JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 7 No. 2 Februari 2015 SPEKTRUM BUNYI ALAT MUSIK KENTONG BERDASARKAN VARIASI JUMLAH LUBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN BUNYI DENGAN MEMANFAATKAN ZELSCOPE DALAM PEMBELAJARAN

Electronic Tone Development of Gamelan Guntur Madu. Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, Yogyakarta, Telepon 0274.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan suatu hal yang sering kita samakan artinya yaitu suara. Bila

PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN SUPERPOSISI GELOMBANG BUNYI BONANG BARUNG SECARA SIMULTAN DAN MIXING BERBANTUAN AUDACITY DAN MATLAB

KORELASI PADA TRIAD KUNCI C OLEH GITAR AKUSTIK

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

Rebab Instrumen Gesek Gamelan: Analisis Hubungan Antara Posisi Gesekan dan Komponen Penyusun Sinyal Suara

2. Dasar Teori 2.1 Deskripsi Biologi Kuli bia

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. SUMBER BUNYI. Gambar 7


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1

3. Resonansi. 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara

BAB I PENDAHULUAN. berbeda.

Sifat Alami Gelombang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

GETARAN Getaran/osilasi: gerak bolak-balik suatu benda pada suatu lintasan yang memiliki satu posisi kesetimbangan

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

TES HASIL BELAJAR SIKLUS I. Nama :... Kelas :... Hari/ Tanggal :... Alokasi Waktu : Alat musik ini berbunyi dengan cara...

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pembentukan Choral Sound (Studi

Fisika. Materi. Guru : Arnel Hendri, S,Pd, M. Si. Sumber-Sumber Bunyi : Dawai-Pipa Organa-Garpu Tala

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Kompetensi Inti: KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

ANALISIS SIFAT GELOMBANG PADA FLUIDA DENGAN TANGKI RIAK

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan

Desain Sumber Bunyi Titik

PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

LAMPIRAN LAMPIRAN 52

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

Kegiatan Pembelajaran Mengamati: Mengamati symbol-symbol. Pancasila. Membaca pemahaman teks. wujud benda

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Al-Farabi matematis. Menarik bukan?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci :Audio Bio Harmonic (ABH), WT5001, Horn speaker, Garengpung, taraf intensitas bunyi,

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Debora M Sinaga 1, Krisman 2, Defrianto 2

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

LAMPIRAN 1 NILAI IPA KELAS IV SEMESTER I

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

PLBJ KOMPETENSI DASAR

G L O S A R I 121 GLOSARI

Suara. Definisi Suara???

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

Lampiran 1 67

2 f n = 12 = Angklung

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

Efisiensi reduksi bunyi pada penghalang bersusunan pagar

SILABUS MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan sebuah hal yang baru berdasarkan hasil penelitian. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

Pengukuran Kandungan Provitamin A dari CPO (Crude Palm Oil) Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan Spektroskopi Nir (Near Infrared) Tesis

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman etnik, banyak

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang butuh akan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

PROGRAM EVALUASI. Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : Ganjil Kelas : III (Tiga) Tahun Pelajaran : 2011/2012

PENGARUH GELOMBANG BUNYI PADA RANGE FREKUENSI 6000 Hz 9600 Hz TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI PUTIH (Brassica chinensis L.)

JURNAL PRAKTIKUM RESONANSI GELOMBANG BUNYI ZULFIKAR ANSHARI OKTAFINAWAN KELOMPOK SI8D

Fisika I. Gelombang Bunyi

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

GETARAN DAN GELOMBANG BUNYI

lampiran 1 Surat Izin dan Surat Keterangan Penelitian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Transkripsi:

SPEKTRUM BUNYI ALAT MUSIK KENTONG BERDASARKAN VARIASI JUMLAH LUBANG Siti Sarah 1 1 Universitas Sains Al Qur an Wonosobo Masuk: 5 Oktober 2014, revisi masuk: 5 Janauri 2015, diterima: 25 Januari 2015 ABSTRACT The goal of this research are knowing sound spectrum by kentong; and knowing correlation between the amount of kentong s hole and sound frequency. The sound is recorded in quite situation with computer which instaled by sound software. Then, the recording sound is analysed the frequency pattern in prominent and harmonic frequency. As a result, the frequency pattern of kentong with one hole formed in prominent frequency. The frequency pattern of kentong with two holes formed in prominent, first harmonic, and second harmonic frequency. The frequency pattern of kentong with three holes formed as same as kentong with two holes. The frequency pattern of kentong with four holes formed until the fiveth harmonic frequency. There is corelation between sound frequency and the amount of kentong with formula y = -86,125x 2 + 515,34x + 57,375 dan determinant value = 0,9779. Key words: kentong s hole, sound spectrum, frequency INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spektrum bunyi pada alat musik kentong; dan mengetahui hubungan antara jumlah lubang pada kentong dengan frekuensi bunyi yang dihasilkan.pengambilan data dilakukan di dalam ruang saat suasana sepi. Kentong dibunyikan tepat di depan komputer yang telah dipasang software pengolah suara. Bunyi yang dihasilkan kentong kemudian direkam dan dianalisis pola spektrum bunyi yang terbentuk berupa deretan frekuensi prominent dan harmonik. Spektrum bunyi yang terjadi pada kentong dengan jumlah lubang 1 hanya terjadi pada prominent. Saat kentong menggunakan 2 lubang terbentuk gelombang bunyi pada tingkat prominent, harmonik 1, dan harmonik 2. Spektrum pada kentong dengan 2 lubang dan 3 lubang sama, hanya saja nilai frekuensinya berbeda untuk masing-masing frekuensinya. Saat jumlah lubang pada kentong 4, spektrum yang terbentuk dapat mencapai tingkat harmonik 5. Frekuensi bunyi yang keluar dari kentong dipengaruhi oleh jumlah lubangnya dengan membentuk persamaan logaritmik y = -86,125x 2 + 515,34x + 57,375 dan nilai determinan 0,9779. Kata Kunci: lubang kentong, spektrum bunyi, frekuensi, prominent, harmonik. PENDAHULUAN Gelombang bunyi merupakan gelombang yang dihasilkan dari benda yang bergetar yang disebut sumber bunyi. Sumber bunyi dapat berasal dari makluk hidup berupa pita suara yang bergetar, dan juga benda mati yang digetarkan. Bunyi dapat sampai di telinga makhluk hidup jika terpenuhi 3 syarat, yaitu terdapat sumber bunyi, pendengar, dan medium perambatan yaitu zat padat, zat cair, atau gas. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka bunyi tidak dapat terdengar. Jadi, bunyi berfungsi untuk mengirimkan pesan dari pemberi pesan ke pendengar. Pesan melalui bunyi yang disampaikan kepada pendengar dapat bermacam-macam bentuk, seperti percakapan, isyarat bunyi, bahkan ditangan orang seni pesan disampaikan melalui sebuah lagu. Tek-tek merupakan salah satu jenis musik tradisional khas Banyumas yang disuguhkan untuk acara-acara tertentu seperti perayaan HUT RI, 1 st.sarah44@gmail.com 150

menyambut tamu kenegaraan, perayaan HUT daerah, dan lainnya. Ada beragam lagu yang dimainkan dalam musik tek-tek ini. Adapun musik tek-tek itu sendiri dihasilkan dari perpaduan menyanyi dan alat musik yang dihasilkan dari 11 bunyi kentongan bambu dan bas. Kentongan disebut juga jidor, yaitu alat alat musik pukul yang terbuat dari batangbambu atau batang kayu jati yang dipahat (NN, 2012). Kentong juga dinyatakan sebagai alat musik tradisional yang sudah sejak lama digunakan masyarakat Indonesia untuk berbagai kepentingan seperti mengumpulkan orang, tanda kebakaran, tanda adanya maling di suatu tempat, dan lain sebagainya (Sumiyati, 1989). Jadi, kentong sang-at berarti bagi masyarakat. Kini, kentong tidak hanya jadi sarana, namun kentong dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai alat musik salah satunya musik tek-tek. Meskipun kentong tidak asing lagi bagi kita, namun belum banyak artikel yang mengkaji tentang alat musik ini. Padahal kentong merupakan khasanah kebudayaan Indonesia yang perlu digali, dipertahankan, bahkan lestarikan. Jika perlu dipublikasikan ke tingkat nasional bahkan internasional, sehingga masyarakat nasional bahkan internasional mengenal bahwa bangsa Indonesia memiliki alat musik sederhana namun istimewa bernama kentong. Sebagai alat musik tradisional, tentunya kentongan juga memiliki ciri khas (karakteristik) yang membedakannya dengan alat musik lainnya. Hasil penelitian Koupin (2007) mengenai Keunikan Kualitas Bunyi yang Dihasilkan Kulintangan menyatakan bahwa frekuensi bunyi kulintangan mempunyai beberapa keunikan dibanding alat musik modern lainnya seperti gitar dan piano. Berdasarkan hasil penelitian di atas pastinya kentong juga memiliki karakteristik yang berbeda (unik) khususnya dari segi spektrum frekuensi yang dihasilkan. Artikel ini disusun guna mengetahui spektrum bunyi yang dihasilkan kentong. Selain itu, penelitian ini, juga ingin mengetahui adakah hubungan antara jumlah lubang kentong dengan frekuensi yang dihasilkan mengingat kentong yang selama ini ada di masyarakat hanyalah kentong dengan satu lubang. METODE Tujuan penelitianini adalah 1) mengetahui spektrum bunyi yang dihasilkan kentong dengan variasi banyak lubang; dan 2) mengetahui hubungan jumlah lubang kentong dan frekuensi yang dihasilkan. Variabel yang digunakan antara lain: variabel bebas berupa jumlah lubang; variabel terikat berupa frekuensi dan intensitas bunyi; variabel kontrol berupa kentong dari bambu, lebar lubang, jarak antar lubang, dan letak pukulan (di bawah lubang). Instrumen yang digunakan adalah kentong, pemukul, dan software pengolah bunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu secara langsung mencoba memvariasi jumlah lubang pada kentong untuk kemudian memukulnya sehingga menghasilkan bunyi. Adapun langkahlangkah penelitiannya yaitu menyediakan kentong; mempersiapkan program software; menjalankan program dan memukul kentong; setelah direkam, spektrum bunyi yang dihasilkan dianalisis menggunakan software pengolah bunyi yang telah terpasang di komputer. Analisis dilakukan secara deskriptif informatif dan grafik. Analisis deskriptif informatif dilakukan guna menjelaskan dan mengetahui pola frekuensi yang dihasilkan oleh bunyi kentong pada masing-masing jumlah lubang berdasarkan data outputsoftware, sedangkan analisis secara grafik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara banyaknya lubang dan frekuensi yang dihasilkan. PEMBAHASAN Berikut hasil penelitian berupa analisis spektrum frekuensi yang dihasilkan kentong dengan jumlah lubang 1, 2, 3, dan 4 dimana masing-masing kentong dipukul sebanyak 3 kali. Spektrum bunyi yang dihasilkan kentong dengan 1 lu - bang pada pukulan 1, 2, dan 3.Gambar 1 menunjukkan spektrum gelombang bunyi 151

Gambar. 1 menunjukkan spektrum gelombang bunyi yang dihasilkan saat kentong dibunyikan dengan jumlah lubang 1 pada pukulan 1, 2, dan 3. yang dihasilkan saat kentong dibunyikan dengan jumlah lubang 1 pada pukulan 1, 2, dan 3. Berdasarkan grafik yang terbentuk melalui software pada Gambar 1, maka dapat diketahui spektrum frekuensi bunyi yang dihasilkan kentong pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 pola frekuensi yang terbentuk hanya mencapai prominent saja, tanpa mencapai harmonik. Spektrum bunyi yang dihasilkan kentong dengan 2 lubang pada pukulan 1, 2, dan 3 Tabel 1. Spektrum bunyi kentong 1 lubang Prominent 495,2 473,7 516,7 495,2 Gambar. 2 menunjukkan spektrum gelombang bunyi yang dihasilkan saat kentong dibunyikan dengan jumlah lubang 2 dan jumlah pukulan 3 kali. Berdasarkan tampilan spektrum pada Gambar 2, maka dapat diketahui spektrum frekuensi bunyi yang dihasilkan kentong dengan lubang 2 pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, pola frekuensi bunyi yang terbentuk pada kentong dengan 2 lubang adalah prominent, harmonik 1, dan harmonik 2. Spektrum bunyi yang dihasilkan kentong dengan 3 lubang pada pukulan 1, 2, dan 3. 152

Tabel 2. Spektrum bunyi kentong 2 lubang pada pukulan 1, 2, dan 3 Prominent 839,7 818,2 904,3 854,1 Harmonik 1 1335 1335 1313 1327,7 Harmonik 2 1614-1614 1614 Gambar 3. menunjukkan spektrum gelombang bunyi yang dihasilkan saat kentong dibunyikan dengan jumlah lubang 3 dan jumlah pukulan 3 kali. Berdasarkan Gambar 3. dapat diketahui spektrum frekuensi bunyi yang dihasilkan kentong pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 pola frekuensi bunyi yang dihasilkan kentong dengan lubang 3 adalah prominent, harmonik 1, dan harmonik 2.Spektrum bunyi yang dihasilkan kentong dengan 4 lubang pada pukulan 1, 2, dan 3. Tabel 3. Spektrum bunyi kentongan 3 lubang pada pukulan ke-1, 2, dan 3 Prominent 839,7 818,2 904,3 854,1 Harmonik 1 1335 1335 1313 1327,7 Harmonik 2 1614-1614 1614 Gambar 4. menunjukkan spektrum gelombang bunyi yang dihasilkan saat kentong dibunyikan dengan jumlah lubang 4 dan jumlah pukulan 3 kali. Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat diketahui spektrum frekuensi bunyi yang dihasilkan kentong pada Tabel 4 berikut. 153

Tabel 4. Spektrum bunyi yang dihasilkan kentongan dengan 4 lubang Prominent 689 775,1 732,1 732,1 Harmonik 1 1162 1378 1205 1248,3 Harmonik 2 1356 1808 1808 1657,3 Harmonik 3 1550-2239 1894,5 Harmonik 4 1722 - - 1722 Harmonik 5 1873 - - 1873 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa pola frekuensi yang terbentuk adalah prominent, harmonik 1, harmonik 2, harmonik 3, harmonik 4, hingga harmonik 5. Jadi, jumlah timbre saat kentong menggunakan 4 lubang paling berwarna dibanding saat lubang kentong 1, 2, dan 3. Secara keseluruhan hasil penelitian dapat diketahui bahwa spektrum bunyi yang dihasilkan kentong berbeda jika jumlah lubang kentong berbeda. Artinya, jumlah harmonik yang dihasilkan oleh kentong dengan jumlah lubang berbeda akan berbeda. Saat kentong dibunyikan dengan 1 lubang, jumlah harmonik yang dihasilkan 1. Saat kentong dibunyikan dengan 2 lubang, jumlah harmonik yang dihasilkan 3. Saat kentong dibunyikan dengan 3 lubang, jumlah harmonik yang dihasilkan 3. Adapun saat kentong dibunyikan dengan 4 lubang, jumlah harmonik yang dihasilkan 6. Perbedaan tersebut menunjukkan corak nada (tone colour)/ kualitas/warna nada (timbre)(sears and Zemansky, 2003). Untuk lebih jelasnya, lihatlah spektrum bunyi yang dihasilkan pada masing-masing jumlah lubang pada Tabel 1 hingga Tabel 4. Hasil penelitian di atas sesuai dengan ciri bunyi interferensi, yaitu peristiwa perpaduan antara gelombang bunyi berfrekuensi tertentu dengan gelombang bunyi lainnya yang bekerja dalam frekuensi yang hampir sama dalam satu waktu. Jika hasil gabungan dua bunyi saling menguatkan, maka hal itu dikenal dengan interferensi konstruktif. Sebaliknya, jika hasil perpaduan dua buah bunyi justru menjadikan bunyi gabungan semakin lemah, maka hal itu disebut dengan interferensi destruktif (Ishaq, 2007).Berdasarkan teori di atas, maka dapat dianalisis bahwa bunyi yang ditimbulkan olehkentong mengalami interferensi konstruktif dan destruktif yang terjadi berulang-ulang.bunyi yang dihasilkan oleh peristiwa konstruktif secara berturut-turut dinyatakan dengan prominent, harmonik 1, harmonik 2, harmonik 3, dan seterusnya.banyak sedikitnya interferensi yang mampu dicapai alat musik dalam hal ini kentong menunjukkan timbre atau warna nada. Pada penelitian yang dilakukan, kentong dengan jumlah lubang yang sama masing-masing dipukul sebanyak 3 kali. Hasilnya, banyaknya pola interferensi konstruktif yang terjadi berbeda (lihat Tabel 2, 3, dan 4). Hal ini dimungkinkan diakibatkan oleh kekonsistenan pemukulan kentong. Meskipun demikian, hal ini kemudian diatasi dengan cara melakukan analisis melalui jalan melakukan rata-rata tingkatan frekuensi konstruktif yang terjadi dari ketiga pemukulan pada jumlah lubang kentong yang sama. Hubungan antara jumlah lubang dengan frekuensi, berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara jumlah lubang dan frekuensi yang dapat dilihat pada Tabel 5. 154

Tabel 5. Hubungan antara jumlah lubang dan frekuensi yang dihasilkan kentongan Frekuensi rata-rata Lubang 1 2 3 4 Prominent 495,2 717,7 854,1 732,1 Harmonik 1-1004,6 1327,7 1248,3 Harmonik 2-1320,0 1614 1657,3 Harmonik 3 - - - 1894,5 Harmonik 4 - - - 1722 Harmonik 5 - - - 1873 Gambar 5. Grafik hubungan antara jumlah lubang pada kentong dengan nilai frekuensi yang dihasilkan kentong dengan jumlah lubang berbeda. Berdasarkan Tabel 5, berikut grafik hubungan antara jumlah lubang dan frekuensi prominent yang dihasilkan kentong dengan jumlah lubang berbeda. Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa dengan persamaan tersebut y = -86,125x 2 + 515,34x + 57,375 dan nilai determinan 0,9779. Adapun nilai determinan menunjukkan bahwa penentuan besar frekuensi prominent ditentukan oleh faktor jumlah lubang kentong sebesar 97.79%, sedangkan sisanya yaitu 2.21% ditentukan oleh faktor lainnya. Melalui persamaan, dapat dianalisis bahwa setiap alat memiliki kapasitas maksimal untuk menghasilkan bunyi. Jadi, saat frekuensi bunyi yang dihasilkan kentong mencapai maksimal pada jumlah lubang tertentu, maka frekuensi tertentu tidak akan bertambah lagi dengan bertambahnya lubang. Akan tetapi, justru menurun. Hasil penelitian di atas didukung oleh oleh hasil penelitian Vedya Matulessy, Trihandaru, dan Rondonuwu (2012) berjudul Analisa Pengaruh Penambahan Lubang Terhadap Frekuensi yang Dihasilkan Pada Alat Musik Tiup Tradisional Maluku, Kuli Ba yang menyatakan bahwa pertambahan lubang pada alat musik Kuli Bai menghasilkan dua nada dengan interval ½ laras, yaitu nada E dan F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diambil kesimpulan berikut. 1) Spektrum bunyi yang terjadi pada kentong dengan jumlah lubang 1 hanya terjadi pada prominent. Saat kentong menggunakan 2 lubang terbentuk gelombang bunyi pada tingkat prominent harmonik 1, dan harmonik 2. Spektrum pada kentong dengan 2 lubang dan 3 lubang sama, hanya saja nilai frekuensinya berbeda untuk masing-masing frekuensinya. Adapun 155

saat kentong memiliki jumlah lubang 4, spektrum yang terbentuk dapat mencapai tingkat harmonik 5. 2) Ada hubungan antara frekuensi bunyi yang keluar dari kentongan (frekuensi prominent) dengan jumlah lubang kentongdengan persamaan y = -86,125x 2 + 515,34x + 57,375 dan nilai determinan 0,9779. PERSEMBAHAN Penulis mengucapkan terima kasih kepasa Dr. Heru Kuswanto atas bimbingannya selama proses penelitian. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih atas saran dan kritik dari rekan-rekan diskusi di kelas. DAFTAR PUSTAKA Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Koupin, N. 2007. Mengkaji Keunikan Kualiti Bunyi yang Dihasilkan dari Kulintang. Tesis. Universiti Malaysia Sabah. NN. 2012. Kentongan. http://id.wikipedia.org/wiki/kenton gan. Diakses tanggal 13 Februari 2013. Sears and Zemansky. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Sumiyati, F. 1989. Makna Lambang dan Simbol Kentongan dalam Masyarakat Indonesia. Vedya Matulessy, S; Trihandaru, S.; Rondonuwu, F. 2012. Analisa Pengaruh Penambahan Lubang Terhadap Frekuensi yang dihasilkan Pada Alat Musik Tiup Tradisional Maluku, Kuli Ba. Tugas Akhir. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. 156