat dikembangkan sebagai pelapis dinding atau penyekat ruangan yang dapat membuat suatu ruangan lebih nyaman. Purwanto dkk. (2004) melakukan pengujian tentang koefisien transmisi dan refleksi bunyi beberapa jenis karpet. Penelitian ini dilakukan pada frekuensi 250, 500, dan. Koefisien refleksi karpet relatif konstan pada daerah frekuensi antara 250 Hz hingga, yakni sekitar ; ini berarti sekitar 20% energi bunyi dipantulkan. Hasil pengukuran koefisien transmisi memunculkan gagasan baru bahwa pada pemasangan karpet harus ada jarak antara karpet dan dinding, sehingga terjadi pantulan dan serapan berulang pada ruang antara karpet dan dinding. Wutmaili (2008) juga menggunakan metode tabung impedansi untuk mengetahui apakah limbah kertas dapat dimanfaatkan sebagai bahan akustik berupa paper block akustik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah kertas dapat digunakan sebagai bahan akustik berupa paper block, yang mempunyai nilai koefisien akustik yang cukup baik, jika dibandingkan dengan bahan akustik bangunan yang sudah distandarkan. Nilai koefisien akustik dari paper block dipengaruhi oleh faktor komposisi bahan, densitas bahan dan frekuensi bunyi. Dari hasil pengukuran didapat nilai maksimum koefisien refleksi adalah 0,74, koefisien transmisi 081 dan nilai koefisien absorbsinya adalah 0,80. DASAR TEORI 1. Pemantulan Bunyi Pemantulan bunyi (refleksi bunyi) yaitu pemantulan kembali gelombang bunyi yang menumbuk suatu permukaan. Besar energi bunyi yang dipantulkan tergantung kondisi permukaan yang dikenainya. Jika permukaan yang dikenai keras, tegar dan rata, hampir semua energi bunyi akan dipantulkan. 3

Gambar 1 Gelombang bunyi yang dipantulkan oleh bahan pemantul bunyi Gambar 1 menjelaskan bunyi yang dihasilkan dari sumber, menjalar pada sebuah pipa panjang yang telah dilapisi karpet sebagai peredam. Pada jarak yang cukup jauh dari sumber, muka gelombang bunyi berupa bidang dan kemudian dipantulkan kembali oleh bahan pemantul bunyi. Energi bunyi yang dipantulkan tergantung impedansi bidang permukaan yang dikenainya; selain itu adanya perbedaan impedansi juga sangat berpengaruh terhadap energi bunyi yang diteruskan (lihat Gambar 2). Gambar 3.2 Perbedaan luas penampang medium 1 1 dan medium 2 2 menyebabkan perbedaan impedansi, sehingga menghasilkan fenomena refleksi dan transmisi (Kinsler et al, 2000:290). 2. Transmisi bunyi Koefisien transmisi didefinisikan sebagai perbandingan daya bunyi yang ditransmisikan melalui suatu material terhadap daya bunyi yang datang. Semakin kecil nilai transmisinya, maka semakin bagus sifat isolasinya (Wutmaili, 2008:12). 3. Gelombang berdiri (standing wave) Standing wave merupakan hasil interferensi dua gelombang berjalan yang menjalar dalam arah berlawanan; kedua gelombang tersebut adalah gelombang datang dan gelombang pantul. Gambar 3 menunjukkan gelombang berdiri yang posisi nodenya tepat nol, berarti seluruh energi bunyi dipantulkan, atau dengan kata lain koefisien refleksinya bernilai 1. Gambar 3 Bentuk gelombang berdiri pada tali dengan panjang L tertentu (Kinsler et al, 2000:47). 4

Dari peristiwa standing wave tersebut kita dapat mengukur koefisien refleksi bunyi, karena kita dapat mengukur amplitudo gelombang datang dan gelombang pantul, walaupun tidak secara langsung. Yang bisa diukur secara langsung adalah nilai ( + ) sebagai amplitudo gelombang berdiri di posisi perut (antinode) dan ( ) sebagai amplitudo gelombang berdiri di posisi simpul (node). METODOLOGI PENELITIAN 1. Alat penelitian a. Alat pembuatan sampel 1. Gergaji 2. Penggaris 3. Pisau 4. Lem kayu 5. Tripleks b. Alat pengambilan data 1. Tabung impedansi berdiameter 10,5 cm, panjang 4 m 2. Oscilloscope GOS-622 20 MHz 3. Audio Frequency Generator (AFG) LAG-27 Lender 4. Amplifier Uchida TA-2 MS 5. Loudspeaker 6. Condensor Microphone 7. Pre-amplifier 8. Kawat 9. Software SpectraLAB 10. Kabel audio 11. Kabel mono 12. Tripleks c. Sampel yang digunakan No Panjang Bambu (cm) Diameter dalam bambu (cm) 1 20 6 2 20 4 3 20 2,5 4 30 6 5 30 4 6 30 2,5 7 40 6 8 40 4 9 40 2,5 d. Cara pengambilan data Pengambilan data dilakukan dengan mengukur nilai amplitudo gelombang berdiri di posisi perut atau antinode (A+B), amplitudo gelombang berdiri di posisi simpul atau node (A-B), serta amplitudo gelombang transmisi (C). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan program SpectraLAB dan osilloscope. 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Pengaruh panjang bambu terhadap nilai koefisien refleksi dan transmisi Bambu Koefisien Refleksi Bambu 0,60 0,55 0,50 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 Koefisien Transmisi Bambu 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0-5 20 25 30 35 40 Panjang bambu (cm) -2 20 25 30 35 40 Panjang Bambu (cm) Gambar 4 Pengaruh panjang bambu terhadap nilai koefisien refleksi bambu pada diameter bambu 2,5 cm. Gambar 5 Pengaruh panjang bambu terhadap nilai koefisien transmisi bambu pada diameter bambu 2,5 cm. Udara Koefisien Refleksi Udara 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 Koefisien Transmisi Udara 20 25 30 35 40 Panjang bambu (cm) Gambar 6 Pengaruh panjang bambu terhadap nilai koefisien refleksi udara pada diameter bambu 2,5 cm. 20 25 30 35 40 Panjang bambu (cm) Gambar 7 Pengaruh panjang bambu terhadap nilai koefisien transmisi udara pada diameter bambu 2,5 cm. Gambar di atas menunjukkan pengaruh panjang bambu terhadap nilai koefisien refleksi dan transmisi bambu maupun udara. Gambar 4 dan 6 menjelaskan bahwa semakin panjang ukuran bambu, maka semakin tinggi nilai koefisien refleksi bambu dan udara. Sedangkan Gambar 7 menjelaskan bahwa semakin panjang bambu maka semakin menurun nilai koefisien transmisi udara hampir pada semua frekuensi. Sedangkan Gambar 5.2 menunjukkan kejadian yang tidak sesuai dengan hukum kekekalan energi, sebab nilai koefisien transmisinya lebih dari 1 (energi gelombang yang 6

ditransmisikan lebih besar dibandingkan energi gelombang datang). Kami belum tahu mengapa hal ini terjadi. b. Pengaruh diameter dalam bambu terhadap nilai koefisien refleksi dan transmisi Bambu Koefisien refleksi bambu 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 Koefisien Transmisi Bambu 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 Diameter dalam bambu 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 Diameter dalam bambu (cm) Gambar 8 Pengaruh diameter dalam bambu terhadap nilai koefisien refleksi bambu pada panjang bambu 20 cm. Gambar 9 Pengaruh diameter dalam bambu terhadap nilai koefisien transmisi bambu pada panjang bambu 20 cm. Udara Koefisien refleksi udara 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 Koefisien transmisi udara 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 Diameter dalam bambu Gambar 10 Pengaruh diameter dalam bambu terhadap nilai koefisien refleksi udara pada panjang bambu 20 cm. 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 Diameter dalam bambu Gambar 11 Pengaruh diameter dalam bambu terhadap nilai koefisien refleksi udara pada panjang bambu 20 cm. Gambar di atas menunjukkan pengaruh diameter dalam bambu terhadap nilai koefisien refleksi dan transmisi bambu maupun udara. Gambar 8 menjelaskan bahwa semakin besar diameter dalam bambu, maka semakin rendah nilai koefisien refleksi. Gambar 10 menjelaskan bahwa nilai koefisien refleksi udara cenderung menurun searah bertambahnya ukuran diameter dalam bambu, Sedangkan Gambar 11 menjelaskan bahwa 7

semakin besar diameter dalam bambu maka nilai koefisien transmisinya semakin meningkat. KESIMPULAN 1. Kolom udara berdinding bambu dapat dipakai sebagai bahan pamantul bunyi. 2. Semakin panjang ukuran kolom udara maka semakin tinggi nilai koefisien refleksi, dan semakin rendah koefisien transmisi. 3. Semakin besar ukuran diameter dalam bambu maka semakin rendah nilai koefsien refleksi, dan semakin tinggi nilai koefisien transmisi. TINDAK LANJUT PENELITIAN Untuk penelitian selanjutnya, pengukuran nilai koefisien refleksi dan transmisi bunyi, idealnya dilakukan pada sampel yang telah berbentuk pagar. DAFTAR PUSTAKA Blauert, Jens., Xiang, Ning., 2008, Acoustics for Engineers, Berlin : Springer. Himawanto, D.A., 2007, Karakteristik Panel Akustik Sampah Kota pada Frekuensi Rendah dan Frekuensi Tinggi Akibat Variasi Bahan Organik, Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kinsler, Lawrence E., Frey, Austin R., Coppens, Alan B., Sanders, James V., 2000, Fundamentals of Acoustics. New York : John Wiley & Sons. Kuttruff, Heinrich., 2007, Acoustics an Introduction, London : Taylor & Francis. Nor, M.J.M., Zulkifli, R., Tahir, Mat M.F., Ismail, A.R., Nuawi, M.Z., 2004, Acoustic Properties of Multi-Layer Coir Fibers Sound Absorption Panel, Department of Mechanical and Materials Engineering Faculty of Engineering Universitas kebangsaan Malaysia. Purwanto, A., Sumarna., Utami, Sari E., 2004, Penentuan Koefisien Transmisi dan Refleksi Bunyi Beberapa jenis karpet, Pusat Studi Getaran dan Bunyi Jurdik Fisika FMIPA UNY. Reynolds, Douglas D.,1981, Engineering Principles of Acoustics, Noise, and Vibration Control, Boston : Allyn & Bacon, Inc. 8