PERLUNYA SOSIALISASI KEARSIPAN (BERBASIS TEKNOLOGI) KE DESA-DESA DEMI TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEARSIPAN YANG BAIK

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

LAYANAN KEARSIPAN PERLU DITINGKATKAN A. Fajar Feratri Astuti

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/3/M.PAN/3/2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN EVALUASI KEARSIPAN TAHUN ANGGARAN 2018

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT ARSIPARIS PELAKSANA KETERANGAN PERORANGAN. Lama Baru UNSUR YANG DINILAI ANGKA KREDIT MENURUT NO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan surat. Berbicara tentang penyimpanan arsip pun tidak terlepas pada

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN BLITAR NOMOR : 188.4/ / /2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap instansi pemerintah mempunyai suatu unit yang bertugas

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis),

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga, organisasi, maupun perorangan dalam segala kegiatannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN

A. Latar Belakang dan Permasalahan

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat dirasakan

Arsip Nasional Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta

Diklat Penyusutan Arsip

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 09/KEP/M.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2OO5 TENTANG

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUNAN INVENTARIS ARSIP STATIS Rusidi Arsiparis BPAD Provinsi DIY

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2015

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN ARSIPARIS TINGKAT KETERAMPILAN Nomor:

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR MINIMAL GEDUNG DAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. kerena kesengajaan oleh pencipta melainkan tercipta seiring dengan adanya rekaman

BAB I PENDAHULUAN. baik organisasi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan organisasi pada

PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

Program Arsip Masuk Desa

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34 TAHUN 2004 TENTANG

PERANCANGAN OTOMASI LAYANAN ARSIP MEDIA AKSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP ALIH MEDIA ARSIP

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Transkripsi:

PERLUNYA SOSIALISASI KEARSIPAN (BERBASIS TEKNOLOGI) KE DESA-DESA DEMI TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEARSIPAN YANG BAIK Felix Yanuar Endro Wicaksono Abstrak Arsip merupakan sekumpulan data dalam bentuk berkas-berkas pada media kertas, papan, gambar, hingga media elektronik, yang masih memiliki nilai sejarah tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan. Arsip ini dapat digunakan kembali untuk tujuan dan kepentingan selanjutnya, misalnya untuk perencanaan pembangunan ataupun untuk peningkatan prasarana dan sarana di perkotaan. Untuk membantu kegiatan-kegiatan tersebut, maka akan sangat diperlukan data-data dan berkas dari arsip yang berkaitan akan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan peng-arsip-an sebaiknya terus dilakukan dan bisa ditularkan hingga ke desa-desa. Hal ini tidak lepas dari semakin lama kegiatan untuk pengarsipan ini juga semakin berkembang, tidak hanya pengarsipan yang dilakukan dengan cara inventarisasi dan pemberkasan saja. Namun, juga semakin berkembang hingga system informasi manajemen kearsipan. System manajemen yang dimaksud pada tulisan ini adalah pengarsipan yang dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pengarsipan dengan pendataan dan inventarisasi secara digital. Kata kunci : arsip, inventarisasi, berkas, manajemen, digital. Perlunya manajemen kearsipan dalam suatu lembaga, organisasi hingga perkantoran memang sangat diperlukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mencari, mengatur, memanfaatkan, dan menginventaris dari masing-masing jenis kearsipannya. Sedangkan tujuan kearsipan sendiri adalah penyediaan data dan informasi secara cepat, tepat, dan akurat. Ketidakteraturan dalam pengaturan arsip di suatu lembaga, jelas jelas akan sangat merugikan lembaga dan perangkatnya, karena segala sesuatu yang ada dalam lembaga dan perkembangannya tidak akan terekam dengan rapi serta ketidakteraturan dalam inventarisasi barang barang, terutama arsip dalam bentuk teks atau kertas maupun arsip dalam wujud foto, kaset rekaman, film, video, maupun arsip dalam bentuk peta (arsip kartografi) dan gambar teknik serta arsip microfilm. Mengingat jaman yang semakin maju ini, maka teknologi pun juga semakin canggih dan memadai. Walaupun tidak dapat dipungkiri, kecanggihan teknologi ini tidak serta merta tersebar merata, terutama di Negara kita sendiri. Teknologi di bidang kearsipan juga semakin maju, mulai dari member inisial atau nomer pada buku ataupun arsip lainnya, berkembang hingga hanya menempel bar code pada buku ataupun arsip lainnya. Penggunaan bar code tersebut cukup 1

efisien sebab tinggal menggunakan pemindai untuk menandai buku tersebut jika hendak digunakan atau dipinjam untuk dibaca. Salah satu teknologi bar code di atas adalah salah satu contoh kecil perkembangan teknologi di bidang penanganan berkas arsip secara digital. Sebagai bentuk apresiasi perkembangan kearsipan dalam bentuk lain adalah dengan menggalakkan sosialisasi kearsipan ke desa desa. Selain pengenalan tentang arsip dan kearsipan sendiri, juga perlu diberi materi tentang kebijakan kearsipan nasional maupun daerah, penataan berkas, hingga pengenalan teknologi informasi dalam pengelolaan arsip di desa. Wujud nyata dari adanya program sosialisasi arsip dan kearsipan ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 08 Tahun 2009 Tentang Program Arsip Masuk Desa. Program arsip masuk desa ini dilaksanakan secara berturut mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2014. Target dari program arsip masuk desa ini adalah kemampuan dari seluruh Sekretaris Desa memahami pengelolaan arsip semakin meningkat dan terampil. Program arsip masuk desa tersebut merupakan hasil kerja sama antara Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dengan pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil kerja sama tersebut dengan menyelenggarakan Diklat Teknis Kearsipan bagi Sekretaris Desa/Kelurahan se-provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Para peserta diklat teknis kearsipan ini dihadiri oleh sekretaris desa dari lima kabupaten/kota. Menariknya, para peserta yang merupakan sekretaris desa/kelurahan ini mendapatkan materi yang sangat berharga, terutama yang menunjang arsip dan kearsipan, yang memang ditonjolkan dalam diklat ini, yaitu materi tentang kebijakan khasanah kearsipan (baik nasional maupun daerah), tata naskah Dinas, pengurusan surat menyurat, penataan berkas, hingga pengenalan teknologi informasi dalam pengelolaan arsip di desa/kelurahan. Materi yang sangat bermanfaat bagi para sekretaris desa tentunya, untuk menunjang perkembangan dan kemajuan di desa/kelurahan masing masing yang dimulai dari pengarsipan yang dimulai dari yang sederhana, penataan berkas berkas, hingga pengelolaan kearsipan yang didukung dengan kemampuan teknologi informasi, misalnya dengan inventarisir buku, berkas, ataupun arsip menggunakan bar code seperti contoh di atas. Teknologi pengarsipan yang semakin maju ini harus diimbangi dan dikenalkan secara merata ke lembaga dan kantor kantor, terutama kantor pengarsipan baik di pusat maupun ke tingkat daerah daerah. Hal ini akan sangat mendukung pengarsipan yang lebih efisien, praktis, dan menghemat waktu. Banyak yang mengusulkan, kemajuan teknologi diharapkan diikuti pula dengan kemajuan pengarsipan dan inventarisasi arsip. Walaupun sebagian lembaga, kantor, ataupun perpustakaan yang sudah menerapkan teknologi semacam bar code tersebut. Semua kondisi yang ada dewasa ini juga memiliki kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan dari masing masing unsur. Baik dari pengadaan barang untuk memenuhi kebutuhan pengarsipan hingga keterbatasan dari sumber daya yang diperlukan untuk mengisi dan melaksanakan kebutuhan pengarsipan yang memiliki kemampuan dasar dalam bidang teknologi 2

informasi. Yang dimaksud sumber daya disini adalah sumber daya manusia atau SDM-nya. Apabila perkembangan teknologi informasi tidak diikuti dengan perkembangan kemampuan sumber daya manusianya, maka akan sangat sulit diterapkan dan dilaksanakan untuk kelancaran pekerjaan, dalam hal ini adalah pengelolaan kearsipan berbasis teknologi. Sebagian besar lembaga, instansi dan beberapa perusahaan mungkin belum mampu mengelola kearsipan dengan baik. Padahal pengelolaan arsip arsip, terutama arsip konvensional, sangat perlu diperhatikan dan dikelola dengan benar agar terwujud pula tujuan kearsipan yang diidolakan semua lembaga. Sebab dengan terwujudnya penyediaan data dan informasi kearsipan secara cepat, tepat, dan akurat sangat membantu apabila dibutuhkan untuk melaksanakan dan mencapai tujuan tertentu (yang berkaitan secara langsung dan tidak langsung dengan kearsipan) sewaktu waktu. Padahal, dengan munculnya arsip media baru dan berkembangnya teknologi di bidang kearsipan (adanya arsip elektronik) makin mempersulit pengelolaan kearsipan, jika tidak diikuti dengan kemampuan sumber daya yang maju di bidang teknologi informasi dan kearsipan pula. Perlunya pengenalan teknologi informasi dan kearsipan yang baik dewasa ini akan sangat membantu dan turut memajukan khasanah kearsipan, khususnya bagi perkembangan kearsipan itu sendiri. Sehingga, kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan yang dialami oleh pengelola kearsipan, dalam hal ini adalah sumber daya manusianya, dapat segera teratasi dan segera diperbaharui, agar dapat juga semakin memperbaiki kinerja dan mengembangkannya. Secara langsung dan tidak langsung, pengenalan dalam bentuk sosialisasi akan mempengaruhi pola pikir sumber daya manusianya sebagai pengelola kearsipan. Walaupun mungkin terdengar muluk-muluk dengan menyelenggarakan sosialisasi kearsipan yang berbasis teknologi ini, namun di sisi lain kegiatan sosialisasi seperti ini sangat diidam idamkan dan diharapkan oleh kalangan umum terutama para arsiparis dan pengelola kearsipan. Sosialisasi kearsipan yang berbasis teknologi ini tentunya akan sangat membantu para pengelola kearsipan dan juga meningkatkan mutu serta kualitas sumber daya manusianya. Sebaiknya dalam sosialisasi kearsipan yang berbasis teknologi tersebut juga mengenalkan teori teori terkini yang sedang berkembang dan digunakan di bidang kearsipan. Selain itu, juga diperlukan pengetahuan berbasis teknologi informasi yang tentunya dapat digunakan untuk mengelola kearsipan dan tentunya mampu meningkatkan pengetahuan bagi sumber daya manusianya. Diharapkan pula dengan adanya sosialisasi (dan sebaiknya juga dilakukan pelatihan) kearsipan berbasis teknologi informasi ini akan memberikan manfaat yang berguna untuk tujuan kearsipan itu sendiri. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa sosialisasi kearsipan berbasis teknologi diperlukan untuk kemajuan dan mencapai tujuan kearsipan, yaitu penyediaan data dan informasi secara cepat, tepat, dan akurat, bisa semakin terpenuhi. Selain dilakukan pada lembaga, instansi, maupun kantor kantor di pusat kota, juga perlu dilakukan sosialisasi tersebut hingga tingkat desa. Memang, untuk memenuhi kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan pengadaan barang 3

elektronik seperti seperangkat computer beserta jaringannya tidak murah dan sangat memakan banyak biaya, namun jika melaksanakan sasialisasi dan demi memajukan bidang kearsipan dan tujuan kearsipan maka sangat mungkin bisa dilakukan. Setidaknya bekal ilmu tidak akan habis dan selanjutnya ilmu bisa ditularkan dari generasi ke generasi mengikuti perkembangan teknologi seiring jaman ini bergulir. Setidaknya berawal dari sosialisasi Diklat Teknis Kearsipan bagi Sekretaris Desa/Kelurahan se-provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan ditunjang Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 08 Tahun 2009 Tentang Program Arsip Masuk Desa, akan terwujud pula kemampuan sumber daya manusia sebagai pengelola kearsipan dan diikuti sosialisasi dan pelatihan untuk kearsipan yang berbasis teknologi informasi (yang diharapkan) hingga ke tingkat desa desa agar kemajuan di bidang arsip berbasis teknologi informasi bisa dirasakan bersama dan meningkatkan pula pemahaman dalam pengelolaan arsip serta terampil. Program arsip masuk desa ini juga membantu di bidang lain misalnya dalam penyaluran bantuan hingga pendataan daftar pemilih (ketika hendak diadakan pemilihan umum). Karena belum semua lembaga, instansi, dan kantor pemerintah dapat mengelola arsip dengan baik. Seperti kekisruhan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan pendataan Daftar Pemilih Tetap (DPT), ketidakberesan pengarsipan menyebabkan satu orang bisa memiliki dua identitas yang berbeda. Maka, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bekerja sama dengan Departemen Dalam Negeri dalam program Arsip Masuk Desa, berharap semakin baik sistem pengarsipan di tingkat desa, maka pelayanan publik dapat semakin meningkat, dimulai dari tingkat desa bergerak ke lingkup yang lebih luas. 4

DAFTAR PUSTAKA http://blederan.blogspot.com/2009/09/pantauan-kearsipan-pemerintahan-desa.html http://www.arsipjogjaprov.info/index.php?view=article&catid=30%3acategoryberita&id=337% 3Aarsip-masuk-desa&option=com_content&Itemid=12 http://www.arsipjogjaprov.info/index.php?view=article&catid=30%3acategoryberita&id=351% 3Asosialisasi-profil-sistem-kearsipan&option=com_content&Itemid=12 http://www.arsipjogjaprov.info/index.php?view=article&catid=30%3acategoryberita&id=345% 3A60-sekretaris-desakelurahan-mengikuti-program-arsip-masukdesa&option=com_content&Itemid=12 (akses 10 Februari 2010, pukul 20.10 WIB) http://borneotribune.com/pdf/pontianak-kota/perpusda-laksanakan-program-arsip-masukdesa.pdf http://www.arsipjogjaprov.info/archieve/artikel/mdr.kearsipanti.pdf http://www.arsipjogjaprov.info/archieve/artikel/mdr.komputasikearsipan.pdf http://www.arsipjogjaprov.info/index.php?view=article&id=337%3aarsip-masukdesa&option=com_content&itemid=8 http://nasional.kompas.com/read/2009/08/31/22300795/arsip.masuk.desa..solusi.problem.dpt. dan.blt. (akses 29 Maret 2010, pukul 22.15 WIB) 5