BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

dokumen-dokumen yang mirip
PLEASE BE PATIENT!!!

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian analisis kualitatif

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP Oleh: H. Karso/ Hj. Ade Rohayati PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

GUBERNUR JAWA TENGAH

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

Terima kasih telah mengunjungi

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

PEMBUKAAN UUD 1945 (Kuliah-8) 1

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN SILABUS

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

Bab 2. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II yang

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB IV VISI DAN MISI

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka. mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

SAMBUTAN PADA MALAM TASYAKURAN PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 RI TAHUN 2011 TANGGAL 16 AGUSTUS 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Transkripsi:

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini. 1) ihwal nilai nasionalisme; 2) ihwal buku sekolah elektronik; 3) ihwal silabus. 2.1 Ihwal Nilai Nasionalisme Sebelum memaparkan ihwal nilai nasionalisme, alangkah baiknya menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian nilai dan nasionalisme berikut ini. 2.1.1 Pengertian Nilai Nilai merupakan suatu sifat dari suatu hal yang berhubungan dengan subjek yang berharga (Abdulkarim, 2004:35). Menurut Supriyadi (2009:17) pengertian nilai didefinisikan berdasarkan disiplin ilmu pengetahuan dan pengertian nilai juga dapat ditemui dalam kebijakan, antara lain berikut ini. a. Pengertian nilai dari sudut pandang dari disiplin ilmu antara lain di bawah ini. 1) Arti Umum Nilai merupakan inti dari pillhan m o r a l, ya n g b e r k a i t a n d e n g a n e t i k a d a l a m administrasi/manajemen. 8

9 2) Arti Sempit Nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik, menyenangkan, penting, manfaat. 3) Arti Luas Nilai merupakan semua yang dianggap baik, kewajiban, kebijakan, keindahan, kebenaran dan luhur. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI No. 25/KEP/M.PAN/4/2002 (Supriyadi, 2009), nilai adalah dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang atau organisasi untuk menentukan sikap dan perilaku dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian. Dengan demikian nilai adalah suatu makna yang berfungsi untuk: 1) memberikan tujuan, arti, kesenangan, dan nilai pada kehidupan untuk melakukan sesuatu; 2) mempermudah dalam membuat keputusan; 3) menentukan bagaimana melihat dan memahami persoalan; 4) memberi arti, makna dan signifikasni pada masalah tertentu; 5) ada yang bersifat sesaat dan ada yang permanen. Semua pengertian nilai yang dipaparkan di atas cukup sulit apabila digabung dalam satu kalimat karena adanya beberapa pengertian yang tidak dapat dirangkum jadi satu. Beberapa pengertian mengenai nilai di atas jika dianalisis adalah sebagai berikut ini.

10 1) Nilai merupakan suatu sifat dari suatu hal yang berhubungan dengan subjek yang berharga. 2) Nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik, menyenangkan, penting, manfaat. 3) Nilai merupakan semua yang dianggap baik, kewajiban, kebijakan, keindahan, kebenaran dan luhur. 4) nilai adalah dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang atau organisasi untuk menentukan sikap dan perilaku dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian. 2.1.2 Pengertian Nasionalisme Kata nasionalisme secara etimologis berasal dari kata nasional dan isme, yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa (Budiyanto, 2006: 31). Nasionalisme merupakan suatu paham yang memberikan ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan yang mewajibkan dirinya untuk mengilhami segenap anggotaanggotanya. Nasionalisme menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita dan satusatunya bentuk sah dari organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber daripada semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan rakyat (Kohn, 1984: 12). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 775-776) terdapat dua pengertian nasionalisme berikut ini. 1) Paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan.

11 2) Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, intregitas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan. Menurut Budiyanto (2006:31) pemahaman tentang nasionalisme dapat dibedakan antara nasionalisme dalam arti sempit dan dalam arti luas. a) Nasionalisme dalam Arti Sempit Nasionalisme diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang tinggi atau berlebih-lebihan sehingga memandang bangsa lain lebih rendah. b) Nasionalisme dalam Arti Luas Nasionalisme dalam pengertian luas adalah perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsa dengan tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Dalam melaksanakan kerja sama dengan dengan negara lain, hal yang diutamakan adalah persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan dan keselamatan bangsanya, serta tetap memandang bangsa lain sederajat dan menghormatinya sebagaimana bangsanya sendiri. Nasionalisme dalam arti luas mengandung prinsip-prinsip: kebersamaan, persatuan dan kesatuan, demokratis (Budiyanto, 2006: 32). 1. Prinsip Kebersamaan Penerapan prinsip kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari menuntut setiap warga negara agar memiliki sikap "pengendalian diri" untuk mengarahkan aktivitasnya menuju kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang. Nilai

12 kebersamaan menuntut setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. 2. Prinsip Persatuan dan Kesatuan Prinsip persatuan dan kesatuan terejawantahkan dalam bentuk kesetiaan/loyalitas yang tinggi hanya untuk kepentingan negara. Ini berarti setiap warga negara harus mampu mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan yang dapat menimbulkan perpecahan dan anarkis (merusak). Untuk tetap tegaknya prinsip persatuan dan kesatuan, setiap warga negara harus mampu mengedepankan sikap: kesetiakawanan sosial, peduli terhadap sesama, solidaritas, dan berkeadilan sosial. Menurut Rianto (2006: 4) sila Persatuan Indonesia dalam Pancasila terkandung nilai persatuan bangsa, maksudnya dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : a) persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme); b) pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa; c) cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme). 3. Prinsip Demokrasi/Demokratis Prinsip, demokrasi/demokratis memandang bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Karena hakikat semangat kebangsaan adalah adanya tekad untuk hidup bersama yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk

13 bersedia hidup sebagai bangsa yang bebas, merdeka, bersatu, berkedaulatan, adil, dan makmur. Menurut Cipto (Taniredja, 2009: 59) nilai-nilai demokrasi meliputi: kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berkelompok, kebebasan berpartisipasi, kesetaraan antarwarga, rasa percaya, kerjasama. 2.1.3 Pengertian Nilai Nasionalisme Menurut Joyomantoro (1990: 5) nilai nasionalisme ialah nilai-nilai yang paling baik bagi bangsa Indonesia yang menggambarkan aktivitasnya. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai yang bersumber pada proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang merupakan pantulan tekad bangsa Indonesia untuk merdeka, cetusan jiwa, dan semangat Pancasila yang telah berabad-abad lamanya tertindas oleh penjajah. Nilainilai tersebut meliputi: (1) nilai rela berkorban; (2) nilai persatuan; (3) nilai harga menghargai; (4) nilai kerja sama; (5) nilai bangga sebagai bangsa Indonesia. Berdasarkan pengertian nilai menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI No. 25/KEP/M.PAN/4/2002 (Supriyadi, 2009) dan nasionalisme menurut Budiyanto (2006:31) serta nilai nasionalisme menurut Joyomantoro (1990: 5) di atas, pengertian nilai nasionalisme yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang atau organisasi untuk menentukan

14 sikap dan perilaku yang paling baik bagi bangsa Indonesia yang menggambarkan aktivitasnya berupa perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsa berdasarkan prinsip kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi dengan melaksanakan dan mengembangkan sikap serta perilaku kehidupan sehari-hari sebagai berikut: 1. kerukunan yang dilandasi ke-tuhanan Yang Maha Esa; 2. rela berkorban untuk bangsa dan negara; 3. menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; 4. gotong royong; 5. tolong-menolong; 6. berkeadilan sosial; 7. tahan derita dan tahan uji; 8. keteladanan; 9. pewarisan; 10. ketokohan. 2.2. Ihwal Buku Sekolah Elektronik Buku sekolah elektronik adalah semua buku bagi satuan pendidikan yang hak ciptanya telah dibeli pemerintah yang disediakan bagi masyarakat secara gratis dalam bentuk buku elektronik yang dapat diunduh dari situs http://www.bse.depdiknas.go.id. Peluncuran buku sekolah elektronik (BSE) gratis merupakan respon pemerintah untuk menjamin ketersediaan buku yang murah, terjangkau, dan berkualitas. Kebijakan tersebut memberikan manfaat bagi institusi pendidikan, khususnya guru dan siswa.

15 Fungsi buku sangat penting bagi institusi pendidikan, dalam hal ini guru dan siswa, sebab buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan pendidikan. Karena itu, diperlukan jaminan atas tersedianya buku. Sayangnya, di sisi lain, harga buku cenderung terus naik sehingga guru dan siswa terbebani. Pemerintah merespon kondisi tersebut dengan melakukan beberapa hal berikut ini. 1) Pemerintah membeli hak cipta buku-buku pelajaran yang berkualitas tinggi dari penulis. 2) Semua buku yang hak ciptanya telah dibeli (lebih dari 407 buku) disediakan bagi masyarakat secara gratis dalam bentuk buku elektronik yang dapat diunduh dari situs http://www.bse.depdikans.go.id. 3) Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang penggunaan BSE gratis karena buku tersebut meliputi buku mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Namun, masih banyak pula yang belum bisa merasakan manfaatnya karena berbagai hal. Penyebab utama adalah kurang maksimalnya manfaat BSE gratis bagi institusi pendidikan adalah adanya faktor gagap teknologi, sumber daya manusia yang kurang berkompeten di bidang teknologi, dan asumsi salah masyarakat. Berkaca pada faktor-faktor tersebut, pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan pendukung berikut ini (Efendi, 2009:1). 1) Jika sasaran utama pengguna BSE gratis adalah institusi pendidikan, guru dan siswa, kebijakan pendukung harus diorientasikan bagaimana memberdayakan mereka agar mampu menggunakan fasilitas tersebut. Untuk itu, pemerintah harus menyosialisasikan adanya fasilitas BSE gratis kepada institusi pendidikan

16 di Indonesia secara merata. Selain sosialisasi, pemerintah perlu mendidik dan melatih guru atau stakeholder untuk dapat menggunakannya. Mereka yang sudah dididik dan dilatih diminta menyebarkan informasi dan kemampuan yang diperolehnya ke daerah masing-masing. 2) Pemerintah harus mempromosikan keuntungan BSE gratis. Guru dan orang tua siswa yang berasumsi bahwa kualitas BSE gratis kurang bagus karena hanya proyek mungkin disebabkan adanya misinformation. Pemerintah harus merekomendasikan institusi pendidikan untuk menggunakan BSE gratis sebagai sumber utama. 3) Jika BSE gratis yang diluncurkan pemerintah disediakan melalui jaringan internet dan dapat diunduh secara online, pemerintah harus menjamin institusi pendidikan memiliki fasilitas cukup. Dengan kata lain, jika jaringan internet merupakan prasyarat untuk dapat mengunduh BSE gratis, pemerintah harus menjamin ketersediaan jaringan internet. 4) Bila tidak dimungkinkan tiap sekolah memiliki fasilitas jaringan internet, kebijakan pemerintah daerah mutlak diperlukan. Departemen pendidikan di tingkat daerah dapat memfasilitasi institusi pendidikan yang tidak memiliki jaringan internet, bahkan komputer, dengan mengunduhkan BSE gratis tersebut, lalu memformatnya dalam bentuk CD/DVD atau mencetaknya menjadi buku dan mendistribusikannya ke sekolah-sekolah di daerahnya. Berdasarkan hal di atas, sudah jelas kiranya buku memiliki peran penting dalam pembelajaran. Buku harus benar-benar menumbuhkan kemampuan intelektual guru dan

17 siswa, bukan membodohkan. Mengingat betapa penting peran buku tersebut, kiranya perlu langkah yang tepat terhadap pemilihan buku teks ajar yakni dengan telaah kelayakan buku yang salah satunya terdiri atas kelayakan isi (Megono, 2008:1). Pedoman dasar untuk menentukan kelayakan isi buku adalah kesesuaiannya dengan kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum. Bahan materi yang dikembangkan memungkinkan bagi peserta didik untuk merangsang kreativitas dan inspiratif. 2.3 Ihwal Silabus 2.3.1 Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh satuan pendidikan (Mulyasa, 2007:190). Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil akhir belajar. 2.3.2 Prinsip Pengembangan Silabus Dalam KTSP pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing (Mulyasa, 2007: 191).

18 Pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pensisikan harus dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional berikut ini. 1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2) beragam dan terpadu; 3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4) relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5) menyeluruh dan berkesinambungan; 6) belajar sepanjang hayat; 7) seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional) di atas, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Menurut Mulyasa (2007:191-195) prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah berikut ini. 1) Ilmiah Prinsip ilmiah maksudnya keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan. 2) Relevan Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. 3) Fleksibel

19 Fleksibel dalam silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan kurikulum. 4) Kontinuitas Kontinuitas mengandung arti setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama ain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. 5) Konsisten Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten artinya bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten (ajeg) dalam membentuk kompetenis peserta didik. 6) Memadai Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapaii komptensi dasar yang telah ditetapkan. 7) Aktual dan Kontekstual Aktual dan kontekstual artinya ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

20 8) Efektif Pengembangan silabus yang efektif adalah silabus yang memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. 9) Efisien Efisiensi dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atua menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan. 2.3.3 Prosedur Pengembangan Silabus Menurut Mulyasa (2007:203), pengembangan silabus KTSP dalam garis besarnya mencakup langkah-langkah sebagai berikut: 1) mengisi kolom identitas; 2) mengkaji dan menganalisis standar kompetensi; 3) mengkaji dan menentukan kompetensi dasar: 4) mengidentifikasi materi standar; 5) mengembangkan pengalaman (standar proses); 6) merumuskan indikator pencapaian kompetensi; 7) menentukan jenis penilaian; 8) menentukan alokasi waktu; 9) menentukan sumber belajar.

21 2.3.4 Format Silabus Berbasis KTSP Adapun format silabus berbasis KTSP menurut Mulyasa (2007:208) mencakup komponen-komponen sebagai berikut: 1) standar kompetensi; 2) kompetensi dasar; 3) indikator; 4) materi standar; 5) standar proses; 6) standar penilaian. Adapun format silabus sudah terlampir.