Konsep Dasar Kegiatan Bank

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

STIE DEWANTARA GCG Bank

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

MENGAPA PERLU ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA? Oleh: Tumpak Silalahi SE AK,MBA. Pada awal Januari 2004 ini, siaran pers Bank Indonesia secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk menghadapi risiko di masa yang akan datang (PBI No. 13/1/PBI/2011).

BAB II LANDASAN TEORI

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (Surplus Unit)

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

BAB I PENDAHULUAN. Apakah tata kelola perusahaan (good corporate governance) masih

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB V PENUTUP. 1. Ruang Lingkup Konsep Kepatuhan (complincce) dalam Konteks. a. Konsep kepatuhan (compliance) yang diadopsi dalam Basel II oleh Basel

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pengaruh..., Wendy Endrianto, FE UI, 2010.

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsifungsinya

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada sektor riil. Karakteristik industri perbankan berbeda jika dibandingkan

Kesimpulan Umum hasil Self Assessment atas Penerapan Tata Kelola BPR

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk para nasabah dan investor global agar tetap survive di percaturan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLUNYA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO. Disusun Oleh : Eko Dedi Rukminto

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penting dari sebuah lembaga keuangan seperti peran perbankan sebagai lembaga

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

Agenda. TATA KELOLA TERINTEGRASI DAN SISTEM KEUANGAN YANG TUMBUH SECARA BERKELANJUTAN Bp. Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6/POJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang melaksanakan Corporate Governance (CG) dengan baik akan

Guna mewujudkan visi API dan sasaran yang ditetapkan,

SEJARAH BANK INDONESIA : PERBANKAN Periode

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

Kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria / indikator penilaian tersebut diatas, disimpulkan bahwa :

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/1/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

Transkripsi:

REGULASI PERBANKAN

Konsep Dasar Kegiatan Bank Bank berfungsi sebagai financial intermediary antara source of fund dan use of fund Use of fund Revenue Loan BANK Cost Deposit Source of fund Bank merupakan lembaga keuangan depositori

Ikhtisar Kegiatan Utama Bank Berdasarkan Neraca AKTIVA 1. Primary reserves 2. Secondary reserves 3. Loan 4. Investment 5. Fixed assets and other assets PASSIVA 1. Dana pihak ketiga 2. Dana pihak kedua 3. Dana pihak pertama

Kerangka Regulasi Regulasi perbankan di Indonesia dilakukan lewat penetapan UU tentang perbankan. Tujuan: melindungi industri perbankan dalam menghadapi risiko, yang pada akhirnya juga berarti melindungi nasabah dan perekonomian dari kegagalan proses dan prosedur yang dapat berdampak pada sistem keuangan secara keseluruhan UU tentang perbankan: 1. UU RI No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 10 Tahun 1998 2. UU RI No 23 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 3 Tahun 2004

Kebutuhan Regulasi Perbankan Beberapa pertimbangan mengapa diperlukan regulasi bagi perbankan: 1. Rasio hutang dengan modal (leverage) 2. Modal (capital) 3. Insolvency 4. Peranan Bank Sentral sebagai lender of the last resort 5. Stabilitas keuangan 6. Stabilitas moneter 7. Liberalisasi keuangan internasional 8. Persaingan antar bank dan inovasi produk keuangan

Regulasi oleh Bank Indonesia Bank Indonesia sebagai lembaga negara independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Tugas pokok Bank Indonesia: 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi perbankan

Pengaturan dan Pengawasan Bank Tujuan: mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai: 1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana 2. Pelaksana kebijakan moneter 3. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.

Pengaturan dan Pengawasan Bank (Lanjutan) Untuk mencapai tujuan itu, pendekatan yang dilakukan dengan menerapkan: 1. Deregulasi 2. Prudential banking, dan 3. Self regulatory banking

Kewenangan dan Sistem Pengawasan Bank oleh BI Kewenangan pengaturan dan pengawasan bank oleh BI: 1. Kewenangan memberikan izin (right to license) 2. Kewenangan mengatur (right to regulate) 3. Kewenangan mengawasi (right to control) 4. Kewenangan mengenakan sanksi (right to impose sanction). Dua pendekatan dalam sistem pengawasan bank oleh BI: 1. Pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance based supervision) 2. Pengawasan berdasarkan risiko (risk based supervision)

Siklus Pengawasan Berdasar Risiko Pemahaman terhadap bank 1 6 Pelaksanaan strategi pengawasan individual dan tindakan pengawasan Penilaian risiko triwulanan 2 5 Strategi pengawasan bank individual Penyusunan rencana triwulanan 3 4 Pelaksanaan pemeriksanaan yang terfokus pada risiko dan penyusunan laporan hasil pemeriksanaan

Risiko Perbankan Pengertian Risiko: Kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola dengan semestinya. Kerugian akibat risiko (risk loss): 1. Dampak terhadap pemegang saham 2. Dampak terhadap karyawan 3. Dampak terhadap nasabah 4. Dampak terhadap perekonomian

Risiko Perbankan Jenis-jenis risiko bank: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko likuiditas 4. Risiko operasional 5. Risiko hukum 6. Risiko reputasi 7. Risiko strategik 8. Risiko kepatuhan

Ruang Lingkup Manajemen Risiko Perbankan Dewan direksi tiap bank bertugas menetapkan bahwa risiko perbankan diatur dalam suatu tata cara yang efektif. Dalam pelaksanaan tugas tersebut dibutuhkan: Pengawasan aktif dari dewan komisaris, dewan direksi dan personil manajemen risiko terkait yang dipilih oleh bank. Penetapan kebijakan dan prosedur untuk menentukan batas risiko Penetapan struktur informasi manajemen yang serasi dalam mendukung manajemen risiko. Penetapan struktur pengawasan intern untuk mengatur risiko

Basel I Accord Dipublikasikan tahun 1988 Tujuan: 1. Meningkatkan kekuatan dan stabilitas sistem perbankan internasional 2. Menciptakan kerangka pengukuran kecukupan modal bank yang aktif secara internasional 3. Membentuk kerangka yang dapat diaplikasikan secara konsisten untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam persaingan (competitive inequalities) antar bank Inti: kecukupan modal didasarkan atas risiko kredit

Basel II Accord Penyempurnaan Basel I Accord yang dicetuskan tahun 2004. Tiga pilar Basel II: 1. Minimum capital requirements 2. Supervisory review process (regulasi yang memperhatikan berbagai risiko) 3. Market discipline (keterbukaan atas berbagai informasi kepada masyarakat)

Good Corporate Governance GCG merupakan suatu tata kelola yang didasarkan pada prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independensi dan kewajaran terkait dengan hubungan antara dewan komisaris, dewan direktur eksekutif, stakeholder dan pemegang saham. 5 Prinsip GCG: 1. Keterbukaan/transparansi 2. Akuntabilitas 3. Pertanggungjawaban 4. Independensi 5. Kewajaran

Manfaat GCG: menciptakan struktur yang membantu bank dalam: 1. Menetapkan tujuan 2. Menjalankan operasi harian 3. Mempertimbangkan kepentingan stakeholder dengan beroperasi secara sehat dan baik 4. Menyesuaikan dengan hukum dan aturan yang berlaku 5. Memproteksi kepentingan nasabah kreditur

GCG pada Perbankan Implementasi GCG pada perbankan dapat dilakukan lewat: 1. Penetapan tujuan dan nilai-nilai perusahaan 2. Lini tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas 3. Tanggung jawab dewan direksi 4. Pengawasan manajer senior 5. Peran auditor internal dan eksternal 6. Kebijakan kompensasi 7. Transparansi

Kebijakan Pengaturan GCG oleh BI Agenda BI memperkuat pelaksanaan GCG pada perbankan di Indonesia terdiri dari: 1. Struktur tata kelola (governance structure) Uji kemampuan dan kepatutan: PBI No:5/25/PBI/2003 Independensi pengurus bank: PBI No.2/27/PBI/2000 Direktur kepatuhan dan peningkatan fungsi audit: PBI No.1/6/PBI/1999 2. Proses tata kelola (governance process) Manajemen risiko dan pengendalian internal: PBI No.5/8/PBI/2003 Strategi dan rencana bisnis bank: PBI No.2/27/PBI/2000 Manajemen tingkat kesehatan bank: PBI No.6/10/PBI/2004

Kebijakan Pengaturan GCG (Lanjutan) 3. Hasil tata kelola (governance outcome) Transparansi kondisi keuangan bank: PBI No.3/22/PBI/2001 Transparansi langkah pengawasan BI: PBI No.3/25/PBI/2001