Saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup.

dokumen-dokumen yang mirip
Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

Mengapa kekerasan dan pemerkosaan di tengah keluarga semakin marak?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

Islam memiliki tatanan sosial yang paripurna untuk menjaga seluruh lapisan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya.

KEKERASAN BERBASIS GENDER: BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Khoirul Ihwanudin 1. Abstrak

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

Kalau untuk orang yang tidak beriman dibikin beriman dong, jangan dikasih fasilitas. Ini difasilitasi untuk berzina.

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

Nama : Aninda Candri L. NIM : Nama Kelompok : D Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

KEKERASAN PADA ANAK DITINJAU DARI ASPEK MEDIS

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan terhadap sesama manusia, sumber maupun alasannya

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku

BAB IV ANALISIS YURIDIS UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UU PKDRT)

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai. Ketidakseimbangan jumlah antara laki-laki dan perempuan banyak

BAB V PENUTUP. sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Polda Metro Jaya langsung menyelidiki kasus tersebut. Adegan mesum itu terjadi pada Jumat 13 September 2013 lalu, tepatnya pukul WIB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak termasuk golongan dewasa dan juga bukan golongan anak-anak, tetapi remaja

STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM POSITIF (UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2004)

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

Oktober Berdoa Untuk Wanita Di Seluruh Dunia

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB V PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial

BAB 1 PENDAHULUAN. An-nisa, ayat 13 surah Al Hujurat, ayat surah As-Syura, ayat 45 surah An Najm dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia menurut catatan Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan lainnya. Dalam kehidupan rumah tangga, dibutuhkan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan

Bagaimana tanggapan Anda dengan digelarnya Pekan Kondom Nasional?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

Daya Mas Media Komunikasi dan Informasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 1 Nomor 2 September 2016; ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

Pemimpin harus bebas dari pengaruh dan penguasaan pihak lain, baik itu individu, kelompok, atau negara.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang sah karena terbentuk sesuai dengan aturan hukum yang. berlaku, demi kelangsungan bangsa, perkembangan pribadi, dan

Transkripsi:

Saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup. Sadisme di tengah keluarga marak belakangan ini di Indonesia. Tidak sekadar main tangan dengan memukul atau lainnya, kekerasan itu sampai kepada pembunuhan. Kampanye anti kekerasan dalam rumah tangga meski sudah digalakkan tetap saja tidak mengurangi tingkat kejadian. Malah jumlahnya terus meningkat. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mencatat, kasus KDRT pada 2009 berjumlah 143.586 kasus, 105.103, (2010), dan 119.107 (2011). Ada apa ini? Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman Musa menilai, maraknya kasus pembunuhan pemerkosaan, penyiksaan, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh keluarga terhadap anggota keluarganya ini akibat kurang gizi jiwa dan spiritual. Yang terjadi sekarang ini, sehingga kekerasan dan pemerkosaan marak karena gizi jiwa dan gizi spiritualnya yang rusak! katanya. Yang dimaksud gizi spiritual itu adalah agama. Jangan-jangan, lanjutnya, para pelaku kejahatan di rumah tangga itu tidak pernah menikmati gizi spiritual ini. Yang mereka dapatkan sebelumnya adalah bentakan, pukulan, dan sejenisnya sehingga itulah yang membekas dalam benaknya. Nah gizi jiwa, menurut Elly, adalah perasaan cinta dan kasih sayang. Umumnya, orang tua sekarang salah dalam pengasuhan sehingga tidak pernah atau sedikit memperhatikan perasaan anaknya. Tanpa ada empati. Padahal Rasulullah SAW bilang muliakanlah anakmu, ajarkanlah anakmu akhlak yang baik, katanya. 1 / 5

Pengamat sosial Iwan Yanuar berpendapat, saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup seperti tawakal, sabar menghadapi masalah, dsb. Karena masyarakat sudah ditanamkan sekulerisme, pemisahan agama dari kehidupan. Otomatis agama tidak lagi berperan dalam kehidupan sehari-hari. Ia cuma tempelan saja. Tidak menjadi landasan dalam pola pikir dan pola sikap, katanya. Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Syuhada Bahri sepakat faktor penting dari kondisi rusak keluarga belakangan ini disebabkan oleh menurunnya nilai-nilai agama. Selain itu, faktor lainnya adalah ketidakadilan di tengah masyarakat. Ketidakadilan itu menimbulkan kejengkelan pada sebagian orang, yang akhirnya melampiaskannya dengan melakukan kekerasan di dalam rumah tangga. Produk Sistem Pendiri Lembaga Bantuan Psikologi Islam Indonesia Baiturokhim menjelaskan, kejahatan di dalam keluarga seperti memerkosa, membunuh, memutilasi, dsb terjadi akibat persoalan sistemik yang membentuk mereka mengalami disorientasi mental dari fitrah manusia. Kehidupan pribadi yang kacau, stres dan depresi disebabkan mereka hidup dalam sistem ideologi yang rusak, penuh bakteri dan virus, paparnya. Menurutnya, saat ini rakyat dipaksa hidup dalam ideologi yang salah yang tidak sesuai kodratnya. Sistem kehidupan liberal menyebabkan sulitnya akses penghidupan akhirnya membuat konflik dalam keluarga. Negara tidak pernah memberikan tauladan warga negara dalam ketakwaan sehingga banyak keluarga sekuler hilang kendali pikiran dan emosi. Negara mendukung kemaksiatan dan pergaulan bebas hingga menyuburkan perselingkuhan yang akhirnya menimbulkan kecemburuan dan pembunuhan; dst. Dalam konsepsi psikologi Islam, kecenderungan seseorang akan menjadi jahat dalam keluarga dipengaruhi oleh kepribadian yang bersumber dari lingkungan ideologisnya, jelasnya. Di mata kriminolog Mustofa Nahrawardaya, akar kerusakan berawal dari kehidupan sosial. Ketika sebuah rumah, masyarakat, komunitas terlalu terbuka dan bebas maka kerusakan akan mudah masuk. Ia mencontohkan, ketika orang tua terlalu memberi peluang pada anak untuk berkeliaran bebas di luar rumah tanpa bimbingan orang tua maka kerusakan akan mudah 2 / 5

memengaruhinya. Lingkungan sosial, menurut Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Hafidz Abdurrahman, punya peran yang besar menciptakan kejahatan di tengah keluarga dan masyarakat. Masyarakat yang terus menerus dipapar oleh pornografi dan pornoaksi akan dengan mudah melakukan aksi kejahatan seksual. Juga media massa yang bebas sehingga tayangannya tak terkontrol justru mendidik masyarakat berbuat kejahatan. Di sisi lain, tambah Mustofa, dalam sistem hukum di Indonesia, UU tidak tegas menjalankan aturan hukum. Contoh UU Indonesia tidak bisa menghukum pelacur, sebab kalau ada perempuan melacur dengan keinginan sendiri atau istri dan anak melacur, maka UU tidak melarang. UU hanya melarang yang menyediakan tempat atau memaksa melacur. Kalau sistem hukum kita seperti ini maka orang tidak akan takut, tandasnya. Hafidz pun sependapat, tidak ada cara lain sekarang ini selain perubahan sistem karena semua berpangkal pada kerusakan sistem. Menurutnya, para pelaku kejahatan juga produk atau korban dari penerapan sistem yang rusak. Sistem hukum yang ada, menurutnya, tidak membuat orang jera. Justru dengan hukuman yang ringan membuat orang tidak takut dihukum. Dan ini terbukti dengan peningkatan jumlah kejahatan di Indonesia yang terus meningkat meski hukuman sudah banyak dijatuhkan dan banyak orang dipenjara karenanya. [] emje BOKS Lembut Berhati Singa Selama ini laki-laki selalu ditempatkan sebagai pihak tertuduh dalam kekerasan dalam rumah 3 / 5

tangga (KDRT). Namun fakta belakangan membantah tuduhan itu. Tidak setiap kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh laki-laki terhadap istrinya. Kini fenomena baru muncul, ternyata wanita pun bisa melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Dan tingkat kekerasannya bahkan bisa melebihi laki-laki. Lihatlah bagaimana Maryati dengan enteng memotong alat kelamin suaminya dengan clurit yang sudah disiapkan sehingga suaminya cacat seumur hidup dan tak akan bisa lagi memiliki keturunan. Juga bagaimana jahatnya Puji Astuti merencanakan untuk membunuh suaminya sendiri karena merasa memiliki selingkuhan Di luar itu, banyak kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh wanita kepada anak-anaknya. Ini bukan cerita ibu tiri lagi yang selalu dikonotasikan negatif, tapi fenomena baru menunjukkan, ibu kandung pun berani melukai bahkan sampai membunuh anak kandungnya sendiri. Masih ingat kasus di Bandung bagaimana seorang ibu membunuh ketiga anaknya? Juga bagaimana RP membunuh anaknya gara-gara si anak memiliki kemaluan yang kecil setelah disunat. Merasa malu, si anak kandung sendiri dibunuh. Di Pandeglang Banten, awal Desember 2012 lalu, seorang ibu membunuh anaknya yang baru berusia 1,5 bulan. Ia beralasan membunuh anaknya gara-gara repot mengurusnya. "Saya cape mengurusi dua anak, sedangkan suami bekerja di Jakarta dan jarang pulang," ucap Eni ditemui di ruang pemeriksaan polisi, Senin (3/12). Dan mungkin yang paling bejat adalah seorang ibu di Gowa, Sulsel tahun 2011. Ia membiarkan anak kandungnya diperkosa oleh ayah tirinya di depan matanya. Bahkan ia malah membantu kebejatan suaminya itu. Bukannya malah mencegah, malah memberi jalan bagi pria bejat itu melampiaskan hawa nafsunya. Wanita ini di pengadilan mengaku melakukan itu karena merasa tak bisa melayani suaminya. Maka disodorkanlah anak kandungnya sendiri. 4 / 5

5 / 5