BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

JURNALISME BERPERSPEKTIF GENDER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia yang hidup di masa ini adalah manusia yang dimudahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial. Bahasa juga merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan dunia yang melingkupinya. Menuangkan pikiran dalam bahasa tulisan tentu saja akan merujuk atau bertolak ukur pada paradigma tertentu sehingga menghasilkan suatu kecenderungan atau pandangan yang berbeda. Begitupun dengan bahasa jurnalis pers media cetak. Setiap media massa massa mempunyai gaya dan ideologi tersendiri dalam menyajikan berita. Media massa memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Media massa dikatakan sebagai pilar keempat sebuah negara, karena melalui media massa masyarakat terbentuk secara informatif. Media massa juga berfungsi sebagai instrumen untuk menyebarkan ideologi melalui pemberitaan-pemberitaan yang mengandung sistem nilai yang digunakan oleh para pengikutnya. Media cetak, khususnya surat kabar menjadi salah satu ruang tempat dituliskannya hasil liputan para wartawan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara ini. Media massa menurut Tony Bennet bukanlah saluran yang bebas dan netral, media merupakan subjek yang merekonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakan, sehingga realitas yang

ditampilkan dalam media bukan realitas yang sebenarnya, tetapi telah dikonstruksi ke dalam bentuk wacana yang bermakna (Eriyanto, 2001:36). Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan berita seringkali menunjukkan keberpihakan. Mulyana (Eriyanto,2002:x) dalam sebuah pengantar buku menyatakan bahwa bahasa juga dapat digunakan untuk memberikan aksen tertentu terhadap suatu tindakan misalnya dengan menekankan, mempertajam, memperlembut, mengaungkan, melecehkan, emmbelokan, atau mengaburkan peristiwa atau tindakan tertentu. Bahasa dikatakan sebagai system kategorisasi, dimana kosakata tersebut akan menyebakan makna tertentu dan memeperlihatkan sebuah ideologi. Dalam media massa, keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (citra) yang akan muncul di benak khalayak. Bahasa yang dipakai media, ternyata mampu mempengaruhi cara melafalkan, tata bahasa, susunan kalimat, perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata, dan akhirnya mengubah dan atau mengembangkan percakapan, bahasa dan makna. Realitas media di Indonesia menunjukkan adanya bias gender dalam representasi perempuan dalam media, baik media cetak maupun elektronik. Hal yang tidak bisa dibantah bila media massa mempunyai peran sangat signifikan dalam proses sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender. Signifikasi peran media massa juga terletak pada eksistensinya sebagai salah satu tonggak demokrasi, yang sekarang menjadi mainstream. Salah satu pilar demokrasi adalah adanya ruang publik yang bebas dan penghargaan terhadap hak azasi manusia. Salah satu perwujudannya adalah penghargaan terhadap hak-hak perempuan dan persamaan.

Pada umumnya media massa sedikit memunculkan isu tentang perempuan, media cenderung memberi ruang hanya bagi hal-hal yang bersifat tradisional atau urusan perempuan, seperti rumah tangga, mode, mengurus keluarga dan anak. Media massa yang diharapkan bisa mensosialisasikan masalah gender kepada masyarakat luas, ternyata masih kurang sensitif terhadap masalah tersebut. Persoalan tentang perempuan merupakan persoalan yang senantiasa aktual dan seringkali mengundang perdebatan panjang yang tidak berujung. Media massa dan perempuan ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa di pisahkan, keduanya memiliki kaitan erat dan saling melengkapi. Media yang difungsikan sebagai sarana penghubung seseorang atau kelompok dengan publik kadang kala dihalalkan dalam segala bentuk dan cara. Perempuan yang ingin diketahui oleh publik dengan terang-terangan bahkan percaya diri membuka semua hal tentang dirinya bahkan sampai pada hal privacy untuk khalayak umum dengan harapan dirinya menjadi satu-satunya pusat perhatian masyarakat. Perempuan yang secara fitrah butuh suatu perhatian lebih, maka medialah yang menjadi sarana paling subur untuk hal itu. Kehormatan perempuan seringkali juga menjadi jatuh karena dirinya sendiri atau suatu media. Karakteristik media massa yang manipulatif dan kurang memiliki sensitifitas gender seringkali juga merugikan perempuan. Apa yang ditampilkan media terhadap sosok perempuan dianggap mampu memberi kontribusi lebih dalam meningkatkan konsumsi publik, misalnya saja dalam periklanan di televisi. Sudah saatnya, masyarakat lebih jeli dalam menyeleksi konsumsi media yang ada di sekitar kita dan tidak menelannya bulat-bulat. Berita-berita yang seolah-olah menghibur itu sering kali ibarat candu, terasa nikmat sehingga melupakan kita dari berbagai soal serius yang seharusnya memang kita hadapi.

Sara Mills lebih dalam Eriyanto (2001:200) banyak merepresentasikan perempuan dalam teks, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui pemarjinalan yang terjadi pada perempuan. Analisis atas bagaimana posisi-posisi ini ditampilkan secara luas akan bisa menyingkap bagaimana ideologi dan kepercayaan dominan bekerja dalam teks. Umumnya dalam wacana feminis, diyakini dalam banyak teks wanita ditampilkan sebagai objek bukan subjek. Karena sebagai objek representasi, maka wanita posisinya selalu didefinisikan, dijadikan bahan penceritaan, dan tidak bisa menampilkan dirinya sendiri. Pada tabloid Realita edisi 20 April-3 Mei 2009 terdapat teks berita yang berjudul Memilih Taubat Setelah Mimpi Kiamat, bercerita tentang seorang perempuan asal Tegal, yang hijrah ke kota Bandung untuk bekerja, diceritakan Ika sudah mempunyai pacar selama 4 tahun dan setelah ia memberikan segalanya, lelaki itu pun pergi begitu saja meninggalkan dirinya tanpa kepastian. Itulah yang membuat Ika menjadi rapuh dan labil, sampai suatu ketika ia bertemu dengan seorang wanita bernama Eva di Bekasi dan menawari Ika untuk ikut bekerja di Papua sebagai pelayan di kafe. Bukan untung yang ia dapat malah penderitaan, ternyata pekerjaan yang semula Eva janjikan itu tidak ada, ia malah dijadikan PSK di Papua. Sebenarnya Ika tidak mau menerima pekerjaan itu, bahkan untuk lari dari sana saja tidak bisa, jadi ia terpaksa melakoni pekerjaan itu karena faktor lingkungan dan ekonomi. Setelah kontrak bekerja empat bulan selesai, Ika kembali ke tempat kakaknya di Purwakarta, beberapa hari sebelum keberangkatannya, pada suatu malam dia bermimpi. Di sana dia diperlihatkan bahwa bumi ini akan kiamat dan hancur. Tetapi mimpi itu tidak mengurungkan niatnya untuk kembali ke Sorong, ia tetap berencana kembali lagi ke Sorong untuk bekerja sebagai PSK, setelah tiba di Sorong, Ika selalu bermimpi tentang kiamat itu, sampai akhirnya ia pun sakit parah di sana dan tidak mendapat penghasilan apa-apa.

Karena ia terus selalu bermimpi tentang kiamat itu, maka Mei 2008 ia berhenti menjadi PSK dan di Jakarta ia mendirikan sebuah yayasan penyalur baby sytter. Dia sadar pekerjaannya sekarang lebih sedikit penghasilannya dibandingkan penghasilannya ketika bekerja sebagai PSK. Tetapi itu semua diterima karena lebih terhormat dibandingkan menjadi PSK.Selain itu ia mendapat ketenangan yang selama ini ia tidak didapat. Peneliti akan mencoba menganalisis ke dalam sikap yang diambil oleh tabloid Realita dalam memberitakan pemberitaan terhadap perempuan yang disajikan kepada khalayak dengan menggunakan analisis Sarra Mills dengan meninjau posisi subjek dan objek dalam teks berita tabloid Realita; representasi perempuan dalam teks berita tabloid Realita; dan aspek kebahasaan yang dapat menunjukkan ideologi dan keberpihakan yang disajikan oleh tabloid Realita dengan judul Analisis Wacana Kritis tentang Pemberitaan Perempuan dalam Teks Berita Tabliod Realita. Penelitian terhadap wacana kritis pernah dilakukan oleh Rina Lestari yang meneliti tentang wacana feminis pada harian umum Pikiran Rakyat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Pikiran Rakyat lebih berpihak terhadap perempuan walaupun ada sedikit kemungkinan dari pilihan kata yang bisa memarjinalkan perempuan. 1.2 Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah perlu dilakukan identifikasi masalahnya, untuk menyatakan ciri-ciri yang ada pada masalah yang timbul dalam melaksanakan penelitian. Maka peneliti mencoba untuk mengidentifikasi masalah yang timbul ;

1) Posisi subjek dan objek pemberitaan perempuan di dalam teks berita tabloid Realita, 2) Representasi perempuan yang ditampilkan dalam teks berita tabloid Realita, 3) Aspek-aspek kebahasaan yang bisa menunjukkan ideologi dan keberpihakan. 1.2.2 Batasan Masalah Peneliti merasa perlu untuk membatasi masalah yang akan di teliti, hal tersebut bertujuan agar peneliti lebih terarah pada objek penelitian. Pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1) Teks berita yang dikaji adalah berita yang memuat tentang pemberitaan perempuan pada tabloid Realita edisi April-Juni 2010. 2) Analisis wacana kritis ini menggunakan pendekatan Sara Mills. 3) Bentuk representasi perempuan dan penggunaan bahasa pada media massa cetak yang mampu menunjukkan sebuah ideologi dan keberpihakan khususnya pada pemberitaan tentang perempuan. 1.2.3 Rumusan Masalah Untuk dapat memperjelas serta mempermudah arah, tujuan, dan metodologi penelitian yang digunakan, maka sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu adanya perumusan masalah terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa rumusan masalah, antara lain :

1) Bagaimana posisi pemberitaan perempuan di dalam teks berita tabloid Realita? 2) Bagaimana representasi perempuan yang ditampilkan dalam teks berita pada tabloid Realita? 3) Aspek kebahasaan bagaimanakah yang dapat menunjukkan ideologi dan keberpihakan wartawan pada teks tabloid Realita? 1.3 Tujuan Penelitian Sebelum melakukan penelitian kita harus menetapkan terlebih dahulu tujuan penelitian. Adapun beberapa tujuan yang akan dikembangkan dan ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan bagaimana media massa cetak, khususnya tabloid Realita memberikan informasi yang berkaitan dengan perempuan, mengetahui bentuk-bentuk diskriminasi dan ketidakadilan gender terhadap perempuan di dalam teks berita media massa cetak. B. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Mengetahui dan mendeskripsikan posisi perempuan pada teks berita tabloid Realita; 2) Mengetahui dan mendeskripsikan representasi perempuan pada teks tabloid Realita; 3)Mengetahui dan mendeskripsikan aspek bahasa atau penggunaan kata yang dapat menunjukkan nilai-nilai ideologis pada teks tabloid Realita. 1.4 Manfaat Penelitian A. Secara Teoretis Bagi kalangan akademis, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dalam mengkaji teks berita di media massa, juga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan kajian bahasa dengan melalui pendekatan Analisis Wacana Kritis.

B. Secara Praktis Bagi media massa (pers), dapat dijadikan masukan untuk perkembangan praktik penulisan berita; bagi masyarakat umum, hasil penelitaian ini merupakan informasi tambahan atau pengetahuan yang menjelaskan bahwa dalam suatu pemberitaan ada kemungkinana terdapat maksud yang tersembunyi di balik teks berita, sehingga masyarakat dapat lebih kritis lagi dalam menerima informasi. 1.5. Definisi Operasional Peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, hal ini penting untuk lebih memperjelas dan menghindari kesalahan pemahaman dalam penelitian ini. 1) Wacana adalah komunikasi verbal, ucapan, percakapan atau sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat. Wacana disini mencakup rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Wacana yang dimaksud dalam penelitian ini berupa teks berita. 2) Analisis Wacana Kritis adalah pendekatan yang digunakan untuk mengungkap sebuah ideologi di balik teks media yang salah satunya dengan meninjau aspek kebahasaan yang dapat menunjukkan kepentingan dan maksud tertentu. 3) Pemberitaan perempuan adalah teks yang dibuat media massa cetak yang bertujuan untuk menginformasikan suatu berita kepada khalayak umum untuk menampilkan perempuan sebagai pemberitaan di media massa cetak baik itu berita seputar kehidupan perempuan, pelecehan seksual, kekerasan, kriminal, maupun kegiatan perempuan. 4) Posisi subjek dan objek dalam Analisis Wacana Kritis adalah posisi berarti siapa aktor yang

dijadikan sebagai subjek yang mendefinisikan dan melakukan penceritaan dan siapa yang ditampilkan sebagai objek, pihak yang didefinisikan dan digambarkan kehadirannya oleh orang lain. 5) Representasi perempuan dalam Analisis Wacana Kritis adalah pandangan pencerita terhadap perempuan yang ditampilkan di dalam teks berita. 6) Aspek kebahasaan dalam Analisis Wacana Kritis adalah penggunaan kata untuk menggambarkan sosok perempuan di dalam teks berita. 7) Tabloid Realita adalah media masa yang banyak menampilkan pemberitaan perempuan yang terbit dua minggu sekali.