ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua Politeknik)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

EVALUASI EFISIENSI PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA PONTIANAK (ANGKUTAN OPLET RUTE NIPAH KUNING SEROJA)

PENENTUAN OPERASIONAL JARINGAN ANGKUTAN UMUM DI KAWASAN METROPOLITAN PONTIANAK BERBASIS BRT (BUS RAPID TRANSIT)

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG WILAYAH PESISIR PANTAI MORODEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN (MOTOR AIR) JURUSAN TAMBANGAN KUBUNG KECAMATAN TELUK KERAMAT KABUPATEN SAMBAS. Abstrak

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

ANALISA BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus: Angkutan Umum Trayek Pusat Kota 45-Malalayang)

STUDI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDA ACEH (Studi Kasus : Rute Keudah - Darusssalam) TESIS KARLIA DIRANGGA NIM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN (MOTOR AIR) JURUSAN SUNGAI BEMBAN-SUNGAI SELAMAT KECAMATAN KUBU RAYA KABUPATEN KUBU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pelayanan dan Tarif Speedboat Nusa Sebayang - Ruslan Effendie

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. perkotaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu choice dan captive.

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

penumpang yang dilakukan system sewa atau bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan kota (bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

ANALISIS TARIF BUS TRANS BALIKPAPAN TRAYEK TERMINAL BATU AMPAR- PELABUHAN FERI KARIANGAU

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MALANG BERDASARKAN BOK PADA JALUR ADL (ARJOSARI-DINOYO-LANDUNGSARI) Tugas Akhir

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman dari pihak bank atau pihak lain, merupakan kekuatan dalam kompetisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

berakhir di Terminal Giwangan. Dalam penelitian ini rute yang dilalui keduanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

BAB II STUDI PUSTAKA STUDI PUSTAKA EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ARMADA BARU PERUM DAMRI UBK SEMARANG TRAYEK BANYUMANIK - JOHAR

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

POTENSI PENERAPAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN TANPA BAYAR DI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

Anggri Apriyawan NIM : D NIRM :

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BAB III LANDASAN TEORI. a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas dan Angkutan. b. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan ini merupakan pergerakan yang umum terjadi pada suatu kota. memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan mudah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :

Kajian Dampak Relokasi Terminal Gadang Kota Malang Terhadap Biaya Operasional Kendaraan dan Pengguna Angkutan Kota

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

Analisis Keseimbangan Jumlah Armada Angkutan Umum Berdasarkan Kebutuhan Penumpang

BAB II STUDI LITERATUR. demand. Pada demand yang kecil lebih optimal menggunakan angkutan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

ANALISIS TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Dari Kota Langsa Ke Kota Banda Aceh) TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

Transkripsi:

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MANADO (Studi Kasus : Paal Dua ) Natal Pangondian Siagian Junior Audie L.E.Rumayar, Theo K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email : natal.p.siagian.junior@gmail.com ABSTRAK Keterbatasan pelayanan angkutan umum serta panjangnya jarak menuju pusat kota menyebabkan masyarakat berusaha untuk memfasilitasi pergerakannya sendiri dengan kendaraan pribadi. Akibatnya terjadi over supply pada sebagian besar rute trayek di kota Manado. Jika hal ini tidak diantisipasi maka penyediaan angkutan umum hanya akan memberikan kerugian bagi pengguna jasa maupun operator. Penelitian ini mengambil salah satu rute trayek di Manado yaitu trayek Paal Dua. Kebutuhan jumlah armada optimal dapat dihitung dengan meninjau besarnya load factor dan biaya operasional kendaraan, dimana load factor merupakan nisbah antara permintaan (demand) yang ada dengan pemasokan (supply) yang tersedia. Adapun pengertian dari biaya operasional kendaraan total biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jalan dengan menggunakan moda tertentu dari zona asal ke zona tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah armada optimal berdasarkan pendapatan operator sesuai tarif yang berlaku dilapangan terhadap jumlah pengguna jasa eksisting yang ada dengan menghitung biaya operasional kendaraan (BOK) dan load factor menggunakan metode DLLAJ. Komponen biaya yang akan dihitung untuk mengetahui besarnya biaya operasional kendaraan dalam metode DLLAJ adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Untuk mengetahui jumlah armada optimal dapat dihitung dengan meninjau besarnya load faktor pada kondisi break event dan load factor eksisting serta besarnya jumlah populasi armada saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah penumpang/hari adalah 141 penumpang dengan load factor sebesar 0.538 %. Pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh operator per tahun adalah Rp.191.724.000 sedangkan besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) per tahun adalah Rp.195.860.314 - Rp.232.550.076. Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah armada eksisting (66 armada) belum memenuhi kondisi keseimbangan usaha bagi operator kendaraan. Kebutuhan jumlah armada pada trayek Paal Dua berdasarkan tarif menurut SK Walikota Manado adalah 58 kendaraan. Kebutuhan jumlah armada pada trayek Paal dua berdasarkan tarif yang berlaku dilapangan adalah 60 kendaraan.. Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Load Faktor, Armada optimal PENDAHULUAN Latar Belakang Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Kebutuhan akan transportasi atau angkutan umum menjadi kebutuhan utama manusia dalam melakukan pergerakan. Pesatnya pertambahan penduduk disuatu wilayah akan sangat berpengaruh pada aktivitas pergerakan dan perekonomian masyarakat, dengan demikian kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi akan semakin meningkat.secara teoritis, penyediaan angkutan umum idealnya memenuhi dua kepentingan yang berbeda yaitu pengguna jasa (demand) dan operator (supply). Di satu sisi pengguna jasa akan memperoleh tingkat pelayanan yang sebaik-baiknya, dan disisi lain operator memperoleh keuntungan yang cukup signifikan. Sebagai kota yang berkembang, sebagian besar penduduk di kota Manado termasuk ke dalam kelompok captive. Oleh sebab itu ketergantungan masyarakat akan pelayanan angkutan umum juga relative tinggi. Akan tetapi pada wilayah tertentu terdapat kelompok masyarakat yang tergolong pada kelompok 367

choice lebih besar daripada masyarakat yang tergolong dalam kelompok captive. Seperti pada kecamatan Mapanget khususnya pada wilayah yang dilalui oleh trayek Paal Dua. Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi pengguna jasa (demand), dilihat dari pengamatan awal dimana lamanya waktu tunggu angkutan umum menjadi tidak pasti pada waktu di luar jam sibuk. Sama halnya dengan pengguna jasa (demand), hal ini juga akan berpengaruh pada keuntungan yang diperoleh oleh operator (supply). Kurangnya penumpang pada waktu di luar jam sibuk mengakibatkan kurangnya pendapatan yang diperoleh oleh pengemudi. Oleh sebab itu tarif yang telah di tetapkan pemerintah Rp.4500 (umum) dan Rp.3500 (pelajar) tidak sesuai dengan tarif yang berlaku dilapangan saat ini.tarif yang berlaku di lapangan saat ini adalah Rp.4500 (umum) dan Rp.4000 (pelajar). Hal ini terjadi karna mayoritas pengguna jasa pada trayek Paal Dua pada waktu jam sibuk adalah pelajar. Tentunya dengan adanya perbedaan tarif ini menimbulkan masalah bagi pengguna jasa (demand) khususnya pelajar. Para pengemudi angkutan umum pada trayek Paal Dua juga cenderung beroperasi berubah-ubah arah tergantung pola pergerakan penumpang dari waktu ke waktu. Untuk menghindari terjadinya over supply yang akan mengakibatkan dampak buruk pada performansi operator serta turunnya kualitas pelayanan pada pengguna jasa (user), dengan demikian sangatlah penting untuk mengetahui berapa kebutuhan jumlah armada optimal pada trayek ini sesuai dengan demand yang ada. Jumlah armada optimal dapat dihitung dengan menggunakan data potensi penumpang dan dengan menggunakan data pendapatan supir. Namun pada penelitian ini jumlah armada optimal dihitung dengan mempertimbangkan pada pendapatan operator berdasarkan tarif yaitu dengan menghitung faktor muat (load factor) serta menghitung besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) dengan metode DLLAJ. Dengan uraian permasalahan tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan analisisterhadap kebutuhan jumlah angkutan umum pada trayek Paal dua - sebagai sampel berdasarkan factor muat (load factor) dan pendapatan operator di sepanjang trayek yang di teliti, sebagai solusi terhadap masalah angkutan umum di kota Manado Pembatasan Masalah a. Mikrolet yang ditinjau adalah mikrolet dengan jumlah seat 9 penumpang yang dianggap mewakili angkutan umum di Manado. b. Kendaraan dianggap menggunakan suku cadang, merek oli yang sama dan kendaraan dianggap teratur melakukan servis dan penggantian suku cadang. c. Biaya operasi kendaraan hanya ditinjau melalui pengaruh fisik dan tipe kendaraan yang beroperasi tanpa melihat parameter fisik jalan. d. Kondisi kendaraan dianggap tidak berubah selama penelitian. e. Penelitian dilaksanakan dalam tiga hari yaitu hari senin, rabu, dan jumat. TujuanPenelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Menghitung Load Factor (LF) b. Menghitung Biaya Operasional Kendaraan (BOK) c. Menentukan kebutuhan jumlah armada optimal angkutan umum trayek Paal dua berdasarkan pendapatan pengemudi. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : a. Sebagai bahan masukan bagi pihak operator angkutan umum khususnya pada trayek paal dua politeknik. b. Sebagai bahan penelitian lanjutan dalam rekayasa transportasi untuk masalah lainnya. LANDASAN TEORI Jenis Angkutan Umum Jenis angkutan umum dapat dikelompokkan menjadi 6 bagian, yaitu: 1. Angkutan kota Angkutan kota yaitu angkutan dengan kendaraan bermotor umum yang melayani trayek dalam kota yang terdiri dari :Bus besar, bus sedang, dan bus kecil. Angkutan kota yang tidak melayani dalam trayek adalah :Taksi 2. Angkutan perkotaan Angkutan perkotaan yaitu angkutan dengan kendaraan bermotor umum yang pelayanannya melampaui batas kota yang bersifat komuter 368

3. Angkutan antar kota Angkutan antar kota yaitu angkutan dengan kendaraan bermotor umum yang melayani trayek antar kota dalam satu provinsi (AKDP) atau antar provinsi dari satu terminal ke terminal lain antar kota antar provinsi (AKAP). 4. Angkutan pariwisata Angkutan pariwisata yaitu angkutan dengan kendaraan bermotor umum yang dipergunakan khusus mengangkut wisatawan ke dan dari suatu daerah tujuan wisata. 5. Angkutan sewaan Angkutan sewaan yaitu angkutan dengan kendaraan bermotor umum yang dipergunakan oleh masyarakat dengan cara sewa. 6. Angkutan barang Angkutan barang yaitu angkutan dengan kendaraan bermotor umum yang melayani kegiatan pengangkutan barang. Biaya Angkutan Umum Biaya angkutan umum ditinjau dari sudut pandng masing-masing pihak yang terkait dalam sistem angkutan yaitu pemakai jasa angkutan, perusahaan pengangkutan, pemerintah, daerah, dan pihak-pihak diluar pemakai jasa angkutan. a. Pemakai jasa angkutan memandang ongkos sebagai harga yang dibayar untuk mendapatkan jasa angkutan (misalnya tarif angkutan dan tol), waktu yang dikorbankan untuk kegiatan transportasi, ketidaknikmatan dalam perjalanan, dan kehilangan serta kerusakan dalam pengiriman barang. Konsep ini muncul dari pengertian pengorbanan yang dikeluarkan untuk melakukan perpindahan dengan harapan mendapatkan kepuasan dalam perjalanan. Bila pengorbanan yang dikeluarkan tersebut lebih kecil dari kepuasan yang diterimanya, maka perpindahan akan dilakukan. b. Perusahaan pengangkutan memandang ongkos angkutan sebagai ongkos langsung yang dikeluarkan untuk investasi, operasi, dan pemeliharaan fasilitas transportasi. c. Pemerintah memandang ongkos angkutan sebagai pengeluaran yang diperlukan untuk membiayai kegiatan transportasi (misalnya subsidi dan bantuan modal untuk investasi jaringan transportasi). d. Daerah memandang ongkos sebagai pengorbanan tidak langsung karena adanya fasilitas transportasi (misalnya ongkos reorganisasi penggunaan lahan untuk jaringan transportasi. e. Pihak-pihak di luar pemakai jasa angkutan memandang ongkos sebagai pengorbanan karena perubahan nilai tanah yang digunakan untuk jaringan transportasi dan penurunan kehidupan lingkungan, misalnya kebisingan, polusi dan penurunan nilai-nilai estetika. Metode DLLAJ Komponen biaya yang ditinjau antara laian biaya langsung dang biaya tidak langsung.biaya langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan produk jasa yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak langsung berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan. Produksi per kendaraan Kemampuan kendaraan angkutan umum dalam kota dalam melaksanakan kegiatan operasi yang ditinjau dalam suatu satuan waktu adalah produksi bus. Biaya per seat km 1. Biaya langsung - Biaya Penyusutan - Biaya awak kendaraan - Biaya BBM - Biaya Ban - Biaya pemeliharaan - Biaya PKB - Biaya KIR 2. Biaya tak langsung - Biaya Izin Usaha - Biaya Izin Trayek Untuk menentukan tarif dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : x Jarak tempuh/hari.....(1) Menentukan Load Factor Untuk mengetahui kemampuan operasional pada suatu rute dikaitkan dengan keseimbangan supply-demand dinyatakan sebagai load factor. Load factor (LF) merupakan nisbah antara permintaan (demand) yang ada dengan pemasokan (supply) yang tersedia. Karena tinjauan dilakukan pada seluruh panjang rute, maka permintaan dinyatakan sebagai demand penumpang yang ada, baik yang terangkut maupun yang tidak terangkut dengan suatu zona penumpang. Sedangkan pemasokan merupakan kapasitas tempat duduk yang tersediah pada 369

seluruh rute. Untuk menentukan load factor (LF) digunakan rumus :...(2) dimana : LF = Load factor (%) Pg z = Jumlah penumpang Td = kapasitas angkutan Penentuan Jumlah Armada Optimal Penentuan jumlah armada optimal dilakukan dengan metode Break Even yang berdasarkan pada prinsip keseimbangan antara Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan pendapatan. Tamin (1999) menerangkan rumus penentuan jumlah armada optimal, sebagai berikut : KT = (LF/ LFBE) x KO..(3) LFBE = (BOK/PD) x LF...(4) dimana : LF = Load Faktor LFBE = Load factor pd kondisi Break Even KO = Jumlah Kendaraan yang Beroperasi BOK = Biaya Operasi Kendaraan KT = Jumlah Armada Optimal PD = Pendapatan yang diterima Pendapatan per Rit ditentukan dengan persamaan: PDr = Pgr x Tr....(5) dimana : Pgr = Jumlah penumpang yang diangkut per rit. Tr = Tarif per penumpang. PDr = Pendapatan yang diterima per rit. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Secara garis besar metode penelitian yang akan dilaksanakan seperti diagram alir Pada Gambar 1. Gambar 1. Desain Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN Estimasi Jumlah Penumpang Jumlah penumpang per kendaraan per hari pada dasarnya menunjukkan jumlah rata-rata penumpang yang terangkut per kendaraan per hari di sepanjang rute yang dilayani yaitu pada rute trayek paal dua politeknik. Dalam penelitian ini estimasi jumlah penumpang dilakukan dengan cara survey dinamis selama 3 hari yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Tabel 1. Pembagian zona kendaraan trayek Paal Dua Arah Terminal Paal Dua - Paal dua Nama A1 A2 B1 B2 Dari Terminal Paal dua Pom bensin Pom bensin Ke Pom bensin Pom bensin Terminal Paal dua 370

Tabel 2. Load factor rata-rata Trip Hari Senin Rabu Jumat 1 0.666667 0.666667 0.611111 2 0.722222 0.944444 0.833333 3 0.722222 0.611111 0.333333 4 0.555556 0.500000 0.444444 5 0.388889 0.500000 0.611111 6 0.388889 0.444444 0.388889 7 0.333333 0.777778 0.444444 8 0.388889 0.333333 0.444444 9 0.555556 0.388889 0.611111 10 0.555556 0.388889 0.611111 Total LF rata-rata/hari 0.527778 0.555556 0.533333 LF rata-rata 0.538888889 Menentukan Jumlah Penumpang Berdasarkan hasil survey dinamis estimasi jumlah penumpang dapat dibedakan berdasarkan hari dan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata jumlah penumpang per hari Periode Armada operasi Penumpang per hari Total Penumpang per hari Senin 57 137 7809 Rabu 53 147 7791 Jumat 56 140 7840 Jumlah 166 424 23440 Ratarata 55.333333 141 7813 Dari hasil survey dinamis diketahui bahwa jumlah penumpang rata rata per hari adalah 141 penumpang. Oleh karena terdapatnya perbedaan tarif antara penumpang umum dan penumpang pelajar maka jumlah penumpang rata-rata per hari untuk umum adalah 101 penumpang dan jumlah penumpang pelajar adalah 40 penumpang. Tabel 4. Produksi per bus kendaraan DB4998AD No Data Keterangan 1 km-tempuh/rit 11.1 2 Frekuensi/hari 10 3 km-tempuh/hari 111 4 km-tempuh/bulan 2886 5 km-tempuh/tahun 34632 Estimasi BOK/thn + Margin keuntungan 10% Dalam hal ini perhitungan dilakukan dengan metode DLLAJ. Komponen biaya yang ditinjau dalam metode ini antar lain biaya langsung dan biaya tak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan produk jasa yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak langsung berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan. Produksi per Kendaraan Kemampuan kendaraan angkutan umum dalam kota dalam melaksanakan kegiatan operasi yang ditinjau dalam suatu satuan waktu adalah produksi bus. Kendaraan dengan nomor plat DB 4998 AD melakukan operasi 10 rit per hari. Jarak antara terminal Paal Dua adalah 11,1 km. Jarak tempuh kendaraan per hari adalah 111 km, sedangkan jarak tempuh per bulan adalah 2886 km. Jarak tempuh yang dicapai kendaraan tersebut dalam 1 tahun sepanjang terminal Paal Dua adalah 34632 km Tabel 5 Rekapitulasi biaya per bus DB4998AD No Jenis biaya Biaya per bus-km (Rp/bus-km) 1 Biaya Langsung - Biayapenyusutan 144.375 - Biaya awak bus 3153.153153 - Biaya BBM 939.189 - Biaya ban 81.8 - Biaya pemeliharaan 1129.423 - Biaya PKB 8.663 - Biaya KIR 3.754 2 Biaya tak langsung 8.663 Total Biaya 5468.821 Jika ditentukan margin keuntungan 10% per tahun, maka besarnya keuntungan yang harus diperoleh operator per tahun adalah : BOK (Rp/thn) + Margin 10 % = (Rp.5468.821 x 34632 km) + Margin 10% = Rp. 189.396.198 + Rp.18.939.620 = Rp. 208.335.818. Estimasi Pendapatan Per Operator Per tahun Estimasi jumlah pendapatan operator mikrolet pada trayek Paal Dua adalah sebagai berikut : - Hasil survey menunjukkan bahwa tarif yang berlaku pada trayek Paal Dua 371

dilapangan adalah 4500 (umum) dan 4000 (pelajar) - Hasil estimasi Jumlah penumpang/kend/rit untuk trayek paal dua politeknik adalah 12 penumpang/kend/rit - Estimasi penumpang/kend/thn = Jumlah penumpang/kend/hari x Rata-rata hari operasi per tahun = (101 penumpang umum/kend/hari + 40 penumpang pelajar/kend/hari) x 312 hari = 43.992 pnp/thn Tabel 6 Pendapatan per kendaraan per tahun Besarnya pendapatan per tahun dan BOK + Margin 10% per tahun diatas, selanjutnya di cek apakah terdapat keseimbangan (BEP) dengan rumus : BEP = Pendapatan/thn [BOK/thn+Margin 10%] = Rp.191.724.000 Rp.208.355.818 = Rp. -16.611.818 Analisis Jumlah Kebutuhan Armada Optimal Pengalokasian 66 armada belum memenuhi kriteria keseimbangan antara pengguna jasa dan operator. Hal ini disebabkan adanya perbedaan tarif angkutan yang telah ditetapkan oleh dinas perhubungan Rp.4500 (umum) Rp.3500 (pelajar) dengan tarif yang berlaku dilapangan Rp.4500 (umum) Rp.4000 (pelajar) serta tarif yang diinginkan oleh pengguna jasa Rp.4000 (umum) dan Rp.3000 (pelajar) maka armada eksisting bukan merupakan armada optimal. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mendapatkan jumlah armada optimal.analis jumlah armada tersebut dapat dihitung dengan prosedur seperti berikut : Menggunakan Tarif dari Dinas Perhubungan Perhitungan jumlah armada optimal, dimana estimasi pendapatan operator mempergunakan tarif formal sebesar Rp.4500 (umum) dan Rp.3500 (pelajar). Menggunakan Tarif Eksisting di Lapangan Perhitungan jumlah armada optimal, dimana estimasi pendapatan operator mempergunakan tarif formal sebesar Rp.4500 (umum) dan Rp.4000 (pelajar). Tabel 7. Armada Optimal Berdasarkan Tarif No 1 2 3 4 5 6 Parameter Armada Optimal Biaya Operasional Kendaraan (BOK) per tahun BOK + Margin 10% per tahun Pendapatan per tahun Pendapatan- (BOK + Margin 10%) per tahun Load Factor Eksisting LF (BEP) = (BOK/Pendapatan) x LF eksisting Tarif Menurut SK Walikota[Rp 4.500 (umum) Rp.3.500 (pelajar)] Rp.189.396.198 Rp.208.355.818 Rp.185.484.000 Rp. - 22.871.818 Tarif Eksisting dilapangan [Rp 4.500 (umum) Rp.4.000 (pelajar)] Rp.189.396.199 Rp.208.355.819 Rp.191.724.000 Rp. - 16.631.818 53.889% 53.889% 60.539 58.564 7 Armada Eksisting 66 66 8 Armada Optimal = (LFeksisting / LFBEP) x Armada Eksisting PENUTUP 58 60 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan, sasaran serta analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: a) Load Factor pada trayek Paal Dua adalah 53,889%. Apabila dibandingkan dengan standard parameter DLLAJ yaitu sebesar 70%, maka load factor pada trayek Paal Dua - belum memenuhi standar. b) Hasil survey dan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai BOK rata-rata untuk setiap angkutan umumpada trayek Paal Dua adalah sebesar Rp.208.355.818 dan rata-rata pendapatan operator yg diperoleh per tahun adalah Rp.191.724.000. Dengan demikian pengalokasian 66 armada pada trayek Paal Dua 372

belum memenuhi kondisi keseimbangan bagi usaha operator. Hal ini dapat dilihat antara pendapatan/kend/thn dengan (BOK/thn/kend + Margin 10%) menunjukkan angka yang negatif yaitu Rp. - 16.631.818. c) Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah armada optimal untuk tarif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah adalah 58 kendaraan, dan untuk tarif eksisting yang ditetapkan oleh operator kendaraan saat ini adalah 60 kendaraan Saran Untuk mencapai titik impas usaha (Break Event Point), maka operator angkutan umum trayek Paal Dua perlu melakukan perubahan jumlah armada dengan pilihan sebagai berikut : a) Bagi pihak operator jika ingin mempertahankan tarif eksisting yang berlaku saat ini maka jumlah armada optimal pada trayek Paal Dua adalah 58 kendaraan. Jika ingin mengikuti tarif formal yang telah ditetapkan pemerintah saat ini maka jumlah armada optimal pada trayek Paal Dua adalah 60 kendaraan. b) Kepada pihak-pihak terkait yang hendak melakukan penelitian yang berkaitan dalam rekayasa transportasi agar dapat melakukan penelitian pada trayek-trayek lain yang ada di kota Manado. DAFTAR PUSTAKA Dirangga, Karlia., Studi Kebutuhan Angkutan Umum di Kota Banda Aceh (Studi Kasus: Rute Keudah Darussalam) Morlok, E. K., 1985. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta Nasution, H. M. N, 1996. Manajemen Transportasi, Ghalia, Indonesia Tamin O. Z., 1999. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung Tombokan, Moses., 2013. Kajian Tarif Angkutan Umum. Skripsi Fakultas Teknik Unsrat. Manado Warouw, S., 2013. Analisa Kelayakan Tarif Angkutan Umum Dalam Kota Manado (Studi Kasus: Trayek Pusat Kota 45 Malalayang). Skripsi Fakultas Teknik Unsrat. Manado. www.google.com, Standar Pelayanan Angkutan Umum 373