Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C Richa Yuswantina, Sikni Retno K, Yudi Hari Endar Purwana ABSTRACT Tomato fruit (Solanum lycopersicum L) was used by the people of Indonesia as a traditional medicine. Tomato fruits contain alkaloids, which are thought to have the effect of sedation. This study purpose to determine whether there are effects on tomato fruit juicer giving sedation in male mice strain BALB/C. This study is an experimental research design with post test only control group. Sample was 25 male mice strain BALB/C, which is divided into 5 groups: 1 negative control group was given aquadest 0.5 ml/20 gbb, 1 positive control group was given phenobarbital 0.0546 mg/20 gbb and 3 treatment groups were given fruit juicer tomato (Solanum lycopersicum L) with a concentration of 4% v/v, 8% v/v and 12% v/v. Results were tested with one-way ANOVA with a level of 95%, and the LSD test. The results showed that administration of tomato fruit juicer levels of 4% and 8% with the positive control has a significant value of 0.000 ( 0.05), which means it has a different effect of sedation. While the 12% level with the positive control has a value of 0.152 significant ( 0.05), which means having the same sedation. Sedation owned by levels of 12% and a positive control comparable because greater alkaloid content with a mechanism capable of causing muscle relaxation effects on the brain so it can be efficacious as a sedative. Keywords: Fruit Tomato (Solanum lycopersicum L), Alkaloid, Effects Sedation 1
2 EFEK PEMBERIAN JUICER BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L) TERHADAP EFEK SEDASI PADA MENCIT JANTAN GALUR BALB/C Richa Yuswantina, Sikni Retno K, Yudi Hari Endar Purwana INTISARI. Buah tomat (Solanum lycopersicum L) telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Buah tomat mengandung alkaloid, yang diduga mempunyai efek sedasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek pemberian juicer buah tomat terhadap efek sedasi pada mencit jantan galur BALB/C. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only control group. Sampel adalah 25 ekor mencit jantan galur BALB/C, yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol negatif yang diberi aquadest 0,5 ml/20 gbb, 1 kelompok kontrol positif yang diberi fenobarbital 0,0546 mg/20 gbb dan 3 kelompok perlakuan yang diberi juicer buah tomat (Solanum lycopersicum L) dengan kadar 4% v/v, 8% v/v, dan 12% v/v. Hasil diuji dengan one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%, dan Uji LSD. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian juicer buah tomat kadar 4% dan 8% dengan kontrol positif mempunyai nilai signifikan 0,000 ( 0,05) yang berarti memiliki efek sedasi yang berbeda. Sedangkan kadar 12% dengan kontrol positif mempunyai nilai signifikan 0,152 ( 0,05) yang berarti memiliki efek sedasi yang sama. Efek sedasi yang dimiliki oleh kadar 12% dan kontrol positif sebanding karena kandungan alkaloid lebih besar dengan mekanisme mampu menimbulkan efek relaksasi otot pada otak sehingga dapat berkhasiat sebagai sedatif. Kata kunci: Buah Tomat (Solanum lycopersicum L), Alkaloid,Efek Sedasi Pendahuluan Keluhan sukar tidur (insomnia) sering diutarakan pasien berupa sulit untuk tertidur, sering terbangun, hanya mampu tidur sebentar atau tidur tidak nyenyak. Penyebabnya dapat bermacam-macam, diantaranya adalah organik, psikogenik atau pengaruh lingkungan (Depkes RI, 2000). Gangguan tidur dapat dialami oleh semua
3 lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang yang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Dalam suatu penelitian yang bersifat nasional di Amerika Serikat pada tahun 1982 telah diambil sampel dari 500 subyek dan ternyata 26% menderita insomnia (Depkes RI, 2007). Sedatif-hipnotik merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif tidak selektif (Wiriya dan Handoko, 1995). Obat-obatan golongan sedatifhipnotik merupakan kelompok yang heterogen secara kimia dengan efek farmakologi yang sama, menghasilkan serangkaian efek depresan yang khas mulai dari sedasi ringan, hipnosis hingga anestesi dan koma. Kegunaan utamanya adalah meringankan ansietas (sedasi) (Katzung, 1998). Hipnotik biasanya digunakan untuk obat gangguan tidur, seperti insomnia (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Mekanisme kerja senyawa alkaloid mampu menimbulkan efek relaksasi saraf di otak sehingga dapat berkhasiat sebagai sedatif (Depkes RI, 1995). Alkaloid dalam bidang kesehatan dapat berkhasiat sebagai obat penenang (Robinson, 1995). Bahan dan Cara Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan antara lain juicer, tabung reaksi, pipet, timbangan hewan uji (ohaus), timbangan digital, spuit oral 1 ml, lampu, stopwacth, kandang metabolit mencit, tempat minum, pipet mikro, labu takar, gelas ukur, rotarod. Buah tomat, mencit jantan galur BALB/C, umur 2-3 bulan sehat, berat badan 20 gram, aquades,fenobarbital injeksi,kloroform, ammonia, H 2 SO 4, dragendrof, meyer, wagner. b. Cara Penelitian Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit sebanyak 25 ekor kemudian diadaptasikan di laboratorium dengan cara dikandangkan, diberi pakan standar dan minum selama 7 hari. Secara random hewan uji dibagi 5 kelompok, masing-masing kelompok hewan uji diberi perlakuan antara lain kelompok I diberi perlakuan aquadest 0,5 ml/20 gbb secara peroral sebagai kontrol negatif, Kelompok II diberi perlakuan fenobarbital 0,0546 mg/20 gbb secara peroral sebagai kontrol positif, Kelompok III diberi perlakuan juicer buah tomat kadar 4% v/v sebanyak 0,5 ml/20 gbb secara peroral, Kelompok IV diberi perlakuan juicer buah tomat kadar 8% v/v sebanyak 0,5 ml/20 gbb secara peroral, Kelompok V diberi perlakuan juicer buah tomat kadar 12% v/v sebanyak
4 0,5 ml/20 gbb secara peroral. Pada penelitian ini mencit ditempatkan pada rotarod dan dicatat menit ke berapa mencit berhenti berputar di rotarod. Hasil dan pembahasan a. Hasil Determinasi Hasil determinasi tanaman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b. 10b, 11b, 12b,. 13b, 14a, 15b... Golongan 9 : Tanaman dengan daun majemuk dan tersebar. 197b, 208a, 219b, 220b, 224b, 225b, 227a, 228a,... Familia 111 : Solanaceae ( Bangsa terong-terongan)... 1b, 3b, 5b, 6a... Genus 6. Solanum... Spesies 1a : Solanum lycopersicum L. ( Tomat ). Berdasarkan hasil determinasi dapat diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Solanum lycopersicum L. b. Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian juicer buah tomat terhadap efek sedasi pada mencit jantan galur BALB/C dengan umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 g, disamping keseragaman jenis kelamin, hewan yang digunakan juga sehat dan mempunyai keseragaman galur. Hal ini bertujuan untuk memperkecil variabilitas biologis antar hewan uji yang digunakan. Tabel I. Hasil Pengamatan Efek Pemberian Juicer Buah Tomat Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Jantan Galur BALB/C Kelompok Perlakuan Onset (Mean ± SD) ( detik ) Kelompok I 4934,00 ± 30,40 Kelompok II 291,60 ± 15,42 Kelompok III 463,40 ± 20,45 Kelompok IV 395,40 ± 13,83 Kelompok V 308,40 ± 8,32 Keterangan : Mean : Nilai Rata-Rata SD : Standar Deviasi Kelompok I : Kontrol negatif Kelompok II : Kontrol positif Kelompok III : Perlakuan 1 (Juicer buah tomat kadar 4%) Kelompok IV : Perlakuan 2 (Juicer buah tomat kadar 8%) Kelompok V : Perlakuan 3 (Juicer buah tomat kadar 12%)
5 Dari tabel I dapat diketahui bahwa peningkatan kadar juicer buah tomat dapat mempercepat onset efek sedasi. Pengamatan pada kelompok I (kontrol negatif) yang diberikan aquadest sebanyak 0,5 ml/20 gbb memperlihatkan bahwa mencit masih bergerak aktif sampai dengan rata-rata onset 4934,00 ± 30,40 detik, ditandai dengan aktivitas mencit yang masih berputar di rotarod. Jatuhnya mencit dari rotarod bukan disebabkan efek sedasi melainkan karena faktor kelelahan. Hasil ini memperlihatkan bahwa kontrol negatif dianggap tidak memiliki efek sedasi. Pengamatan pada kelompok II (kontrol positif) yang diberikan fenobarbital sebanyak 0,0546 ml/20 gbb memperlihatkan mencit jatuh dari rotarod dengan rata-rata onset 291,60 ± 15,42 detik. Jatuhnya mencit dari rotarod disebabkan efek sedasi. Hasil ini memperlihatkan bahwa kontrol positif dianggap memiliki efek sedasi. Pengamatan pada kelompok III (juicer buah tomat kadar 4% v/v), kelompok IV (juicer buah tomat kadar 8%v/v), dan kelompok V (juicer buah tomat kadar 12% v/v) yang diberikan sebanyak 0,5 ml/20 gbb secara peroral memperlihatkan rata-rata onset berturut-turut 463,40 ± 20,45 detik, 395,40 ± 13,83 detik dan 308,40 ± 8,32 detik. Jatuhnya mencit dari rotarod disebabkan efek sedasi dari kandungan alkaloid buah tomat. Hasil ini memperlihatkan bahwa setiap perlakuan dianggap memiliki efek sedasi dan semakin tinggi kadar maka semakin cepet efek sedasi yang ditimbulkan. Data onset sedasi yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA satu jalan berdasarkan uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan nilai signifikan untuk kelompok kontrol positif, kontrol negatif, kadar juicer buah tomat 4%, 8%, dan 12% masing-masing adalah 0,060, 0,708, 0,116, 0,147 dan 0,192. Dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal karena nilai signifikan 0,05. Uji homogenitas dengan Levene test didapatkan nilai signifikan 0,102 ( 0,05), maka dapat disimpukan bahwa data homogen. Setelah diketahui bahwa kelompok data terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan analisis statistik parametrik yaitu ANAVA satu jalan yang bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelompok perlakuan terhadap efek sedasi pada mencit. Berdasarkan hasil uji ANAVA satu jalan, didapatkan nilai signifikan 0,000 ( 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan diantara kelima kelompok perlakuan. Untuk mengetahui perlakuan yang menghasilkan nilai signifikan yang berbeda dapat digunakan uji LSD seperti pada tabel dibawah ini :
6 Tabel II. Hasil uji LSD Efek Sedasi (detik) Juicer Buah Tomat (Solanum lycopersicum L) Kelompok perlakuan Sig Keterangan K II (+) vs K III 0,000 Berbeda bermakna K II (+) vs K IV 0,000 Berbeda bermakna K II (+) vs K V 0,152 Tidak Berbeda bermakna K II (+) vs K I (-) 0,000 Berbeda bermakna K I (-) vs K III 0,000 Berbeda bermakna K I (-) vs K IV 0,000 Berbeda bermakna K I (-) vs K V 0,000 Berbeda bermakna K III vs K IV 0,000 Berbeda bermakna K III vs K V 0,000 Berbeda bermakna K IV vs K V 0,000 Berbeda bermakna Keterangan: K I (-) K II (+) K III K IV K V : Diberi perlakuan aquadest sebanyak 0,05 ml/20 gbb secara peroral. : Diberi perlakuan fenobarbital sebanyak 0,0546 ml/20 gbb secara peroral. : Diberi perlakuan juicer buah tomat kadar 4% v/v sebanyak 0,5 ml/20 gbb secara peroral. : Diberi perlakuan juicer buah tomat kadar 8% v/v sebanyak 0,5 ml/ gbb secara peroral. : Diberi perlakuan juicer buah tomat kadar 12% v/v sebanyak 0,5 ml/ gbb secara peroral. Berdasarkan hasil uji LSD antara kelompok II (kontrol positif) dengan kelompok I (kontrol negatif), kelompok III dan kelompok IV didapatkan nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna yang berarti terdapat perbedaan waktu dalam menyebabkan efek sedasi. Sedangkan antara kelompok II (kontrol positif) dengan kelompok V didapatkan nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna yang berarti tidak terdapat perbedaan waktu dalam menimbulkan efek sedasi. Antara kelompok I (kontrol negatif) dengan semua kelompok didapatkan nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna yang berarti terdapat perbedaan waktu dalam menimbulkan efek sedasi. Antara kelompok kelompok III, kelompok IV, kelompok V didapat nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna yang berarti terdapat perbedaan waktu dalam menimbulkan efek sedasi. Semakin tinggi kadar juicer buah tomat yang diberikan, maka semakin cepat pula efek sedasi yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan kandungan zat aktif buah tomat yaitu alkaloid mampu menimbulkan efek
7 relaksasi otot pada otak sehingga dapat berkhasiat sebagai sedatif (Depkes RI, 1988). Dari hasil analisis dapat disimpulkan kadar yang memiliki efek sebanding dengan kontrol positif yaitu pada kadar 12% v/v. Berdasarkan hasil uji LSD antara kelompok II (kontrol positif) dengan kelompok I (kontrol negatif), kelompok III dan kelompok IV didapatkan nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna yang berarti terdapat perbedaan waktu dalam menyebabkan efek sedasi. Sedangkan antara kelompok II (kontrol positif) dengan kelompok V didapatkan nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna yang berarti tidak terdapat perbedaan waktu dalam menimbulkan efek sedasi. Antara kelompok I (kontrol negatif) dengan semua kelompok didapatkan nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna yang berarti terdapat perbedaan waktu dalam menimbulkan efek sedasi. Antara kelompok kelompok III, kelompok IV, kelompok V didapat nilai signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna yang berarti terdapat perbedaan waktu dalam menimbulkan efek sedasi. Semakin tinggi kadar juicer buah tomat yang diberikan, maka semakin cepat pula efek sedasi yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan kandungan zat aktif buah tomat yaitu alkaloid mampu menimbulkan efek relaksasi otot pada otak sehingga dapat berkhasiat sebagai sedatif (Depkes RI, 1988). Dari hasil analisis dapat disimpulkan kadar yang memiliki efek sebanding dengan kontrol positif yaitu pada kadar 12% v/v. Kesimpulan 1. Juicer buah tomat (Solanum lycopersicum L) mempunyai kemampuan untuk menimbulkan efek sedasi pada mencit jantan galur BALB/C. 2. Juicer buah tomat kadar 12% v/v memiliki efek sedasi sebanding dengan fenobarbital dosis 100mg/kg BB. 3. Terdapat hubungan antara peningkatan kadar juicer buah tomat (Solanum lycopersicum L) dengan respon potensiasi efek sedasi pada hewan uji. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagian lain dari tanaman tomat (Solanum lycopersicum L) yang berkhasiat sebagai sedasi.
8 Ucapan Terima Kasih Saya ucapkan puji syukur terhadap ALLAH swt dan terima kasih terhadap semua pihak yang terlibat terutama kepada dosen pembimbing dan teman teman yang telah banyak membantu. Daftar pustaka Depkes RI, 2007, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan dan Pemanfaatannya,(online), (http://www.journal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03001/lusi0301.pdf), Maret 2013. Wiriya M. S. S., dan Handoko. T, 1995, Hipnotik Sedatif dan Alkohol, dalam Ganiswarna, S. G., (Ed), Farmakologi dan Terapi Edisi IV, Bagian Farmakologi Universitas Indonesia, Jakarta. Katzung, B. G., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 4, Oleh Andrianto, P., Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta. Siswandono dan Soekardjo B., 2000, Kimia Medisinal, Edisi II, 230-235, Airlangga University Press, Surabaya. Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 659, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, oleh Padmawinata, K., ITB, Bandung. Backer and den brink (1968) flora of java, vol. I III, Wolters Noordhoff NV Groningen The Netherlands. Steenis, V,. 2003, Flora Untuk Sekolah Tinggi Indonesia, Terjemahan Moeso Surjowinoto, Cetakan ke 9, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Depkes RI, 2000, Informasi Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Repubblik Indonesia, Jakarta.