FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA BOARDING SCHOOL MAN 1 SURAKARTA. Rita Rahmawati, Siswandari, Elvia Ivada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI PONOROGO

PERBEDAAN MINAT MELANJUTKAN STUDI DITINJAU DARI TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA, JURUSAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA PADA SISWA SMKN 1 SUKOHARJO

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS SKRIPSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK KELAS XII MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SMK N 3 PADANG ABSTRACT

Oleh: Farah Dita Wulandari, Pendidikan Teknik Boga, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Faktor-faktor yang mempengaruhi... (Sinta Armalita) 1

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X DI SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DAN MINAT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH SURUH KABUPATEN SEMARANG ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR KONTRIBUSINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN

THE INTERESTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN THE DISTRICT OF NORTH PADANG IN CHOOSING VOCATIONAL EDUCATION HIGH SCHOOL (SMK)

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015

Economic Education Analysis Journal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN TATA NIAGA PADA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGARUH PRAKTEK PENJUALAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 3 PONTIANAK

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN AJIBARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNS MEMILIH BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA DI ORGANISASI SEKOLAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG DIMEDIASI OLEH FASILITAS BELAJAR

Economic Education Analysis Journal

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA BERORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK. Kata kunci: Tingkat pendidikan keluarga, Asal sekolah, dan Motivasi belajar

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

ABSTRAK. Kata kunci: faktor ekstenal dan internal, prestasi belajar Akuntansi ABSTRACT

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

PENGARUH PENGUASAAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Keyword A. Pendahuluan B. Metode

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 MUARO JAMBI SYAFRI RRA1A111036

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI STAKEHOLDERS TERHADAP KOMPETENSI SISWA PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR

RATIH DEWI PUSPITASARI K

Fashion And Fashion Education

Muhammad Iqbal 1, Zulkifli Naansah 2, Yusri Abdul Hamid 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MENURUT PERSEPSI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN OUTBOND

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013 Ninuk Indriyanti, Siswandari dan Elvia Ivada* *Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia ninuk.indriyanti@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Sampel penelitian diambil dengan teknik Proportional Random Sampling sejumlah 60 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor yaitu exploratory factor analysis. Hasil penelitian menunjukkan ada 7 faktor yang memengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013. Faktor-faktor tersebut adalah 1) faktor potensi diri, 2) faktor motivasi, 3) faktor ekspektasi masa depan, 4) faktor peluang, 5) faktor lingkungan sosial, 6) faktor situasi dan kondisi, dan 7) faktor institusional. Faktor yang paling besar memengaruhi adalah faktor potensi diri yang mempunyai eigenvalue 7,974 dan nilai percentage of variance sebesar 33,225%. Kata kunci: minat, siswa SMK, melanjutkan pendidikan ABSTRACT The aim of this research is to know factors influencing students interest to continue to college on accounting XII grade students of SMK Negeri 6 Surakarta in the academic year of 2013. This research uses descriptive explorative method. Sample is taken by using proportional random sampling technique, they are 60 students. The collecting data technique uses questionnaire and documentation. Data analyzing technique used is factor analysis, it is exploratory factor analysis. The result of this research shows that there are 7 factors influencing students interest to continue to college on accounting XII grade students of SMK Negeri 6 Surakarta in the academic year of 2013. Those factors are 1) self potential factor, 2) Motivation factor, 3) Ekspectation future factors, 4) Opportunity factor 5) social environment, 6) Situation and condition factor, and 7) Institutional factor. The most influence factor is self potential factor which has eigenvalue 7.974 and percentage of variance 33.225%. Key words: interest, SMK students, continues the education.

PENDAHULUAN merupakan pendidikan yang berjenjang dari Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu faktor kunci dalam era perdagangan bebas. Semakin tinggi persaingan dan tuntutan di dunia kerja juga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan segala kompetensi yang dimiliki, mampu mengembangkan diri serta bersama-sama membangun bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan. Pengertian pendidikan tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia. Jalur pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga pendidikan, yaitu sekolah dan 2 pendidikan paling rendah sampai dengan pendidikan tertinggi. Jenjang pendidikan pada pendidikan formal terdiri dari : (1) pendidikan dasar (SD, SMP), (2) pendidikan menengah (SMA, SMK), dan (3) pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana). Pendidikan dasar adalah pendidikan yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang lamanya tiga tahun bertujuan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam memasuki dunia kerja maupun pendidikan selanjutnya yaitu pendidikan tinggi. Jenjang selanjutnya adalah pendidikan tinggi dengan segala penyelenggaraannya. Pendidikan tinggi

bertujuan untuk mempersiapkan peserta masuk dunia kerja, lulusan SMK juga dapat didik yang memiliki kemampuan akademis maupun kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan keterampilan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sedangkan, Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah yang lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang bersifat teoretis sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Dalam hal program pendidikan, di SMK pelajaran praktek mendapat porsi yang lebih besar dari pada pelajaran teori, sedangkan di SMA sebaliknya. Berdasarkan PP No.19/2005 Pasal 26 ayat 3 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan tujuan SMK adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa meskipun SMK merupakan sekolah yang berorientasi pada dunia kerja dan salah satu tujuanya memberikan bekal kepada siswa untuk siap 3 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan kejuruannya atau bahkan jurusan yang lain, dengan harapan agar bisa lebih mengembangkan diri sehingga mampu bersaing di era global. Markum mengemukakan bahwa, Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/ atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/ atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/ atau kesenian (2007:19). Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi sangat memberikan peranan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga perubahan-perubahan global yang begitu cepat dapat direspon oleh produk pendidikan yang ada. Slameto mengemukakan, bahwa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (2010:180). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang muncul. Minat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri.

Hasil survei di SMK Negeri 6 Dari fenomena yang dipaparkan Surakarta menunjukkan minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masih rendah. Salah satu faktor penghambat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi disebabkan dari segi status sosial ekonomi orang tua. Faktor status sosial ekonomi orang tua berperan penting dalam kelanjutan studi siswa. Siswa yang berasal dari keluarga dengan ekonomi yang cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya melalui pendidikan tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Selain itu, sebagian besar siswa di SMK Negeri 6 Surakarta berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Sehingga tidak mengherankan jika menyekolahkan anaknya di SMK dengan harapan agar bisa lebih cepat bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Dengan tingkat ekonomi orang tua yang rendah membuat siswa SMK cenderung mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi. Masalah lain yang muncul, untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi siswa SMK harus bersaing dengan siswa SMA. Hal ini menyulitkan siswa SMK untuk dapat menyesuaikan karena kurikulum yang berbeda. 4 tersebut, permasalahan yang diteliti yaitu faktor-faktor apa saja yang memengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013? Sejalan dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan diadakannya penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013. METODE PENELITIAN Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ini menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif. Dengan menggunakan gabungan desain penelitian deskriptif dan eksploratif bertujuan untuk memperoleh gambaran sebenarnya sehubungan dengan minat siswa SMK untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi secara aktual dengan memperoleh informasi dari berbagai sumber untuk memahami lebih jauh faktor-faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 119 siswa yang terdiri dari 3

kelas. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling yang merupakan gabungan antara proportional sampling dan random sampling. Pengambilan sampel dari tiap-tiap kelas dilakukan secara seimbang dari banyaknya jumlah siswa tiap kelas dan tiap-tiap siswa mempunyai hak yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Banyaknya responden ditentukan sebesar 50% dari jumlah siswa tiap kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik angket (kuesioner) dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas mengunakan rumus Alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor. Siswandari menjelaskan, Analisis faktor merupakan salah satu teknik pengelompokan (Grouping technique) dimana sekelompok besar variabel akan dikurangi dengan menggunakan teknik tersebut atau dengan kata lain sejumlah besar variabel dikelompokkan ke dalam sejumlah faktor yang tentu saja jumlahnya lebih kecil (2009:153). Jadi, analsis faktor merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk mengurangi sejumlah besar variabel agar menjadi sejumlah data baru yang memiliki satuan faktor lebih kecil. 5 HASIL Analisis faktor mempunyai tujuan untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan saling saling korelasi antar variabel. Analisis faktor djuga digunakan untuk menyederhanakan hubungan yang sangat kompleks pada variabel yang diamati dengan menyatukan dimensi yang memiliki korelasi pada struktur data baru dengan satuan faktor yang lebih kecil. Terlihat pada hasil analisis nilai Kaiser-Meyer-Olkin of Sampling Aduque di dapat sebesar 0,761. Hasil analisis ini termasuk pada hasil yang baik mengingat angka ini sudah di atas 0,5. Nilai Bartlett s Test of Sphericity mempunyai nilai 680,664 dengan nilai signifikansi 0,000 (signifikansi < 0,05). Nilai ini berarti bahwa faktor pembentuk variabel sudah baik. Berdasarkan hasil uji Anti-Image didapatkan nilai korelasi Anti-Image untuk indikator, Bakat dalam diri (0,853), Pengembangan bakat (0,862), Jenis pekerjaan (0,616), Kemapanan (0,889), Pengembangan diri (0,916), Keyakinan (0,807), Masa depan (0,783), Dukungan orang tua (0,640), Dorongan internal (0,784), Kemudahan memperoleh pekerjaan (0,754), Persaingan akademik (0,844), Beasiswa (0,897), Tingkat prestasi (0,677), Usaha (0,807), Keaktifan (0,782),

Pendapatan orang tua (0,536), Pendidikan yang telah diteliti dapat dikelompokkan orang tua (0,609), Guru (0,704), Kurikulum (0,588), Persepsi masyarakat (0,645), Kesuksesan (0,670), Pengangguran (0,705), Pengaruh Teman (0,517), Bahan pembicaraan (0,804). Sebuah variabel dinyatakan sebagai valid untuk mengukur variabel yang bersangkutan apabila nilai korelasi Anti- Image >0,5. Terlihat bahwa semua indikator mempunyai nilai korelasi Anti-Image > 0,5. Sehingga keduapuluh empat indikator tersebut memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. Total Variance Explained menjelaskan tentang besarnya varian yang dapat dijelaskan oleh variabel yang sedang dianalisis. Jika terdapat total Initial Eigenvalue yang bernilai < 1, variabel ini dinyatakan tidak dapat menjelaskan faktor dengan baik sehingga tidak akan disertakan dalam pembentukan faktor. Berdasarkan nilai Initial Eigenvalue yang > 1 maka terbentuk 7 faktor. Dari tujuh faktor tersebut dapat menjelaskan varian variabel sebesar 69,942%. Angka ini termasuk cukup besar karena terbukti dapat menjelaskan lebih dari 50% varian variabel faktor-faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil perhitungan analisis faktor menyimpulkan bahwa variabel - variabel 6 menjadi pembentuk faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. PEMBAHASAN Dari hasil analisis faktor di atas maka diperoleh kelompok variabel yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan. Kelompok yang telah terbentuk diberi nama baru sesuai karakteristik variabel di dalamnya. Kelompok tersebut adalah 1) faktor potensi diri yang mewakili variabel bakat dengan indikator pengembangan bakat dan bakat dalam diri, sikap dengan indikator keaktifan, motivasi dengan indikator dorongan internal, cita-cita dengan indikator kemapanan, dan prestasi dengan indikator persaingan akademik. 2) Faktor motivasi yang mewakili variabel kepribadian dengan indikator keyakinan dan pengembangan diri, prestasi dengan indikator beasiswa, temanteman dengan indikator bahan pembicaraan, motivasi dengan indikator dukungan orang tua, dan sikap dengan indikator usaha. 3) Faktor ekspektasi masa depan yang mewakili variabel prestasi dengan indikator tingkat prestasi dan kepribadian dengan indikator masa depan. 4) Faktor peluang yang mewakili variabel cita-cita dengan indikator jenis pekerjaan, pengalaman dengan indikator kesuksesan, dan motivasi

pekerjaan. 5) Faktor lingkungan sosial yang mewakili variabel lingkungan masyarakat dengan indikator persepsi masyarakat, teman-teman dengan indikator pengaruh teman dan sekolah dengan indikator guru. 6) Faktor situasi dan kondisi yang mewakili variabel keluarga dengan indikator pendapatan orang tua dan pendidikan orang tua dan pengalaman dengan indikator pengangguran. 7) Faktor institusional yang mewakili variabel sekolah dengan indikator kurikulum. Bila dicermati lebih lanjut maka masing-masing faktor terbentuk dari variabel-variabel pembentuknya yang memiliki karakteristik sama atau hampir sama. faktor pertama adalah potensi diri. Bakat yang dimiliki oleh seseorang merupakan kemampuan alami yang ada dalam dirinya tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan maupun pelatihan. Bakat yang dimiliki siswa bisa menjadi suatu motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri dalam menentukan tujuan hidup atau cita-citanya. Selain bakat, prestasi juga timbul dari dalam diri siswa sendiri. Namun, untuk mencapai prestasi yang tinggi perlu adanya upaya pendidikan maupun latihan. Sikap positif akan ditunjukkan siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi dan sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Dari 7 Jupe UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d 10 dengan indikator kemudahan memperoleh berbagai uraian tersebut, maka variabelvariabel yang membentuk faktor ini merupakan faktor potensi diri yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor kedua adalah motivasi. Setiap orang memiliki kepribadian yang khas dan berbeda antara satu dengan lainnya. Kepribadian berkembang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar. Kepribadian juga bisa menjadi faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Sikap positif ditunjukkan berupa suatu usaha untuk bisa mencapi tujuan yang diharapkan. Selain itu, adanya dorongan berupa motivasi eksternal akan berpengaruh terhadap sikap atau keputusan yang akan diambil seseorang. Misalnya, seorang siswa memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Siswa tersebut mendapatkan beasiswa karena memiliki prestasi yang baik. Selama di sekolah sering membicarakan tentang perguruan tinggi dengan teman-temannya. Selain itu, orang tua siswa sangat mendukung dengan keputusan tersebut. Hal-hal itulah yang menjadi pendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus sekolah menengah. Faktor ketiga adalah ekspektasi masa depan. Siswa berprestasi cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Prestasi itu perlu dikembangkan melalui program pendidikan maupun pelatihan agar terus meningkat. Modal kecerdasan yang

dimiliki siswa menjadikan siswa merasa dihabiskan bersama teman-teman sebaya mampu untuk tetap melanjutkan pendidikan. Selain itu, tingkat pendidikan yang tinggi akan menjadi bekal untuk masa depan siswa dalam menjalani karir di dunia kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor keempat adalah peluang. Bekerja sesuai dengan minat dan kemampuan merupakan tujuan yang ingin dicapai setiap orang. Namun, hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Setiap orang memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan. Seseorang boleh memiliki citacita untuk menjadi dokter. Tetapi, tidak semua orang mampu menjadi dokter. Tingkat pendidikan yang memadai akan memudahkan seseorang memperoleh pekerjan sesuai yang diinginkan. Seseorang yang memiliki gelar sarjana dapat memperoleh pekerjaan dengan posisi yang jauh lebih baik dibandingkan seseorang yang hanya lulus sekolah dasar. Meskipun tidak selamanya tingkat pendidikan menjamin kesuksesan seseorang. Diperlukan banyak faktor lain yang memengaruhinya. Faktor kelima adalah lingkungan sosial. Lingkungan terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan akan memberikan pengaruh sosial terhadap siswa. Pengaruh dari teman-teman sebaya akan lebih cepat masuk dalam jiwa siswa. Hal ini karena sebagian besar waktu siswa 8 dibandingkan dengan keluarga. Peran guru di sekolah sebagai orang tua kedua siswa juga menjadi faktor yang memengaruhi siswa. Guru diharapkan mampu memberikan bimbingan dan konseling untuk mengarahkan perkembangan siswa. Selain itu, lingkungan masyarakat tempat bersosialisasi siswa akan memberikan dampak tersendiri bagi siswa. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif bagi siswa, sedangkan lingkungan buruk akan memberikan pengaruh negatif bagi siswa. Faktor keenam adalah situasi dan kondisi. SMK merupakan sekolah kejuruan yang bertujuan menyiapkan siswa untuk siap bekerja Sebagian besar Siswa SMK berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Sejak awal orang tua siswa menyekolahkan anaknya di SMK agar setelah lulus sekolah bisa langsung bekerja. Tingkat ekonomi orang tua dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah menyebabkan siswa tidak melanjutkan pendidikan setelah lulus sekolah, melainkan memilih untuk bekerja agar bisa membantu ekonomi keluarga. Padahal, tingkat prestasi lulusan SMK cukup baik karena selain dibekali ilmu pengetahuan teori juga mendapatkan ilmu praktek yang dapat meningkatkan keterampilan siswa. Selain itu, adanya tingkat pengangguran yang

tinggi meskipun memiliki gelar sarjanan dorongan internal, cita-cita dengan indikator menjadi pertimbangan siswa untuk lebih memilih bekerja. Faktor ketujuh adalah institusional. SMK merupakan sekolah menengah kejuruan yang mengutamakan pengembangan keterampilan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sedangkan, SMA merupakan sekolah menengah atas yang lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang bersifat teoretis sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. dalam hal program pendidikan, di SMK pelajaran praktek mendapatkan porsi yang lebih besar. Sedangkan di SMA, pelajaran teori lebih diutamakan. Namun demikian, lulusan SMK memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, simpulan dari penelitian ini adalah Ada 7 faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ketujuh faktor tersebut adalah a) faktor potensi diri yang mewakili variabel bakat dengan indikator pengembangan bakat dan bakat dalam diri, sikap dengan indikator keaktifan, motivasi dengan indikator 9 kemapanan, dan prestasi dengan indikator persaingan akademik. b) Faktor motivasi yang mewakili variabel kepribadian dengan indikator keyakinan dan pengembangan diri, prestasi dengan indikator beasiswa, temanteman dengan indikator bahan pembicaraan, motivasi dengan indikator dukungan orang tua, dan sikap dengan indikator usaha. c) Faktor ekspektasi masa depan yang mewakili variabel prestasi dengan indikator tingkat prestasi dan kepribadian dengan indikator masa depan. d) Faktor peluang yang mewakili variabel cita-cita dengan indikator jenis pekerjaan, pengalaman dengan indikator kesuksesan, dan motivasi dengan indikator kemudahan memperoleh pekerjaan. e) Faktor lingkungan sosial yang mewakili variabel lingkungan masyarakat dengan indikator persepsi masyarakat, teman-teman dengan indikator pengaruh teman dan sekolah dengan indikator guru. f) Faktor situasi dan kondisi yang mewakili variabel keluarga dengan indikator pendapatan orang tua dan pendidikan orang tua dan pengalaman dengan indikator pengangguran. g) Faktor institusional yang mewakili variabel sekolah dengan indikator kurikulum. Faktor yang paling besar memengaruhi minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah faktor potensi diri yang mempunyai eigenvalue

7,974 dan mampu memberikan kontribusi DAFTAR PUSTAKA 33,225% terhadap minat siswa SMK melanjutkan pendidikan. Faktor ini terdiri dari variabel bakat dengan indikator pengembangan bakat dan bakat dalam diri, sikap dengan indikator keaktifan, motivasi dengan indikator dorongan internal, cita-cita dengan indikator kemapanan, dan prestasi dengan indikator persaingan akademik. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Markum, E.M., Hassan, F, & Sukra, Y. (2007). Pendidikan Tinggi dalam Perspektif Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : UI Press. UCAPAN TERIMA KASIH Terselesaikannya artikel hasil penelitian ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Pembimbing I dan II yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta segala motivasinya, Prodi Pendidikan keonomi dan khususnya BKK Pendidikan Akuntansi, dan segenap tim redaksi jupe FKIP UNS, serta semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan artikel hasil penelitian ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Peraturan Pemerintah Tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 19 Tahun 2005 Siswandari. (2009). Statistika Computer Based. Surakarta :Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. 10