Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE NAIVE DAN MOVING AVERAGE

(FORECASTING ANALYSIS):

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TERTINGGI BULAN DESEMBER disusun untuk memenuhi Tugas Lapangan Mata Kuliah Metode Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PERAMALAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Pembahasan Materi #7

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendahuluan. Metode Peramalan:

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendahuluan. Metode Peramalan:

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Deret Waktu

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DERET WAKTU

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

BAB II LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING) #2

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan (Forecasting)

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

S (t)=ax(t)+(1-a)s t-1 (2) S (t)=asn(t)+(1-a)s t-1 (3) F(t+m)=S(t)+mb(t) (4)

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Deret Waktu

REGRESI LINEAR SEDERHANA

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

EMA302 Manajemen Operasional

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PRODUKSI

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

Membuat keputusan yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Peramalan adalah tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peramalan bertujuan untuk memprediksikan kemungkinan pasar bagi produk yang dihasilkan perusahaan. Terdapat dua macam metode yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dalam melakukan permalan berdasarkan pada keputusan, pendapat, pengalaman atau perkiraan sederhana, sedangkan metode kuantitatif berdasarkan pada metode matematis atau dalam bentuk statistik. Metode kuantitatif mempunyai dua metode yaitu metode runtun waktu (time series) dan metode kausal. Metode time series mempunyai beberapa metode antara lain naive models, moving average, exponential smoothing. Makalah ini akan dibahas mengenai naive models, simple average, moving average dan double moving average. Metode naive digunakan untuk menghasilkan bahwa model sederhana yang mengasumsikan bahwa data yang baru saja (paling update) memberikan prediksi yang paling baik di masa yang akan datang. Metode naive merupakan metode yang paling sederhana, menganggap bahwa peramalan periode berikutnya sama dengan nilai aktual periode sebelunya. Dengan demikian data aktual periode waktu yang baru saja berlalu merupakan alat permalan yang terbaik untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang (lebih menekankan pada penggunaan data-data masa lalu untuk menentukan atau meramalkan kondisi masa depan). Metode peramalan berdasarkan pada rata-rata adalah metode peramalan yang menggunakan rata-rata suatu data untuk meramalkan periode selanjutnya. Metode rata-rata bergerak banyak digunakan untuk menentukan peramalan suatu deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus. Metode ini digunakan untuk data yang perubahannya tidak cepat dan tidak mempunyai karakteristik musiman atau seasonal. Model rata-rata bergerak mengestimasi permintaan periode berikutnya sebagai rata-rata dari permintaan aktual dari n periode terakhir. Meskipun model moving lebih baik daripada metode simple average, metode moving average menangani trend atau musiman dengan sangat baik dan lebih cocok untuk data yang berpola stasioner sehingga untuk menangani data yang berpola trend linear maka digunakan Double Moving Average yang merupakan kembangan atau modifikasi dari metode Moving Average.

BAB II PEMBAHASAN NAIVE MODELS Para pebisnis muda sering kali menghadapi suatu pilihan yang rumit ketika mencoba meramalkan dengan data yang berukuran sangat kecil. Situasi ini menciptakan sebuah masalah nyata k arena banyak teknik peramalan memerlukan data yang besar. Peramalan dengan Naïve merupakan penyelesaian yang mungkin jika semata-mata didasarkan pada informasi yang tersedia sekarang. Peramalan dengan Naïve diasumsikan bahwa periode sekarang adalah prediksi terbaik untuk masa depan. Bentuk model Naïve adalah = (.1) Di mana ramalan yang dibuat pada waktu untuk waktu +1. Peramalan dengan metode Naïve untuk masing-masing periode mendekati obsevasi yang terdahulu. Ramalan dengan model Naive adalah ramalan yang kadang disebut dengan ramalan tanpa perubahan. Karena ramalannya untuk setiap periode mendekati observasi yang terdahulu. Karena ramalan Naive membuang semua observasi yang lain, skema berubah dengan cepat. Permasalahan yang berkaitan dengan pendekatan tersebut adalah menyebabka plot berubah naik turun sesuai dasar perubahan. Contoh.1 Gambar - menunjukkan secara kuartal pejualan gergaji pada perusahaan Acme Tool. Dengan teknik peramalan Naïve menunjukkan bahwa penjualan pada kuartal berkutya akan sama dengan kuatal sebelumnya. Table -1 menunjukkan data dari 1996 sampai 00. Jika data dari 1996 sampai 00 digunakan sebagai bagian awal dan 00 sebagai baian yang diuji, peramalan untuk kuartal pertama dari 00 adalah = =650 Kesalahan peramalan dihitung dengan menggunakan persamaan.6. Kesalahan untuk periode 5 adalah = =850 650=00 Dengan cara yang sama peramalan untuk periode 6 adalah 850, sedangkan erornya -50.

Gambar. menunjukkan bahwa data-datanya mempunyai trend naik dan menunjukkan pola musiman (urutan pertama dan keempat relatif tinggi). Jadi kesimpulannya dibuat dengan memodifikasi mode Naive. 900 penjualan gergaji pada perusahaan Acme Tool 800 700 penjualan 600 500 00 00 00 100 1996 1997 1998 1998 1999 tahun 000 001 001 00 Table -1. Penjualan Gergaji untuk Perusahaan Acme Tool, 1996-00 Tahun Quartal T Penjualan 1996 1 1 500 50 50 00 1997 1 1998 1 1999 1 000 1 001 1 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 15 16 17 18 19 0 1 50 50 00 00 50 00 150 00 550 50 50 550 550 00 50 600 750 500 00 650

00 1 5 6 7 8 850 600 50 700 Pemeriksaan data pada contoh.1 merupakan petunjuk untuk menyimpulkan bahwa nilai-nilai tersebut meningkat setiap waktu. Saat nilai data meningkat setiap waktu disebut tidak stasioner atau mengandung trend. Jika persamaan.1 digunakan, proyeksinya tetap rendah. Teknik yang dapat dipakai untuk mengambil pertimbangan trend dengan menambah selisih antara periode sakarang dan periode terakhir. Persamaan peramalannya adalah = +( ) (.) Persamaan. memuat perubahan antara kuartal-kuartal. Contoh. Dengan menggunakan persamaan., persamaan untuk kuartal pertama dari 00 adalah = +( ) = +( ) =650+(650 00) =650+50=900 Kesalahan peramalan dari model ini adalah = =850 900= 50 Untuk beberapa tujuan, perbandingan perubahan akan lebih tepat daripada jumlah perubahan. Jika demikian, masuk akal untuk menghasilkan peramalan berdasarkan = (.) Dari data dalam tabel -1 terlihat bahwa ada variansi musiman. Penjualan pada kuartal pertama dan keempat lebih besar dari kuartal-kuartal yang lain. Jika pola musiman kuat, persamaan peralaman data seara kuartal yang mungkin adalah = (.) Pola umum untuk peramalan data musiman yaitu = dengan s adalah periode musiman. Persamaan. menunjukkan bahwa kuartal berikutnya akan bernilai sama dengan kuartal yang berhubungan pada satu tahun yang lalu.

Kelemahan utama dari pendekatan ini adalah mengabaikan segala sesuatu yang telah terjadi selama setahun yang lalu dan juga terdapat trend. Terdapat beberapa cara untuk memperkenalkan informasi terbaru. Sebagai cotoh, suatu analisa dapat gabungan musima dan trend yang diestimasi dan peramalan kuartal berikutnya menggunakan = + ( ) ( ) = + ( ) (.5) Dimana menunjukkan peramalan berpola musiman, dan yang lain menunjukkan ratarata nilai perubahan untuk empat kuartal terkhir dan memberikan perkiraan trend. Pola umum untuk pola data yang merupakan penggabungan trend dan musiman adalah = + ( )+ +( ) Peramalan dengan model Naïve dengan persamaan. dan.5 diberikan utuk data secara kuartal. Penyesuaian dapat dilakukan untuk kumpulan data dengan perbedaan waktu. Untuk data bulanan, sebagai contoh, periode musimannya adalah 1, bukan, dan peramalan untuk periode (bulan) berikutnya menggunakan persamaan. yaitu = Hal tersebut menunjukkan bahwa kerumitan yang mungkin pada model Naïve dapat diminimalisir dengan kepintaran penganalisis, tetapi penggunaaan teknik tersebut seharusnya dikendalikan dengan pertimbangan. Metode Naïve juga digunakan sebagai dasar untuk membuat terhadap metode lain yang dinggap lebih rumit. Contoh.1 (lanjutan) Peramalan untuk kuartal pertama dari 00 menggunakan persamaan.,., dan.5 = = =650 =1056 (.) = = = =750 (.) = + ( )+ +( ) = + =750+ = + ( ) =76.5 (.5)

METODE PERAMALAN BERDASARKAN PADA RATA-RATA Suatu manajemen sering kali menghadapi situasi dimana peramalan perlu dilakukan secara harian, mingguan, atau bulanan untuk mengetahui ratusan atau ribuan barang yang perlu disediakan, namun hal ini sering kali tidak mungkin dilakukan. Oeh karena itu untuk mengembangkan teknik-teknik peramalan yang canggih untuk setiap barang perlu disediakan. Beberapa alat peramalan yang cepat, murah, sangat sederhana dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas ini. Seorang manager yang menghadapi situasi ini cenderung menggunakan teknik ratarata atau smooting. Jenis-jenis teknik ini menggunakan bentuk rata-rata tertimbang dari pengamatan-pengamatan yang lalu untuk memuluskan fluktuasi jangka pendek. Asumsi yang mendasari teknik ini adalah bahwa fluktuasi mewakili permulaan secara random nilainilai masa lalu dari beberapa struktur yang mendasarinya. Pertama struktur yang mendasarinya. Pertama struktur ini didefinisikan dari hasil ini dapat diproyeksikan ke dalam masa depan untuk menghasilkan sebuah ramalan. Simple Averages (Rata-rata sederhana) Suatu data masa lampau dapat dimuluskan dengan beberapa cara. Tujuan dari data dimuluskan adalah untuk dapat menggunakan data masa lampau untuk meramalkan periode-periode berikutnya. Pada bab ini metode yang digunakan untuk meramalkan periode selanjutnya adalah metode simple average. Seperti pada metode NAIVE, keputusan dibuat untuk menggunakan nilai-nilai data pertama sebagai bagian perlambangan dan data lampau sebagai bagian pengaujian. Selanjutnya, persamaan.6 digunakan untuk meratarata (menghitung mean) data bagian perlambangan untuk peramalan periode selajutnya. = 1...6 Ketika sebuah observasi baru menjadi tersedia, peramalan untuk periode selanjutnya,adalah rata-rata atau mean, dihitung dengan persamaan.6 dan observasi yang baru tersebut. Ketika meramal sebuah seri gabungan dengan jumlah yang besar, data penyimpanan mungkin sebuah isu. Persamaan.7 potensial untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hanya peramalan dan observasi paling terkini dibutuhkan menyimpan waktu yang akan datang. =...7 Metode simple average adalah salah satu teknik yang tepat ketika kemampuan runtun untuk menjadi ramalan sudah menjadi stabil, dan lingkungan di dalam runtun pada umumnya tidak berubah. Contoh untuk jenis ini dalam suatu runtun antara lain kuantitas

hasil penjualan dari suatu level yang konsisten dalam usaha sales perorangan (penjualan barang), kuantitas dalam suatu produk dalam tahap pendewasaan di dalam lika-liku kehidupan, dan jumlah jabatan per minggu yang dibutuhkan dari kalangan dokter gigi,dokter umum atau pengacara yang memiliki pasien atau berdasarkan client adalah agak konstan. Simple average menggunakan rata-rata (mean) dari semua observasi-observasi pada periode-periode sebelumnya yang relevan sebagai ramalan pada periode berikutnya. Contoh. The Spokane Transit Authority (STA), beroperasi pada suatu armada pengangkutan kedua, karena selain lumpuh (tidak bisa digunakan) dan sudah tua. Catatan dari penggunaan bensin untuk armada pengangkutan ini dapat dilihat pada tabel., jumlah yang sebenarnya tentang konsumsi atau penggunaan bensin pada armada pengangkutan setiap hari ditentukan secara random dari adanya panggilan maupun tujuannya. Pengujian dari penggunaan bensin digambarkan pada gambar., dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa data sangat stabil. Sehingga data terlihat stasioner. Metode dari simple average digunakan untuk minggu 1 sampai 8 untuk meramalkan penggunaan untuk minggu 9 dan 0. Tabel. Penggunaan Bensin untuk STA Week Gallons Week Gallons Week Gallons t T t 1 75 11 0 1 10 91 1 87 99 07 1 90 85 81 1 11 50 5 95 15 77 5 60 6 68 16 5 6 5 7 5 17 8 7 71 8 79 18 77 8 8 9 6 19 98 9 0 10 88 0 0 0 85

Peramalan untuk minggu 9 adalah = 1 8 = 7,87 8 =81, Kesalahan peramalan adalah = =0 81,=0,8 Peramalan untuk minggu 0 memasukkan lebih dari satu nilai data (0) ditambahkan pada periode awal. Paramalan dengan persamaan.7 adalah = 8 + 8+1 = 8 + 9 Kesalahan peramalan adalah = 8(81,)+0 9 =81,9 = =85 81,9=,1 Menggunakan metode simple average, peramalan penggunaan bensin untuk minggu 1 adalah = 1 0 = 8,61 0 =8

Moving Averages Metode simple averages menggunakan rata-rata dari semua data peramalan. Bagaimana jika analisis lebih peduli dengan observasi baru-baru ini? Jumlah konstan titik data dapat ditetapkan pada awal dan dihitung rata-rata untuk observasi terbaru. Istilah Moving Average digunakan untuk menggambarkan pendekatan ini. Setiap observasi baru menjadi tersedia, sebuah rata-rata baru dihitung dengan menjumlahkan nilai paling baru dan mengeluarkan yang paling tua. Moving average ini lebih digunakan untuk meramalkan periode selanjutnya. Persamaan.8 menunjukkan peramalan simple moving average. Sebuah moving average dari urutan ke k, MA (k) dihitung dengan Persamaan.8 Moving Average dengan order ke-k Dimana, = + + + = = nilai peramalan untuk periode selanjutnya = nilai sebenarnya pada periode t = jumlah perlakuan dalam moing average Moving average untuk periode waktu t adalah mean aritmetik dari k observasi terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk setiap observasi. Setiap data baru dimasukkan dalam rata-rata yang tersedia, dan data paling awal dibuang. Kecepatan respon terhadap perubahan dalam pola data dasar tergantung pada jumlah periode k, termasuk dalam moving average. Perhatiakan bahwa teknik moving average hanya berkaitan dengan periode k terbaru dari data diketahui. Jumlah titik data dalam setiap rata-rata tidak berubah saat waktu kemajuan. Model moving averagetidak menangani trend atau musiman dengan sangat baik, walaupun itu lebih baik daripada metode simple average. Analisis harus memilih jumlah periode, k, dalam moving average. Moving average orde 1, MA(1) akan menggunakan observasi saat ini, Y t, untuk meramalkan, untuk meramalkan Y untuk periode selanjutnya. Ini hanyalah pendekatan peramalan nave dari persamaan. Suatu Moving average order ke k adalah harga rata-rata dari k observasi yang berurutan. Harga moving average terbaru memberikan peramalan untuk periode selanjutnya.

Tabel - Pembelian Gasoline untuk Sponake Transit Authority t Gallons Y e t 1 75 - - 91 - - 07 - - 81 - - 5 95 - - 6 68 89.8-1.8 7 5 88. -6. 8 79 80.6-1.6 9 6 75.0-11.0 10 88 71.6 16. 11 0 70. 1.8 1 87 77.0 10.0 1 90 8.0 6.0 1 11 86..8 15 77 95.6-18.6 16 5 9. -8. 17 8 8.0 0.0 18 77 81.0 -.0 19 98 78. 19.6 0 0 75.8 7. 1 10 81.0 9.0 99 9.0 5.0 85 97. -1. 50 99.0-9.0 5 60 89. -9. 6 5 80.8-5.8 7 71 67.8. 8 8 6. 19.8 9 0 61.6 0. 0 85 7.0 1.0 Contoh. Tabel - mendemonstrasikan teknik peramalan moving average dengan data Sponake Transit Authority (STA) menggunakan moving average lima mingguan. Peramalan moving average untuk minggu ke-9 adalah

= + + + 5 = + + + + 5 = 8+71+5+60+50 = 108 5 5 =61.6 Saat nilai yang sebenarnya untuk minggu ke-9 diketahui, eror peramalan dihitung Peramalan untuk minggu ke-1 adalah = =0 61.6=0. = + + + 5 = + + + + 5 = 85+0+8+71+5 = 185 5 5 =77 Gambar -5 memperlihatkan fungsi autokorelasi untuk residual dan metode moving average lima minggu. Terlihat bahwa batas eror untuk autokorelsi individu berpusat pada 0, dan statistik Q Ljung-Box, mengindikasikan bahwa ada signifikan residual autokorelasi, yang berarti residual tidak random. Gambar - Aplikasi Moving Average untuk Pembelian Gasoline per Minggu untuk Spokane Transit Authority Moving Average Plot for Gallons 1 Actual 0 9 Predicted Actual Predicted gallons 8 7 6 Moving Average Length: 5 5 MAPE: MAD: MSD: 7,50 0,58 6,19 0 10 Time 0 0

Gambar -5 Fungsi Autokorelasi untuk Residual Ketika Metode Moving Average Lima Mingguan Digunakan dengan Data Spokane Transit Authority Analis harus menggunakan penilaian ketika menentukan berapa banyak hari, minggu, bulan, atau kuartal yang akan menjadi dasar moving average. Jumlah yang lebih kecil, yang lebih berat diberikan kepada beberapa periode terakhir. Sebaliknya, semakin besar nomor, semakin berat diberikan untuk periode yang lebih baru. Sejumlah kecil adalah yang paling diinginkan bila ada perubahan mendadak di tingkat seri. Sejumlah kecil tempat beban berat sebelumnya, yang memungkinkan perkiraan untuk mengejar lebih cepat ketingkat saat ini. Sejumlah besar yang diinginkan ketika ada lebar, jarang terjadi fluktuasi dalam seri. Moving average sering digunakan dengan data kuartalan, atau bulanan untuk membantu kelancaraan kompenen dalam deret waktu, seperti yang ditunjukkan dalam Bab 5. Untuk data kuartalan, moving average empat kuartalan, MA(), menghasilkan rata-rata dari emapt penjuru dan untuk data bulanan, moving average 1 bulanan, MA(1), menghilangkan atau rata-rata keluar efek musiman. Urutan terbesar moving average lebih besar dari efek smooting. Dalam contoh., teknik moving average yang digunakan dengan data stasioner. Pada contoh., kami tunjukkan apa yang terjadi bila metode moving average digunakan untuk data trend. Teknik double moving average, yang dirancang untuk menangani data trend diperkenalkan berikutnya.

Double Moving Averages Salah satu cara untuk mramalkan data time series yang memiliki trend linear adalah dengan menggunakan double moving average. Metode ini secra tidak langsung dinamakan set pertama dihitung moving averagenya dan set kedua dihitung sebagai moving average dari set pertama. T Tabel - Persewaan mingguan untuk took video film pada contoh. Persewaan mingguan per unit( ) Moving Average Tiga Mingguan Peramalan Moving Average 1 65 - - - 658 - - - 665 1,997 - - 67 1,995 659 1 5 67,010 665 8 6 671,016 670 1 7 69,07 67 1 8 69,058 679 15 9 701,088 686 15 10 70,098 696 7 11 70,106 699 1 710,115 70 8 1 71,1 705 7 1 711,1 708 15 78,151 711 17 16 - - 717 - MSE=1 Tabel - menunjukkan data sewa mingguan untuk took video film bersama dengan hasilnya menggunakan moving average tiga mingguan untuk meramalkan penjualan di masa mendatang.pemeriksaan kolom kesalahan (error) pada tabel - menunjukkan bahwa setiap entry adalah positif, hal ini menandakan bahwa peramalan tidak membentuk trend.moving

average tiga mingguan dan double moving average untuk data ini ditunjukkan pada gambar -6.Perhatikan bagaimana lag dari moving average tiga mingguan berada jauh dari nilai yang sebenarnya untuk dibandingkan periode yang menggambarkan kejadian saat teknik moving average digunakan sebagai data trend.perhatikan juga bahwa lag dari teknik double moving averages berada jauh dari set pertama seperti halnya set yang pertama berada jauh dari nilai yang sebenarnya.perbedaan antara kedua set pada moving average tiga mingguan adalah untuk meramalkan nilai yang sebenarnya. Persamaan.9 meringkas dari persamaan.1 menjadi kontruksi double moving average.pertama,persamaan.8 digunakan untuk menghitung moving average dari order ke-k. = = + + + + Kemudian persamaan.9 digunakan untuk menghitung moving average kedua = (.9) Persamaan.10 digunakan untuk menghitung peramalan dengan menambahkan selisih antara moving average pertama dan moving average kedua dengan moving average pertama. = +( )= (.10) Gambar.6.1 Single Moving average tiga mingguan untuk data Toko Video Film Moving Average Plot for persewaan mingguan per unit persewaan mingguan per unit 70 70 710 700 690 680 670 660 Variable Actual Fits Moving Average Length Accuracy Measures MAPE 1,0 MAD 9,806 MSD 1,676 650 1 5 6 7 8 9 Index 10 11 1 1 1 15

Gambar.6. Double Moving average tiga mingguan untuk data Toko Video Film AVER1 70 710 700 690 680 Moving Average Plot for AVER1 Variable Actual Fits Moving Average Length Accuracy Measures MAPE 1,001 MAD 9,0000 MSD 91,769 670 660 1 5 6 7 8 9 Index 10 11 1 1 1 15 Persamaan.11 adalah faktor penyesuaian tambahan yang mirip dengan kemiringan ukuran yang dapat berubah selama runtun waktu tersebut. = ( ) (.11) Akhirnya.1 persamaan ini digunakan untuk membuat ramalan p periode di masa depan. = + (.1) Dengan: Contoh. k = jumlah periode dalam moving average p= jumlah periode peramalan untuk masa mendatang Toko Video Film mengoprasikan beberapa rekaman video sewa outlet di Denver, Colorado. Perusahaan sedang berkembang dan memperluas inventaris untuk mengakomodasi meningkatnya permintaan pelayanan.presiden menetapkan perusahaan Jill Ottenbreit memperkirakan harga sewa untuk bulan berikutnya.data persewaan untuk 15 minggu terakhir yang tersedia disajikan dalam tabel -5.Pada awalnya,jill berusaha untuk mengembangkan sebuah ramalan menggunakan three weeks moving average (tiga minggu rata-rata bergerak).mse untuk model ini adalah 1.Karena data jelas tren, dia menemukan bahwa prakiraan secara konsisten mengabaikan penyewaan sebenarnya.karenanya,dia memutuskan untuk mencoba rata-rata bergerak ganda.hasilnya disajikan dalam tabel -

5.Untuk memahami ramalan minggu 16,perhitungan yang disajikan berikutnya.persamaan.8 digunakan untuk menghitung moving average tiga mingguan (kolom ). = + + = = 78+711+71 =717 Tabel -5 Peramalan Double Moving Average terhadap Movie Video Store untuk Contoh. (1) Time T () Penjualan per minggu () Moving Average tiga mingguan () Double Moving Average (5) Nilai a (6) Nilai b (7) Peramalan a+bp (p=1) 1 651 - - - - - - 658 - - - - - - 665 659 - - - - - 67 665 - - - - - 5 67 670 665 675 5 - - 6 671 67 669 675 680-9 7 69 679 67 68 5 678 15 8 69 686 679 69 7 689 5 9 701 696 687 705 9 700 1 10 70 699 69 70 5 71-11 11 70 70 699 705 709-7 1 710 705 70 708 708 1 71 708 705 711 711 1 1 711 711 708 71 71-15 78 717 71 7 5 717 11 16 - - - - - 77 - MSE=6.7 (8)

Kemudian gunakan persamaan.9 untuk menghitung moving average ganda (kolom ) = + + = 717+711+708 =71 Gunakan persamaan.10 untuk menghitung perbedaan kedua moving average(kolom 5) = =(17) 71=7 Persamaan.11 mengatur kemiringan (kolom 6) = 1 ( )= (717 71)=5 Gunakan persamaan.1 untuk membuat ramalan satu period eke depan (kolom 7) = + =7+5(1)=77 Peramalan empat minggu mendatang adalah = + =7+5()=7 Catatan bahwa MSE tidak berkurang dari 1 menjadi 6.7 Ini terlihat beralasan bahwa beberapa observasi yang baru mungkin berisi informasi yang lebih penting.caranya diperkenalkan pada sesi berikutnya diman lebih menekankan pada observasi terbaru

BAB III PENUTUP Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Pada Metode Naive mempunyai beberapa model antara lain a. Untuk data stasioner = b. Untuk data tidak stasioner atau mengandung trend = +( ) c. Untuk perbandingan perubahan antar periode = d. Jika pola musiman kuat = e. Jika pola data merupakan penggabungan trend dan musiman = + ( )+ +( ). Peramalan dengan berdasarkan pada nilai rata-rata yaitu Simple Moving Average,Moving Average,Double Moving Average.. Metode simple average adalah salah satu teknik yang tepat dan sangat sederhana untuk melakukan peramalan dengan data yang pada umumnya tidak berubah atau data stasioner. Untuk merata-rata (menghitung mean) data untuk peramalan satu periode selanjutnya. = 1 Ketika suatu data pada umumnya telah berubah atau data sudah bersifat stasioner, kita juga dapat melakukan peramalan untuk dua periode selanjutnya dengan persamaan sebagai berikut. = + +1. Moving Average lebih cocok digunakan untuk meramalkan data yang berpola Stasioner

5. Double Moving Average digunakan untuk meramalkan data yang cenderung berpola Trend linier.