C 7 D. Pelat Buhul. A, B, C, D, E = Titik Buhul A 1 2 B E. Gambar 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

BAB III PENGURAIAN GAYA

Metode Grafis. Metode CREMONA. TKS 4008 Analisis Struktur I

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

TM. IV : STRUKTUR RANGKA BATANG

RANGKA BATANG ( TRUSS)

Rangka Batang (Truss Structures)

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

TUGAS MAHASISWA TENTANG

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

2 Mekanika Rekayasa 1

Kuliah keempat. Ilmu Gaya. Reaksi Perletakan pada balok di atas dua tumpuan

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

DEFLEKSI PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

5- Persamaan Tiga Momen

Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

GARIS PENGARUH REAKSI PERLETAKAN

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

I. DEFORMASI TITIK SIMPUL DARI STRUKTUR RANGKA BATANG

Struktur Rangka Batang (Truss)

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

MEKANIKA REKAYASA. Bagian 1. Pendahuluan

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

MEKANIKA REKAYASA III

Modul Pendahuluan. Ir.Yoke Lestyowati, MT

GARIS DAN SUDUT. (Materi SMP Kelas VII Semester1)

MEKANIKA TEKNIK I BALOK GERBER. Ir. H. Armeyn, MT

GARIS PENGARUH PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR STATIS TERTENTU

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

BAB IV ANALISA KECEPATAN

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB II METODE KEKAKUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Struktur. 1.2 Derajat Ketidaktentuan Statis (Degree of Statically Indeterminancy)

MEKANIKA REKAYASA. llmu Rekayasa Klasik Sebagai Sarana Menguasai Program Aplikasi Rekayasa

Ilmu Gaya : 1.Kesimbangan gaya 2.Superposisi gaya / resultante gaya

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

Analisis rangka batang adalah proses perhitungan besarnya gaya-gaya batang.

BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 3 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

II. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB IV BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG DAN KOSTRUKSI BALOK YANG MIRING

MODUL ILMU STATIKA DAN TEGANGAN (MEKANIKA TEKNIK)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS STRUKTUR

SIMULASI STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API TERHADAP VARIASI KONFIGURASI RANGKA BATANG, MUTU MATERIAL, DAN BEBAN SUHU

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

BAB 7 ANALISA GAYA DINAMIS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

KULIAH MEKANIKA TEKNIK GAYA DAN BEBAN

BAB III ANALISIS STRUKTUR STATIS TERTENTU

Pertemuan XII,XIII,XIV,XV VI. Metode Distribusi Momen (Cross) VI.1 Uraian Umum Metode Distribusi Momen

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Konsep dasar definisi berikut merupakan dasar untuk mempelajari mekanika,

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Gambar 5.1. Proses perancangan

Gambar solusi 28

Persamaan Tiga Momen

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Transkripsi:

Konstruksi rangka batang atau vakwerk adalah konstruksi batang yang terdiri dari susunan batangbatang lurus yang ujungujungnya dihubungkan satu sama lain sehingga berbentuk konstruksi segitigasegitiga. Sambungan dari ujungujung tadi dinamakan titik buhul dan sambungan tersebut dihubungkan dengan perantaraan pelat buhul,seperti terlihat pada gambar. C 7 D 3 4 5 6 A B E Pelat Buhul A, B, C, D, E = Titik Buhul Gambar Untuk menghitung suatu rangka batang didasari oleh keadaankeadaan sebagai berikut: a.pengaruh gaya luar. Gaya luar atau beban bekerja di titik buhul. b.titik buhul bersifat sebagai sendi bebas tanpa gesekan. Supaya konstruksi rangka batang stabil maka harus dipenuhi: S = kr Dimana : S = jumlah batang = 7 K = jumlah titik buhul = 5 R = jumlah reaksi,karena sendi rol = 3 7 =.53 Jadi konstruksi rangka batang stabil

Untuk menyelesaikan konstruksi rangka batang statis tertentu dapat diselesaikan dengan beberapa metode diantaranya : a. Cara Grafis : Cremona dan Garis Pengaruh b. Cara Analitis : Keseimbangan Titik Buhul dan Ritter A. CARA GRAFIS. Cara cremona Cara cremona ini adalah cara grafis dimana dalam penyelesaiannya menggunakan alat tulis pensil yang runcing dan penggaris siku ( segitiga ). Cremona adalah nama orang yang pertamatama menguraikan diagram itu : Luigi Cremona ( Itali ). Pada metode ini skala gambar sangat berpengaruh terhadap besarnya kekuatan batang karena kalau gambarnya terlalu kecil akan sulit pengamatannya. Adapun cara penyelesaian cara cremona ini adalah : a. Gambar dengan teliti dan betul suatu bagan sistem rangka batang ( hatihati dalam menentukan skala gambarnya ). b. Kontrol apakah sudah memenuhi syarat kestabilan konstruksi rangka batang. c. Berilah notasi atau nomor pada tiaptiap batang. d. Gambar gayagaya luar. e. Tentukan besarnya reaksi tumpuan akibat adanya gaya luar. f. Nyatakan dalam bagan semua gaya luar yang disebabkan oleh muatan serta besarnya reaksi tumpuan. Kemudian dalam pikiran kita terbayang seolaholah gayagaya itu mengelilingi rangka batang dan urutannya searah putaran jarum jam. g. Gambarlah vektor gayagaya luar tersebut dengan urutan sesuai arah jarum jam. h. Mulailah lukisan cremona dari dua batang yang belum diketahui besar gaya batangnya. i. Kemudian langkah berikutnya menuju pada titik buhul yang hanya mempunyai dua gaya batang yang belum diketahui besarnya. j. Apabila arah gaya batang menuju pada titik buhul yang ditinjau maka batang itu merupakan batang tekan atau negatif sedangkan bila arah gaya batang itu

meninggalkan titik buhul yang ditinjau maka batang itu merupakan batang tarik atau positif. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini : Contoh Diketahui konstruksi rangka batang seperti terlihat apada gambar. Soal : Hitung besarnya semua gaya batang. Q = t/m Penyelesaian : 3=4 T 34=4T 45=4T 56=T =6 T A A A 3 A 4 4 m V D V D V3 D3 V4 D4 V5 D5 V6 D6 V7 D7 V8 B A B B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 = RA = 6 T 6= RB = T 4 m 6 m 8 m Gambar 3

B R V +D V B5 +A = +A3 = +A4 RB = 3 B = B3 = B4 V5 +D5 + A 5 +A6 V6 4 +D6 +A7 V7 5 D7 6 B6 Skala cm ~ ton Gambar 3 Cremona 4

TABEL Kekuatan Gaya Batang Gaya Batang A A A3 A4 A5 A6 A7 B B B3 B4 B5 B6 B7 V V V3 V4 V5 V6 V7 V8 D D D3 D4 D5 D6 D7 Tarik ( + ) ton 6 6 6 6 6 6 Tekan ( ) ton 6 6 6 6 8 8 6 6 4. Cara garis pengaruh Garis pengaruh gaya reaksi daripada sebuah konstruksi rangka batang adalah dengan menganggap muatan satu ton terletak dititik pusat sentrum gaya yang dicari. Yang dimaksud titik pusat sentrum adalah titik potong gaya batang lainnya. Adapun cara penyelesaiannya adalah : Σ M = dan Σ Kv = Apabila hasil dari perhitungan ketemu besarnya kekuatan gaya batang positif maka gaya batang tersebut adalah gaya tarik, apabila negatif adalah tekan. Untuk lebih jelasnya lihat contoh pada gambar 4. 5

I II A A A 3 A 4 D 4 m V D V D V3 D3 V4 D4 V5 D5 V6 D6 V7 D7 V8 B A B C B 3 B 4 B 5 B 6 B 7 RA = 6 T I II RB = T 4 m 6 m 8 m Gambar 4 Irisan II A 3. 4 + R A. 4 = ( terhadap C ) bila R A = ton maka A 3 = ton. ton/m 6 T 3/4 (+) (+) / () /4 Gambar 5:GP.A 3 / () (+) / () Gambar 6:GP.B 3 ½ (+) () /4 /4 () ½ (+) Gambar 7:GP.D 4 6

Lihat gambar 5: Kekuatan Batang A 3 :/.8././.4./4.+6.3/4 = +6 ton Lihat gambar 6: Kekuatan Batang B 3 :/.8..+/./.4.6./= 6 ton Lihat gambar 7: Kekuatan Batang D 4 :6.,5 +/.4.,5./.8.,5.= ton Supaya diingat : dibawah muatan titik : P ; besarnya P x ordinat pada gambar garis pengaruh, dibawah muatan terbagi rata : q x luas gambar garis pengaruh dibawah q. B. Cara Analitis.Cara Keseimbangan Titik Buhul Karena gaya gaya itu berpotongan pada satu titik maka untuk menghitung gayagaya yang belum diketahui digunakan: ΣK h = ΣK v = Cara penyelesaiannya adalah : a. Gambar dengan betul vakwerk dengan muatannya dan berilah notasi. b. Pergunakan rumus ΣK h = ΣK v = c. Anggaplah : kekuatan menuju kekanan adalah (+) kekiri () keatas (+) kebawah () d. Carilah besarnya R A dan R B e. Kekuatan gaya batang dinamakan tarik bila arah gaya meninggalkan titik buhul dan tekan bila arah gaya menuju titik buhul. 7

Contoh 3 : Diketahui konstruksi vakwerk seperti terlihat pada gambar 8. Berapakah besarnya kekuatan gaya batang pada vakwerk tersebut. C a E a F a 3 H a 4 J V D V D V 3 D 3 V 4 D 4 45 A b D b G b 3 I b 4 B R A = 3 T P = 4 T Gambar 8 R B Penyelesaian : Dicari RA dan RB 4.3 ΣM B = R A = 4 4. ΣM A = R B = 4 = 3 T = T Buhul A : V ΣK v = RA + V = A V = 3 T ( tekan ) b ΣK h = b = R A = 3 T Catatan : Untuk gaya batang yang belum diketahui besarnya dianggap tarik dulu Bila nanti pada hasil perhitungan hasilnya positif, maka pemisalan kita benar maka hasilnya tetap positif atau tarik ( + ). Apabila hasilnya negatif maka pemisalan kita salah dan gaya batang tersebut kekuatannya tetap negatif atau tekan ( ). 8

Buhul C : 3 Buhul D : C a ΣK v = ΣK h = V ½ d = a = ½ d 45 ½ d 3 = ½ d a = ½.. V d a = () 3 T 3 ½ d d = = (+) 3 T V ΣK v = d 4 + + ½ d = ½ 4 + ½ ½. 3 = V = 4 3 = ( + ) T 45 ΣK h = ½ d + b = ½ D b b = ½. 3 b = (+) 3 T 4 T Buhul E : a a ΣK v = 45 ½ d V ½ d = = ½ ½ d d = () T ΣK h = V a + a + ½ d = 3 + a + ½ d = a = () T Buhul F : F ΣK v = a a 3 V 3 = ΣK h = V 3 a + a 3 = a 3 = () T 9

Buhul G : ΣK v = ½ d 3 ½ d = d ½ d 3 d 3 d 3 = d 3 = (+) T ΣK h = ½ d b + ½ d + ½ d 3 + b 3 = 3 + + = b 3 b ½ d ½ d 3 b 3 b 3 = (+) T Buhul H : ΣK v = a 3 H V 4 ½ d 3 = ½ d 3 a 4 V 4 = ½. V 5 = () T ΣK h = ½ d 3 a 3 ½ d 3 + a 4 = d 3 ½. = a 4 a 4 = () T V 4 Buhul I : ΣK v = ΣK h = +½ d 4 + b 4 = V 4 V 4 + ½ d 4 = b 3 d 4 = ½ d 4 d 4 = ½ d 4 b 4 d 4 = (+) T b 3 I ½ d 4 Buhul J : a 4 ½ d 4 J b 4 = ½. b 4 = ΣK v =

d 4 ½ d 4 ½ d 4. V 5 = V 5 V 5 = ½. V 5 = () T Buhul B : V 5 ΣK v =? V 5 + R A = B + = (cocok) R A = T Setelah ketemu semua gaya batangnya lalu dimasukkan dalam tabel gaya batang (tabel 7). Tabel 7 Gaya Batang a a a3 a4 b b b3 b4 v v v3 v4 v5 d d d3 d4 Tarik (+) (ton) 3 3 Tekan () (ton) 3 3

. Cara Ritter ( Nama orang A. RITTER 963). Cara Ritter adalah suatu cara untuk mencari besar gaya batang dengan potongan atau irisan analitis. Cara ini pada umumnya hanya memotong tiga batang mengingat hanya ada tiga persamaan statika saja yaitu : ΣM = ΣKv = ΣKh = Walaupun untuk dinding jembatan kereta api bagian atas yaitu Vakwerk K juga bisa diselesaikan, disini memotong empat batang. Adapun penyelesaiannya mulamula vakwerk dupotong dua bagian yaitu pada batang yang akan dicari besarnya gaya batang tersebut. Ambil pada potongan yang pendek supaya mudah penyelesaiannya. Gaya batang mula mula dianggap tarik dulu tetapi bila nanti pada hasil perhitungan hasilnya positif berarti gaya batang tersebut tarik (+) tetapi bila hasil tekan () berarti gaya batang tersebut menuju potongan tersebut. Cara ini baik bila hanya ingin mencari sebagian gaya batang saja. Untuk lebih jelasnya marilah kita lihat contoh 4 dibawah ini. Contoh 4:. Konstruksi rangka batang AB seperti terlihat pada gambar dimuati muatan P = 4 T. Disini kita akan mencari besarnya kekuatan batang a3, d3, dan b3 dengan cara potongan analitis ( RITTER). ± a 3 d3 A b 3 B R A R B Mulamula kita cari dulu besarnya reaksi R A dan R B, setelah dapat maka kita lihat letak potongan pada vakwerk, bagian mana yang akan diambil sehingga mempermudah penyelesaiannya pada gambar diatas, bagian kanan yang kita ambil karena lebih mudah daripada bagian kiri.

Mulamula batang dianggap tarik dulu terhadap potongan yang ditinjau seperti terlihat pada gambar dibawah ini. T a 3 Cb 3 d 3 Kita cari besarnya R B : ΣM A =, R B = 4. 8 = ½ d 3 ½ d 3 Ca 3 b 3 B R B Kita cari centrum kekuatan batang b 3 (cb 3 ) yaitu perpotongan batang a 3 dan batang d 3. Begitu pula centrum kekuatan batang a3 (ca3) yaitu perpotongan batang b 3 dan batang d3. Lalu kita cari Σ M Ca 3 = R B. 4 a 3. = Berarti kekuatan a 3 negatif (tekan). 4 = a 3 a 3 = () T Σ M Cb 3 = R B. +. b 3 = (ok) berarti kekuatan b 3 positif (tarik) = b 3 b 3 = (+) T Karena a 3 dan b 3 sejajar maka tidak ada titik potongnya sehingga Cd 3 3 tidak ada, maka dipakai : Σ Kv = R B ½ d 3 = d 3 = (+) T Berarti kekuatan d 3 positif (tarik). 3