PENGENDALIAN BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PADA PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk CABANG MULAWARMAN SAMARINDA. Devi Indriani.S, Titin Ruliana, Herianto

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

Daftar Pertanyaan Sistem Pengawasan Keuangan Perusahaan

SISTEM DAN PROSEDUR PENJUALAN KREDIT SEPEDA MOTOR PADA PT.SMART MULTI FINANCE KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN)

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

Fauziyah Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri

pengertian sistem pengendalian intern ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

Fabiana Dwi Widyasari Fransisca Yaningwati Ahmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi khususnya dunia usaha saat. ini meningkat sangat cepat yang diimbangi dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA ABSTRAKSI

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

"EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN" Dwi Suprajitno. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

PENGENDALIAN INTERN DALAM BERWIRAUSAHA PADA TOKO NABIL RADNA NURMALINA

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI KAS PADA PT. SUMBER MUTIARA PRIMA DI SAMARINDA

BAB 11 LANDASAN TEORI. setiap departemen tanpa mengesampingkan tanggung jawab masingmasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

Transkripsi:

PENGENDALIAN BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PADA PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk CABANG MULAWARMAN SAMARINDA Devi Indriani.S, Titin Ruliana, Herianto Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : talhalitha25@gmail.com ABSTRAKSI Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan mesin serta mengetahui kendala atau hambatan sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan yang menyebabkan terjadinya selisih masalah: (1) Apakah Pelaksanaan Pengendalian Intern Terhadap biaya pemeliharaan pafa PT. FastFood Indonesia, Tbk (KFC) sudah sesuai dengan unsur unsur pengendalian intern, (2) Apakah terjadi selisih pada biaya pemeliharaan mesin PT. FastFood Indonesia, Tbk (KFC)? Dasar teori yang digunakan adalah akuntansi manajemen dan akuntansi biaya yang berfokus pada kinerja manajemen dan kinerja pembiayaan perusahaan. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Hipotesis (1) Diduga bahwa sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan mesin pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda belum sesuai dengan unsur pengendalian intern. (2) Diduga realisasi biaya pemeliharaan mesin mengalami unfavorable variance atau selisih tidak menguntungkan dibanding dengan anggaran yang ditetapkan. Alat analisis (1) sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan digunakan teknik deskriptif, perbandingan antara sistem pengendalian intern menurut teori. (2) Dilakukan dengan pendekatan analisis dengan laporan budget yang membandingkan antara Rencana dan Realisasi Biaya. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diketahui sistem perusahaan belum memenuhi unsur- unsur pengendalian intern. Berdasarkan dari hasil jawaban quessioner sistem pengendalian intern. Sistem akuntansi perusahaan telah berjalan sesuai dengan teori, akan tetapi dalam pencocokkan terhadap akun control biaya pemeliharaan dengan akun pembantu biaya pemeliharaan belum sesuai.sehingga perhitungan selisih biaya pemeliharaan mesin mesin tahun 2013 sebesar Rp 688.848.000,- dan realisasi pada tahun 2013 sebesar Rp 723.290.400,- hal ini berarti ada penyimpangan sebesar 5 % atau Rp 34.442.400,-. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada perusahaan untuk lebih merinci bagan struktur organisasi sampai pada bagian terkecil disertai dengan uraian tugas (job description) memudahkan manajemen dalam mengontrol jalannya sistem dan prosedur masing- masing sehingga dapat lebih memudahkan manajemen dalam mengontrol jalannya sistem dan prosedur akuntansi biaya yang telah ditetapkan.perusahaan juga perlu menyesuaikan diri dengan faktor ekstern tersebut. Karena pengendalian biaya pemeliharaan mesin sangat berpengaruh pada produksi, hendaknya perusahaan mengadakan analisis antara biaya dan realisasi dari berbagai alternatif biaya yang diambil. Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Pendekatan Analisis PENDAHULUAN Pada perusahaan dagang, biaya produksi dapat digolongkan menjadi Biaya Bahan Baku, Biaya Upah Langsung dan Biaya Overhead Pabrik. Biaya pemeliharaan dan perbaikan merupakan salah satu bagian dari Overhead Pabrik. Didalam pelaksanaan proses produksi pada umumnya pemeliharaan kadangkadang kurang memperoleh perhatian yang cukup dari pimpinan atau pimpinan produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Keadaan

semacam ini akan menjadi semakin kelihatan terutama perusahaan kecil atau menengah yang umumnya di kelola secara tradisional, hal tersebut tidak mengherankan oleh karena manfaat dari pemeliharaan tersebut dilaksanakan, sehingga bagi para pengelola perusahaan ataupun pelaksana produksi pemeliharaan ini menjadi terabaikan Pemeliharaan perbaikan merupakan pemeliharaan yang harus dilakukan karena dengan adanya kerusakan- kerusakan mesin dan peralatan produksi akan menjadi terganggu. Baik gangguan kecil misalnya keterlambatan proses, penurunan kualitas produk, dan sebagainya. PT.FastFood Indonesia dalam hal ini menetapkan anggaran biaya pemeliharaan dan perbaikan mesinmesin menggunakan taksiran dan disusun oleh Kepala Bagian Administrasi Keuangan bagian budget, karena pemeliharaan dan perbaikan memegang peranan penting dalam melaksanakan operasi karena perbaikan mesin sangat berpengaruh dalam proses produksi sehingga dianggap penting dalam penanganan masalah tersebut. Seperti kita ketahui bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin sangat penting dan perlu mendapat perhatian yang lebih dalam suatu perusahaan, karena mesin merupakan suatu aktiva yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Untuk itu hal- hal yang tidak kita inginkan dapat dicegah dan menghindari adanya pembengkakan biaya kerusakan yang terjadi. Secara operasional analisa ini dimulai dari laporan budget yaitu laporan budget tahun 2013. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya selisih antara anggaran dengan realisasi yang telah ditetapkan. Dalam penanganannya dimana pada tahun 2013 telah terjadi penyimpangan sebesar 5% atau sebesar Rp. 34.442.400,-. Disini tampak jelas bahwa terjadi selisih tidak menguntungkan (Unfavorable) dimana realisasi lebih besar dari anggaran. Pengendalian biaya pemeliharaan dan perbaikan sangat berpengaruh pada produksi hendaknya perusahaan menetapkan perencanaan biaya pemeliharaan dan perbaikan akan menjadi tolak ukur atas biaya yang sesungguhnya. Dari uraian diatas penulis tertarik mengangkat judul Pengendalian Biaya Pemeliharaan Mesin Pada PT. FastFood Indonesia, Tbk (KFC) Cab. Mulawarman Samarinda. DASAR TEORI Pengertian sistem pengendalian internal menurut Mulyadi (2001;163)meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan. Menurut Zaki Baridwan (2000;150) Internal control itu meliputi struktur organisasi dan semua cara - cara sehat dan alat - alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi, memajukan efisiensi dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dalam menghasilkan suatu produk yang sempurna diperlukannya biaya produksi yang mana Menurut Supriyono (2002:18) mendefinisikan biaya Produksi adalah merupakan biaya- biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan dan sebagainya. Serta Menurut Mulyadi (2005:14). Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap pakai. Biaya produksi dapat digolongkan menjadi Biaya Bahan Baku, Biaya Upah Langsung dan Biaya Overhead Pabrik. Yang mana Menurut Murti sumarni (2000:438) biaya overhead pabrik adalah: Biaya selain bahan mentah dan biaya tenaga kerja langsung. Yang biasanya disusun setelah mengadakan proyeksi masing- masing elemen biaya. Dalam perusahaan produksi (harga pokok produksi) ada beberapa elemen biaya yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya tenaga kerja dan Biaya Overhead Pabrik. Dalam hal ini biaya perawataan termasuk biaya overhead pabrik. Adapun biaya pemeliharaan yang termasuk biaya tak langsung yang mana Menurut Sopyan Assauri (1980:88), maintenance adalah Sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/ peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/ penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi

yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Penilaian kinerja pembiayaan dapat dinilai dengan pendekatan analisis selisih yang mana Menurut Mulyadi (2005:395) Analisis selisih adalah penyimpangan biaya yang sesungguhnya dari biaya standar. METODE PENELITIAN Penelitian pengendalian intern ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk menilai pengendalian biaya pemeliharaan mesin PT. FastFood Indonesia, Tbk Cabang Mulawarman Samarinda.Kriteria pengembilan sampel penelitian adalah sebagai berikut: 1) Membandingkan pengendalian intern antara biaya pemeliharaan menurut teori dengan biaya pemeliharaan menurut perusahaan 2) Menggunakan Quissioner untuk melihat penerapan kesesuaian flowcart di lapangan/ perusahaan 3) Analisis hasil Quissioner Pengumpulan data dengan melakukan wawancara kepada responden yang terdiri dari unsur organisasi, unsur sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktek yang sehat Untuk penelitian analisis selisih dianalisis melalui pendekatan analisis biaya yang menitik beratkan pada analisis Biaya Overhead Pabrik dengan menggunakan Metode Tiga Selisih menurut (T. Hani Handoko,1993:159), Adapun alat penghitungannya sebagai berikut: 1) Selisih Kuantitas adalah formula untuk mencari perbedaan pemakaian kuantitas jam kerja, hal ini karena adanya kenaikan atau penurunan produk. (URS-KB) X TB 2) Selisih Efisiensi adalah formula untuk mencari perbedaan pemakaian jam kerja tenaga kerja langsung. Hal ini karena adanya penghematan atau pemborosan jam kerja (KR- URS) X TB 3) Selisih tarif adalah formula untuk mencari tarif rata- rata unsur biaya variabel (TR-TB) X KR Penjelasan Sebagai Berikut: URS (Unit Realisasi produksi, dengan standard pemakaian bahan mentah) : Selisih kenaikan produksi dikali tarif jam produksi ditambah jam anggaran KB (Kuantitas Budget) : Anggaran jam kerja TB (Tarif Budget) : Anggaran biaya variabel per jam TR (Kuantitas Realisasi) : Realisasi jam kerja KR (Kuantitas Realisasi) : Realisasi biaya variabel per jam ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Analisis Pengendalian Intern Biaya Pemeliharaan Sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan yang diterapkan oleh PT. FastFood Indonesia Cab. Samarinda digunakan teknik deskriptif, perbandingan yaitu antara sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan mesin pada perusahaan dengan sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan yang sesungguhnya menurut teori. Pelaksanaan sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan yang diterapkan oleh PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Samarinda, dimulai dari proses pemeliharaan dan pengecekan mesin setelah itu mengadakan proses produksi kemudian dilakukan pencatatan transaksi produksi. Apabila ada kerusakan atau trouble pada mesin melakukan perbaikan oleh bagian teknisi. Dari teknisi mengajukan form permintaan barang - barang untuk perbaikan pada bagian gudang. Apabila barang yang dimaksud tidak tersedia maka teknisi mengajukan pembelian pada bagian administrasi yang kemudian di otorisasi oleh manajer. Tahapan kegiatan biaya pemeliharaan pada PT. FastFood Indonesia Cab. samarinda dalam rangka membuat sistem pengendalian intern yang terdiri dari: 1. Prosedur Order produksi. 2. Prosedur Permintaan dan pengeluaran barang gudang. 3. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya administrasi, dan biaya pemeliharaan. 4. Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung.

Memperhatikan hasil jawaban responden terdapat 9 (sembilan) item pertanyaan diperoleh hasil sebagai berikut: Jawaban Ya dari responden sebanyak 11 item = 10/11 x 100% = 90%, sedangkan jawaban Tidak dari responden sebanyak 1 item = 1/10 x 100% = 10 %.Dari jawaban tersebut dapat diartikan sebesar 90% sistem pengendalian intern telah dilaksanakan perusahaan, sedangkan sebesar 10% dinyatakan belum melaksanakan sistem pengendalian intern terhadap biaya pemeliharaan mesin. Dari hasil wawancara dengan responden tersebut diikuti dengan melakukan survey lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya dilapangan. Survey lapangan secara umum sistem pengendalian intern pada perusahaan telah berjalan sesuai dengan teori, akan tetapi dalam pencocokkan terhadap akun control biaya pemeliharaan dengan akun pembantu biaya pemeliharaan belum sesuai, ini disebabkan oleh belum direkap seluruhnya pengeluaran biaya pemeliharaan yang terjadi. a. Bukti Permintaan dan pengeluaran barang gudang, Pengeluaran kas diberi nomor urut tercetak. b. Belum teraturnya diadakan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening kontrol buku pembantu biaya.. Analisis Selisih Biaya Pemeliharaan Data diatas penulis mencoba untuk menganalisis dan mengharapkan hasilnya dapat diketahui penyebab dari penyimpangan - penyimpangan tersebut. Tabel 1: VARIANCE PRODUK AYAM DALAM SATUAN HEAD TAHUN 2013 Jenis Ayam Rencana (Head) Produksi 2013 Realisasi (Head) Variance (F /UF) Ayam HCC 3.400 3.485 85 (UF) Ayam Original 2.200 2.216 16 (UF) Wing 1.040 1.196 156 (UF) Jumlah 6.640 6.897 257 (UF) Sumber Data : Diolah dari hasil penelitian Catatan: Angka- angka yang berada dalam kolom rencana dan realisasi berdasarkan tabel 2.2 dan (UF) adalah Unfavorable Variance / selisih tidak menguntungkan. Sedangkan Variance jam kerja tenaga kerja langsung untuk masing- masing unit/ proses tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1, Jam kerja dan biaya variabel per jam ini untuk dasar perhitungan analisis. Tabel 2 : VARIANCE JAM KERJA & BIAYA VARIABEL TAHUN 2013 Proses/ Unit Rencana (Jam) Jam Kerja Realisasi (Jam) Variance (Jam) Biaya Variabel/ Jam Rencana (Rupiah) Proses I 2.184 2.592 408 10.000,- Proses II 2.184 2.340 156 11.000,- Proses III 2.184 2.496 312 14.000,- Jumlah 6.552 7.428 876 35.000,- Sumber Data : Diolah dari hasil penelitian

Analisis selisih biaya pemeliharaan mesin maka penulis tampilkan antara rencana dan realisasi untuk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2 sehingga akan diketahui selisih dari biaya tersebut. Tabel 3 : VARIANCE BIAYA PEMELIHARAAN MESIN TAHUN 2013 2013 Nama Mesin Rencana Realisasi Variance (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) Ket Marination Ayam 55.440.000,- 58.212.000,- 2.772.000,- Unfavorable Penepungan Ayam 246.576.000,- 258.904.800,- 12.328.800,- Unfavorable Penggorengan Ayam 386.832.000,- 406.173.600,- 19.341.600,- Unfavorable Jumlah 688.848.000,- 723.290.400-34.442.400,- Sumber Data : Diolah dari Hasil Penelitian Catatan : (UF) adalah selisih tidak menguntungkan untuk angka- angka yang berada dalam kolom rencana dan realisasi berdasarkan rencana dan realisasi Untuk mengetahui kenaikan jam kerja akibat kenaikan atau penurunan produksi tiap tahun untuk masing- masing unit dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 4 : KENAIKAN JAM KERJA AKIBAT KENAIKAN/ PENURUNAN PRODUKSI (URS) Kenaikan / Penurunan Nama Produk Jam Kerja Produksi Ayam HCC Ayam Original Wing Jumlah Sumber Data : Diolah dari hasil Penenelitian 2.269 jam 2.196 jam 2.262 jam 6.727 jam Selisih antara rencana dan realisasi biaya pemeliharaan mesin dapat dianalisis menjadi selisih kuantitas, selisih efisiensi dan tarif, analisis selisihnya: Tabel 5 : SELISIH KUANTITAS, SELISIH EFISIENSI DAN SELISIH TARIF TAHUN 2013 (DALAM RUPIAH) Nama Mesin Kuantitas (Rp) 2013 Efisiensi (Rp) Tarif (Rp) Marination Ayam 850.000,- 4.080.000,- 26.949.040,- Penepungan Ayam 132.000,- 1.716.000,- 17.163.900,- Penggorengan Ayam 1.092.000,- 4.368.000,- 198.429.504,- Jumlah 2.074.000,- 10.164.000,- 242.542.444,- Dari data diatas telah terjadi penyimpangan rencana biaya pemeliharaan mesin- mesin tahun 2013 sebesar Rp 688.848.000,- dan realisasi pada tahun 2013

sebesar Rp 723.290.400,- hal ini berarti ada penyimpangan sebesar : Tahun 2013 Rp 688.848.000-Rp 723.290.400 X 100% Rp 688.848.000 Penyimpangan sebesar 5 % atau Rp 34.442.400,- Pembahasan Berdasarkan pada uraian analisis diatas. Maka sistem dan prosedur akuntansi biaya PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Samarinda telah dilaksanakan dan telah memenuhi tahapan - tahapan sistem pengendalian intern, namun masih aada yang perlu dilaksanakan. Pada bagian berikut ini akan dijelaskan hasil dari daftar pertanyaan - pertanyaan dimana merupakan suatu urutan kriterial yang dapat membentuk sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan mesin pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda sebagai berikut: a) Elemen organisasi Fungsi akuntansi telah dilaksanakan secara terpisah dari fungsi kas, pembuatan buku pembantu biaya setiap terjadi pengeluaran kas serta dilakukan konfirmasi Dari analisa sebelumnya mengenai penyimpangan yang terjadi antara rencana dan realisasi dan hasil perhitungan atau analisa, menunjukkan bahwa ialah terjadi penyimpangan antara rencana dan realisasi biaya pemeliharaan mesin - mesin. b) Sistem Otorisasi dan prosedur pencatatan Pencatatan tehadap pengeluaran kas dilakukan pemostingan langsung dengan tulisan tangan yang dilakukan setiap hari secara rinci ke dalam kartu biaya oleh fungsi akuntansi. c) Praktek yang sehat Jumlah kas yang diterima dari hasil penjualan dilakukan penyetoran ke bank oleh karyawan perusahaan seluruhnya pada hari berikutnya. Perusahaan telah dilakukan perhitungan terhadap saldo kas yang berada ditangan yang perhitungannya dilakukan oleh fungsi kas secara periodic dan telah dilakukan pemeriksaan secara mendadak oleh bagian pengawasan intern. Pembuatan Bukti Permintaan dan pengeluaran barang gudang, Pengeluaran kas berdasar nomor urut tercetak dan telah diotorisasi dan dipertanggung jawabkan oleh bagian kas. Perusahaan terlihat belum teraturnya dalam melakukan rekonsiliasi saldo kas dengan rekening control dalam buku besar biaya.. Berdasarkan uraian - uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern biaya pemeliharaan mesin pada PT. FastFood Indonesia,Cab. Mulawarman Samarinda telah sama dengan sistem yang sesungguhnya menurut teori sehingga hipotesis yang dikemukakan sebelumnya yaitu diduga bahwa sistem pengendalian biaya pemeliharaan mesin pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda belum sepenuhnya sesuai dengan internal controlnya, tidak terbukti / ditolak karena ternyata sistem pengendalian biaya mesin pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawaraman Samarinda telah sesuai dengan internal controlnya. Perbedaan biaya pemeliharaan mesin pada proses I tahun 2013 sebesar Rp 26.949.040,- terjadinya kenaikan ini dikaitkan dengan realisasi pemakaian jam kerja maka perbedaan tarif ini sebesar Rp 19.375.200,- Perbedaan biaya pemeliharan mesin pada proses II pada tahun 2013 sebesar Rp 19.011.900,- kenaikan ini dikaitkan dengan realisasi pemakaian jam kerja maka perbedaan tarif ini sebesar Rp 17.163.900,-. Perbedaan biaya pemeliharaan mesin pada proses III pada tahun 2013 sebesar Rp 203.889.504,- kenaikan ini dikaitkan dengan realisasi pemakaian jam kerja maka perbedaan tarif ini sebesar Rp 198.429.504,-. Secara umum perbedaan kuantitas telah mengakibatkan terjadinya kenaikan biaya pemeliharaan mesin- mesin pada masing - masing proses (unit) tahun 2013 sebesar Rp 2.074.000,-, perbedaan efisiensi mengalami kenaikan sebesar Rp 10.164.000,-, sedangkan

tarif telah mengakibatkan kenaikan pula pada tahun 2013 sebesar Rp 234.968.604,- Bila dipandang dari sudut kuantitas ternyata realisasi pemakaian jam tenaga kerja langsung telah menyimpang terhadap biaya pemeliharaan mesin- mesin, namun penyimpangan ini wajar karena meningkatkan biaya pemeliharaan mesin- mesin sebesar Rp 2.074.000,- disebabkan oleh peningkatan produksi yang dihasilkan. Jika dipandang dari sudut tarif ternyata realisasi biaya pemeliharaan mesin- mesin telah menyimpang sebesar Rp 10.164.000,- secara negatif, pada umumnya tarif unsur biaya variabel banyak dipengaruhi oleh faktor - faktor ekstern yaitu berkaitan dengan masalah harga, faktor penawaran, dan daya beli masyarakat. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka berikut ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima dengan alasan sebagai berikut: 1. PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda dalam mengelola sistem biaya telah memenuhi unsur sistem pengendalian intern, namun yang perlu diperhatikan adalah secara periodik perlu dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening conrol biaya dalam buku besar 2. Sistem dan prosedur akuntansi biaya pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda dapat dikatakan sebagai suatu sistem akuntansi karena sistem dan prosedur yang dilaksanakan telah menggambarkan adanya pengorganisasian formulir- formulir, catatan dan laporan- laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi- informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan aktivitas perusahaan. Sistem dan prosedur biaya pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda telah sama dengan sistem dan prosedur akuntansi yang sesungguhnya menurut teori sehingga hipotesis yang dikemukakan sebelumnya yaitu diduga bahwa, sistem dan prosedur akuntansi biaya pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda belum sesuai dengan internal kontrolnya, tidak terbukti atau ditolak karena ternyata sistem pengendalian biaya pada PT. FastFood Indonesia, Tbk Cab. Mulawarman Samarinda sudah sesuai dengan internal kontrolnya. 3. Hasil analisis membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima karena realisasi biaya pemeliharaan mesin- mesin lebih besar daripada anggaran. Hal ini dikarenakan target produksi yang harus dicapai oleh perusahaan terlalu tinggi tanpa memeperhatikan kapasitas mesin saat itu, kondisi mesin dan peralatan produksi perusahaan yang sudah melewati batas pemakaian atau sudah tua. 4. Selisih yang terjadi adalah Unfavorable Variance atau selisih tidak menguntungkan dimana realisasi biaya lebih besar dari rencana dan anggaran. 5. Didalam melaksanakan pemeliharaan mesin- mesin perusahaan melakukan secara preventive maintenance dan breakdown maintenance, jadi jelas bahwa pemeliharaan preventive adalah usaha untuk memelihara sistem pengoperasian mesin agar dapat berjalan lebih lama sedangkan perbaikan (corrective) adalah usaha untuk mengembalikan kondisi mesin yang rusak agar dapat beroperasi secara standar, selain itu tiap hari dan tiap minggu pihak perushanan melakukan pembersihan dan pemeliharaan terhadap mesin- mesin bergiliran. 6. Perbedaan kuantitas telah mengakibatkan terjadinya kenaikan biaya pemeliharaan mesin- mesin pada masing- masing proses tahun 2013 sebesar Rp 2.074.000,- perbedaan efisiensi mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebesar Rp 10.164.000,- sedangkan efisiensi tarif telah mengakibatkan kenaikan pula pada tahun 2013 sebesar Rp Rp 234.968.504,-. Dipandang dari sudut kuantitas ternyata realisasi pemakaian jam kerja langsung telah menyimpang dari apa yang direncanakan sehingga mengakibatkan

penyimpangan terhadap biaya pemeliharaan mesin- mesin. Namun Penyimpangan ini wajar karena peningkatan biaya pemeliharaan mesinmesin Rp 2.074.000,-, disebabkan oleh peningkatan produksi yang dihasilkan. Dipandang dari sudut tarif ternyata realisasi biaya pemleiharaan mesin- mesin telah menyimpang sebesar Rp 234.968.604,-, secara negatif, pada umumnya tarif unsur biaya variabel banyak dipengaruhi oleh faktor- faktor ekstern yaitu yang berkaitan dengan masalah harga, faktor penawaran. Dan persaingan daya beli masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta. LBFE.1980 Baridwan, Zaki. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. BPFE. 2000 Handoko, T. Hani, Dasar- dasar Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta, BPFE, 1993. Mulyadi, Akuntansi Biaya.Jogjakarta. UPPAMP YKPN. 2005 Mulyadi, Akuntansi Manajemen. Jakarta. Salemba Empat. 2005 Murti Sumarni, Pengantar Bisnis. Jogjakarta. Liberty. 2000 Supriyono, Akuntansi Manajemen 3,Proses Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta. BPFE. 2001