PEMBERIAN SILL (Z) PADA AWAL SALURAN TRANSISI PELIMPAH SAMPING STUDI KASUS PADA PELIMPAH BENDUNGAN BAYANG-BAYANG KABUPATEN BULUKUMBA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH SAMPING (SIDE CHANNEL SPILLWAY) BENDUNGAN BUDONG-BUDONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

ANALISA UJI MODEL FISIK PELIMPAH BENDUNGAN SUKAHURIP DI KABUPATEN PANGANDARAN JAWA BARAT

PENGARUH ARAH SAYAP PELIMPAH SAMPING DAN KEDALAMAN ALIRAN TERHADAP KOEFISIEN DEBIT

KAJIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTAR PARAMETER HIDROLIS TERHADAP SIFAT ALIRAN MELEWATI PELIMPAH BULAT DAN SETENGAH LINGKARAN PADA SALURAN TERBUKA

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

ABSTRAK. Kata kunci: saluran, aliran, saluran terbuka, permukaan, atmosfir, parameter, variasi, penampang. vii

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE USBR II DENGAN METODE UJI FISIK MODEL DUA DIMENSI

BAB VI ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA DAN DIMENSI SALURAN DRAINASE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

ANALISIS TERHADAP PENGARUH PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

ANALISA MODEL FISIK HIDROLIKA BENDUNGAN SEPAKU SEMOI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Ir. Dwi Priyantoro, MS Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

KAJIAN PERENCANAAN BANGUNAN PELMPAH BENDUNGAN CIBATARUA KABUPATEN GARUT ABSTRAK

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

STUDI PERENCANAAN HIDROLIS PELIMPAH SAMPING DAM SAMPEAN LAMA SITUBONDO LAPORAN PROYEK AKHIR

KAJIAN PENGGUNAAN TIPE PEREDAM ENERGI BENDUNGAN KALIORANG BERDASARKAN HASIL UJI MODEL FISIK SKALA 1:50

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

BAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN HIDROLIKA BANGUNAN PEREDAM ENERGI FLIP BUCKET PADA SIDE CHANNEL SPILLWAY BENDUNGAN MENINTING LOMBOK BARAT DENGAN UJI MODEL FISIK SKALA 1:40

PENYELIDIKAN OPERASI PINTU INTAKE EMBUNG SAMIRAN DENGAN UJI MODEL HIDROLIK. Dwi Kurniani *) Kirno **)

BAB V ANALISA DIMENSI DRAINASE. Dalam merencanakan dimensi saluran samping yang terletak di kiri dan kanan

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI...

PERENCANAAN SALURAN. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain :

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

PERBANDINGAN ENERGI AIR MELALUI SPILLWAY BERSALURAN PELUNCUR LURUS DAN PELUNCUR BERTANGGA DI KOLAM OLAK

ALTERNATIF PENGGUNAAN ABRUPT RISE PADA PEREDAM ENERGI BENDUNGAN KRESEK MADIUN-JAWA TIMUR (MODEL FISIK SKALA 1:50)

BAB VI PERENCANAAN KONSTRUKSI SISTEM DEWATERING

ABSTRAK. Kata kunci: saluran, aliran, saluran terbuka, saluran tertutup, hidrostatik, hidraulika. vii Universitas Kristen Maranatha

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

PERTEMUAN KE-4 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN. Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

ABSTRAK ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

ABSTRAK Faris Afif.O,

e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2013/199 Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126: Telp

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

KAJIAN HIDRAULIKA BANGUNAN PELIMPAH SAMPING (SIDE CHANNEL SPILLWAY) BENDUNGAN SUKAMAHI DENGAN UJI MODEL FISIK SKALA 1:30

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

PENGARUH VARIASI TIPE PEREDAM ENERGI TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROLIKA SALURAN PELIMPAH BENDUNGAN STUDI KASUS UJI MODEL PELIMPAH BENDUNGAN JEHEM BALI

PENELUSURAN BANJIR WADUK DENGAN HYDROGRAF SERI

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

Bab III Metodologi Analisis Kajian

PENYELIDIKAN POLA ALIRAN EMBUNG SAMIRAN DENGAN UJI MODEL HIDROLIK FISIK. Dyah Ari Wulandari *), K i r n o **)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

STUDI PERENCANAAN SPILLWAY BENDUNGAN LAMBUK DI KABUPATEN TABANAN PROPINSI BALI JURNAL

EVALUASI PERENCANAAN BENDUNG PADA SUNGAI ULAR KABUPATEN DELI SERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS)

Uji Model Fisik Alternatif Pelimpah Waduk Suplesi Pejok dengan Skala 1:40 (Undistorted Scale)

Mekanika Fluida II. Aliran Berubah Lambat

PENDAHULUAN. Abstrak. Abstract

Pengaturan Pintu Irigasi Mrican Kanan Dalam Pengoperasian kebutuhan Air Irigasi

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE VLUGHTER DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BENDUNG TIPE TYROLL PADA JARINGAN IRIGASI WARIORI KABUPATEN MANOKWARI PAPUA BARAT

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

PERUBAHAN PENINGKATAN KAPASITAS SPILLWAY MERCU OGEE TERHADAP MERCU DERET SINUSOIDA (THE CHANGES OF THE INCREASED CAPASITY SPILLWAY

BAB III LANDASAN TEORI

PENELUSURAN BANJIR DAN KAPASITAS PELIMPAH SITU LEBAKWANGI, BOGOR JAWA BARAT

STUDI ANALISIS PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN 2% ABSTRAK

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

BAB 1 KATA PENGANTAR

3. PRINSIP ENERGI DAN MOMENTUM DALAM ALIRAN SALURAN TERBUKA

BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK BENDUNG TIPE GERGAJI DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Waduk Jatibarang. Peta Das Waduk Jatibarang BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE

ANALISIS EVALUASI DIMENSI BANGUNAN PELIMPAH BANJIR (SPILLWAY) SITU SIDOMUKTI

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

Sambungan Persil. Sambungan persil adalah sambungan saluran air hujan dari rumah-rumah ke saluran air hujan yang berada di tepi jalan

MODEL ANALISIS ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA DENGAN BENTUK PENAMPANG TRAPESIUM PENDAHULUAN

PENYEMPURNAAN DESAIN BANGUNAN PELIMPAH CILEUWEUNG DENGAN UJI MODEL HIDRAULIK FISIK

KAJIAN ALIRAN MELALUI PELIMPAH AMBANG LEBAR DAN PELIMPAH AMBANG TIPIS

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

PERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

BAB 5 DESAIN BANGUNAN PELIMPAH DAN BANGUNAN PELENGKAP

ANALISIS POLA ALIRAN DAN POLA SEDIMENTASI PADA WADUK SEI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR ABSTRACT

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

Hidraulika Komputasi

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

PERTEMUAN 7 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses perencanaan saluran irigasi dan menghitung kapasitas saluran irigasi.

PERUBAHAN DESAIN DENGAN UJI MODEL FISIK BENDUNG GERAK KARANGNONGKO TAHAP I, SUNGAI BENGAWAN SOLO HILIR KABUPATEN BOJONEGORO DAN BLORA

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

Transkripsi:

PEMBERIAN SILL (Z) PADA AWAL SALURAN TRANSISI PELIMPAH SAMPING STUDI KASUS PADA PELIMPAH BENDUNGAN BAYANG-BAYANG KABUPATEN BULUKUMBA Mohammad Taufiq Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya e-mail : m_taufiq@ub.ac.id ABSTRAK Bangunan Pelimpah Samping (side spillway) berfungsi mengalirkan air banjir yang menyebabkan naiknya muka air di bendungan, hal ini untuk menghindarkan dari bahaya over topping. Pada awal perencanaan pelimpah samping, penentuan dasar saluran sangat penting karena akan berpengaruh terhadap kemampuan mengalirkan debit supaya tidak terjadi aliran tenggelam (submerged) yang akan menyebabkan ketidaksempurnaan kemampuan pengaliran debit pada pelimpah. Banyak kasus pada pemodelan spillway yang mempunyai saluran transisi tidak lurrus karena kondisi medan atau lokasi yang tidak memungkinkan untuk dibuat lurus, hal ini akan menimbulkan aliran silang (cross flow) pada saluran transisi dan peluncur. Hal demikian tidak boleh terjadi karena akan menyebabkan ketidak sempurnaan aliran. Untuk itu maka diperlukan adanya ambang atau sill pada awal saluran transisi untuk mengarahkan agar supaya tidak terjadi aliran silang. Pendekatan tingginya ambang atau sill bisa diperkirakan dengan rumus empiris, agar supaya dalam penentuan sill dalam pemodelan tidak dilakukan dengan cara coba-coba. Kata kunci : saluran transisi, rumus empiris, ambang ABSTRACT The function of Side Spillway to aim floods that cause rise of the water level in the dam, this is to avoid the dangers of over-topping. At the beginning of the planning side spillway, the determination of the channel base is very important because it will affect the ability of discharge that does not happen submerged flow which will cause imperfections in the ability of discharge at the spillway. Many cases in the modeling of the transition channel spillway that has not straight because of field conditions or locations that do not allow to be made straight, this will cause cross-flow at the transition and chut channel. This case should not happen because it will cause unperfect flow. For that we need a threshold or sill in the early transition to direct the flow so that no cross flow occurs. Approach the threshold or sill height can be estimated with empirical formulas, in order that the determination of sill in the modeling is not done by trial and error. Key words : transition channel, empirical formula, sill PENDAHULUAN Lokasi bendungan Bayang-Bayang terletak disebelah barat laut kota Bulukumba dan berjarak sekitar km, terletak pada aliran sungai Bialo. Secara administrasi daerah ini termasuk kedalam wilayah kampung Batuara desa Gattareng, kecamatan

Gantareng, kabupaten Bulukumba propinsi sulawesi selatan. Bendungan Bayang-Bayang diren canakan untuk mengairi sawah Jaringan Irigasi Bayang-Bayang Kabupaten Bulu kumba Sulawesi Selatan seluas 3500 Ha. PERMASALAHAN Permasalahan dalam penelitian ini adalah, pemberian sill atau ambang (Z) pada awal saluran transisi untuk mengarahkan aliran pada saluran yang tidak lurus atau ada belokan, masalah belokan ini merupakan awal dari adanya aliran silang (cross flow) pada saluran, sehingga perlu pemberian ambang atau sill pada awal belokan dengan tujuan untuk menyeimbangkan arah aliran agar tidak terjadi aliran silang pada saluran transisi dan peluncur. Pemberian ambang atau sill ini adalah merupakan langkah awal agar tinggi dari ambang tidak diperkiran dalam pembuatan model test, dengan kata lain perubahan aliran akibat terjadinya pemberian ambang sudah diketahui terlebih dahulu kondisi aliran yang ada diatas ambang TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemecahan dari beberapa temuan dan permasalahan yang ada dalam perjalanan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek. Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah :. Menentukan tingginya ambang atau sill dapat diperkirakan dengan cara empiris,. Penentuan tingginya sill yang sesung guhnya dalam model sudah dapat diperkirakan dari awal perencanaan, untuk penyeimbang aliran dapat disesuaikan dalam pelaksanaan model menurut arah aliran silang, 3. Coba-coba tingginya ambang dalam perhitungan empiris ini sudah dapat memberikan gambaran kondisi aliran TINJAUAN PUSTAKA. Kapasitas Debit Pelimpah Dimensi saluran pengatur type bendung pelimpah dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : C L H (3/) dimana : debit rencana (m 3 /dt) C koefisien limpahan L H lebar efektif bendung (m) total tinggi tekanan air di atas mercu bendung (m). Saluran Pelimpah Samping Penampang memanjang dari pelimpah samping dihitung dengan rumus yang digunakan dari I. Hinds : V x x n + Y hv n dimana : x debit pada titik X (m 3 /dt) q debit per unit lebar yang melewati pelimpah (m 3 /dt/m) X jarak antara tepi udik bendung dengan titik pada mercu bendung (m) V kecepatan rata-rata aliran air didalam saluran samping pada titik tertentu (m/dt) a koefisien yang berhubungan dengan kecepatan aliran air dida lam saluran samping n eksponen untuk kecepatan aliran air didalam salura samping (0,4-0,8) Y perbedaan elevasi antara mercu pelimpah dengan permukaan air didalam saluran samping pada hv q a bidang Ax tinggi tekanan kecepatan aliran (hv v /g) Angka a dan n pada rumus di atas perlu dicari untuk mendapatkan biaya konstruksi saluran samping yang ekonomis dan mempunyai bentuk hidrolis yang menguntungkan. X X n

Untuk mendapatkan harga a dan n dipergunakan metode coba banding. Lebar dasar side channel direncanakan makin kehilir semakin besar. Diharapkan pada saat melewatkan debit banjir rencana, permukaan air didalam saluran samping membentuk bidang yang hampir datar dengan penampang basah paling efektif. 3. Perhitungan Elevasi Muka Air di Pelimpah Samping Elevasi muka air di side channel dihitung berdasarkan titik kontrol pada akhir saluran transisi. Saluran transisi ini menghubungkan side channel dengan saluran peluncur yang mempunyai lebar dasar saluran sama, dan untuk menghindari aliran-aliran yang helisoidal. Saluran transisi ini dibuat sesimetri mungkin dengan data sebagai berikut : Ujung udik : merupakan akhir saluran samping Ujung hilir : - merupakan titik akhir saluran transisi sebelum masuk kedalam saluran peluncur - direncanakan terjadi aliran kritis - dipakai sebagai titik kontrol Dengan didapatnya kedalaman air di hilir side channel, maka profil muka air disepanjang side channel dapat ditentukan dengan cara coba banding dengan mempergunakan rumus : ΔY g ( V + V ) ( + ) ( V + V ) V + ( - ) dimana : debit air di bagian hulu debit air di bagian hilir V kecepatan air di bagian hulu V kecepatan air di bagian hilir ΔY selisih muka air di bagian hulu dan hilir g percepatan gravitasi (m /dt) 4. Tinggi Muka Air Karena Adanya Sill (Z) Pada awal Transisi Persamaan yang digunakan untuk menghitung muka air dengan adanya sill adalah menggunakan persamaan garis energi sebagai berikut : E E αv V Y + α Y + + Z g g Dimana : Y tinggi muka air (m) α koefisien koreolis V kecepatan air (m/dt) g percepatan gravitasi Z tinggi ambang atau sill (m) PEMBAHASAN. Kapasitas Debit Pelimpah Samping Debit banjir rencana : 00 8.34 m 3 /det 000 305.75 m 3 /det Debit rencana outflow sebagai berikut : 00 4.93 m 3 /det HWL. EL. 396.983 m 000 300.785 m 3 /det HWL. EL. 397.97 m H P 397.944 39.88 395. : 0.70.7 Gambar : Gambar Aliran Diatas Pelimpah. Perencanaan Hidrolis Saluran Pelimpah Samping () Penampang memanjang dari pelimpah samping Penampang ambang yang ditinjau untuk : bagian hulu : X 0,00 m bagian hilir : X 00.00 m 389.38 d

Direncanakan : X 0.00 m b 0.00 m X 00.00 m b 30.00 m Z 0.70 Z 0.00 q 3.008 m 3 /dt/m Harga d dapat dihitung dengan rumus : a 0.0 n 0.65 Kehilangan tinggi tekanan gesekan secara kasar dapat dihitung dengan rumus Manning dengan koefisien kekasaran diambil n 0.04. Dilihat dari bentuk dasar saluran samping hasil perhitungan adalah berupa garis lengkung, sehingga pelaksanaan konstruksinya akan cukup sulit. Untuk menghindari kesulitan dalam pelaksanaan maka bentuk penampang memanjang dasar saluran dirubah menjadi garis lurus. Penyesuaian ini dilakukan dengan menghubungkan titik akhir garis lengkung dengan titik yang letaknya /3 - /0 dari panjang pelimpah, dan diukur dari ujung garis lengkung. Maka slope garis lurus adalah : S (370.497) - (37.3) /30 S 0.0784 - b + b + ( Z + Z ) A d (Z + Z ) Untuk : X 0.00 b.000 m X 00.00 b 300.00 m Untuk : X 0.00 D d + Y X 00.00 D d + Y Maka Pembiayaan (P) dari kolam penam pung dapat dinyatakan sebagai : P D + D Perhitungan coba banding untuk penentuan a dan n. Dari perhitungan coba banding di dapatkan harga-harga : Tabel : Hasil Perhitungan Elevasi Dasar Saluran X D + hf El Dasar Side Channel Teoritis El Dasar Sesungguhnya 0.00 395.889 39.04 0.00.666 394.3 39.83 5.00.930 393.959 39.697 0.00.48 393.74 39.56 5.00.340 393.549 39.45 30.00.56 393.373 39.89 35.00.679 393.0 39.53 40.00.835 393.054 39.07 45.00.985 39.904 390.88 50.00 3.30 39.759 390.745 55.00 3.7 39.67 390.609 60.00 3.4 39.477 390.473 65.00 3.550 39.339 390.337 70.00 3.688 39.0 390.0 75.00 3.84 39.065 390.065 80.00 3.960 39.99 389.930 85.00 4.096 39.793 389.794 90.00 4.33 39.656 389.658 95.00 4.366 39.53 389.5 00.00 4.503 39.386 389.386

Elevasi Dasar Saluran Samping 395 394 Elevasi (m) 393 39 39 390 389 388 0.00 0.00 0.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 00.00 Pada Gambar, terlihat ada penurunan dasar saluran dari yang sesunguhnya menjadi elevasi dibawahnya sebesar,00 m. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya aliran tidak sempurna pada debit banjir maksimum boleh jadi ( PMF ), Jarak (m) Gambar : Elevasi Dasar Saluran Samping B 30.000 m n 0.04 Z 0.000 q 7.498 m 3 /dt/m g A T 3 () Perhitungan elevasi muka air di pelimpah samping Elevasi muka air di side channel dihitung berdasarkan titik kontrol pada akhir saluran transisi. Saluran transisi ini menghubungkan side channel dengan saluran peluncur yang mempunyai lebar dasar saluran sama, dan untuk menghindari aliran-aliran yang helisoidal. Saluran transisi ini dibuat sesimetri mungkin dengan data sebagai berikut : Ujung udik : - merupakan akhir saluran samping - lebar dasar 0 m Ujung hilir : - merupakan titik akhir saluran transisi sebelum masuk kedalam saluran peluncur - direncanakan terjadi aliran kritis - lebar dasar diambil 30 m - dipakai sebagai titik kontrol 00 4.93 m 3 /dt > (0.5 x PMF 60.58 m 3 /dt) S0 0.0000 g Nilai kiri 557.340 Nilai kanan 557.340 dc trial.789 m Vc q /dc 4.90 m/dt hc Vc /g 0.895 m Kedalaman air pada titik akhir side channel : : 0.7 ( ) ( B + Zdc) dc ( B + Zdc) 30 A (30.00 + 30.00 + 0.7 x d ) x d/ A (60.00 + 0.7 x d ) x d/ A 30.00 d + 0.35 d V /A 4.930/(30.00d + 0.35 d ) 3 d

Dengan persamaan Bernoulli dapat dicari kedalaman d : + h d + h 0.(h - h ) Jadi persamaannya sekarang : d + V /g.789 + 0.895 + 0. x (0.895 - V /g) Dengan cara coba-coba didapat d (kedalaman di hilir side channel) : d.66 m Dengan didapatnya kedalaman air di hilir side channel, maka profil muka air disepanjang side channel dapat ditentukan dengan cara coba banding dengan mempergunakan rumus : d v c c + c v ( ) ( ) V + V V - ΔY ( V + V ) + g ( + ) dimana : debit air di bagian hulu debit air di bagian hilir V kecepatan air di bagian hulu V kecepatan air di bagian hilir Δ Y selisish muka air di bagian hulu dan hilir g percepatan gravitasi (m /dt) 396.000 395.000 394.000 Elevasi (m ) 393.000 39.000 39.000 390.000 389.000 0.000 0.000 0.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 00.000 Jarak (m) Gambar 3 : Elev Muka Air Pada Saluran Samping Pada 00 3. Tinggi Muka Air Karena Adanya Sill (Z) Pada Awal Saluran Transisi Untuk Debit 00 Th Saluran segi empat dengan q.49 m3/dt/m' Aliran seragam dengan kedalaman air di hulu (Y ).66 m Pada saluran dibuat sill dengan menaikkan dasar setinggi Z Koef Coriolis (α). ) Hubungan muka air di hulu sill (Y ) dengan di atas sill (Y ) dan tinggi sill (Z)V q/y.04 m/dt αv V Y + α Y + + Z g g V q/y q/y m/dt Persamaan yang digunakan : E E Persamaannya sekarang : Y 3,6 Y + Z Y + 0,84 0

Tabel : Hubungan Tinggi Sill (Z) Dengan Muka Air 00 Th Z 0.0 0.0 0.50 0.75 0.98.00 Y.66.66.66.66.66.66 Y.060.95.68.3 0.88 0.88 Trial 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 ir.500 a.000 n.500 a.000 m 0.500 la 0.000 a d e K ) (Y Hubungan Y, Y dan Z 0.00 0.0 0.40 0.60 0.80.00 Tinggi sill (Z) Gambar 4 : Hubungan Kedalaman Muka Air Dengan Tinggi Sill (Z) 00 Th ) Kedalaman Kritis Perhitungan kedalaman kritis dihitung dengan rumus: Y c 3, q g Yc 0,88 m 3) Tinggi sill minimum (Zc) yang menyebabkan aliran kritis di atas sill E Ec + Zc, Ec 3/ Yc.4 Zc E - Ec E Y +. (q) /(g Y ).6 Zc 0.98 m 4) Potongan memanjang (dasar saluran, muka air dan garis energi) Tabel 3 : Perhitungan Energi Spesifik 00 Th Y α q /(gy ) E 0.40 8.76 9.6 0.60 3.89 4.49 0.80.9.99.00.40.40.0 0.97.7.40 0.7..60 0.55.5.80 0.43.3.00 0.35.35.6 0.30.46 Kedalaman (Y).50.00.50.00 0.50 0.00 Gambar 5 : Energi Spesifik Pada 00 Th - Menghitung profil muka air : Pada kondisi Z > Zc ( Z.0 m) Pada kondisi ini terjadi kenaikan muka air pada hulu sill, untuk itu dicari muka air hulu yang baru. E Δ Z + Ec Δ Z + 3/ Yc Y + a q /(gy ).0 +.4 Y +0.06 Y -.4 Sehingga Persamaannya : Y 3 -.4 Y + 0.06 0 dengan cara coba-coba Y.8 m Sehingga : Y.8 Y 0.88 V.03 V.77 α v /g 0.060 α v /g 0.44 E E + Z E.4 E.4 ----> OK V /g Y Energi Spesifik Ec 0 3 4 5 6 7 8 9 0 Energi (E) V /g Y Z Gambar 6 : Profil Muka Air Pada Saluran Setelah Adanya Sill (Z) Pada 00 Th

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan ini adalah, perhitungan pelimpah samping harus memperhatikan beberapa hal : a) Penentuan dasar pelimpah harus mempertimbangkan terhadap kemampuan pelimpah mengalirkan debit 000 th dan PMF, supaya aliran di atas pelimpah mengalir secara sempurna tidak terjadi aliran submerged b) Jika kondisi arah saluran mengharuskan terjadi belokan, pertimbangan pembuatan sill (z) menjadi penting, mengingat sering terjadi aliran Cross Flow pada kondisi yang demikian, c) Pemberian sill (Z) pada awal saluran transisi, memberikan beberapa indikasi (kondsisi aliran) dengan berbagai kedalaman air (Y) yang tertuang dalam perhitugan Energi Spesifik Saran, perhitungan di dalam penelitian ini hanya merupakan kajian teoritis, tentunya harus dibuktikan dengan kondisi yang sesungguhnya (model test). Tetapi dalam kajian teoritis ini merupakan awal pendekatan dalam menentukan langkah dalam pembuatan model, terutama untuk menghilangkan aliran cross flow bila benar-benar terjadi, sebagai bahan penentu tingginya sill (Z) dalam model. DAFTAR PUSTAKA - Soejono Sosrodarsono, Bendungan Type Urugan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 976 - United States Department Of The Interrior Bureu Of Reclamation, Design Of Gravity Dams, Denver Colorado, 976 - United States Department Of The Interrior Bureu Of Reclamation, Hydraulic Design Of Stilling Basins And Energy Dissaptors, Denver Colorado