BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Metodologi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. 1. Alam. (2007). Mendongkrak Baja Dalam Negeri, Majalah Tambang, Edisi April, pp. 13.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Bab III Metodologi Penelitian

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Bab III Metodologi Penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN TEKNIS METODA PREPARASI DAN ANALISIS MINERAL BUTIR. Oleh : Tim Penyusun

Pupuk dolomit SNI

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

STUDI PENINGKATAN KADAR BESI TERHADAP BIJIH BESI LATERITIK ASAL KABUPATEN TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE FLOTASI KEBALIKAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Bahan baku dan hasil percobaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel Ca-Bentonit, Ca-Bentonit Merah muda, dan Na-Bentonit

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Goetit (Pellant,1992)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB 3 Metode Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

BAB III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan terlebih dahulu dengan tahap preparasi dan tahap pemercontohan. Percobaan tabling meliputi alat dan bahan percobaan, tahap percobaan, dan prosedur percobaan serta data hasil percobaan. 3.1.1 Alat dan Bahan Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan konsentrasi bijih besi menggunakan meja goyang, ditunjukkan pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Peralatan dan Bahan Percobaan Tahap Preparasi a. Jaw crusher b. Roll crusher c. Ball mill dengan bola-bola keramik d. Ayakan getar e. Riffle f. Kertas/ Plastik g. Neraca Peralatan Tahap Percobaan a. Satu set meja goyang jenis wilfley table merk Denver, pola riffle standar b. Tiga buah selang air dengan panjang 1,5 meter c. Satu buah pompa (jet pump) d. Satu ember besar e. Satu wadah besar/drum 200 liter f. Loyang besi dan oven (pemanas) g. Stop watch dan kunci Inggris h. Spidol, kertas, dan busur derajat Bahan a. Bijih besi b. Air Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 43

3.1.2 Tahapan Percobaan Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan proses meliputi tahapan preparasi, tahapan percobaan dan tahapan analisis 3.1.2.1 Preparasi Proses preparasi adalah proses awal perlakuan pada bijih agar dapat dilanjutkan ke tahap proses berikutnya. Tahap ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu tahap peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding), pengayakan (screening) dan pemercontohan (sampling). (1). Peremukan (Crushing) dan Penggerusan (Grinding) Tahap pertama dari pengecilan (reduksi) ukuran adalah proses peremukan atau crushing yang menggunakan alat jaw crusher. Produk dari jaw crusher berukuran minimal 5 cm yang terlalu besar untuk proses tabling sehingga dilakukan proses peremukan selanjutnya menggunakan roll crusher yang mereduksi ukuran bijih sampai berukuran 3 mm. Lalu bijih besi hasil produk roll crusher digerus dengan ball mill dengan umpan sebanyak maksimal 400 gram selama 20 menit. (2). Pengayakan (Screening) Produk bijih besi hasil proses penggerusan kemudian diayak untuk memperoleh ukuran fraksi butiran tertentu dengan seri ayakan yang berukuran 48 mesh, 65 mesh,100 mesh, 150 mesh dan 200 mesh. Hasil bijih besi dari proses screening kemudian ditempatkan menjadi empat fraksi ukuran butiran yang terpisah. Sementara bijih besi yang tidak Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 44

lolos ayakan pertama atau berukuran +48 mesh dilakukan proses penggerusan kembali dengan ball mill. Ayakan getar memiliki ketidakefektifan dalam proses mengayak yang terbukti masih banyaknya partikel halus yang terjebak pada ayakan di fraksi kasar. Hal ini dapat terjadi karena bentuk partikel yang bervariasi untuk mendapat gaya dorong melewati lubang ayakan dalam waktu tertentu. Selain proses pengayakan menggunakan ayakan getar dapat dilakukan manual screening atau penggunaan kuas yang disapukan pada ayakan getar tersebut. Hal ini akan memberikan gaya dorong yang cukup besar pada jumlah bijih besi yang relatif sedikit dengan waktu yang singkat. (3). Pemercontohan (Sampling) Proses preparasi selanjutnya adalah pemercontohan dengan suatu metode (Taggart,1976), yaitu metode riffling. Pemercontohan metode riffling menggunakan alat bernama riffle. Pada alat ini bijih besi dimasukkan secara manual ke alat tersebut lalu bijih tersebut akan terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian bijih besi hasil proses pertama selanjutnya diberi perlakuan yang sama dengan proses sebelumnya. Demikian juga dengan proses kedua, ketiga, dan seterusnya hingga diperoleh berat sampel yang diinginkan. Keuntungan metode ini proses yang dilakukan relatif cepat dan homogenisasi yang lebih baik. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 45

` Gambar 3.1 Alat Riffling Gambar 3.2 Neraca untuk menimbang sampel bijih besi 3.1.2.2 Prosedur Percobaan Sebelum percobaan dilakukan perlu dilakukan pengaturan alat agar sesuai dengan parameter-parameter yang sesuai. Variabel utama pada penelitian ini adalah frekuensi stroke dan kemiringan dek. Metode pengaturan dan pengukuran variabel tersebut pada meja goyang disertakan dalam Lampiran D dan Lampiran E. Percobaan tabling diawali dengan menghidupkan mesin meja goyang. Air dialirkan pada kotak umpan, kotak air, dan kotak saluran air. Sampel bijih besi kering dimasukkan dalam kotak umpan bersamaan air. Partikel-partikel bijih turun menuju dek terbawa air. Kemudian partikel tersebut mengalami pemisahan karena ada gaya-gaya yang bekerja pada meja goyang yang akhirnya masuk ke tempat penampungan konsentrat, midling, dan tailing secara terpisah. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 46

Kotak penampungan konsentrat, midling, dan tailing menampung juga air yang masuk bersamaan dengan produk tabling dalam jumlah banyak. Air dari ketiga wadah itu dialirkan dengan selang kemudian ditampung dalam satu wadah besar berupa ember. Air di ember besar dipompa kembali untuk digunakan kembali dalam proses tabling. Setelah proses tabling, air pada masing-masing penampungan dibuang dengan hati-hati hingga tersisa partikel-partikel yang berada di dasar wadah penampung. Kemudian partikel-partikel tersebut dipindahkan ke nampan besi. Pada awal percobaan tabling air yang masih mengandung banyak bijih besi tidak langsung dipompa akan tetapi air tersebut melalui selang ditampung ke ember lainnya. Setelah warna air tidak kemerahan lagi di wadah penampungan, air tersebut dialirkan kembali ke wadah besar untuk dipompa kembali. Air di ember yang berwarna kemerahan dibiarkan beberapa jam agar partikel berat mengendap lalu air tersebut dibuang dan partikel tersebut dapat diambil dengan proses penyemprotan lalu ditempatkan pada nampan besi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi partikel yang terbuang dan kemungkinan partikel mengalami proses sirkulasi terbawa bersama air selama proses tabling. Proses pengambilan konsentrat, midling, dan tailing pada wadah penampung dilakukan dengan proses penyemprotan pada wadah tersebut. Proses ini mendorong partikel-partikel yang menempel dalam posisi sulit di launder agar mudah dipindahkan ke nampan besi. Partikel yang sudah ditempatkan pada nampan besi dibiarkan beberapa jam agar partikel tersebut mengendap dan airnya dapat dibuang. Pada produk percobaan tabling dilakukan pemanasan dalam oven pemanas dengan temperatur pemanasan sekitar 80 o C untuk menghilangkan kandungan air sehingga produk yang dihasilkan akan kering. Nampan yang berisi partikel-partikel kering diambil dari oven lalu ditimbang dengan turut menimbang berat nampan kosong sehingga diperoleh berat partikelpartikel kering pada kelompok konsentrat, midling, dan tailing. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 47

Konsentrat Midling Tailing Gambar 3.3 Produk konsentrasi tabling Gambar 3.4 Tampak depan oven pemanas bahan bakar gas Diagram alir percobaan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.8. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 48

. Gambar 3.5 Bagian dalam oven pemanas bahan bakar gas Gambar 3.6 Meja goyang tipe wilfley table yang digunakan dalam percobaan bijih besi Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 49

Gambar 3.7 Meja goyang tipe wilfley table dengan proses air pencuci yang disirkulasi Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 50

Studi Literatur Bijih besi Crushing ( Jaw Crusher dan Roll crusher ) Grinding (Ball mill) Screening -48 # +48# Fraksi-48 +65 # Fraksi-65 +100 # Fraksi -100 +150# Fraksi -150 +200 # Sampling Sampling Sampling Sampling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Konsentrat Midling Tailing Konsentrat Midling Tailing Konsentrat Midling Tailing Konsentrat Midling Tailing Analisis Kimia Analisis Kimia Analisis Kimia Analisis Kimia Pembahasan Kesimpulan Gambar 3.8 Diagram alir percobaan Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 51

3.1.2.3 Analisis Mineragrafi dan Analisis Kimia (1). Analisis Mineragrafi Analisis mineragrafi merupakan analisis untuk menentukan komposisi dan derajat liberasi berbagai mineral dalam bijih. Analisis ini dilakukan pada tiap fraksi ukuran setelah pengambilan sampel bijih. Analisis mineragrafi dilakukan di Laboratorium Mineralogi PUSLITBANG tekmira Bandung. Proses analisis mineragrafi dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukannya proses preparasi sampel. Sampel bijih dimounting dengan menggunakan resin kemudian diamplas dari grade kasar ke halus. Selanjutnya mounting sampel bijih dipoles agar permukaan analisis menjadi halus. Pada permukaan mounting dioleskan alumina lalu diletakkan di bawah mikroskop untuk difoto sehingga terdapat penampakan mineral tertentu. (2). Analisis Kimia Analisis kimia merupakan analisis terakhir dalam percobaan ini. Metode yang digunakan dalam analisis kimia ini adalah metode titrasi. Analisis ini digunakan untuk menentukan % Fe total dalam sampel berupa umpan dan konsentrat. Untuk melakukan analisis kimia, terlebih dahulu sampel umpan bijih dan konsentrat digerus dengan menggunakan agat atau penumbuk keramik hingga dicapai ukuran -200 mesh. Bila ukuran butiran partikel ini sudah dicapai, maka sampel umpan bijih dan konsentrat diambil 0,2 gram dengan menggunakan neraca analitik Mettler. Kemudian sampel hasil penimbangan dimasukkan dalam sebuah botol. Sampel mineral bijih dan konsentrat tersebut dilarutkan dengan larutan asam klorida HCl sebanyak 5 ml dan asam flourida (HF) sebanyak 5 ml Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 52

lalu dipanaskan dengan temperatur pemanasan 100-200 o C hingga larutan sampel kembali kering. HCl berfungsi sebagai pelarut dan HF berfungsi sebagai pengikat ilmenit agar Fe dalam ilmenit tidak terbawa mineral pengotor misalnya silika. Kemudian sampel tersebut ditambahkan HCl sebanyak 5 ml lagi dan dipanaskan selama 10 menit. Selanjutnya sampel dibiarkan kembali ke temperatur kamar lalu dimasukkan ke labu ukur dengan ditambahkan aquades sampai batas volume di labu ukur sebesar 100 ml setelah itu sampel diaduk sampai larutan homogen. Sampel tersebut kemudian dipipet sebanyak 25 ml lalu dimasukkan ke elenmeyer 500 ml. Kemudian didalam elenmeyer sampel ditambahkan HCl sebanyak 5 ml dan dipanaskan kembali dengan temperatur 80 o C. Kemudian sampel direduksi dengan SnCl 2 sampai warna Fe yang direduksi yang berwarna kuning berubah menjadi jernih. Setelah sampel dibiarkan sampai temperatur kamar, sampel ditambah 3 ml asam pospat H 3 PO 4. Asam fosfat ditambahkan agar Fe yang bersifat kompleks (tidak berwarna) tidak menganggu jalannya reaksi reduksi Fe selama dititrasi. Sampel ditambah asam sulfar H 2 SO 4 sebanyak 100 ml (2 M) dan HgCl 2 sebanyak 7 ml. Tahap selanjutnya setelah sampel diberi indikator N-fenillephynylanthanill sebanyak 2 ml, sampel dititrasi dengan K 2 Cr 2 O 7 0,04 M dengan volume penitrasi tertentu sampai larutan sampel berubah dari warna hijau menjadi berwarna ungu. Data yang diperoleh berupa volume penitrasi K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan selama metode titrasi. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 53

Tahap-tahap reaksi kimia yang terjadi saat metode titrasi dilakukan seperti berikut ini. Tahap I Indikasi Reduksi Sn 2+ + 3+ 4+ 2+ 2Fe Sn + 2Fe FeCl 3 + HClberlebih warna larutan kuning Setelah dimasukkan SnCl 2 larutan menjadi tidak berwarna Tahap II Titrasi 2+ + 3+ Cr2O7 + 4 H + 6e 2Cr + 7H 2O Fe 2+ Fe 3+ + e 2+ 2+ + 3+ Reaksi akhir Cr2O7 + 6 Fe + 14H 2Cr + 7H 2O hijau Adanya indikator mengindikasikan larutan hijau berubah menjadi ungu setelah dititrasi dengan K 2 Cr 2 O 7 3.2 Data Hasil Percobaan Data-data percobaan mencakup data analisis mineragrafi sampel umpan, data kriteria konsentrasi, data analisis kimia, dan data kadar Fe total pada umpan dan konsentrat untuk berbagai fraksi ukuran untuk berbagai variabel. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 54

3.2.1 Data-data Analisis Mineragrafi Analisis mineragrafi merupakan analisis penentuan komposisi mineral dan derajat liberasi suatu bijih. Data analisis komposisi mineral dan mineraloid pada sampel bijih tiap fraksi ukuran ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Komposisi mineral dan mineraloid sampel bijih tiap fraksi ukuran Mineral dan mineraloid Fraksi Ukuran (mesh) - 65 + 100-100+ 150-150 + 200-200 + 325 Magnetit - 1,66 0,42 - Hematit 3,86 2,44 2,47 1,67 Ilmenit 7,4 13,13 12,15 5,84 Limonit 31,28 37,33 50,56 73,64 Magnetit-hematit 38,45 23,02 13,73 7,75 Magnetit-ilmenit - - - - Gangue mineral/silika 19,01 22,42 20,67 11,1 Derajat liberasi menunjukkan derajat atau tingkat pemisahan mineral berharga dengan mineral pengotornya. Semakin besar nilai derajat liberasi maka semakin besar tingkat pemisahan mineral berharga terhadap mineral pengotornya. Data derajat liberasi sampel bijih pada tiap fraksi ukuran ditunjukkan pada Tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3 Derajat liberasi sampel bijih tiap fraksi ukuran Mineral dan mineraloid Fraksi Ukuran (mesh) - 65 + 100-100+ 150-150 + 200-200 + 325 Magnetit - - - - Hematit - - - - Ilmenit 91,42 93,75 96,29 100 Limonit - - - - Magnetit-hematit - - - - Magnetit-ilmenit - - - - Gangue mineral/silika 96,22 99,18 99,48 100 Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 55

3.2.2 Data-data Kriteris Kosentrasi Kriteria konsentrasi merupakan perbandingan kecepatan pengendapan mineral dan mineraloid terhadap mineral pengotor yaitu silika dalam media air. Kecepatan pengendapan partikel dipengaruhi oleh berat jenis mineral sehingga nilai KK dapat ditentukan dari persamaan (2-3). Berat jenis dan KK dari mineral dan mineraloid pada sampel bijih ditunjukkan pada Tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Berat jenis dan nilai KK dari mineral dan mineraloid Mineral dan mineraloid Berat Jenis (gr/cm 3 ) KK Magnetit 5,17 2,53 Hematit 5,1 2,48 Ilmenit 4,7 2,24 Limonit 3,8 1,70 Magnetit-hematit 5,14 2,51 3.2.3 Data-data Analisis Kimia Umpan Bijih Besi Data analisis kimia mineral berharga dan mineral-mineral pengotornya pada berbagai fraksi ukuran untuk umpan bijih besi ditunjukkan pada Tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.5 Data analisis kimia umpan bijih besi No Fraksi Ukuran Fe total Al 2 O 3 SiO 2 CaO (mesh) (%) (%) (%) (%) 1-65 + 100 29,81 3,74 24,32 0,0487 2-100+ 150 26,88 5,17 30,52 0,0424 3-150 + 200 29,62 6,35 25,96 0,0252 4-200 + 325 33,48 4,56 22,72 0,0302 Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 56

3.2.4 Data-data Kadar Fe Total Pada Umpan dan Konsentrat Data kadar Fe total pada umpan dan konsentrat untuk berbagai fraksi ukuran untuk berbagai variabel operasi dapat ditampilkan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Data-data kadar Fe total pada umpan dan konsentrat Fraksi Kemiringan Frekuensi Berat Kadar Fe Berat Kadar Fe Perolehan No. Ukuran dek stroke Feed di umpan Konsentrat di konsentrat (%) (mesh) (derajat) (rpm) (gram) (%) (gram) (%) 1 251-260 150 29,38 141 28,95 92,62 2 2 261-270 150 29,38 139,9 28,10 89,20 3 271-280 150 29,38 134,3 30,72 93,62 4 251-260 150 29,38 141,4 27,90 89,52 5-48 + 65 3 261-270 150 29,38 137 31,08 96,62 6 271-280 150 29,38 141,2 27,72 88,81 7 251-260 150 29,38 140,4 30,05 95,73 8 4 261-270 150 29,38 140,5 30,54 97,36 9 271-280 150 29,38 137,4 26,54 82,75 10 251-260 200 33,25 188,9 32,98 93,68 11 2 261-270 200 33,25 187,3 33,40 94,07 12 271-280 200 33,25 192,1 30,68 88,63 13 251-260 200 33,25 195,5 33,68 99,01 14-65 + 100 3 261-270 200 33,25 186,7 33,10 92,93 15 271-280 200 33,25 186,5 33,88 95,02 16 251-260 200 33,25 191,2 27,55 79,21 17 4 261-270 200 33,25 190,7 33,27 95,41 18 271-280 200 33,25 186,7 28,36 79,62 19 251-260 200 34,53 186,3 32,98 88,97 20 2 261-270 200 34,53 169,5 36,00 88,36 21 271-280 200 34,53 175,3 34,02 86,36 22 251-260 200 34,53 179,9 35,53 92,55 23-100 +150 3 261-270 200 34,53 179,3 33,10 85,94 24 271-280 200 34,53 170,3 30,36 74,87 25 251-260 200 34,53 163,7 36,63 86,83 26 4 261-270 200 34,53 167,6 37,96 92,12 27 271-280 200 34,53 164,7 36,26 86,48 28 251-260 200 31,46 148 37,33 87,81 29 2 261-270 200 31,46 142,6 37,83 85,74 30 271-280 200 31,46 130,3 35,29 73,08 31 251-260 200 31,46 138,1 37,78 82,92 32-150 + 200 3 261-270 200 31,46 134,2 37,12 79,17 33 271-280 200 31,46 144,7 39,84 91,62 34 251-260 200 31,46 95,3 39,53 59,87 35 4 261-270 200 31,46 85,4 42,63 57,86 36 271-280 200 31,46 103,7 38,86 64,05 Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 57

Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 41