ANALISA KEAUSAN STEADY STATE PADA KONTAK PIN-ON-DISC DENGAN SIMULASI ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEAUSAN POINT CONTACT MENGGUNAKAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC DAN PEMODELAN GLOBAL INCREMENTAL WEAR MODEL DENGAN VARIASI PEMBEBANAN

STUDI PERILAKU TEKANAN KONTAK PADA PEMODELAN KEAUSAN RUNNING-IN DAN STEADY STATE DENGAN PENGUJIAN PIN-ON-DISC

PENGARUH PEMODELAN TEKANAN KONTAK RATA-RATA TERHADAP MODEL KEAUSAN KONTAK SLIDING ANTARA SILINDER DENGAN BIDANG DATAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA SISTEM KONTAK ROLLING-SLIDING MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT METHOD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

PEMODELAN KEAUSAN STEADY STATE : ANALITIK, FEA, DAN EKSPERIMEN

PEMODELAN KEAUSAN PADA KONTAK SLIDING ANTARA A RIGID SMOOTH HEMISPHERE AGAINST A ROUGH SURFACE

LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN PIN PADA SISTEM KONTAK SLIDING PIN-ON-DISC MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN PIN PADA PIN-ON-DISC SLIDING CONTACT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PEMODELAN ELEMEN HINGGA KONTAK SLIDING BERULANG ANTARA BOLA DENGAN PERMUKAAN KASAR

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA ELASTIS-PLASTIS KONTAK ROLLING MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

PENGUKURAN DEFORMASI PLASTIS PADA KONTAK ANTAR HEMISPHERE

PERANCANGAN MESIN UJI TRIBOLOGI PIN-ON-DISC

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI KEAUSAN KONTAK ANTARA STATIONARY PIVOT DAN PIN JOINT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGUJIAN RUNNING-IN PADA KONTAK SLIDING ANTARA BOLA BAJA DENGAN PELAT KUNINGAN

TUGAS SARJANA PEMODELAN KONTAK ELASTIS-PLASTIS ANTARA SEBUAH BOLA DENGAN SEBUAH PERMUKAAN KASAR (ROUGH SURFACE) MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BEBAN TERHADAP KOEFISIEN GESEK PADA SLIDING CONTACT FASE RUNNING-IN DENGAN TRIBOMETER PIN-ON-DISC

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KONTAK MULTIPLE ASPERITY-TO-ASPERITY MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA. Isi Tugas :

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

PEMODELAN KEAUSAN STEADY STATE TESIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN KEAUSAN CYLINDER DAN PLATE PADA SISTEM SLIDING CONTACT MENGGUNAKAN UPDATED GEOMETRY

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH BEBAN TERHADAP PERUBAHAN KOEFISIEN GESEK PADA ROLLING CONTACT DENGAN TRIBOMETER PIN- ON- DISC FASE RUNNING-IN

TUGAS SARJANA. Disusun oleh: TOMY PRASOJO L2E

ANALISIS KEAUSAN BALL BAJA ST 90 MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

PERHITUNGAN KEAUSAN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING

KAJI EKSPERIMENTAL RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING-SLIDING PASANGAN MATERIAL ALUMINIUM DENGAN BAJA S45C

TUGAS SARJANA ANALISA PENGARUH GESEKAN PADA KONTAK SLIDING ANTAR SILINDER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

ANALISIS KEAUSAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON-DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

LAMPIRAN A PERHITUNGAN VOLUME KEAUSAN DAN TINGGI KEAUSAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA GESEKAN PENGEREMAN HIDROLIS (REM CAKRAM) DAN TROMOL PADA KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA ANALISA PARAMETER KONTAK PADA SLIDING CONTACT ANTAR ELLIPSOID DENGAN VARIASI ARAH SLIDING MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS SARJANA STUDI PENGARUH KOEFISIEN GESEK PADA KONTAK SLIDING ANTARA SILINDER DENGAN FLAT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA.

BAB I PENDAHULUAN. (a) (b) (c)

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR

PEMODELAN KEAUSAN PIN-ON-DISC DENGAN ANALISA ELEMEN HINGGA. I. Syafa at *1), Jamari 2), S.A. Widyanto 2) dan R. Ismail 2)

ANALISA RUNNING-IN RODA GIGI TRANSMISI PRODUK USAHA KECIL MENENGAH

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

ANALISA KONTAK ELASTIS ANTAR HEMISPHERES MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II RUNNING-IN PADA KONTAK ROLLING SLIDING

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP TEGANGAN DALAM SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TRANSIENT ROLLING CONTACT DENGAN APLIKASI SLIP PADA SILINDER ELASTIS MENGGUNAKAN METODE ANALITIK DAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PEMODELAN KONTAK BERPELUMAS DAN PERHITUNGAN KEAUSAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISA KONTAK STATIS PERMUKAAN KASAR BERBASIS ELEMEN HINGGA

PENGARUH PELUMASAN TERHADAP DEFORMASI PLASTIS PADA KONTAK DUA BENDA

RANCANG BANGUN TRIBOMETER TIPE PIN ON DISK DAN STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TRIBOLOGI POLIMER POLIMER

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

LAPORAN TUGAS AKHIR PREDIKSI TEGANGAN VON MISSES DAN TEKANAN KONTAK TOTAL KNEE REPLACEMENT (TKR) SELAMA PROSES GAIT CYCLE

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Available online at Website

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB I PENDAHULUAN. Hip Joint. Femur

Analisis Tegangan Plat Penghubung Bucket Elevator Menggunakan Metode Elemen Hingga. Ully Muzakir 1 ABSTRAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

Menentukan Regime Pelumasan Pada Ball Bearing Dengan Menggunakan Kurva Stribeck

SIMULASI KONTAK PADA SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut

BAB IV METODE PENELITIAN

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

Sumber :

HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN METODE TOOL TERMOKOPEL TIPE-K DENGAN MATERIAL St 41

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-316

JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir

Bab IV Analisis. 4.1 Uji Konvergensi

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEKSTUR PERMUKAAN MATERIAL UHMWPE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEBAN KONTAK STATIC, ROLLING DAN SLIDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Transkripsi:

F.N. Maulana, I. Syafa at, Darmanto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jln. Menoreh Tengah X/22 Sampangan Semarang 50236 email: akhfauzan_04@yahoo.com i.syafaat@gmail.com darmanto_uwh@yahoo.co.id ANALISA KEAUSAN STEADY STATE PADA KONTAK PIN-ON-DISC DENGAN SIMULASI ELEMEN HINGGA Mekanisme kontak antara komponen yang satu dengan yang lain dapat terjadi dalam komponen mesin. Hal ini akan mengakibatkan berbagai masalah, diantaranya adalah keausan. Dalam kontak sliding, para peneliti membagi keausan menjadi tiga fase, yaitu: running-in, steady state (fase tunak) dan wear out. Pada fase steady state, penyesuaian laju keausan, tekanan kontak, kekasaran permukaan, dan konformalitas permukan yang saling kontak telah mencapai kondisi yang stabil Analisa keausan pin-ondisc antara baja dengan baja dimodelkan dengan metode elemen hingga (FEM). Kontak sliding disederhanakan menjadi model asperity 2D dengan input sifat-sifat material menggunakan software ABAQUS. Hasil simulasi berupa tekanan kontak rata-rata digunakan untuk menghitung keausan Model Archard. Updating geometry dilakukan untuk mengetahui besarnya keausan yang terjadi pada pin. Hasil pemodelan menunjukkan jari-jari kontak dan keausan mengalami peningkatan sangat signifikan pada tahap awal, kemudian mencapai kestabilan seiring dengan bertambahnya jarak sliding. Kestabilan tercapai setelah menempuh jarak sliding 38125 mm. Fenomena kestabilan aus ini memperlihatkan bahwa sistem telah berada dalam fase steady state setelah melewati running-in dalam aplikasi pemesinan. Kata kunci : keausan, pin-on-disc, steady state, ABAQUS, metode elemen hingga PENDAHULUAN Keausan ini merupakan sebuah hal yang mendasari tentang konsep Tribologi. Tribologi didefinisikan sebagai ilmu yang membahas tentang gesekan, keausan, pelumasan yang terjadi pada proses gerak benda di dunia ini. Keausan merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam dunia industri, akibat yang terjadi bisa sangat fatal, karena panas yang diakibatkan oleh gesekan akan menyebabkan sifat material benda menjadi lunak, sehingga akan merubah struktur material maupun permukaan kontak dari material. Oleh sebab itu, pengamatan yang akurat dari perubahan yang cepat pada proses terjadinya kontak permukaan yang diakibatkan gesekan serta pengendalian terhadap hal yang terjadi tersebut merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi biaya perbaikan akibat kerusakan/ kegagalan komponen. Dari hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa keausan pada material sejatinya dapat kita kontrol, atau dapat dikendalikan, yaitu dengan mengetahui serta menganalisis material tersebut kapan akan stabil dari panas, keausan, maupun terjadinya deformasi. Sehingga faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pada komponen dapat ditanggulangi dengan baik. 28 Analisis terhadap gesekan dan keausan dapat dicari menggunakan beberapa metode diantaranya melalui metode penelitian secara Eksperimental; yaitu dengan cara menguji secara langsung spesimen yang di Analisis, kelebihan dari metode ini diantaranya hasil Analisis dapat kita ketahui secara langsung. Metode Analitik; yaitu dengan menganalisis menggunakan pendekatan rumus- rumus Matematik. Terakhir yaitu menggunakan metode Simulasi dengan bantuan software, dimana simulasi pada spesimen dilakukan dengan menggunakan software. Saat ini metode komputerisasi sudah sangat mendukung untuk menganalisis terjadinya keausan yang diakibatkan oleh gesekan melalui Finite Element Methode (FEM). Keunggulan yang lain dari Penggunaan software adalah hasil analisis bisa langsung dilihat dengan simulasi. Sedangkan pada metode analitik yang berupa formulasi angkaangka, disamping membutuhkan pemahaman konsep-konsep dasar dan penguasaan rumus dalam menganalisa sebuah kasus, hasil plot juga tidak bisa langsung terlihat sebagaimana pada FEM (Syafa at, 2010).

Simulasi yang dilakukan dalam analisis sliding wear pada pin-on-disc bermanfaat sebagai langkah preventif terhadap keausan yang akan terjadi pada komponen, sehingga pada kondisi nyata dapat dilakukan pencegahan dari kegagalan komponen karena sebab kerusakan yang diakibatkan keausan permukaan kontak. Dengan prediksi hal-hal tersebut, maka umur pakai (life time) dari komponen dapat diperkirakan, serta dapat melakukan pengawasan (controlling) jika terjadi masalah lain yang berkaitan dengan keausan. Selain itu, dengan adanya perawatan preventif tersebut, akan dapat lebih menghemat biaya (cost) untuk perawatan maupun efisiensi energi dengan kinerja mesin yang baik tentunya. Pemodelan running-in telah menjadi studi menarik oleh para peneliti. Kraghelsky dkk (1982) memberikan pemodelan sebuah pendekatan akan perlunya kondisi untuk mencapai keadaan optimal dengan persamaan kekasaran permukaan optimal, yang mana koefisien gesek menjadi sangat rendah. Nilai ini dipengaruhi oleh tegangan geser asperiti, tekanan kontak, faktor kehilangan histerisis yang menggambarkan perubahan dan sifat kekuatan sebagai hasil sliding. Faktor ini ditentukan dengan tekanan uniaksial dan percobaan tekan. Model Kragelsky ini juga melibatkan Poisson s ratio υ dan modulus elastisitas E dari material. PEMODELAN PIN-ON-DISC Pemodelan kontak ini dikembangkan berdasarkan thesis Syafa at (2010). Penulis mencoba membandingkan hasil simulasi antara penggunaan software ABAQUS dengan ANSYS, begitu pula pada tugas sarjana Saputra (2010), Saputra memodelkan pin-on-disc namun berbeda pada geometrinya yang sudah menggunakan model 3D. Aplikasi pemodelan pin-on-disc ini banyak kita jumpai pada bidang rekayasa diantaranya pada aplikasi bearing pada poros kendaraan, mekanisme crank shaft, mekanisme cam shaft dll. Pemodelan geometri pin dibuat sama dengan thesis Syafa at (2010), pada Gambar 3.4 (a) menunjukkan ilustrasi model pin-on-disc, sedangkan Gambar 3.4 (b) merupakan alat Tribometer yang digunakan untuk analisa experimental. Spesifikasi model pin-ondisc sebagai berikut: radius pin (R) adalah 5 mm. Beban ( 15 N (lihat pada Gambar 3.5). Baik material pin maupun disc mempunyai modulus elastisitas sama, E P dan E D sebesar 213 GPa, Poisson s ratio v P dan v D sebesar 0,3. Sedangkan koefisien aus ( antara baja dengan baja sebesar 2,7E-10 mm³/nmm. Simulasi ini menggunakan koefisien gesek 0, mengapa kita memilih nominal 0 karena gesekan kita abaikan. Verifikasi model dengan Hertz (1882) menunjukkan deviasi di bawah 2% untuk tekanan kontak maksimal ( ) dan jari-jari kontak (a). Sedangkan perbedaan tekanan kontak rata-rata ( ) model di atas 3%, hal ini disebabkan oleh pengaruh meshing. Namun demikian perbedaan ini dapat diabaikan karena penggunaan tekanan kontak rata-rata pada awal simulasi dapat menggunakan nilai 2/3 dari tekanan kontak maksimal Hertz dari hasil FEM (Hegadekatte dkk., 2006). Dengan demikian perbedaan antara keduanya masih dibawah 2%. Spesifikasi komputer yang digunakan untuk simulasi oleh penulis adalah AMD Athlon X2- QL64 Dual core processor dengan RAM dua gigabyte (2GB) dan waktu yang ditempuh untuk sekali running sekitar lima belas menit, sedang jumlah simulasi bergantung dari tinggi keausan (h w ) sampai menempuh tinggi keausan saat steady state (h w-ss ) (a) (b) Pin Disc Arah Lintasan Gambar 1. (a) Model pin-on-disc pada kontak sliding (b) Geometri pemodelan elastic pin-on-disc Proses keausan dimulai dengan menyelesaikan analisa kontak statis tiga dimensi (3D) antara dua benda yang dapat terdeformasi dengan sliding yang sangat kecil untuk memasukkan munculnya efek asymmetric dari gesekan antara permukaan sliding. Penyelesaian semua ini dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan software ABAQUS. 29

Mulai Memodelkan Geometri pinon-disc. Updated geometry Nilai tinggi keausan (h w ) diaplikasikan sebagai kondisi batas perpindahan (displacement) Simulasi kontak sliding menggunakan ABAQUS Pembacaan hasil dari simulasi Didapatkan nilai (σ y) sebagai nilai contact pressure (p) Menerapkan nilai (p) ke dalam model keausan Archard Sehingga didapat nilai tinggi keausan (h w ) h w h ss?? ya selesai tidak Gambar 2. Diagram alir untuk simulasi keausan FEM Setelah simulasi FEM dilakukan, maka akan kita dapatkan hasil berupa tegangan searah sumbuy (σ y ) disaat statis dan nilai tersebut digunakan dalam persamaan model keausan Archard sebagai nilai contact pressure (p) (3.5) dimana h w adalah nilai tinggi keausan dalam μm, untuk variabel k D adalah nilai konstan yang didapat dari hasil pengujian yaitu 2,7E-9 mm 3 /Nmm untuk material baja dan nilai dari variabel Δs adalah jarak sliding tertentu dalam (mm). Dengan memasukkan beberapa parameter yang terdapat dalam model, seperti Modulus Elastisitas, Poisson s ratio, radius serta pembebanan (concentrated force) akan dilakukan perbandingan tekanan kontak antara hasil analitik dengan hasil simulasi elemen hingga dengan menggunakan metode line contacts (Hertz analytical solution). Untuk kondisi kontak elastis antar rigid cylinder dengan plane strain yang dimodelkan elastic dan kondisi luluh (yield) terjadi berdasarkan kriteria luluh Von Mises, beban kontak yang diberikan pada present model sebesar P = 15 N. Gambar 3. Validasi pemodelan FEA dengan Hertz (1882). HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan dengan simulasi FEA pada studi pin-on-disc terlihat bahwa kontur distribusi tegangan vertikal (arah y) terpusat pada ujung pin, kemudian menyebar ke tepi sekeliling daerah kontak. Selanjutnya tegangan akan semakin bergeser kearah luar tepi daerah kontak, seperti ditunjukkan dalam Gambar 4 (d). Ketika inisial sliding ini, hasil plot distribusi tegangan arah y sangat berhimpit dengan kontak elastis Hertz (lihat Johnson, 1985 hal. 60). Pada jarak sliding s = 2922 mm konsentrasi tegangan bergeser ke tepi daerah kontak. Hal ini terjadi sampai pada s = 486198 mm. Munculnya pergeseran pusat tegangan dan munculnya tegangan maksimal pada tepi daerah kontak ini juga dapat ditemukan oleh para peneliti sebelumnya, yaitu Jamari (2006) dan Saputra (2010) dengan menggunakan software yang sama yaitu ABAQUS. Sedangkan dengan software ANSYS juga dapat ditemui dalam penelitian Syafa at (2010). (a) (c) (b) (d) 30

Gambar 4. Kontur sebaran tegangan arah y pada (a) Present model pin-on-disc untuk kontak statis elastis (b) Distribusi tegangan von mises, (c) s = 0 mm, dan (d) 54629 mm. Semakin meningkatnya jarak sliding maka tekanan kontak akan semakin stabil. Pada jarak sampai dengan s = 2922 mm, tekanan maksimal (P max ) berada pada ujung pin. Setelah jarak tersebut terlewati, terjadi perbedaan yang signifikan antara tekanan maksimal dan tekanan pada ujung pin. Pada Gambar 5, tekanan kontak rata-rata mulai mengalami kestabilan pada kisaran 52,453 MPa pada s ss = 54629 mm saat kedalaman aus h w-ss 2,426 μm (lihat juga Gambar 6). Perbedaan antara tekanan awal dan akhir (fluktuasi) mencapai di bawah 4%. Ini merupakan tahap berakhirnya running-in dan dimulainya steady state (lihat Hsu dkk., 2005) dalam definisi steady state. Sedangkan laju keausan (h w/s ) juga mulai mengalami kestabilan setelah jarak sliding ini tercapai. Pada tahap running-in laju keausan menurun tajam, kemudian mengalami stabil dengan penurunan laju aus hanya sebesar 0,68%. Hasil yang didapatkan dalam simulasi FEM keausan cenderung lebih stabil pada saat steady state dengan penyimpangan (deviasi) tekanan kontak rata-rata antara sebelum dan sesudahnya dibawah 3% jika dibandingkan dengan GIWM. Steady state ini juga ditandai dengan capaian rata rata keausan yang lebih stabil. Hasil simulasi FEM pada ABAQUS sekali lagi menunjukkan peningkatan keausan hanya sebesar 1,73% sedang GIWM sebesar 3,6% dan semakin lama semakin mengecil sampai 1,26% untuk FEM dan 2,01% untuk GIWM. Secara garis besar sampai dengan jarak s = 486198 mm, keausan masuk dalam steady state. Gambar 6. Plot keausan pin-on-disc antara GIWM-Hegadekatte (2006) serta FEM present model. Gambar 5. Plot tekanan kontak center node, tekanan kontak maksimal dan tekanan kontak ratarata pada present model pin-on-disc serta fase tunak (steady state) Hasil plot keausan (h w ) menunjukkan pada tahap running-in, yaitu pada saat terjadi keausan sangat tinggi dan kemudian menjadi lebih stabil pada fase tunak (steady state). Jika kita baadingkan dengan model GIWM menunjukkan besaran keausan hasil FEM berada di atas GIWM (lihat Gambar 6). Hal ini dapat terjadi karena tekanan rata-rata yang menjadi input pada pemodelan FEM diambil dari pendekatan kontak elastis. Namun untuk jarak sliding yang semakin besar, maka hasil keausan GIWM berada di bawah FEM semakin lama semakin terjadi kenaikan diatas FEM. Penulis mendapatkan sebuah hal menarik ketika menjalankan simulasi FEM ini yaitu saat metode updating geometry dengan kontak statis berulang yang memunculkan tegangan maksimal pada tepi daerah kontak mengalami kesulitan tatkala h max bernilai negatif. Hal ini disebabkan posisi ujung pin (center node) lebih rendah daripada daerah kontak terluar. Sebagai akibat dari h max bernilai negatif, maka Jarak sliding pun mengalami penurunan. Analisanya karena semakin lama sliding berlangsung tetapi justru jarak tempuhnya malah semakin berkurang, sehingga pemodelan FEM hanya dapat dilakukan sampai jarak s = 486198 mm KESIMPULAN Studi tentang pemodelan keausan pin-on-disc dengan analisa elemen hingga telah ditampilkan. Pin yang diberi load berupa gaya 15 N diletakkan 31

di atas disc. Kontak sliding yang terjadi antara baja dengan baja ini disederhanakan menjadi model 2D dengan input sifat-sifat material berbantuan software ABAQUS. Hasil simulasi berupa tekanan kontak rata-rata digunakan untuk menghitung keausan Model Archard (1953). Updating geometry dilakukan untuk mengetahui besarnya keausan yang terjadi pada pin. Hasil pemodelan menunjukkan jari-jari kontak mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jarak sliding. Pada tahap awal, peningkatan jari-jari kontak sangat tajam, kemudian mencapai kestabilan. Keausan yang terjadi juga meningkat tajam pada tahap awal kemudian mengalami kestabilan setelah menempuh jarak sliding 54629 mm. Komparasi FEM present model dengan model analitik GIWM Hegadekatte (2006) memperlihatkan kecenderungan serupa. Fenomena kestabilan aus ini memperlihatkan bahwa sistem telah berada dalam fase steady state setelah melewati running-in dalam aplikasi pemesinan. Jamari. (2006), Running-in of Rolling Contacts, PhD Thesis, University of Twente, Enschede, The Netherlands Kraghelsky, V., Dobychun, M.N., and Kombalov, V.S. (1982), Friction and Wear Calculation Methods, Pergamon Press, Oxford Saputra, E. (2010), Perhitungan Keausan Pin pada Sistem Kontak Sliding Pin-on-disc Menggunakan Metode Analitik dan Metode Elemen Hingga, Tugas Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang Sarkar, A.D. (1980), Friction and Wear, Academic Press, London Syafa at, I. (2010), Permodelan Keausan Steady State, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. DAFTAR PUSTAKA Archard, J. F. (1953). Contact and rubbing of flat surfaces. J. Appl. Phys., 24, 981-988 Hegadekatte, V., Huber, N. and Kraft, O., (2006), Finite element basedsimulation of dry sliding wear, Tribology Letters, 24, 51-60 Hegadekatte, V. (2006). Modelling and simulation of dry sliding wear for micromachine applications. PhD Thesis, University of Karlsruhe, Shaker Verlag, Aanchen, Germany. Hertz, H. (1882), Uber die beruhrung fester elastische korper und uber die harte (On the contact of rigid elastic solids and on hardness),verhandlungendes Vereins zur Beforderung des Gewerbefleisses, Leipzig, Nov 1882. Hsu, S.M. and Shen, M.C. (2005), Wear mapping of materials, in Wear - Materials, Mechanisms and Practice, ed. Stachowiak, G.W., John Wiley & Sons Ltd., England, 369-423 Johnson, K.L. (1985), Contact Mechanics, Cambridge University Press,Cambridge, UK 32

4