PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA PANGGUNG BONEKA

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA FLIP CHART

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Kemampuan Menyimak melalui Media Boneka Tangan pada Siswa Kelas II SDN Nogosari 04 Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

SKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENGGUNAAN MEDIA EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE OVERVIEW, ASK, READ, WRITE, EVALUATE, TEST (OARWET) PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERISTIWA ALAM

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYANYI TEMBANG DOLANAN MELALUI MODEL QUANTUM BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

3

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG Meilan Tri Wuryani 1), Endang Sri Markamah 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: memey_mutsy@yahoo.com Abstract: The objective of this research is to improve the fairytale listening skill through the use of cartoon puppet media of the students in Grade II of State Primary School Dalangan 02 of Tawangsari Sub-district, Sukoharjo Regency. This research used the classroom action research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The data of the research were gathered through observation, in-depth interview, documentation, and test. The data were then analyzed by applying three steps, namely: preparation, tabulation, and data application. The date were validated by using member check, data source and data gathering technique triangulation. The result of the research shows that the use of the cartoon puppet media can improve the fairytale listening skill. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyimak dongeng dengan menggunakan media pembelajaran Wayang Kartun pada siswa kelas II SD Nrgeri Dalangan 02 Tawangsari, Sukoharjo. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dengan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari tiga langkah adalah persiapan, tabulasi, dan penerapan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan member chek, triangulasi sumber, dan triangulasi teknik. Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Wayang Kartun dapat meningkatkan keterampilan menyimak dongeng. Kata kunci: wayang kartun, keterampilan menyimak dongeng, pembelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dari keempat keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar, menyimak merupakan materi yang sangat penting karena keterampilan menyimak merupakan dasar atau awalan dari keterampilan lainnya, selain itu menyimak tidak hanya dapat dilakukan dengan perintah mendengarkan saja, tetapi menyimak harus dengan penuh kefokusan untuk memperoleh isi dari simakannya. Menurut Brown, Hearing is merely a sense, while listening is learned behavior. Just a decoding the written word is not the same as comprehending its meaning, hearing a sound is not the same as understanding what is being said.. Pendapat tersebut dapat diartikan mendengarkan hanyalah menggunakan indera, sedangkan menyimak adalah perilaku yang dipelajari. Hanya menerjemahkan kata yang tertulis tidak sama dengan memahami maknanya, mendengarkan suara tidak sama dengan memahami apa yang diucapkan (2004). Untuk siswa sekolah dasar dalam menyimak dongeng tidak hanya diperintah mendengarkan saja tetapi juga harus diberi rangsangan agar siswa terfokus dalam menyimak dongeng. Pembelajaran menyimak yang diajarkan di sekolah dasar salah satunya adalah menyimak dongeng. Terdapat berbagai jenis dongeng, salah satunya adalah dongeng fabel. Menurut Asrifin, fabel adalah dongeng atau cerita rakyat tentang kehidupan hewan yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut (2008). Keterampilan menyimak dongeng merupakan kecakapan, kemampuan maupun kecekatan yang dimiliki seseorang dalam memahami apa yang dipikirkan, dilihat dan didengarnya melalui media tiga dimensi berupa tokoh dongeng dalam suatu dongeng. Aspek utama dalam menyimak dongeng adalah dongeng yang diceritakan kembali secara runtut. Pentingnya pembelajaran menyimak dikarenakan menyimak memiliki manfaat bagi siswa antara lain agar mereka memperoleh informasi, ide, gagasan, sesuatu yang telah disimaknya. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

Pembelajaran menyimak dongeng yang efektif harus dengan metode pembelajaran yang sesuai, media pembelajaran yang menarik, kondisi kelas yang kondusif, dan praktek yang rutin, sehingga siswa mampu menyimak dongeng dengan alur dongeng yang runtut, adanya keterkaitan antar tokoh, dan penggunaan kosa kata yang tepat. Berdasarkan observasi dan tes awal yang dilakukan peneliti pada siswa kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 10 siswa atau 59% dari 17 siswa. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 7 siswa atau 41% dari 17 siswa. Siswa dalam proses belajar mengajar kurang termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam menyimak dongeng. Kebanyakan siswa dalam menyimak dongeng belum dapat fokus. Siswa dalam menyimak dongeng masih suka bermain sendiri. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menyimak dongeng masih kurang inovatif. Salah satu penunjang pembelajaran yang inovatif adalah penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Menurut Hamalik dengan pemakaian media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan pembelajaran (Arsyad, 2010). Salah satu media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah Wayang Kartun. Wayang Kartun adalah alat peraga atau alat pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi dongeng yang digerakkan dengan tangan dan berbentuk gambar kartun. Wayang Kartun ini dibuat dari bahan kertas yang sesuai dengan tokoh binatang dalam dongeng. Menurut Levied an Lentz, kelebihan media Wayang Kartun sebagai media pembelajaran adalah mengarahkan siswa untuk berkomunikasi, menggugah emosi dan sikap siswa, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dan membantu memahami teks siswa yang lemah dalam membaca (Ngadino, 2009). Pengunaan media yang dipilih dengan baik, seperti Wayang Kartun yang membantu mengembangkan analisis siswa dan membawanya ke konsep yang abstrak. Wayang Kartun sangat sesuai dengan fungsinya dan memberikan siswa pengalaman serta melibatkan siswa langsung saat pembelajaran. Wayang Kartun yang bentuknya menyerupai tokoh dongeng memudahkan siswa dalam mengetahui watak para tokoh dan memahami peranan setiap tokoh dalam dongeng. Selain itu mempermudah siswa dalam memahami isi dongeng yang telah didengarnya, sehingga penggunaan Wayang Kartun sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain mampu meningkatkan keterampilan menyimak dongeng siswa, efisien terhadap waktu, tempat biaya dan persiapan, dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas siswa dalam suasana gembira, penggunaan simbol yang sesuai langsung mengena pada sasaran serta dapat mengembangkan suatu ide atau pesan peristiwa secara estetis. METODE Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari tahun 2012/2013. Jumlah subjek penelitian 17 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Terdapat satu siswa yang memiliki kebutuhan khusus dan menulis dengan tangan kiri. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai dengan Mei 2013 pada semester genap. Prosedur penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflecting). Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer yaitu guru kelas dan siswa kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari tahun 2012/2013. Sumber data sekunder adalah dokumentasi dan hasil observasi. Selain itu sumber data berasal dari arsip-arsip kelas dan informasi lainnya yang berhubungan dengan sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dokumentasi berupa foto dan video, dan tes. Validitas data yang digunakan adalah member chek, triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah persiapan, tabulasi, dan penerapan data.

HASIL Sebelum pelaksanaan, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan tes pada kondisi awal dapat disimpulkan keterampilan menyimak dongeng bermasalah karena 59% siswa nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Tabel 1. Distribusi Keterampilan Menyimak Dongeng pada Siswa Kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari pada Prasiklus 45 50 1 47,5 47,5 6 51 56 1 53,5 53,5 6 57 62 1 59,5 59,5 6 63 68 7 65,5 458,5 40 69 74 3 71,5 214,5 18 75 80 4 77,5 310 24 Skor rata-rata kelas 67,26 Ketuntasan Klasikal 41% Berdasarkan data pada tabel 1, siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 7 siswa atau 41% dan siswa yang mendapat nilai < 70 sebanyak 10 siswa atau 59% dengan nilai rata-rata 67,26. Pada siklus I setelah mengunakan media pembelajaran Wayang Kartun nilai keterampilan menyimak dongeng menunjukkan peningkatan dibandingkan pada prasiklus. Indikator ketercapaian pada siklus I yaitu 70%, tetapi hasilnya belum maksimal. Belum maksimalnya keterampilan menyimak siswa pada siklus I disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor dari guru yang sering lupa dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah dirumuskan pada RPP dan siswa belum mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak dongeng sehingga dalam menyimak dongeng masih banyak siswa yang kurang fokus. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti dan guru kelas melakukan kolaborasi untuk menyusun langkah pembelajaran dan materi yang dilaksanakan pada siklus II. Perolehan nilai keterampilan menyimak dongeng pada siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai 70 (KKM) sebanyak 13 siswa atau 76% dan siswa yang mendapat nilai < 70 sebanyak 4 siswa atau 24%, dengan nilai rata-rata 73,91. Tabel 2. Distribusi Ratarata Menyimak Dongeng pada Siklus I 55 60 2 57,5 115 11 61 66 2 63,5 127 11 67 72 4 69,5 278 24 73 78 3 75,5 226,5 18 79 84 3 81,5 244,5 18 85 90 3 87,5 265,5 18 Skor rata-rata kelas 73,91 Ketuntasa Klasikal 76% Pembelajaran pada siklus II adalah hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Guru kelas dalam melakukan pembelajaran lebih runtut dan menguasai materi yang disampaikan. Hal ini berbanding lurus dengan nilai keterampilan menyimak dongeng yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan prasiklus dan siklus I. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai 70 (KKM) sebanyak 15 siswa atau 88% dan siswa yang mendapat nilai < 70 sebanyak 2 siswa atau 12%. Dengan demikian nilai ratarata kelas yaitu 80,15. Peningkatan nilai keterampilan menyimak dongeng pada siklus II yaitu mencapai indikator kinerja yaitu 80% jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Maka dapat dikatakan bahwa penelitian berhasil dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. keterampilan menyimak dongeng pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut, Tabel 3. Distribusi Ratarata Menyimak Dongeng pada Siswa Kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari Siklus II 60 65 2 62,5 125,5 11 66 71 0 68,5 0 0 72 77 4 74,5 298 24 79 83 4 80,5 322 24 84 89 5 86,5 432,5 30 90 95 2 92,5 185 11 Skor rata-rata kelas 80,15 Ketuntasa Klasikal 88%

PEMBAHASAN Data yang diperoleh pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dikaji sesuai dengan rumusan masalah dan selanjutnya dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan. Pemilihan dongeng jenis fabel dikarenakan isi dan tokoh dari dongeng tersebut adalah binatang, sehingga membuat siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran menyimak dan mengembangkan imajinasi anak. Pernyataan di atas didukung oleh Rosdiana (2008) yang mengemukakan bahwa pekembangan anak usia 6-9 tahun berada pada tahap imajinasi dan fantasi yang tinggi sehingga cerita-cerita yang disenangi anak usia ini adalah cerita-cerita yang mengandung daya khayal atau fantasi. Cerita-cerita seperti ini tergolong ke dalam jenis dongeng. Di samping dongeng atau kejadian dalam dunia manusia, anak juga menyenangi cerita-cerita yang tokoh-tokohnya diambil dari dunia binatang. Dalam hasil observasi, tes, dan analisis data, penelitian ini ditemukan adanya peningkatan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari pada setiap siklus. Peningkatan keterampilan menyimak dongeng pada penelitian ini terjadi secara bertahap dan terlihat dari nilai rata-rata prasiklus dan setelah dilaksanakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Perbandingan Keterampilan Menyimak Dongeng pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No Aspek Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Terendah 45 55 60 2. Tertinggi 80 90 95 3. Rata-rata nilai keterampilan menyimak 67,26 73.91 80,15 dongeng 4. Siswa Tuntas Belajar 7 13 15 5. Siswa Tidak Tuntas Belajar 10 4 2 6. Ketuntasan Klasikal 41% 76% 88% Pada penelitian ini ada 2 siswa yang nilainya < 70 (KKM). Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan diskusi dengan guru kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari dan diperoleh kesepakatan untuk memberikan les tambahan di luar jam pelajaran. Berdasarkan analisis data perbandingan nilai keterampilan menyimak dongeng pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa media Wayang Kartun meningkatkan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari tahun 2012/2013. Hal ini didukung oleh pendapat dari Akmaliya, penggunaan media Wayang Kartun dalam pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan sesuatu yang belum pernah diterima siswa, tentu memberikan sebuah pengalaman belajar baru yang lebih menyenangkan dan mampu menarik minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar dan juga tingkah laku siswa berubah menjadi lebih baik (2009). Hasil analisis data dapat ditemukan adanya peningkatan keterampilan menyimak dongeng, peningkatan aktivitas siswa dan kemampuan guru kelas dalam proses pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa penggunaan media Wayang Kartun dalam materi menyimak dongeng dapat meningkatkan keterampilan menyimak dongeng, peningkatan aktivitas siswa dan membuat pembelajaran Bahasa Indonesia lebih bermakna karena siswa merasa tertarik, senang, dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan penggunaan media Wayang Kartun dalam materi menyimak dongeng pada siswa kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran Wayang Kartun dapat meningkatkan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II SD Negeri Dalangan 02 Tawangsari. Peningkatan tersebut dapat terbukti pada prasiklus nilai rata-rata keterampilan menyimak dongeng siswa sebesar 67,26 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I nilai rata-rata keterampilan menyimak dongeng sebesar 73,91 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 76%, dan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menyimak dongeng siswa sebesar 80,15 dengan persentase ketuntasan klasikal 88%.

DAFTAR PUSTAKA Akmaliya, D. (2009). Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Menggunakan Media Wayang Kartun Pada Siswa VII A SMP Negeri 1 Kangkung kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi: Universitas Negeri Semarang. Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asrifin, A. (2008). Buku Pintar Sastra Indonesia. Surabaya: Duta Graha Pustaka. Brown, M. (2004). Developing Positive Listening Skills. School Library Journal of Bowle High School. Vol. 50. No. 4. April 2004. Ngadino, Y. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran. Surakarta: Pendidikan Profesi Guru FKIP UNS. Rosdiana, Y, dkk. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.