BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang yang ada semakin besar, namun

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. strategi pemasaran yang efektif untuk menggaet konsumen baru dan

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien. Didalam bidang transportasi khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas,

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat di dunia. Peta persaingan juga mulai meningkat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jadi manusia dalam hal ini para

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dengan mengikuti perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 10, 2015: ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun pasar global. Walaupun konsumen tetap ada namun daya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sebab naik turunnya harga barang-barang yang ada di pasar sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan antar daerah secara merata. merupakan alat transportasi yang praktis dan lincah apabila digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. macam transportasi terus dikembangkan akhir-akhir ini dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya (Kotler dan Armstrong, dalam Erdogmus et al, 2012:399). Nilai suatu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di segala bidang. Dengan adanya persaingan ini menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil maupaun yang sudah mapan. Bahkan bagi sebagian pebisnis, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi sekarang ini menjadikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. ada pada produk yang telah di berikan perusahaan kepada konsumen. Sepeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir setiap orang punya dan membutuhkan sepeda motor. Kepadatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor penting untuk mencapai sukses. Tujuannya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan dunia saat ini khususnya dalam perekonomian semakin maju dan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Suzuki TVS Yamaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun. tahun lalu pertumbuhan sepeda motor bahkan semakin meningkat.

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. demikian juga dengan persaingan bisnis perbengkelan dan aksesoris kendaraan

PENGARUH ATRIBUT SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus di Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan industri otomotif semakin menunjukan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini.

BAB I PENDAHULUAN. variabel. Salah satu metode dalam analisis multivariat adalah analisis faktor.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai lebih pada produk yang ditawarkan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi khususnya roda dua akhir-akhir tahun ini sangat diminati

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis di Era globalisasi seperti sekang ini,

BAB I PENDAHULUAN. pembeda diantara pesaingnya karena perusahaan yang mengembangkan merek

BAB I PENDAHULUAN. volume penjualan (Wahyuni, 2008). Usaha untuk dapat memenangkan. berkembang dan berubah-ubah (Kotler, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk. lebih praktis dan lebih mudah menerjang kemacetan.

BAB I PENDAHULUAN. Suzuki, Kawasaki, TVS, ( Market Motor All Brand Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan tetapi juga berpotensi akan kehilangan pelanggan potensial.

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut memicu terjadinya perpindahan merek. perpindahan merek juga semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia khususnya di industri sepeda motor. Persaingan ketat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri transportasi mengalami kemajuan pesat. Salah satu

2015 PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR BEBEK SUZUKI

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri sepeda motor merupakan industry yang sedang tumbuh pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan jumlah kendaraan pada tahun Sumber : bps.go.id, 28 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor saat ini yaitu jenis automatik, sepeda motor jenis automatik menguasai pangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Honda PT Ekajaya Karunia Abadi Surabaya berusaha melakukan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan inovasi yang dapat berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen secara UKDW

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor

I. PENDAHULUAN. adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi, mengukur dan

Abstrak. Kata kunci : celebrity endorser, brand image, kualitas produk dan niat beli

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dewasa ini telah memasuki era baru, di mana perusahaan lebih UKDW

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang yang ada semakin besar, namun sebaliknya persaingan menjadi semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat juga terjadi di dalam dunia otomotif khususnya produk sepeda motor, seperti banyak tipe-tipe motor yang mulai bermunculan dari merk-merk tertentu. Sepeda motor merupakan alat transportasi darat yang paling dominan banyak dimiliki, diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat. Berdasarkan Statistik Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) menunjukkan data penjualan sepeda motor Indonesia pada Desember 2013 pangsa pasarnya dikuasi oleh Honda sebesar 45%, Yamaha sebesar 40%, Suzuki sebesar 10% dan sisanya Kawasaki dan TVS. Tabel 1.1 Distribusi sepeda motor anggota AISI Desember 2013 dan Januari 2014 (Unit) Jenis Merek Sepeda Motor Nama Bulan Desember 2013 Januari 2014 AHM (HONDA) 343,211 467,069 YIMM (YAMAHA) 309,606 274,002 SMI (SUZUKI) 26,262 30,012 KMI (Kawasaki) 18,120 8,190 TVS 1,209 1,015 Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia 2014 Pada bulan Januari 2014 Honda tetap menguasai pangsa pasar sebesar 63%, Yamaha menguasai pangsa pasar sebesar 30% dan mengalami penurunan penjualan 10%, Suzuki sebesar 5% dan sisanya Kawasaki dan TVS. 1

Data perkembangan sepeda motor di Bali menurut Badan Pusat Statistik Bali, pengguna motor di Bali berjumlah sekitar 2,7 juta pengguna kendaraan bermotor. Denpasar yang merupakan ibukota Provinsi Bali dan menjadi pusat segala aktivitas, menduduki peringkat jumlah sepeda motor teratas di Bali karena pengguna motor di Denpasar berjumlah sekitar 870 ribu pengendara bermotor. Pesatnya penjualan kendaraan bermotor dan perkembangan otomotif di Denpasar ditandai dengan bermunculannya jasa bengkel service yang melayani perbaikan kendaraan bermotor. Untuk dapat bersaing dalam era globalisasi, berbagai jenis dan desain sepeda motor dibuat oleh produsen demi menjadi perusahaan yang unggul dalam bidang otomotif. Jenis dan desain sepeda motor tersebut seperti motor matic, motor bebek dan lain-lain. Produsen juga harus memenuhi kebutuhan dan memberikan kenyamanan untuk konsumennya. Sepeda motor yang diproduksi oleh produsen bisa juga mengalami kerusakan dalam pemakaian sehari-hari, kerusakan yang terjadi seperti busi yang kotor, aki rusak atau mesin yang tidak bisa hidup. Untuk menanggulangi kerusakan yang terjadi pada sepeda motor tersebut maka dibutuhkan bengkel service sepeda motor. Pesatnya perkembangan sepeda motor di Denpasar menyebabkan kebutuhan akan bengkel service sepeda motor meningkat dan timbulnya persaingan yang sangat ketat pada perbengkelan di Kota Denpasar. Jumlah bengkel yang banyak mengharuskan konsumen untuk bersikap kritis dan lebih berhati-hati dalam memilih suatu bengkel. Seringkali layanan jasa 2

yang dijanjikan oleh produsen tidak sesuai dengan harapan dan sebaliknya akan merugikan konsumen. Kondisi layanan jasa perbengkelan yang saling bersaing satu sama lain menuntut perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif bisnisnya agar mampu bertahan secara berkesinambungan. Perusahaan yang ingin berkembang dan mendapatkan keuntungan maksimal harus dapat memberikan produk berupa barang atau jasa yang berkualitas serta pelayanan yang baik kepada para pelanggan. Persaingan bengkel yang terus tumbuh dan berkembang, tidak mudah untuk menjadi yang terbaik. Untuk dapat menjadi yang terbaik, bengkel harus menyediakan kualitas pelayanan jasa yang memuaskan. Kualitas layanan yang rendah akan menimbulkan ketidakpuasan pada pelanggan (Aryani dan Febrina, 2010). Demi mencapai pelayanan memuaskan, bengkel juga harus mengetahui pola perilaku konsumen yang sulit ditebak dan menimbulkan ragam pola perilaku yang berbeda pula. Kualitas pelayanan yang baik memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan seorang pelanggan. Bila kebutuhan dan harapan konsumen sudah terpenuhi konsumen rela membayar mahal dengan tujuan mendapatkan pelayanan yang baik dan memuaskan. Sebaliknya, konsumen yang mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan pasca pembelian akan mengakibatkan pelanggan mengeluh (Mini, 2010). Hal tersebut dibuktikan dari hasil studi pendahuluan yang saya lakukan berupa wawancara tidak terstruktur kepada 10 konsumen sepeda motor Yamaha 3

yang menggunakan jasa bengkel service Yamaha pada tanggal 9 Oktober 2014. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan 9 dari 10 konsumen pernah mengalami ketidakpuasan layanan jasa bengkel service motor dan masalah yang sering dialami seperti karyawan yang kurang sigap dalam menghadapi masalah konsumen, lamanya penanganan masalah yang dihadapi pelanggan, service kendaraan yang kurang sesuai harapan pelanggan. Bentuk keluhan yang dilakukan pun berbeda-beda yang dipengaruhi oleh karakteristik demografi seperti usia, pendapatan, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan kualitas pelayanan (Phau and Sari, 2004). Untuk itu dibutuhkan bengkel yang nyaman dan dapat dipercaya oleh konsumen pada saat melakukan service motornya. Bengkel merupakan jasa yang melayani konsumennya dalam memperbaiki kendaraan atau hanya sekedar service rutin kendaraan yang digunakan sehari-hari. Menurut Tjiptono (1996:6) mendefinisikan jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik (Kotler, 2005:111). Ketatnya persaingan perbengkelan di Kota Denpasar menjadikan jasa ini berlomba-lomba untuk dapat melayani konsumennya sebaik mungkin agar konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen itu sendiri. Menurut Setiawan dan Ukudi (2007) ketatnya persaingan bisnis merupakan suatu hal yang harus 4

diwaspadai oleh seorang manajer sehingga loyalitas pelanggan dapat dipertahankan dengan sebaik mungkin. Menurut James F. Engel et al. (1968:8) dalam Mangkunegara (2002:3) perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Sedangkan menurut Wilkie (1990) dalam Suprapti (2010:2) mendefinisikan perilaku konsumen menggambarkan berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang atau jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Aktivitas-aktivitas itu melibatkan proses mental, emosi, dan fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Nilasari dan Yoestini (2012) menyatakan ketidakpuasan konsumen berhubungan positif dan signifikan dengan keputusan perpindahan merek, oleh karena itu kualitas layanan harus ditingkatkan agar konsumen merasa puas dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Kualitas jasa memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Ken dan Rusni (2011) Kepuasan pelanggan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan loyalitas pelanggan. Penelitian Tony Wirawan (2008) variabel kepuasan pada penanganan keluhan mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas pelanggan. Kondisi ini terjadi karena semakin konsumen mendapatkan apa yang diharapkannya pada saat pembelian atau pengguna jasa, semakin tinggi pula kemungkinan konsumen 5

akan membeli kembali dalam tingkat yang sama, sehingga semakin besar tingkat kepuasan pelanggan, maka semakin besar loyalitas dengan suatu barang atau jasa. Ketidakpuasan dalam bisnis jasa merupakan hal yang wajar terjadi, tetapi akan menjadi permasalahan yang serius jika tidak ditangani secara cepat. Menurut Mowen et al. (2002:101) mendefinisikan perilaku keluhan konsumen adalah istilah yang mencakup semua tindakan konsumen yang berbeda bila mereka merasa tidak puas dengan suatu pembelian produk atau jasa. Keluhan tidak dapat dihindari oleh perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dibidang jasa karena memberikan pelayanan yang terbaik tidaklah mudah (Gonius, 2013). Konsumen yang merasa tidak puas terlibat dalam beberapa perilaku keluhan yang berbeda, sepertinegative WOM, mengeluh kepada perusahaan, menarik pihak ketiga, atau bahkan tidak melakukan pembelian berulang seperti biasa (Fernandes, 2007). Foedjawati dkk. (2007) mengatakan dalam penelitiannya pengetahuan tentang keluhan pelanggan akan membantu pengelola perusahaan memperhatikan dan memecahkan masalah yang timbul. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Winarni dan Hardjanti (2007) Ketidakpuasan dalam bisnis jasa merupakan hal yang wajar terjadi, tetapi hal tersebut akan menjadi permasalahan yang serius jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Perilaku keluhan merupakan salah satu usaha yang mencerminkan solidaritas konsumen, karena keluhan konsumen dapat mencegah perusahaan untuk melakukan kesalahan yang sama terhadap konsumen lain (Fatma, 2012). 6

Penelitian Chrisna, dkk. (2013) mengatakan bahwa konsumen yang mengeluh sebenarnya masih memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada mereka.konsumen yang menyuarakan keluhan pada saat memiliki pilihan untuk keluar menandakan konsumen tersebut loyal dengan menunjukkan bahwa terdapat hal yang salah dengan perusahaan dan perlu untuk segera diperbaiki (Huppertz, 2003). Menanggapi keluhan konsumen bisa mempertahankan pelanggan dan bisa meningkatkan pendapatan perusahaan. Menurut Brown (dalam Tronvoll, 2012) penanganan keluhan yang sukses dapat menjadi investasi positif yang signifikan untuk layanan perusahaan menghasilkan laba dari 35-150 persen atas investasi, Hal ini di dukung oleh penelitian Osarenkhoe, et al. (2013) yang menyatakan penanganan keluhan yang dilakukan oleh staff perusahaan dengan mencoba untuk menyelesaikan keluhan akan membuat konsumen cenderung untuk menjadi lebih loyal terhadap suatu merek. MenurutHanet al. (1995) dalam (Ngai et al. 2007), faktor demografi memainkan peran yang sangat penting dalam perilaku keluhan konsumen. Kotler dan Armstrong (2001:101) mendefinisikan demogafi adalah ilmu tentang populasi manusia dalam hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, ras, mata pencaharian atau pekerjaan. Usia yang lebih tua biasanya lebih sering menyuarakan keluhannya dari pada usia yang lebih muda. Karena usia yang lebih tua akan merasa lebih dirugikan atas kegagalan layanan jasa yang diterima, hal yang terjadi sebaliknya usia muda lebih cenderung pindah ke bengkel lain bila mengalami kegagalan 7

layanan jasa. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi perilaku keluhan konsumen bengkel service sepeda motor Yamaha. Konsumen yang mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi akan lebih cenderung menyampaikan keluhannya secara langsung kepada bengkel service sepeda motor Yamaha, dan sebaliknya konsumen yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah lebih cenderung menyuarakan keluhannya kepada teman atau sodara dekat. Tingkat pendidikan dan jenis kelamin juga mempengaruhi perilaku keluhan konsumen yang mengalami kegagalan layanan jasa bengkel service sepeda motor. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diraih akan lebih berani untuk menyampaikan keluhan secara langsung. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Apakah karakteristik demografi seperti usia, tingkat pendapatan, jenis kelamin dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perilaku mengeluh konsumen pada layanan jasa bengkel service sepeda motor Yamaha Diponegoro Denpasar? 2) Apakah ketidakpuasan berpengaruh terhadap perilaku mengeluh konsumen pada layanan jasa bengkel service sepeda motor Yamaha Diponegoro Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 8

1) Untuk mengetahui pengaruh karakteristik demografi seperti usia, tingkat pendapatan, jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap perilaku mengeluh konsumen pada layanan jasa bengkel service sepeda motor Yamaha Diponegoro Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan terhadap perilaku mengeluh konsumen pada layanan jasa bengkel service sepeda motor Yamaha Diponegoro Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh melalui pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi tambahan dalam bidang manajemen pemasaran, khususnya perilaku mengeluh konsumen. 2) Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada pihak bengkel service sepeda motor Yamaha tentang pentingnya peran karakteristik demografi dan ketidakpuasan dalam perilaku mengeluh konsumen. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam mengembangkan hubungan jangka panjang dengan konsumen sepeda motor Yamaha Diponegoro Denpasar. 9

1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan tentang isi dan susunan dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana kerangka penulisan dapat diuraikan sebagai berikut. BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini dicakup oleh teori-teori atau konsep-konsep yang relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada serta pembahasan hasil penelitian sebelumnya. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV : Hasil Penelitan dan Pembahasan Bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek yang diteliti, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. BAB V : Simpulan dan Saran Bab ini berisi tentang simpulan dari permasalahan yang dibahas serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dicapai. 10