Oleh: Yunifa Fujiastuti ( )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan

Bab II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pada informasi akuntansi serta kinerja manajemen PT

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang sebagai pekerja profesional, ada yang mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009) Sistem Informasi Akuntansi Manajemen merupakan alat yang efektif dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI

DAFTAR TABEL. Tabel 4.10 Distribusi frekuensi pernyataan Kuantifikasi kemungkinan

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 KUESIONER

PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Informasi Akuntansi Manajemen Pengertian Informasi Akuntansi manajemen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Fungsi dan Faktor yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Risalatun Nisa /FE/AK. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia :

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

Analisis Penerapan Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen dalam Meningkatkan Kinerja Manajerial pada PT TBIG tbk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. rumah yang ditawarkan (kenaikan penjualan 15% per-tahun). Selain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analisis dalam penelitian ini adalah penghuni perumahan Puri Mansion: Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian empiris yang menguji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

KUESIONER. Disusun oleh: Nurul Fauziah. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

Transkripsi:

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Jabotabek) Oleh: Yunifa Fujiastuti (104082002745) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Daftar Riwayat Hidup I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Yunifa Fujiastuti 2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 24 Mei 1985 3. Tinggal di : Ciputat 4. Alamat : Jl. Sedap malam Rt 008/08 No. 16 Pisangan Ciputat, Tangerang. 5. Telepon : 74706816 II. PENDIDIKAN 1. SD : SDN Legoso 2. SMP : SLTP Negeri 2 Ciputat 3. SMA : SMA Negeri 1 Ciputat 4. S1 : UIN Syarif Hidatullah Jakarta III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. SD : Pramuka 2. SMP : PMR dan Paskibra 3. SMA : Rohis IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Umar Ismail, SH 2. Tempat & Tgl. Lahir : 15 Oktober 1963 3. Alamat : Jl. Sedap malam Rt 008/08 No. 16 Pisangan Ciputat, Tangerang 4. Telepon : 74706816 5. Ibu : St. Aminah 6. Tempat & Tgl. Lahir : 31 Desember 1956 7. Alamat : Jl. Sedap malam Rt 008/08 No. 16 Pisangan Ciputat, Tangerang 8. Telepon : 74706816 9. Anak Ke dari : 1 dari 4

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Jabotabek) by: Yunifa Fujiastuti NIM: 104082002745 Abstract The purpose of this research is to examine empirically the influence interaction of management accounting information system and Information technology in course of management performance. Management accounting give information that use to help manager in make a better decided. With application of information technology, management accounting system can prepare information accordance with necessary of management In this research it is hypothesized that as interaction of management accounting information system and Information technology is influential in course of management performance. Sample is selected using convenience samplingdesign. Respondens in this research is 32 manager in manufacturing firm in Jabotabek. The statistic method are used in this examine the hypothesize are absolute difference. The result of this research is interaction of management accounting information system and Information technology have significant influential in course of management performance. Keywords: management accounting information system, Information technology, management performance

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Jabotabek) Oleh: Yunifa Fujiastuti NIM: 104082002745 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial. Akuntansi manajemen memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Dengan aplikasi teknologi informasi, sistem akuntansi manajemen dapat menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen. Hipotesis dalam penelitian ini adalah interaksi antara sistem akuntansi manajemen dengan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial. Pengambilan sampel dengan metode convenience sampling. Responden dalam penelitian ini 32 manajer dari berbagai departemen pada perusahaan manufaktur di Jabotabek. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis model selisih mutlak. Hasil dari penelitian ini adalah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial Kata kunci: sistem informasi akuntansi manajemen, teknologi informasi, kinerja manajerial

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufakri di Jabotabek) tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Sayrifhidayatullah, Jakarta. Penulis menyadari bawa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan semangat dan bantuan kepada penulis. 2. Ibu Dr. Wiwik Utami, SE, Ak, MSi dan Ibu Yessi Fitri, SE,Ak, MSi selku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi selama ini. 3. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan dengan harapan skripsi ini dapat bermanfaat. Jakarta, 15 September 2008 Yunifa Fujiastuti

DAFTAR ISI Daftar Riwayat Hidup.....iv Abstract...v Abstrak vi Kata Pengantar...vii Daftar Tabel...xi Daftar Gambar...xii Daftar Lampiran xiii Bab. I. Pendahuluan...1 A. Latar Belakang Penelitian..1 B. Perumusan Masalah...6 C. Tujuan dan Manfaat...6 Bab. II. Tinjauan Pustaka.7 A. Kerangka Teoritis...7 1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen...7 2. Teknologi Informasi...14 3. Kinerja Manajerial...19 4. Interaksi antara Sistem informasi akuntansi Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kinerja Manajerial...23 B. Model Penelitian...26 C. Perumusan Hipotesis...26

Bab. III. Metodologi Penelitian...27 A. Ruang Lingkup Penelitian...27 B. Teknik Pengumpulan Sampel...27 C. Teknik Pengumpulan Data...27 D. Metode Analisis Data...27 E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya...31 Bab. IV. Penemuan dan Pembahasan...33 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...33 1. Perusahaan manufaktur...33 2. Karakteristik responden...33 B. Penemuan dan Pembahasan...36 1. Statistik Deskriptif...36 2. Uji Kualitas Data...37 3. Uji Validitas data...37 4. Uji Reliabilitas data...40 5. Uji Asumsi Klasik...40 a. Uji Multikolonieritas...40 b. Uji Heteroskedastisitas...42 c. Uji Normalitas...43 4. Uji Hipotesis...44 a. Uji Koefisien Determinasi...44 b. Uji Signifikansi Simultan...45 c. Uji Signifikansi parameter individual...46

Bab. V. Kesimpulan dan Implikasi...49 A. Kesimpulan...49 B. Implikasi...50 Lampiran

DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Hal 2.1 Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI...19 4.1 Gambar Distribusi Kuesioner...34 4.2 Data Satistik Responden...34 4.3 Statistik Deskriptif...37 4.4 Hasil Uji Validitas...38 4.5 Hasil Uji Validitas...39 4.6 Hasil uji Reabilitas...40 4.7 Uji Multikolonierita...41 4.8. Uji Multikolonieritas...41 4.9 Uji Koefisien Determinasi (R 2 )...44 4.10 Uji F...45 4.11 Uji t...46

DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Hal 2.1. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen...7 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin...35 4.2. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja saat ini...35 4.3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan...36 4.6. Uji Heteroskedastisitas...42 4.7. Uji Normalitas...43 4.8. Uji Normalitas...44

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Hasil Pengisian Kuesioner Lampiran 3 Hasil uji validitas Lampiran 4 Hasil uji reabilitas Lampiran 5 Hasil uji multikolinearitas Lampiran 6 Hasil uji heterokedastisitas Lampiran 7 Hasil uji normalitas Lampiran 8 Hasil uji regresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar dapat unggul dalam persaingan. Oleh karena itu, manajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajer juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kunci keberhasilan perusahaan adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara tepat dan akurat. Beberapa ahli manajemen menekankan bahwa perusahaan yang menguasai informasi memiliki keunggulan kompetitif dalam lingkungan makro bisnis (Anonim, 2008). Dalam organisasi perusahaan, perusahaan jasa membutuhkan informasi untuk mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi serta membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Informasi bernilai potensial karena informasi memberikan kontribusi langsung terhadap berbagai alternatif tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan di dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan adanya informasi juga meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan lingkungan

eksternal dan informasi berfungsi pula dalam mengidentifikasikan aktivitas yang relevan. Kegagalan akuntansi keuangan dalam menyajikan informasi yang berguna untuk memprediksi kondisi perusahaan menyebabkan kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen menjadi suatu yang tidak dapat dihindari, karena sistem akuntansi manajemen dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan disetiap fungsi manajemen. Akuntansi manajemen memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membantu para pekerja, manajer, dan eksekutif dalam membuat keputusan yang lebih baik (Atkinson, 1995 dalam Rulfah, Fauziah, Fuadi, 2005). Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer (Simons 1987; Bowens dan Abernethy, 2000 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Perencanaan sistem akuntansi manajemen yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, sehingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. Sistem akuntansi manajemen dapat membantu manajer dalam pengendalian akitivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan pencapaian tujuan (Gordon dan Miller 1976; Kaplan 1984; Anthony et al. 1998; Atkinson et al. 1995 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Secara tradisional, rancangan sistem akuntansi manajemen berorientasi pada informasi finansial internal organisasi yang berbasis pada data historis.

Dengan meningkatnya tugas pemecahan masalah yang dihadapi oleh manajemen, maka rancangan sistem akuntansi manajemen tidak hanya berorientasi pada data finansial saja tetapi berorientasi pada data yang bersifat eksternal dan nonfinansial (Mia dan Chenhall, 1994 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Dengan aplikasi teknologi informasi, sistem akuntansi manajemen dapat menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen. Teknologi informasi meningkatkan kecepatan penyampaian informasi kepada konsumen dan memudahkan pengumpulan informasi tentang data konsumen dan pasar. Tyson (1996) seperti yang dikutip oleh Davis dan Albright (2000) dalam Laksamana dan Muslichah (2002), berpendapat bahwa teknologi informasi dapat mempengaruhi informasi yang disajikan oleh sistem akuntansi manajemen. Selain itu teknologi informasi juga memiliki fungsi penting lainnya, yaitu fungsi automating, dimana ia membuat sejumlah cara kerja dan cara hidup menjadi lebih otomatis. Tidak hanya itu, teknologi informasi juga mempunyai fungsi informating. Membuat informasi berjalan cepat dan akurat. Bahkan bisa menyatukan dunia ke dalam sebuah sistem informasi. Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini merupakan dampak dari semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan informasi itu sendiri. Dekatnya hubungan antara informasi dan teknologi jaringan komunikasi telah menghasilkan dunia maya yang amat luas yang biasa disebut dengan teknologi cyberspace. Teknologi ini berisikan kumpulan informasi yang dapat diakses

oleh semua orang dalam bentuk jaringan-jaringan komputer yang disebut jaringan internet. Sebagai media penyedia informasi internet juga merupakan sarana kegiatan komunitas komersial terbesar dan terpesat pertumbuhannya. Sistem jaringan memungkinkan setiap orang dapat mengetahui dan mengirimkan informasi secara cepat dan menghilangkan batas-batas teritorial suatu wilayah negara. Kepentingan yang ada bukan lagi sebatas kepentingan suatu bangsa semata, melainkan juga kepentingan regional bahkan internasional. Perkembangan teknologi informasi yang terjadi pada hampir setiap negara sudah merupakan ciri global yang mengakibatkan hilangnya batasbatas negara. Hal tersebut menunjukan adanya pergeseran paradigma dimana jaringan informasi merupakan infrastruktur bagi perkembangan suatu negara. Setiap negara harus menghadapi kenyataan bahwa informasi dunia saat ini dibangun berdasarkan suatu jaringan yang ditawarkaan oleh kemajuan bidang teknologi. Salah satu cara berpikir yang produktif adalah mendirikan usaha untuk menyediakan suatu infrastruktur informasi yang baik di dalam negeri, yang kemudian dihubungkan dengan jaringan informasi global. Ketersediaan komputer personal (PC) yang didukung oleh berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporan. Disamping itu, penggunaan teknologi informasi, yang menggabungkan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi dapat membantu sistem akuntansi manajemen untuk menyajikan informasi lingkup

luas. Ini dimungkinkan karena dengan menggunakan jaringan, informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan internal (dari berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Teknologi komputer, dengan berbagai macam perangkat lunak, memungkinkan sistem akuntansi manajemen untuk menyajikan berbagai format, baik itu format yang mengacu pada model keputusan formal maupun penggabungan informasi fungsional dan temporal. Ini dapat dilakukan karena adanya database yang memungkinkan data lama dan baru selalu tersedia untuk kepentingan manajemen. Tersedianya teknologi informasi yang dapat mempengaruhi karakteristik sistem akuntansi manajemen, memungkinkan manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Penelitian ini ingin menguji pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. Topik ini menarik karena penelitian tentang sistem akuntansi manajemen yang terkait dengan teknologi informasi masih sedikit. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Justriana (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya menguji pengaruh moderasi desentralisasi dan percieved environment uncertainty terhadap hubungan karakteristik sistem akuntansi manajemen dengan kinerja manajerial. Pada penelitian kali ini peneliti menghilangkan variabel moderasi desentralisasi dan percieved environment

uncertainty karena sudah banyak penelitian yang menggunakan variabel tersebut. Variabel tersebut diganti dengan variabel teknologi informasi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dan teknologi informasi akan memepengaruhi kinerja manajerial. Sehingga penulis melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial dengan Teknologi Informasi sebagai Variabel Moderating. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian diatas yang menjadi masalah dalam peneitian ini adalah apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dan teknologi informasi akan memepengaruhi kinerja manajerial. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori sistem informasi akuntansi manajemen.

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen (Hansen dan Mowen, 2006; 4). Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terkait oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses bahkan keluaran. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen diilustrasikan pada gambar 2.1. khusus produk pelanggan kinerja personal Economic Event masukan Pengumpulan Laporan Pengukuran Harga pokok Penyimpanan Biaya Analisis Anggaran Pengelolaan Laporan Komunikasi proses keluaran pengguna Gambar 2.1. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen Sumber: Hansen dan Mowen, 2006; 4

Sistem akuntansi manajemen (SAM) adalah suatu mekanisme pengawasan organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan cara membuat laporan dan menciptakan tindakan-tindakan yang nyata terhadap penilaian kinerja dari setiap komponen-komponen dalam organisasi (Chia, 1995 dalam Ritonga dan Zainudin, 2002). Simons (1997), Bouwens dan Sbernethy (2000) dalam Evi (2004) menyatakan bahwa SAM adalah sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. SAM merupakan suatu kontrol organisasi serta merupakan sistem yang efektif didalam menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai aktivitas yang bisa dilakukan (Hong, 1996 dalam Evi, 2004). Menurut Atkinson (1995) dalam Evi (2000) SAM adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya, dan melaporkannya kepada pengguna. Salah satu produk yang dihasilkan oleh SAM adalah informasi akuntansi manajemen seperti pengeluaran yang terjadi dalam departemen operasional, perhitungan biaya produksi, jasa, dan aktivitas. Sistem akuntansi manajemen menpunyai tiga tujuan umum (Hansen dan Mowen, 2006; 4), yaitu: 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

3. Menyedikan informasi untuk pengambilan keputusan. Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub sub organisasi. Karakteristik SAM yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi. Chenhall dan Narayan (1984) dalam Ekawati (2003) menemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajer yaitu: 1. Broadscope Gordon dan Narayan (1984) dalam Nazarudin dan Fajry (2005) menyatakan informasi SAM yang bersifat broadscope (lingkup luas) mewakili dimensi fokus (eksternal dan internal), kuantifikasi (finansial dan non finansial), dan horizon waktu. Dalam melaksanakan tugasnya manajer membutuhkan informasi dari berbagai sumber yang sifatnya luas (Robbins 1994:8, dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Karena itu manajer membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik broadscope yaitu informasi yang memiliki cakupan yang luas dan lengkap (completeness) yang biasanya meliputi aspek ekonomi seperti Gross National Product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau mungkin juga bersifat nonekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi (Chia, 1995 dalam Juniarti dan Evelyne,

2003). Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter terhadap karakteristik lingkungan eksternal (Gordon dan Miller, 1976 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Disamping itu, lingkup SAM yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas (Laksamana dan Muslichah, 2002). 2. Timeliness Timeliness (ketepatan waktu) yang dikonsepkan dalam penelitian ini mempunyai dua subdimensi yaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan membuat laporan. Frekuensi diartikan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk para manajer, sedangkan kecepatan diartikan sebagai tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi dengan tersedianya informasi (Ritongga dan Zainudin, 2002). Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi mengenai suatu kejadian (Echols, 1996:593 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer (Bordnar, 1995:399 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Chia (1995) dalam Laksamana dan Muslichah (2002) menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta. Menurut Prasetyo (2002) informasi yang bersifat timeliness

adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis. Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat terhadap suatu peristiwa dipengaruhi oleh timeliness dari SAM. Muslichah (2002) dalam Ekawati (2003) berpendapat bahwa informasi yang timeliness akan meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Informasi yang tepat waktu akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan (Chusing, 1994:16 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). 3. Aggregation Aggregation informasi merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan (Ritonga dan Zainudin, 2002). Agregasi menunjukkan proses pengurangan volume data. Agregasi diperlukan agar dapat mengurangi atau menghemat biaya dalam penyediaan informasi akuntansi (Ekawati, 2003). Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi tetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri (Bordnar, 1995; Alwi, 2001 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Informasi yang teragregasi dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit

dibandingkan dengan informasi yang tidak terorganisir atau informasi yang masih mentah (Nazaruddin, 1998). SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volumelaba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal. 4. Integration Informasi integrasi adalah informasi yang mencerminkan adanya koordinasi antara segmen yang satu dengan segmen yang lain (Prasetyo, 2002). Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian lain (Nazaruddin, 1998). Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antara subunit satu dengan subunit lainnya akan tercerminkan dalam informasi integrasi (Nazaruddin, 1998).

Menurut Gordon (2001) dalam Ekawati (2003) informasi integrasi bermanfaat bagi manajer untuk melakukan pengambilan keputusan yang mungkin akan berpengaruh pada bagian lainnya. Oleh karena itu, informasi integrasi akan berperan dalam mengkordinasikan kebijakan dalam perusahaan agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Adanya informasi integrasi akan mengakibatkan para manajer untuk mempertimbangkan unsur integrasi didalam melakukan evaluasi kinerja (Ansari, 1979 dalam Justriana, 2007). Informasi yang teragregasi akan berfungsi sebagai masukan yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk mengevaluasinya, sehingga meningkatkan efisiensi kerja manajemen (Chia, 1995 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Informasi yang terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan pengambilan keputusan yang beraneka ragam (Chia, 1995 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003). Manfaat informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak pada bagian/unit yang lain. Salah satu peran utama informasi akuntansi manajemen adalah menyedikan informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan (Angraini, 2003). Informasi akuntansi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen berperan dalam membantu memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif

tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan (Nazaruddin, 1998). Mia dan Clark (1999) dalam Faisal (2007) menyatakan bahwa penggunaan informasi sistem akuntansi manajemen dapat membantu manajer dan organisasi untuk mengadopsi dan mengimplementasikan rencana-rencana mereka dalam merespon untuk lingkungan persaingan. 2. Teknologi Informasi Istilah teknologi informasi sendiri pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan (Arifiyadi, 2008). Sedangkan pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary adalah that of which one is apprised or told: intelligence, news (Arifiyadi, 2008). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui (Arifiyadi, 2008). Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan (Arifiyadi, 2008). Selain itu istilah tekmologi informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU (Pasal 1 angka 1) teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Arifiyadi, 2008). Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, databases (Arifiyadi, 2008).

Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Arifiyadi, 2008). Secara umum, teknologi Informasi dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi (Arifiyadi, 2008). Definisi ini menganggap bahwa teknologi informasi tergantung pada kombinasi komputasi dan teknologi telekomunikasi berbasis mikroeletronik. Istilah teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer, komunikasi, dan otomatisasi kantor, yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk memisahkannya (Indriantoro, 1996 dalam Prasetyo, 2002). Teknologi informasi adalah bidang yang bersentuhan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam rangka penyelesaian masalah (problem solving) sering kali bersifat komprehensif, melibatkan berbagai aspek teknologi. Bahkan dalam dunia nyata, penerapan teknologi informasi sering kali bersentuhan dengan aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau organisasional. Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif. Kemampuan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang

memberikan pengetahuan tentang fondasi konseptual yang kuat dan sekaligus kemampuan untuk berpikir secara integral (Anonim, 2008). Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Anonim, 2008). Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global (Anonim, 2008). Salah satu ciri khusus dari bidang ilmu teknologi informasi adalah fokus perhatian bidang ilmu tersebut yang lebih bersifat aplikatif. Bidang ilmu teknologi informasi lebih mengarah pada pengelolaan data dan informasi dalam sebuah enterprise (perusahaan atau organisasi kerja lainnya), dengan pemanfaatan teknologi komputer dan komunikasi data serta lebih menekankan pada teknik pemanfaatan perangkat-perangkat yang ada untuk meningkatkan produktifitas kerja (Anonim, 2008). Dalam perkembangannya sejalan dengan paradigma ekonomi baru, maka teknologi informasi menjadi senjata yang handal dalam meningkatkan komunikasi dan interaksi enterprise dengan stake holdernya.

Taret (2000:2) dalam Maddeppungeng (2005) teknologi pada umumnya terdiri atas tiga komponen yaitu hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak) dan brainware (sumber daya manusia). Fletcher (1995) seperti yang dikutip Dharmesta (1998) dalam Sandra (2006) mengemukakan bahwa teknologi mempunyai tiga aspek yaitu komputerisasi, mikroelektronik dan telekomunikasi yang semuanya dikombinasikan untuk menyediakan berbagai barang dan jasa. Teknologi informasi merupakan perpaduan teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya (Wan Wan, 2005). Bilamana teknologi informasi secara efektif terintegrasi dalam perusahaan maka hal berikut dapat terjadi (Heng Li, 2000 dalam Maddeppungeng 2005): 1. Koordinasi team-work dapat ditingkatkan 2. Transaksi antar perusahaan dapat dibuat lebih cepat dan lebih efisien. 3. Aliansi dengan sub-kontraktor dan supplier dapat ditingkatkan melalui jaringan elektronik. Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai persiapan, pengumpulan, pemindahan, pencarian, penyimpanan, akses presentasi dan pengolahan data menjadi informasi dalam semua bentuk (Maddeppungeng, 2005). Menurut Haag dan Cummings (1998) dalam Wan Wan (2005) teknologi informasi sebagai alat berbasis komputer yang

digunakan orang dalam bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan pemrosesan informasi dari suatu organisasi. Menurut Haag dan Ken (1996) seperti yang dikutip Kadir (2003:2) dalam Maddeppungeng (2005) yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi. Callon (1996) seperti yang dikutip Dharmesta (1998) dalam Sandra (2006) menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk menciptakan sistem informasi termasuk didalamnya adalah komputer, arsip piringan (disk file), modem, dan sebagainya, yang semua itu merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer. Tabel 2.1. menyajikan lima kategori tugas pemrosesan informasi yang mencakup menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan, dan mengomunikasikan (Haag dan Cummings, 1998 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002). Tiap tugas pemrosesan informasi tersebut dapat digunakan secara individu, atau dapat juga digabungkan untuk menciptakan suatu sistem yang menangani semua tugas (Laksamana dan Muslichah, 2002).

Tabel 2.1. Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI Tugas pemrosesan informasi Keterangan Alat TI Menangkap informasi Menyampaikan informasi Menciptakan informasi Menyimpan informasi Mengkomunikasikan informasi Memperoleh informasi ada titik asalnya Menyajikan informasi dalam bentuk yang paling berguna Memproses informasi untuk memperoleh informasi baru Menyimpan informasi untuk penggunaan waktu yang akan datang Menyampaikan informasi ke orang lain atau ke lokasi lain Sumber: Laksamana dan Muslichah, 2003 Teknologi input, misalnya: Mouse, Keyboard, Bar code reader Teknologi output, misalnya: Screen, Printer, Speaker Teknologi software, misalnya: Word processing, Payroll, Expert system Teknologi penyimpanan, misalnya: Hard disk, CD Rom,Tape Teknologi telekomunikasi, misalnya: Modem, Satellite Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan termasuk kinerja individu yang bersangkutan (Sandra, 2006). Menurut Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jin (2003) kinerja yang dicapai berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas didukung oleh teknologi informasi. 3. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1992 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Bila perusahaan memiliki kinerja yang

baik maka perusahaan optimis akan dapat mencapai tingkat keberhasilan yang dikehendaki oleh perusahaan. Dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Namun bila kinerja perusahaan buruk maka perusahaan pesimis untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang dikehendaki oleh perusahaan. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan demensi yaitu (Narsa dan Yuniawati, 2003): 2. Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman. 3. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan. 4. Pengkordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. 5. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 6. Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan

menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. 7. Pengaturan staff (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. 8. Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secara kelompok dan 9. Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan. Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam tergantung pada budaya yang dikembangkan masing-masing perusahaan (Ivancevich, 1999:187 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Berikut ini beberapa ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen, berdasarkan perspektif nonkeuangan (Juniati dan Evelyne, 2003): 1. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan (Schermerhorn, 1999:138 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer dalam manangani pekerjaannya. Masalah fokus dan fleksibilitas merupakan

dua hal penting dalam lingkungan persaingan yang tinggi dan dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer (Nazaruddin, 1998 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). 2. Kemampuan untuk mencapai target. Kinerja manajer dapat diukur dari kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah direncanakan (Mulyadi, 2001:302 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan, realistik dan menantang serta memiliki rentang waktu yang jelas (Hess, 1996:83 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). 3. Kiprah manajer di luar perusahaan. Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar menunjukkan kepercayaan perusahaan kepada manajer tersebut. Kepercayaan ini dapat timbul karena beberapa hal, salah satunya adalah kinerja yang baik dari manajer. Wagner (1995:50) dalam Juniati dan Evelyne (2003) juga mengungkapkan bahwa peranan manajer dalam mewakili perusahaan menunjukkan tingkat kinerjanya. Mahoney et al (1965) dalam Justriana (2007) mendefinisiskan kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam teori manajemen klasik, yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan,

investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pemilihan staff, negosiasi, dan perwakilan 4. Interaksi antara Sistem akuntansi Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kinerja Manajerial Chia (1955) dalam Juniati dan Evelyne (2003) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik informasi yang berupa aggregation, broadscope, integration dan timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini khususnya lebih nampak pada organisasi-organisasi yang terdesentralisasi (Chia, 1995 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Sebelumnya, Gul dan Chia (1994) dalam Juniati dan Evelyne (2003) menyimpulkan bahwa ketersediaan karakteristik broadscope dan agregasi atas informasi berkaitan erat dengan kinerja manajemen. Dengan kata lain, bahwa keberadaan kedua karakteristik ini mampu meningkatkan kinerja manajemen. Mia dan Chenhall (1994) dalam Juniati dan Evelyne (2003) meskipun hanya meneliti karakteristik broadscope dari informasi, namun mereka berhasil membuktikan bahwa karakteristik ini berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Bukti-bukti bahwa karakteristik informasi berhubungan dengan kinerja manajemen juga diungkapkan oleh AICPA. Hasil survey yang

pernah dilakukan oleh AICPA & Lawrence S. Maisel mengenai pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77% responden menyetujui bahwa karakteristik informasi yang berkualitas penting dalam meningkatkan kinerja manajerial (Maisel and AICPA 2001:28 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji mengenai pengaruh antara desentralisasi dan karakteristik informasi terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat keandalan karakteristik informasi (broadscope, timeliness, agregasi dan integrasi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada derajat desentralisasi. Pada organisasi-organisasi yang memiliki derajat desentralisasi yang tinggi maka kebutuhan akan karakteristik informasi sangat berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi (TI) yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat waktu dan akurat. Seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen (1997) dalam Laksamana dan Muslichah (2002) dengan penggunaan komputer sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa yang terjadi diberbagai bagian dapat diketahui dalam sekejap. Ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. TI juga dapat digunakan untuk integrasi kerja baik itu integrasi vertikal maupun horizontal (Martin et al., 1994

dalam Laksamana dan Muslicah, 2002), TI dapat membantu perusahaan dalam memperoleh informasi yang kompetitif (Mc Leod, 1995) dalam Laksamana dan Muslicah (2002). Teknologi informasi (TI) dapat menyajikan informasi dalam bentuk yang berguna serta dapat digunakan untuk mengirim informasi ke orang lain atau ke lokasi lain (Haag dan Cummings, 1998 dalam Laksamana dan Muslicah, 2002). TI mengintegrasikan data dari berbagai bagian dan mempercepat penyajian data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Christiansen dan Mouritsen (1995) dalam Laksamana dan Muslicah (2002) menyatakan bahwa TI merupakan tantangan bagi akuntan manajemen. Pertama TI digunakan untuk mekanisasi tugas tugas departemen akuntansi, seperti pelaporan, pengumpulan data. TI dalam bentuk yang berbeda diintegrasikan ke dalam peralatan produksi, dimana data yang dihasilkan akan disimpan secara otomatis, ini tentu saja akan mempercepat laporan laporan yang berkaitan dengan produksi. Kedua, TI saat ini memungkinkan untuk menyediakan database yang lebih kompleks, sehingga informasi non keuangan dapat tersedia, misalnya informasi yang berkaitan dengan produk, konsumen, proses produksi. Informasi ini memudahkan para manajer dalam memonitor dan menganalisa operasi mereka. Ketiga, TI memungkinkan dibuatnya rencana yang disuaikan dengan situasi. Simulasi dan skenario bagaimana jika (what if) yang dapat disajikan oleh TI dapat menyediakan berbagai alternatif dari konsekuensi suatu keputusan. Perangkat lunak saat

ini memungkinkan para manajer membuat model mereka sendiri secara cepat, dan dapat secara mudah dimodifikasi, tanpa harus berkonsultasi dengan spesialis komputer. B. Model Penelitian Model penelitian sebagai dasar untuk mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Kinerja Manajerial Teknologi Informasi C. Perumusan Hipotesis Berdasarkan pemikiran di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: Ha: Interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh antara sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. B. Metode Pengumpulan Sampel Penelitian ini mengambil objek perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jabodetabek tahun 2007. Pengambilan sampel dengan metode convenience sampling dengan kriteria responden yaitu manajer semua lini. C. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dikirimkan kepada para manajer di perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jabodetabek. D. Metode Analisis Data Untuk melakukan uji kualitas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas.

1. Uji validitas Uji validitas yaitu pengujian untuk menyatakan valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengujinya digunakan pearson correlation, apabila koefisien pearson yang diperoleh tidak signifikan pada level signifikan 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid. 2. Uji reliabilitas Uji reliabilitas yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstanta. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Cara mengukur uji ini adalah dengan memakai uji statistik cronbach alpha, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Gozali, 2005; 42). Metode analisis data melalui deskriptif mengenai karakteristik responden digunakan tabel frekuensi absolut yang menunjukkan angka ratarata, kisaran, teoritis, kisaran sesungguhnya, dan standar deviasi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik diantaranya: 1. Uji normalitas Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika

data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. 2. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang tidak ada multikolinearitas adalah yang mempunyai besaran korelasi antara variabel bebas lebih kecil dari angka 10 dan mempunyai tolerance lebih besar daro 0,1 atau 10%. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya (Gozali, 2005: 92). 3. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heteroskedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y(Ghozali, 2005: 105). 4. Uji hipotesis Frucot dan Shearon (1991) mengajukan model regresi untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi (Ghozali, 2005; 153): Y= a + b1x1 + b2x2 + b3 X1-X2 Dimana:

Xi = merupakan nilai standardized score [(Xi-X)/σX] X1-X2 = merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan antara X1 dan X2 Menurut Frucot dan Shearon (1991) interaksi seperti ini lebih disukai oleh karena ekspektasi sebelumnya berubungan dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Teknik analisis data untuk menguji pengaruh moderasi dalam penelitian ini adalah model selisih mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi: Y = a + b1xsiam + b2 Xti + b3 Xsiam-Xti + e Dimana: Y = kinerja manajerial a = konstanta X SIAM = sistem informasi akuntansi manajemen X TI = teknologi informasi b 1-3 = koefisien regresi e = Error Dimana nilai Xsiam dan Xti adala standardized. Setelah nilai Xsiam dan Xti diubah menjadi standardized, langkah berikutnya adalah membuat regresi baru dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1zsiam + b2 Zti + b3 AbsX1_X2 + e Dimana: Y = kinerja manajerial a = konstanta

Z SIAM = standardize sistem informasi akuntansi manajemen Z TI = standardize teknologi informasi b 1-3 = koefisien regresi e = Error E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Pada bagian ini akan diuraikan masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen (Hansen dan Mowen, 2006; 4). Chenhall dan Narayan (1984) dalam Ekawati (2003) menemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial yaitu: broadscope, timeliness, aggregation, dan intergration. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh Chenhall dan Moris (1986), yang terdiri dari 19 item pertanyaan. Pengukuran variabel SAM ini dilakukan menggunakan skala kategori 5 pilihan yaitu (1) tidak tersedia, (2) kurang tersedia, (3) tersedia, (4) cukup tersedia, (5) sangat tersedia. 2. Teknologi Informasi

Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya (Wan Wan, 2005). Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh Haag dan Cummings (1998), yang terdiri dari 10 item pertanyaan. Pengukuran variabel teknologi informasi ini dilakukan menggunakan skala kategori 5 pilihan yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. 3. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1992 dalam Juniati dan Evelyne, 2003). Variabel kinerja diukur mengunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) yang terdiri dari 9 item pertanyaan. Pengukuran variabel kinerja manajerial ini dilakukan menggunakan dengan skala kategori yang dimodifikasi menjadi 5 pilihan yaitu: (1) tidak pernah (2) jarang,, (3) kadang-kadang, (4) sering, (5) sangat sering.

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN C. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perusahaan manufaktur Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Karakteristik utama kegiatan industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Oleh karena itu, aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur sekurang-kurangnya mempunyai tiga kegiatan utama yaitu: 1. Kegiatan untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku. 2. Kegiatan pengolahan/pabrikasi/perakitan atas bahan baku menjadi barang jadi. 3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi. 2. Karakteristik responden Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner dengan cara mendatangi perusahaan secara langsung dan meyerahkan kuesioner kepada pihak manajemen perusahaan untuk kemudian didistribusikan kepada manager. Kuesioner yang dikirim sebanyak 65