PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

BAB V ANALISA DAN HASIL

Perencanaan Produksi SAP ERP

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengertian Penjadwalan


hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dengan alas bergerigi yang seterusnya akan disebut Sandal Jenis B, Sandal

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

ABSTRACT. Keywords: Scheduling, CDS method, FCFS method. viii Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami ledakan populasi, yang dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibidang perindustrian yang memproduksi produk-produk persediaan hotel

PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. AA UNIT II UNTUK MEMINIMUMKAN MAKE SPAN

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

BAB II LANDASAN TEORI

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

EVALUASI ALTERNATIF ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN (Studi Pada Perusahaan Jasa Laundry Dewi Sri) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah maju dengan sangat pesat,

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri ini semakin maju, hal itu terbukti dengan

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ASAS PRIORITAS PADA PROSES PRODUKSI STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

ABSTRAK. Muhamad Hidayat 1, Ratna Ekawati 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

Penjadwalan Produksi Dengan Metode Non Delay (Studi Kasus Bengkel Bubut Chevi Sintong Palembang)

PENERAPAN PENJADWALAN EARLIEST DUE DATE PESANAN CAT DINDING PADA UD. ACA GRAHA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi pada saat ini, pertumbuhan perdagangan secara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri saat ini. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

PERBAIKAN PENJADWALAN AKTIVASI STARTER PACK UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

PENERAPAN KOMBINASI EARLIEST DUE DATE (EDD) DAN SHORTEST PROCESSING TIME (SPT) DI CV. GREENG INSIPRATION. Tugas Akhir

Aplikasi Metode Sequencing Pada Jasa Service Kamera Digital Studi Kasus di MOR C Photography Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan (job order). Perusahaan ini berada di Jl. Mayjend Sungkono No. 5 Blok

ABSTRACT. Keywords: Production Scheduling, Makespan, CDS Algorithm (Campbell, Dudek, and Smith), FCFS Methods (First Come First Serve).

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING DI PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA : Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

Production Planning and Control

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE NON DELAY (STUDI KASUS BENGKEL BUBUT CHEVI SINTONG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) R.M. Braridhan Haskara Ramadhan Putra Jurusan S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS Jl. P.H.H. Mustopa No. 31 Bandung 40124 Telp. (022) 7276323 Fax. (022) 7204597 ABSTRACT The high order in PD.POINT Taekwondo uniform in November 2012, may result in a delay of the order fulfillment. Added on PD. POINT not use scheduling sequencing system in the production process. To minimize delays, the author tries to do the calculation sorting method is the method of First Come First Served (FCFS), the method of Earliest Due Date (EDD), and methods Shortest Processing Time (SPT). These results indicate that the method First Come First Served (FCFS) scheduling is sorting method considered suitable as scheduling sequencing system in PD. POINT. Based on the calculation of FCFS and EDD, Average Job Latnes gained by 0.46 which means day delays less when compared with the calculation method of SPT with a value of 0.73 Average Job Latnes. Keywords : Scheduling of Ordered, Method of First Come First Served, Earliest Due Date, Shortest Procesing Time, Average Job Latnes, PD. POINT. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan produksi secara terus menerus untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan bisa melakukan kegiatan produksi, apabila penjadwalan proses produksi dibuat secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba dari produksi yang dihasilkannya. Untuk memperoleh tujuan tersebut ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi tujuan tersebut dan perusahaan harus bisa menangani faktor-faktor tersebut. Salah satu faktor tersebut adalah masalah kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi sangat dipengaruhi oleh penjadwalan proses produksi yang ditetapkan oleh perusahaan. Perancanaan dan penjadwalan produksi adalah bagian dari sistem produksi yang bertujuan untuk meminimalkan investasi yang dikeluarkan perusahaan pada persediaan, melakukan peningkatan efisiensi dalam menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada, dan meningkatkan pelayanan kepada para konsumen. PD. POINT PRIDE OF MINE adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi yang kegiatan utamanya memproduksi seragam bela diri taekwondo. Permasalahan yang ada di dalam perusahaan ini adalah dalam hal perencanaan dan penjadwalan produksi, dimana perusahaan sering mengalami keterlambatan pemenuhan pesanan yang dikarenakan belum adanya penjadwalan produksi yang tetap. 1

Dengan menggunakan metode pengurutan penjadwalan dalam kegiatan produksi PD. POINT PRIDE OF MINE, diharapkan dapat meminimalisir permasalahan keterlambatan pemenuhan pesanan pada konsumen. Metode pengurutan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode First Come First Served (FCFS), metode Earliest Due Date (EDD), dan metode Shortest Processing Time (SPT). Dan metode FCFS dinilai paling tepat untuk digunakan pada PD. POINT PRIDE OF MINE karena dengan metode FCFS keterlambatan pemenuhan pesanan konsumen dapat diminimalisir. KAJIAN LITERATUR Penjadwalan Produksi Penjadwalan (scheduling) adalah salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan dalam perusahaan. Penjadwalan diperlukan dalam melakukan pengalokasian tenaga operator, mesin dan peralatan produksi, urutan proses, jenis produksi dan pembelian material. Menurut Russel dan Taylor (2006:719) penjadwalan merupakan, Scheduling specifies when labor, equipment are facilities are needed to produce a product or provider are service. It is the last stage of planning before production take place. Sedangkan menurut Herjanto (2007:307) penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Dapat disimpulkan bahwa penjadwalan merupakan kegiatan dalam pengalokasian sumber daya yang dimiliki oleh setiap perusahaan untuk melakukan proses produksi baik barang dan atau jasa dengan biaya dan tingkat persediaan yang minimum dengan produk yang tepat, tempat, waktu dan jumlah yang tepat dalam memenuhi permintaan. Tujuan Penjadwalan Produksi Penjadwalan produksi dilakukan dengan memiliki tujuan untuk meminimalkan waktu proses. Tujuan dari penjadwalan yang dilakukan oleh setiap perusahaan menurut Ginting (2009:2) sebagai berikut : 1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitasnya dapat meningkat. 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain. 3. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan menimalisasi biaya keterlambatan. 4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya dapat dihindarkan. Pengurutan (Sequencing) Penjadwalan produksi (scheduling production) lebih menekankan pada penugasan pekerjaan pada pusat kerja. Pembebanan merupakan teknik dalam pengendalian kapasitas yang 2

lebih memperlihatkan pada kelebihan muatan dan kekurangan muatan. Menurut Shroeder (2005:105) pengurutan adalah ketika lebih dari satu pekerjaan yang dikerjakan pada sebuah mesin atau aktivitas, operator membutuhkan untuk mengetahui pesanan dalam proses pekerjaan. Proses prioritas pekerjaan disebut juga dengan pengurutan. Menurut Adam dan Ebert (2006:105), pengurutan pekerjaan adalah cara yang sistematis untuk membuat prioritas pekerjaan yang menunggu yang bertujuan pekerjaan mana yang akan diproses. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengurutan pekerjaan merupakan cara yang dilakukan dengan sistematis dalam membuat prioritas pekerjaan yang menunggu yang bertujuan untuk mendahulukan pekerjaan mana yang akan diproses terlebih dahulu. Metode - metode Sequencing Dalam membuat penjadwalan produksi, khususnya penjadwalan produksi di pabrik biasanya dilakukannya dengan bantuan sequencing yaitu menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu agar setiap aktivitas produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Menurut Subagyo (2005:186) terdapat beberapa macam aturan dalam sequencing tergantung pada tujuannya. Tujuan umum yang dicapai adalah meminimumkan order yang menunggu sampai selesai dikerjakan. Waktu yang dimaksud yaitu waktu order menunggu untuk dikerjakan, hal ini dikarenakan masih ada order yang lain yang dikerjakan terlebih dahulu ditambah waktu untuk mengerjakan order tersebut. Adapun metode-metode yang dapat digunakan menurut Russel dan Taylor (2006:721) diantaranya yaitu: 1. FCFS (First Come First Served) Prioritas tertinggi diberikan untuk operasi yang masuk S t (stasiun ke-t) terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang pertama datang, maka akan diproses terlebih dahulu. Aturan ini cocok untuk tipe organisasi dimana konsumennya lebih mementingkan waktu pelayanan. 2. SPT (Shortest Processing Time) Prioritas tertinggi diberikan untuk operasi dengan waktu proses terpendek. Aturan ini biasanya meminimasi work in process, rata-rata keterlambatan (mean latnes) dan waktu penyelesaian rata-rata (mean flow time) produk. 3. EDD (Earliest Due Date) Prioritas tertinggi diberikan pada produk dengan due date (batas waktu penyelesaian) terpendek. Aturan ini berjalan dengan baik bila waktu proses relatif sama. 4. LPT (Largest Processing Time) Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan paling lama akan dikerjakan terlebih dahulu, semakin lama, semakin besar pekerjaan, seringkali sangat penting dan kemudian dipilih lebih dahulu. 5. SLACK Mempertimbangkan selisih antara waktu yang tersisa antara batas akhir waktu penyelesaian satu pekerjaan dengan cara penyesuaian yang telah ditetapkan. 6. CR (Critical Rasio) Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menjaga agar pengiriman bisa tepat waktu, suatu pekerjaan dengan rasio kritis lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaan itu berada didepan jadwal dan terdapat beberapa kemunduran. 3

CR = = (1) Kriteria Efektifitas Sequencing Terdapat beberapa kriteria yang harus dipakai sebelum masuk kedalam penyusunan pengurutan (sequencing) pekerjaan. Heizer dan Render (2008:219) mengemukakan kriteria pengurutan adalah sebagai berikut: 1. Minimize Completion Time Kriteria evakuasi dalam menentukan rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan Untuk menghitung average completion time adalah: Waktu penyelesaian rata rata = (2) 2. Maximize Utilization Evaluasi yang bertujuan untuk menghitung persen dari fasilitas waktu yang digunakan. Untuk menghitung utilization adalah sebagai berikut: Penugasan = (3) 3. Minimize Work In Process (WIP) Inventory Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Cara ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem dan persediaan barang dalam proses. Dengan demikian semakin kecil jumlah pekerjaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil persediaannya. Untuk menghitung rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem adalah: Rata rata jumlah pekerjaan dalam sistem =.. (4) 4. Minimize Customer Waiting Time Evaluasi ini bertujuan untuk menghitung keterlambatan. Untuk menghitung rata-rata keterlambatan pekerjaan adalah: Rata rata keterlambatan pekerjaan =. (5) Alat Bantu Penjadwalan Produksi Setelah menetapkan urutan pekerjaan yang akan dilakukan, setelah itu menggambarkan aliran pekerjaan dengan menggunakan alat bantu yang disebut diagram Gantt. Diagram ini menggambarkan penggunaan sumber daya seperti pusat pekerjaan dan lembur. Menurut Schroeder (2005:273) mendefinisikan bahwa diagram Gantt adalah tabel dengan selang waktu dan sumber daya langka, seperti mesin, tenaga mesin, tenaga kerja atau disamping mesin waktu. Tujuan dari diagram Gantt menurut Stevenson (2007:659) adalah untuk mengorganisasikan jadwal yang terlihat sebenarnya atau bertujuan untuk menggunakan sumber daya dalam kerangka kerja. 4

Waktu Standar Untuk melakukan penyusunan penjadwalan produksi, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu waktu standarnya. Waktu standar merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produksi. Menurut Heizer dan Render (2008) setelah mengetahui waktu standar yang telah ditetapkan, perusahaan bisa melakukan penjadwalan dengan cara melakukan tiga perhitungan sebagai berikut : = (6) Waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi kerja yang normal. Waktu normal di sini tidak termasuk waktu longgar. Untuk menghitung waktu normal, cara perhitungannya : ( ) x ( ) (7) Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sudah mencakup kelonggaran waktu (allowance time), waktu kelonggaran merupakan kelonggaran yang diberikan oleh perusahaan untuk menghilangkan kelelahan dari tenaga kerja dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan. Untuk menghitung waktu standar, cara perhitungannya sebagai berikut : = (8) ISI MAKALAH Gambaran Umum Perencanaan dan Penjadwalan Produksi PD. POINT PRIDE OF MINE Penjadwalan bertujuan untuk memenuhi pesanan yang diminta oleh pemesan sesuai dengan spesifikasi dan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Penjadwalan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dan harus dilakukan sebaik mungkin oleh perusahaan. Penjadwalan yang dibuat secara tidak maksimal, akan menimbulkan banyak kerugian bagi perusahaan, salah satunya perusahaan akan mengalami keterlambatan dalam memenuhi pesanan dari pemesan. PD. POINT PRIDE OF MINE adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, dimana perusahaan ini memproduksi seragam bela diri taekwondo dan body protector untuk perlengkapan kegiatan bela diri taekwondo. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005 dan produknya telah tersebar di pulau Jawa, pulau Sumatra, pulau Kalimantan. Target perusahaan berikutnya, produk ini bisa tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, perusahaan ini belum menerapkan metode penjadwalan secara efektif dan efisien. Perusahaan membuat penjadwalan hanya berdasarkan pesanan yang diminta dari pemesan. Karena belum menerapkan metode penjadwalan, perusahaan sering mengalami keterlambatan pemenuhan pesanan yang akan berdampak pada kredibilitas perusahaan di mata pemesan, dan kerugian yang akan timbul karena terjadinya keterlambatan pemenuhan pesanan. 5

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui dari ketiga metode ini mana yang paling baik yang harus digunakan oleh perusahaan, sehingga perusahaan tidak lagi mengalami keterlambatan pemenuhan pesanan. Perhitungan Waktu Kerja Dan Perhitungan Pesanan Yang Diterima PD. POINT PRIDE OF MINE Dalam membuat penjadwalan produksi, khususnya penjadwalan produksi di pabrik biasanya dilakukannya dengan bantuan sequencing yaitu menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu agar setiap aktivitas produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Karena pada PD. POINT PRIDE OF MINE belum menerapkan metode penjadwalan dalam proses produksinya, maka dalam hal ini penulis melakukan penelitian untuk membandingkan metode penjadwalan mana yang paling tepat untuk diterapkan pada PD. POINT PRIDE OF MINE. Waktu Yang Tersedia Setiap perusahaan harus melakukan penyusunan penjadwalan produksi, dalam penelitian ini penulis memperoleh data penjadwalan produksi berupa jumlah hari kerja dan jam kerja yang tersedia setiap bulannya pada PD. POINT PRIDE OF MINE. Adapun data tersebut sebagai berikut : PROSES PRODUKSI Tabel 1 Total Waktu Yang Tersedia Pada Setiap Proses Produksi Seragam Bela Diri Taekwondo Per Jam JUMLAH TENAGA KERJA (ORANG) WAKTU KERJA PER JAM (MENIT) TOTAL WAKTU KERJA YANG TERSEDIA (MENIT) Pemotongan 2 60 120 Sablon 3 60 180 Penjahitan 2 60 120 Penyelesaian 1 60 60 Sumber : Data Perusahaan (2012) Total Waktu Kerja yang tersedia = Jumlah Tenaga Kerja x Waktu Kerja Per Jam Waktu yang tersedia dalam proses produksi seragam bela diri Taekwondo pada PD. POINT PRIDE OF MINE untuk pemotongan adalah selama 120 menit (2 jam), waktu sablon dibutuhkan selama 180 menit (3 jam), waktu penjahitan dibutuhkan selama 120 menit (2 jam) dan waktu penyelesaian dibutuhkan selama 60 menit (1 jam). Waktu tersebut dilakukan berdasarkan pada waktu mesin yang digunakan selama produksi. Perhitungan Waktu Kerja Perhitungan waktu kerja dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap proses produksi. Perhitungan waktu kerja juga dilakukan untuk mengetahui waktu standar untuk setiap proses produksi. Untuk menghitung waktu standar pada setiap jenis pesanan yang diproduksi, terlebih dahulu harus melakukan perhitungan waktu siklus rata-rata (average cycle time) dan waktu normal (normal time). Dalam perhitungan waktu kerja ini, penulis menetapkan rating faktor sebesar 105% dimana 100% untuk proses produksi yang tersedia sedangkan 5% merupakan 6

faktor kelonggaran (allowance factor) yang ditetapkan sebagai waktu yang dilakukan diluar proses produksi (karyawan pergi ke WC, melakukan ibadah dll). Penetapan waktu tersebut, dihitung berdasarkan pada kondisi kerja dan variasi pesanan yang diterima. Adapun perhitungan waktu standar yang diolah oleh penulis pada PD. POINT PRIDE OF MINE adalah sebagai berikut: Tabel 2 Perhitungan Waktu Standar Proses Pemotongan Seragam Bela Diri Taekwondo JUMLAH GELAR JUMLAH PESANAN (Unit) Average Cycle Time (ACT) Normal Time (NT) Standard Time (ST) 1 1 240 100 105 110.5 2 250-500 200 210 221 Sumber : Data Olahan Perhitungan Average Cycle Time (ACT) diperoleh berdasarkan data total waktu kerja yang tersedia pada tabel 1. Sedangkan untuk perhitungan Normal Time (NT) diperoleh berdasarkan perhitungan rating faktor sebesar 105% x average cycle time dari setiap gelar. Dan Standart Time (ST) diperoleh berdasarkan perhitungan: = %... (9) Perusahaan hanya menerima pemesanan seragam bela diri Taekwondo sebanyak 2 gelar, yang artinya 1 gelar sebanyak 1-240 unit dan untuk 2 gelar sebanyak 250-500 unit. Jadi PD. POINT PRIDE OF MINE hanya menerima pesanan paling banyak sebesar 500 unit untuk Seragam Bela Diri Taekwondo. Perhitungan waktu standar proses pemotongan untuk gelar pertama selama 110.5 menit dan untuk gelar kedua selama 221 menit. Tabel 3 Perhitungan Waktu Standar Seragam Bela Diri Taekwondo PROSES Average Cycle Time Normal Time (NT) Standard Time (ST) PRODUKSI (ACT) Penjahitan 150 15 165.7 Penyelesaian 30 31.5 33.1 Sumber : Data Olahan Perhitungan waktu standar untuk penyablonan seragam bela diri taekwondo dibutuhkan sebanyak 15 screen yang kemudian average cycle time ditentukan berdasarkan jumlah screen yang tersedia. Hasil waktu rata-rata atau average cycle time perhitungannya didasarkan pada kelipatan jumlah screen. Adapun perhitungan waktu standar sablon seragam bela diri taekwondo adalah sebagai berikut: Tabel 4 Perhitungan Waktu Standar Sablon Seragam Bela Diri Taekwondo (Dalam Menit) JUMLAH Average Cycle Normal Time Standart Time (ST) SCREEN Time (ACT) (NT) 1 2 2.1 2.2 2 4 4.2 4.4 3 6 6.3 6.6 4 8 8.4 8.8 5 10 10.5 11 7

6 12 12.6 13.2 7 14 14.7 15.4 8 16 16.8 17.6 9 18 18.9 19.8 10 20 21 22.1 11 22 23.1 24.3 12 24 25.2 26.5 13 26 27.3 28.7 14 28 29.4 30.9 15 30 31.5 33.1 Sumber : Data Olahan Perhitungan Pesanan Diterima Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan data bulan Nopember 2012, dimana pada bulan tersebut, perusahaan memiliki total pesanan sebanyak lima belas kali pemesanan atas seragam taekwondo dewasa dan seragam taekwondo anak-anak. Adapun data pesanan yang masuk pada bulan Nopember 2012, yaitu sebagai berikut: Tabel 5 Data Pesanan Yang Masuk Pada Bulan Nopember 2012 Kode Produksi Tanggal Terima Pesanan Jenis Barang Tanggal Jatuh Tempo Jumlah (Quantity) DD1 1 Nopember Dobook Dewasa 10 Nopember 250 DA1 3 Nopember Dobook Anak 12 Nopember 250 DD2 4 Nopember Dobook Dewasa 15 Nopember 300 DD3 4 Nopember Dobook Dewasa 13 Nopember 240 DA2 6 Nopember Dobook Anak 10 Nopember 120 DD4 8 Nopember Dobook Dewasa 17 Nopember 240 DD5 9 Nopember Dobook Dewasa 23 Nopember 350 DD6 13 Nopember Dobook Dewasa 29 Nopember 400 DA3 13Nopember Dobook Anak 17 Nopember 120 DD7 13 Nopember Dobook Dewasa 22 Nopember 250 DD8 16 Nopember Dobook Dewasa 27 Nopember 300 DD9 16 Nopember Dobook Dewasa 25 Nopember 240 DA4 20 Nopember Dobook Anak 29 Nopember 250 DD10 22 Nopember Dobook Dewasa 8 Desember 400 DD11 22 Nopember Dobook Dewasa 11 Desember 450 Sumber : Data Perusahaan (2012) 8

Waktu Persiapan (Set-up Time) Waktu persiapan atau set up time adalah waktu yang disediakan sebelum mesin digunakan untuk melakukan proses produksi. Setiap proses produksi tentunya membutuhkan waktu persiapan (set up time), sehingga proses produksi dapat berjalan tanpa terjadi kendala. Adapun set up time yang digunakan oleh PD. POINT PRIDE OF MINE sebelum proses produksi dilakukan, adalah sebagai berikut: Tabel 6 Tabel Set-up Time PROSES PRODUKSI Pemotongan Sablon Penjahitan Penyelesaian Sumber : Data Perusahaan (2012) WAKTU PERSIAPAN 20 menit/ jenis produk 20 menit/ jenis produk 5 menit/ unit 5 menit/ unit Penjadwalan Produksi Menggunakan FCFS, EDD, SPT Sebelum melakukan perhitungan dengan Metode FSFC, EDD, dan SPT terlebih dahulu penulis melakukan perhitungan untuk waktu proses pada setiap jenis pekerjaan. Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode First Come First Serve (FCFS) Penjadwalan produksi lebih menekankan pada penugasan pekerjaan pada pusat kerja. Pembebanan merupakan teknik dalam pengendalian kapasitas. Penjadwalan dengan menggunakan metode FCFS merupakan prioritas tertinggi diberikan pada operasi yang masuk terlebih dahulu. Artinya pekerjaan yang pertama datang, maka akan diproses terlebih dahulu. Berikut ini adalah ukuran keefektifan dari metode First Come First Serve (FCFS) untuk pesanan bulan Nopember 2012 : 1. Average Compeltion Time = 149 15 = 9.93 = 1.3 Hari = 2.1 Hari =.. 104 15 = 6.93 = 0.92 Hari 85 15 = 5.66 = 0.75 Hari 2. Utilization = 45 149 = 30,20% 9

122 237 = 51,47% 40 104 = 38,46% 25 85 = 29,41% 3. Average Number Of Jobs In The System = 149 = 3.31 pekerjaan 45 237 = 1.94 pekerjaan 122 104 = 2.6 pekerjaan 40 85 = 3.4 pekerjaan 25 4. Average Job Latness = 7 = 1,7 hari 4 Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Earlist Due Date (EDD) Metode Earlist Due Date (EDD) adalah metode yang pengerjaan pesanan berdasarkan pada batas waktu (due date) dari pesanan. Pesanan yang memiliki batas waktu yang (due date) yang paling sedikit dari tanggal pesanan, akan dikerjakan terlebih dahulu. Dengan alasan setiap pesanan yang diterima oleh PD. POINT PRIDE OF MINE dengan pesanan yang lainnya memiliki waktu yang berbeda-beda dan pemesanannya pun memiliki jarak waktu yang cukup jauh, oleh karena itu perhitungan penjadwalan dengan menggunakan metode Earlist Due Date (EDD) dinilai kurang efektif apabila diterapkan dalam metode penjadwalan pada PD. POINT PRIDE OF MINE, karena perusahaan tidak akan mengumpulkan pesanan dalam jangka waktu yang lama (>1 Hari), sementara fasilitas produksi dibiarkan menganggur atau tidak dilakukan proses produksi. Maka jika perhitungan penjadwalan tetap menggunakan pengurutan pesanan berdasarkan jatuh tempo Earlist Due Date (EDD) dalam satu hari akan mendapatkan hasil yang sama dengan perhitungan menggunakan metode First Come First Served (FCFS). Berikut adalah perhitungan keefektifan dari metode Earlist Due Date (EDD) untuk pesanan bulan Nopember 2012 : 1. Average Compeltion Time = 149 15 = 9.93 = 1.3 Hari = 2.1 Hari =.. 10

104 15 = 6.93 = 0.92 Hari 85 15 = 5.66 = 0.75 Hari 2. Utilization = 45 149 = 30,20% 122 237 = 51,47% 40 104 = 38,46% 25 85 = 29,41% 3. Average Number Of Jobs In The System = 149 = 3.31 pekerjaan 45 237 = 1.94 pekerjaan 122 104 = 2.6 pekerjaan 40 85 = 3.4 pekerjaan 25 4. Average Job Latness = 7 = 1,7 hari 4 Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Short Processing Time (SPT) Metode Short Processing Time (SPT) adalah metode perhitungan penjadwalan yang dimana melakukan pengerjaan pesanan berdasarkan pesanan dengan memiliki waktu proses yang paling sedikit yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Aturan ini biasanya meminimasi work in process, rata-rata keterlambatan (mean latnes) dan waktu penyelesaian rata-rata (mean flow time) produk. Dalam perhitungan ini dilakukan pengurutan dan penjadwalan berdasarkan tanggal diterimanya pesanan pada satu hari. Setelah pesanan dalam satu hari diterima, maka semua pesanan akan diurutkan berdasarkan waktu proses yang paling sedikit. Berikut adalah perhitungan keefektifan dari metode Short Processing Time (SPT ) untuk pesanan bulan Nopember 2012 : 11

1. Average Compeltion Time = 168 15 = 11.2 = 1.4 Hari =. = 2 Hari. 102 15 = 6.8 = 0.90 Hari 82 15 = 5.4 = 0.72 Hari 15 2. Utilization = 45 168 = 0.26 122 231 = 0.52 40 102 = 0.39 25 82 = 0.30 3. Average Number Of Jobs In The System = 168 45 = 3.73 231 122 = 1.89 102 40 = 2.55 82 25 = 3.28 4. Average Job Latness = 11 15 = 0.73 Metode Penjadwalan Yang Baik Untuk Diterapkan Pada PD. POINT PRIDE OF MINE Setelah dilakukannya perhitungan penjadwalan mengenai keefektifan dari masingmasing metode penjadwalan yang oleh penulis mencoba untuk menerapkan metode tersebut sebagai metode penjadwalan pada PD. POINT PRIDE OF MINE. Maka penulis akan melakukan analisis perbandingan keefektifan dari perhitungan penjadwalan berdasarkan metode 12

First Come First Served (FCFS), metode Earliest Due Date (EDD), dan metode Shortest Processing Time (SPT). Analisis penjadwalan dibuat berdasarkan ketiga metode penjadwalan tersebut. Berikut ini adalah hasil perbandingan keefektifitasan perhitungan penjadwalan dari ketiga metode tersebut: Tabel 4.25 Perbandingan Average Completion Time METODE PROSES PRODUKSI Average Completion Time PEMOTONGAN SABLON PENJAHITAN PENYELESAIAN FCFS 1.3 2.1 0.92 0.75 1.26 EDD 1.3 2.1 0.92 0.75 1.26 SPT 1.4 2 0.90 0.72 1.25 Sumber : Perhitungan Penulis Tabel 4.26 Perbandingan Utilization METODE PROSES PRODUKSI PEMOTONGAN SABLON PENJAHITAN PENYELESAIAN Utilization FCFS 0.30 0.51 0.38 0.29 0.37 EDD 0.30 0.51 0.38 0.29 0.37 SPT 0.26 0.52 0.39 0.30 0.36 Sumber : Perhitungan Penulis Tabel 4.27 Perbandingan Average Number Of Jobs In The System METODE PROSES PRODUKSI Average Number Of Jobs In The PEMOTONGAN SABLON PENJAHITAN PENYELESAIAN System FCFS 3.31 1.94 2.6 3.4 2.8 EDD 3.31 1.94 2.6 3.4 2.8 SPT 3.73 1.89 2.55 3.28 2.8 Sumber : Perhitungan Penulis METODE Tabel 4.28 Analisis Perbandingan Metode Penjadwalan Average Completion Time (Hari) Utilization (%) Average Number Of Jobs In The System Average Job Latnes FCFS 1.26 37 2.8 0.46 EDD 1.26 37 2.8 0.46 SPT 1.25 36 2.8 0.73 Sumber : Perhitungan Penulis 13

Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa kriteria Average Completion Time diperoleh Shortest Processing Time (SPT), sedangkan kriteria Utilization diperoleh First Come First Served (FCFS) dan Earliest Due Date (EDD) dan Average Number Of Jobs In The System dalam setiap perhitungan metode memperoleh hasil yang sama. Dan Average Job Latnes terkecil diperoleh dengan metode First Come First Served (FCFS) dan Earliest Due Date (EDD). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan ketiga metode penjadwalan yang dilakukan oleh penulis terhadap penjadwalan produksi pada PD. POINT PRIDE OF MINE, penulis bisa menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, selama ini PD. POINT PRIDE OF MINE belum melakukan implementasi metode penjadwalan dalam melakukan proses produksinya. PD. POINT PRIDE OF MINE membuat penjadwalan hanya berdasarkan pesanan yang masuk, dan jika terdapat pesanan lain yang ingin dikerjakan terlebih dahulu atau cepat selesai, PD. POINT PRIDE OF MINE hanya melakukan penyisipan pada proses produksi yang sedang dikerjakan atau menunggu pesanan sebelumnya selesai tanpa melakukan perhitungan yang pasti. 2. Dalam penelitian ini penulis melakukan perbandingan tiga jenis metode pengurutan penjadwalan yaitu First Come First Served (FCFS), Earliest Due Date (EDD) dan Shortest Processing Time (SPT). Pada penelitian ini dilihat bahwa Average Job Latnes paling sedikit diperoleh olehh metode FCFS dan EDD. Untuk kriteria Average Completion Time nilai paling sedikit diperoleh metode SPT, sedangkan untuk perhitungan Utilization dan Average number Of Jobs In The System nilai perhitungannya sama antara FCFS dan EDD. Sehingga pada penelitian ini, pengukuran keefektifan metode pengurutan penjadwalan dapat dilihat melalui perhitungan kriteria Average Job Latnes. Average Job Latnes dengan perhitungan terkecil sangat bagus, karena tingkat keterlambatan lebih sedikit atau lebih kecil. 3. Dalam analisis ketiga metode pengurutan penjadwalan tersebut, kriteria Average Job Latnes terkecil diperoleh dengan menggunakan metode FCFS dan EDD dengan nilai sebesar 0.46. Akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode EDD dinilai kurang efektif untuk diimplementasikan pada PD. POINT karena batas waktu yang diterima dari setaip pesanan yang masuk memiliki jarak berjauhan antara pesanansatu dengan pesanan berikutnya. Apabila metode EDD tetap digunakan maka akan mengakibatkan terjadinya pengangguran fasilitas produksi yang dimiliki PD. POINT PRIDE OF MINE, maka metode FCFS dinilai paling tepat untuk digunakan pada PD. POINT PRIDE OF MINE karena dengan metode FCFS keterlambatan pemenuhan pesanan konsumen dapat diminimalisir. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis mencoba memberikan saran yang dapat dijadikan referrensi bagi PD. POINT PRIDE OF MINE. Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut : 1. Jika dilihat dari hasil pembahasan dan penelitian, PD. POINT PRIDE OF MINE sebaiknya menggunakan metode FCFS agar dapat meminimalisir keterlambatan dalam 14

sistem penjadwalannya, karena proses produksi dapat langsung dilaksanakan begitu diterimanya pesanan yang datang oelh perusahaan sehingga waktu tunggu lebih sedikit. 2. Untuk alternatif kedua, pengimplementasian metode EDD dapat dilakukan. Karena metode EDD memiliki Average Job Latnes yang sama dengan metode FCFS. 3. Berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Nopember 2012 memiliki permintaan pesanan yang tinggi, maka seharusnya PD. POINT PRIDE OF MINE lebih dapat meminimalkan waktu tunggu pada setiap pesanan sebanyak 5 hari untuk menunggu bahan baku datang, dengan cara PD. POINT PRIDE OF MINE melakukan pemesanan bahan baku sebelum adanya pesanan yang masuk sehingga setiap adanya pesanan yang masuk dapat langsung diproduksi tanpa harus menunggu selama 5 hari bahan baku datang ke PD. POINT PRIDE OF MINE. DAFTAR PUSTAKA Adam, E.E., & Ebert, R.J., (2006), Production & Operation Management. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Assauri, S. (2008), Manajemen Produksi dan Operasi. LPEEUI, Jakarta. Data Profil Perusahan PD. POINT (2005), Struktur Organisasi PD. POINT. Ginting, R., (2009), Penjadwalan Mesin : Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Heizer, J & Render, B., (2008), Operations Management Edisi Kesembilan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Herjanto, E., (2007), Manajemen Operasi Edisi Tiga. Penerbit Grasindo, Jakarta. Nazir, M, (2005), Metodologi Penelitian : Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Russell, R. S., & Taylor, B. W., (2006), Operations Management : Quality Competitiveness In A Global Environment. Penerbit : Hoboken, New Jersey. Schroeder, R.G., (2005), Operation Management Contenporary Concepts and Cases, Penerbit The Mc Graw-Hill Companies, Inc, USA. Jakarta. Stevenson, W.J., (2007), Operation Management : Edisi Tujuh. Penerbit Eko Jaya, Jakarta. Subagyo, P., (2008), Operation Scheduling :Edisi Satu. Penerbit IKIP Malang, Malang. Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Administrasi, Penerbit CV Alfabeta, Bandung. 15