BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

ANALISIS HUBUNGAN RASIO LEVERAGE DENGAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA,Tbk DRAFT SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber sumber ekonomi untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

I. PENDAHULUAN. dari semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan industri properti seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, di

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB II URAIAN TEORITIS

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut membutuhkan ketersediaan dana yang cukup untuk membeli aktiva tetap, membeli persediaan barang jadi, penjualan dan membeli surat berharga baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan. Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan bersumber dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan dari pinjaman. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Diketahui bahwa perusahaan dengan rasio hutang yang relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian normal, tetapi akan menghadapi resiko kerugian ketika perekonomian berada dalam kondisi resesi. Perusahaan dengan rasio hutang yang rendah akan mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek pengembalian yang tinggi sangat diinginkan oleh pemegang saham, tetapi pemegang saham enggan menghadapi risiko. Oleh karena itu, keputusan penggunaan hutang mengharuskan perusahaan untuk menyeimbangkan pengembalian yang lebih tinggi terhadap kenaikan risiko. Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang diinginkan. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan oleh investor.

Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pembelanjaan permanen perusahaan mencerminkan perimbangan antara hutang dan modal sendiri. Pada hakekatnya masalah pembelanjaan adalah menyangkut masalah keseimbangan finansial perusahaan. Dengan demikian pembelanjaan berarti keseimbangan antara hutang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001:22). Dengan menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar resiko yang ditanggung perusahaan. Begitu juga sebaliknya, dengan menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian diharapkan (Brigham dan Weston, 2001:5). Pemilihan struktur keuangan merupakan masalah yang menyangkut komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan, yang pada akhirnya berarti penentuan berapa banyak hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Resiko keuangan timbul karena penggunaan hutang, yang menyebabkan lebih besarnya variabilitas laba bersih (net income). Apabila perusahaan mempunyai beban hutang yang besar, tetapi aktiva yang dibeli dengan hutang itu memberi penghasilan yang lebih besar dibandingkan biaya hutangnya maka leverage itu mampu menambah laba perusahaan. Dengan demikian, laba per sahamnya akan mengalami pertumbuhan yang baik. Jadi leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. Sebaliknya, penggunaan hutang dalam jumlah yang besar justru mendorong perusahaan menuju ke arah kebangkrutan (Sawir, 2005:11). Perusahaaan dapat melakukan pembiayaan dengan hutang. Rasio leverage dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage terdiri dari: rasio hutang (debt ratio), rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), rasio

hutang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity ratio) dan rasio laba terhadap beban bunga (time interest earned ratio), (Sawir, 2005:13). PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang bergerak di bidang jasa, yaitu sesuai izin yang dimiliki dapat melakukan berbagai jenis pembiayaan sewa guna usaha (leasing), yaitu salah satunya dalam pembiayaan konsumen untuk kepemilikan kendaraan bermotor roda dua. Pembiayaan konsumen yang diberikan adalah dalam bentuk kepemilikan kendaraan bermotor roda dua dengan fasilitas pembiayaan yang meliputi jangka waktu 1 (satu) tahun sampai 4 (empat) tahun. Khusus untuk pembiayaan kolektif yang difasilitasi oleh suatu perusahaan atau organisasi, jangka waktu pembiayaan bisa sampai 5 (lima) tahun. PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk sebagai perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor roda dua berusaha untuk mencapai keseimbangan finansialnya dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan. Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama dalam pemberian pembiayaan dengan PT. Bank PAN Indonesia Tbk, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Lippo Tbk, PT. Bank NISP Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank Central Asia, PT. Bank Permata Tbk. Untuk tahun yang berakhir 2007, hubungan pinjaman pinjaman dengan sejumlah yang ada dikenakan suku bunga antara 15,04% sampai dengan 21%. PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk selama 5 tahun (2003 2007) dibiayai oleh hutang dalam jumlah yang besar dan modal sendiri yang lebih kecil. Pada kenyataannya, perimbangan antar besarnya modal sendiri dengan hutang akan mempunyai efek terhadap tingkat profitabilitas perusahaan bersangkutan.

Pada Tabel 1.1 berikut dapat diketahui jumlah hutang, modal sendiri dan laba bersih yang diperoleh PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan (2003-2007). TAHUN Tabel 1.1 Total Hutang, Modal Sendiri dan Laba Bersih PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Tahun 2003 2007 (dalam rupiah) TOTAL HUTANG MODAL SENDIRI Rp % Rp % LABA BERSIH Rp % 2003 775.782.727-231.897.686-105.805.863-2004 1.190.574.129 53,47 431.501.927 86,07 199.604.215 88,65 2005 1.971.761.552 65,61 680.699.732 57,75 219.197.833 9,82 2006 4.409.753.295 123,64 834.389.015 22,58 170.448.635-22,24 2007 3.563.981.323-19,18 965.567.605 24,55 205.088.043 20,32 Sumber: Bagian Keuangan PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk (dalam tahun 2008) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah hutang PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan dari Tabel 1.1 juga terlihat bahwa jumlah modal sendiri dan laba bersih yang diperoleh PT.Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2006 jumlah hutang mengalami peningkatan yang sangat tinggi yaitu sebesar Rp.4.409.753.295 (123,64%) dan jumlah modal sendiri juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 834.389.015 (22,58%), tetapi laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp.170.448.635 (-22,24%) pada tahun 2006. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk jumlah hutang yang berfluktuasi tahun 2003 sampai dengan 2007 dengan laba yang diperoleh PT.

Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk mengalami peningkatan yang tidak terlampau drastis yang cukup besar dari tahun 2003 sampai dengan 2007, maka dilakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Rasio Leverage Dengan Return on Investment (ROI) pada PT.Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya maka dirumuskan dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan antara Debt Ratio dengan Return on Investment? 2. Bagaimana hubungan antara Debt to Equity dengan Return on Investment? 3. Bagaimana hubungan antara Long Term Debt to Equity Ratio dengan Return on Investment? 4. Bagaimana hubungan antara Times Interest Earned Ratio dengan Return on Investment? C. Kerangka Konseptual Rasio leverage adalah untuk kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut saat itu di likuidasi, dengan kata lain berati kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio hutang dinyatakan dalam empat indikator (Sawir, 2005:13). Pertama, Rasio Hutang (debt ratio), kedua adalah rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), ketiga rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity ratio), dan keempat adalah rasio laba terhadap beban bunga (time interest earned). Semakin tinggi rasio hutang, maka resiko

perusahaan semakin tinggi dan tingkat keuntungan yang diharapkan semakin tinggi pula. Pada kenyataannya modal dari hutang dan modal sendiri akan mempengaruhi profitabilitas. Penggunaan hutang terhadap profitabilitas secara teoritis dapatlah dikatakan penggunaan modal asing (hutang) yang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan profitabilitas perusahaan. Return on Investment (ROI) adalah kelompok rasio profitabilitas yang menghubungkan laba dengan investasi dan digunakan sebagai alat ukur tingkat pengembalian atas investasi (Van Horne, 2005: 224). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dilihat bagaimana hubungan kebijakan hutang (leverage keuangan) terhadap ROI perusahaan dan digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut : Debt Ratio Debt to Equity Ratio Long Term Debt to Return on Investment (ROI) Equity Ratio Times Interest Earned Rasio Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Hubungan Kebijakan Hutang Dengan Return on Investment Sumber : Sawir (2005:13)

D. Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan sebagai berikut: 1. Debt Ratio memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan Return on Investment. 2. Debt to Equity Ratio memilki hubungan yang positif dan signifikan dengan Return on Investment. 3. Long Term Debt to Equity Ratio memilki hubungan yang positif dan signifikan dengan Return on Investment. 4. Times Interest Earned Ratio memilki hubungan yang positif dan signifikan dengan Return on Investment. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara Debt ratio dengan Return on Investment. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Return on Investment. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara Long Term Debt to Equity Ratio dengan Return on Investment. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara Times Interest Earned Ratio dengan Return on Investment.

2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pimpinan PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk sebagai bahan pertimbangan bagi pembuatan keputusan dalam rangka penetapan kebijakan hutang. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah peneliti dalam bidang keuangan khususnya memahami hubungan kebijakan hutang dengan return on investment. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama atau yang berkaitan dengan skripsi ini. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional dari penelitian sebagai berikut: a. Neraca keuangan PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk selama 5 tahun dari tahun 2003 hingga 2007. b. Laporan Laba-Rugi selama 5 tahun dari tahun 2003 hingga 2007. c. Ruang lingkup dari permasalahan yang diteliti adalah hanya sebatas hubungan rasio Leverage (debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, time interest earned ratio) perusahaan terhadap Return on Investment (ROI). d. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hubungan rasio leverage terhadap rasio profitabilitas menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman.

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Return on Investment (Y) Return on Investment merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mengelola aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Sawir, 2005:33). ROI = b. Rasio Leverage Keuangan (X) Laba Bersih Setelah Pajak x 100% Total Aktiva Variabel-variabel yang digunakan dalam rasio leverage (Sawir, 2005:13-14) yaitu : 1. Rasio Utang atau Debt Ratio (X 1 ) Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar resiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham. Debt Ratio = Total Hutang Total Aktiva 2. Rasio Utang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio (X 2 ) Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. DER = Total Hutang Total Ekuitas 3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas atau Long Term Debt to Equity Ratio (X 3 )

Rasio ini menggambarkan setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang. LTDER = Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri 4. Rasio Laba Terhadap Beban Bunga atau Times Interest Earned (X 4 ) Rasio ini disebut juga rasio penutupan, mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi, sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. TIE = 3. Tempat dan Waktu Penelitian Laba Usaha Sebelum Pajak Beban Bunga Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Medan, yang berlokasi di Komplek Multatuli Indah Blok FF No.32-33 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2008 sampai dengan bulan April 2009. 4. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain dan biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu: a. Sejarah singkat PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk b. Struktur organisasi PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk c. Laporan Keuangan perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan 2007

5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Wawancara Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pegawai yang berwenang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. b. Studi Dokumentasi Merupakan pengumpulan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek penelitian, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada dilapangan. 6. Metode Analisis Data Dalam penganalisaan masalah yang dihadapi sebagai objek pembahasan ini, penulis menggunakan metode analisis sebagai berikut: a. Metode Analisis Deskriptif Suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dicari ratarata hitungnya, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga diperoleh apa yang dideskriptifkan. b. Metode Analisis Korelasi Rank Spearman Metode korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur korelasi data rasio dan peneliti menganalisis korelasi Rank Spearman menggunakan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 12.00.

Arti Angka Korelasi a. Berkenaan dengan besaran angka. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut (Sarwono,2006:112) : o 0 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) o o >0,25 0,5 : Korelasi cukup >0,25 0,75 : Korelasi kuat o >0,75 1 : Korelasi sangat kuat b. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran. Negatif (-) pada output menunjukkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+) menunjukkan arah yang sama. Signifikansi Hasil Korelasi Setelah angka korelasi didapat, maka diuji apakah angka korelasi yang didapat benarbenar signifikan atau dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel. Hipotesis: H 0 : r s = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). H 1 : r s 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). Pengambilan Keputusan: Berdasarkan Probabilitas Jika probabilitas < 0,05 = H 0 ditolak. Jika probabilitas > 0,05 = H 0 diterima.