BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono, IPS siswa dengan perlakuan yang berbeda.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

Transkripsi:

41 BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 12, Tegalgede, Karanganyar. Peneliti memilih SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar sebagai tempat penelitian dengan alasan: a. SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar merupakan seolah yang masih menerapkan KTSP sehingga penggunaan materi perkembangan muka bumi untuk materi Geografi Kelas X masih memungkinkan. b. Belum pernah dilakuakn penelitian menggunakan model CORE dan model PBL terhadap Partisipasi dan hasil belajar pada kompetensi dasar perkembangan bentuk muka bumi di SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 7 bulan, mulai dari bulan mei 2015 sampai bulan november 2015. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini ada pada tabel 3.1 Jadwal penelitian, sebagai berikut: 41

42 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Jadwal Penelitian 1.Persiapan Penelitian Juni 2015 Juli 2015 Agust 2015 Sept 2015 Okt 2015 Nov 2015 Bulan Des 2015 Jan 2016 Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 Mei 2016 a.penulisan proposal b.menyusun instrumen penelitian c.koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Guru d.mengurus perizinan e.menganalisis hasil uji coba dan revisi instrumen penelitian 2.Pelaksanaan Penelitian a.pelaksanaan eksperimen b.pelaksanaan Pretestposttest c.analisis data 3.Penyusunan Laporan 4.Pelaksanaan Ujian Skripsi dan Revisi

43 B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Quasy Experimental Design atau Desain Eksperimen Semu.Jenis penelitian inidigunakan karena pada kenyataannya sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2013). Penelitian Quasy Experimental ini mengunakan desain penelitian Pretest- Posttest Nonequivalent Control Group Design.Penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan pengaruh atau treatment dengan menggunakan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dan Problem Based Learning (PBL)), sedangkan kelas kontrol menggunakan model Ekspositori.Tujuan adanya penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dan Problem Based Learning (PBL)), dan model Ekspositori terhadap partisipasi dan hasil belajar. Adapun bentuk rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Rancangan Penelitian Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 ( Model CORE) Y1 X1 Y2 Eksperimen 2 (Model PBL) Y1 X2 Y2 Kontrol (Model EKspositori) Y1 - Y2 Keterangan : Y1 : pretest Y2 : posttest X1 : pembelajaran dengan model CORE X2 : pembelajaran dengan model PBL - : pembelajaran dengan model Ekspositori Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan ini adalah sebagai berikut :

44 1. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian dengan melakukan pretest (Y1) pada kelima kelas untuk mengetahui dan menentukan kemampuan kognitif awal siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment) serta penentuan kelas penelitian melalui uji normalitas dan homogenitas. 2. Mengelompokkan sampel menjadi tiga kelas, yaitu dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. 3. Memberikan perlakuan X1 pada kelas eksperimen 1 berupa model pembelajaran CORE, perlakuan X2 pada kelas eksperimen 2 berupa model pembelajaran PBL serta kelas kontrol dengan model Ekspositori. 4. Memberikan posttest dan observasi (Y2) pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol untuk mengetahui efektivitas hasil belajar dari aspek kognitif dan partisipasi peserta didik yang telah dicapai setelah adanya perlakuan (X1 dan X2). 5. Membandingkan hasil posttest dan angket motivasi ketiga kelas dengan anava (analisis varian) dua jalan untuk mengetahui efektivitas partisipasi dan hasil belajar peserta didik.. 1. Populasi C. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016 sejumlah 14 kelas. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2002). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan dipilih 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan

45 teknik undian dengan populasi dari ke 14 kelas tersebut diambil 3 kelas. Kelas yang dipilih adalah kelas X9 dengan posisi sebagai kelas eksperimen 1 dengan model CORE berjumlah 40 peserta didik, kelas X4 dengan posisi sebagai kelas eksperimen 2 dengan model PBL berjumlah 40 peserta didik, dan X3 dengan posisi sebagai kelas kontrol dengan model Espositori dengan jumlah 40 peserta didik. D. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2014: 120) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi dipilih menjadi anggota sampel. Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster random Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X IPS yang tersebar dalam 14 kelas. Setelah memenuhi prasyarat populasi uji normalitas dan uji homogen, pengambilan sampel dilakukan dengan memilih 3 kelas dari 14 kelas yang tersedia berdasarkan pertimbangan dan pendapat guru. Kelas yang digunakan untuk kelompok eksperimen pertama yaitu kelas X9 sedangkan kelas yang ditetapkan sebagai kelompok eksperimen kedua yaitu kelas X4 dan kelas yang ditetapkan sebagai kelompok kontrol yaitu kelas X3. Kelompok eksperimen pertama menggunakan model CORE, kelompok eksperimen kedua menggunakan model PBL sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran Ekspositori. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Untuk keperluan pengambilan data, dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel bebas dan satu variabel terikat.

46 a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variable yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variable terikat. Variable bebas pada penelitian ini meliputi, Model Pembelajaran CORE, PBL, dan Ekspositori. b. Variabel Terikat Variable terikat merupakan variabel yang kehadiranya dipengaruhi oleh variable yang lain. Dalam penelitian ini sebagai variable terikatnya adalah Partisipasi peserta didik dan Hasil Belajar pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Sejarah Perkembangan Muka Bumi. 2. Metode Pengumpulan Data Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel maka diperlukan instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes. berikut penjelasannya: a. Observasi Observasi merupakan suatu langkah baik untuk memperoleh data tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik. Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk mendapatkan data tentang partisipasi peserta didik dalam diskusi yang ditinjau dari sikap saat pembelajaran geografi berlangsung. Pengisian lembar observasi dilakukan dengan memberi tanda check ( ) padapilihan yang tepat. Indikator yang digunakan tercantum pada lembar observasi.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Variabel yang dinilai Partisipasi Peserta didik. b. Dokumentasi Aspek Keterlibatan Dorongan memberikan sumbangan Tanggung jawab Indikator 47 No. Item Peserta didik memperhatikan penjelasan guru 1 Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru 2 Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 3 Peserta didik terlibat dalam diskusi 4 Peserta didik memperhatikan peserta didik lain ketika presentasi sedang berlangsung Peserta didik memberikan ide atau gagasan dalam diskusi besar atau diskusi kecil Peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik lain ketika presentasi berlangsung Peserta didik menanggapi pendapat teman ketika presentasi berlangsung Peserta didik memperkuat jawaban kelompok diskusi dengan argumen, atau pernyataan Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang bersifat dokumen, dari dokumen-dokumen yang ada dan di sekolah umumnya telah ada dokumen tentang peserta didik, seperti dokumen tentang hasil atau prestasi belajar, keadaan dan latar belakang keluarga, keadaaan dan perkembangan pribadi peserta didik, aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. (Sukmadinata, 2003: 223) Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang sekolah, daftar nama peserta didik, asal peserta didik, dan nilai mid semester geografi pada peserta didik Kelas X SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar serta gambar dan video pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas yang menggunakan model CORE, PBL, dan Ekspositori. 5 6 7 8 9

48 c. Metode Tes Teknik tes menurut Sukmadinata (2003: 217) merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-alat yang disebut tes. Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar geografi. Dalam hal ini instrumen tes yang digunakan berbentuk penguasaan pada materi pembelajaran Geografi dan Partisipasi peserta didik dalam diskusipada kompetensi dasar menjelaskan sejarah perkembangan muka bumi. Sebelum soal tes dibuat, terlebih dahulu direncanakan kisi-kisi soal terhadap jenjang ranah kognitif peserta didik pada pembelajaran geografi bentuk dan perkembangan muka bumi. Berikut ini kisi-kisi instrumen soal. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Soal Penelitian Jenjang kognitif Indikator C1 C2 C3 C4 Mendeskripsikan sejarah pembentukan muka bumi Mengidentifikasi karakteristik lapisan bumi 2 3, 4, 1, 15 20, 21 24 11 Menjelaskan perkembangan bentuk muka bumi Menganalisis teori lempeng tektonik dan kaitannya dengan persebaran gunung api dan gempa bumi 6, 8, 22, 23 10, 9, 13 5, 28, 30 25, 7, 12, 16, 17, 26 14, 18, 19, 27, 29, Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda dan soal tes yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sama untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum soal tes

49 diberikan kepada subyek penelitian, terlebih dahulu soal diujicobakan kepada peserta didik di luar subyek penelitian. Uji coba instrument ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut baik atau tidak. F. Teknik Uji Validitas Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian dilakukan proses validasi terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan instrumen. Instrumen penelitian divalidasi secara logis dan empiris. Dikatakan logis karena didapat dari usaha hati-hati melalui cara yang benar sehingga menurut tingkat logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Validitas secara empiris dilakukan dengan cara peneliti mencobakan instrumen pada sasaran penelitian. Uji coba dilakukan setelah instrumen disusun untuk dianalisis tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilakukan pada peserta didik di luar sampel penelitian. 1. Validitas Sudjana (2002: 12) menyatakan Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Menghitung validitas soal tes menggunakan rumus korelasi product moment yaitu : Suatu alat ukur dikatakan valid apabila mengukur apa yang hendak diukur dan untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut : r xy 2 2 2 2 Keterangan : r xy = kooefisien validitas suatu item X = skor tiap-tiap item dari semua responden Y = Skor total seluruh responden

50 N = Jumlah seluruh responden Kriteria : r xy >r tabel (0,05), maka item dinyatakan valid (Arikunto, 2005: 72) Uji validitas soal dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan program Microsoft Excel. Berdasarkan hasil ujicoba instrumen kemampuan berpikir spasial peserta didik yang diujikan kepada 42 peserta didik, diketahui bahwa dari 35 butir soal tryout yang dibuat, diperoleh 26 butir soal yang valid dan 14 butir soal yang tidak valid. Perhitungan uji validitas soal tryout selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Berikut ini merupakan ringkasan hasil uji validitas soal tryout : Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Uji Validitas Soal Tryout No Rxy rtab keputusan No rxy rtab keputusan 1 0.306 0.304 Valid 18 0.076 0.304 tidak valid 2 0.307 0.304 Valid 19 0.334 0.304 valid 3 0.371 0.304 Valid 20 0.347 0.304 valid 4 0.088 0.304 tidak valid 21 0.382 0.304 valid 5 0.359 0.304 Valid 22-0.12 0.304 tidak valid 6 0.42 0.304 Valid 23 0.432 0.304 tidak valid 7 0.326 0.304 Valid 24 0.313 0.304 valid 8 0.307 0.304 Valid 25 0.371 0.304 valid 9 0.317 0.304 Valid 26 0.396 0.304 valid 10 0.326 0.304 Valid 27 0.312 0.304 valid 11-0.06 0.304 tidak valid 28 0.429 0.304 valid 12 0.382 0.304 Valid 29 0.377 0.304 valid 13 0.348 0.304 Valid 30 0.423 0.304 valid 14 0.337 0.304 Valid 31 0.482 0.304 valid 15 0.383 0.304 Valid 32 0.409 0.304 valid 16 0.322 0.304 Valid 33 0.402 0.304 valid 17 0.403 0.304 Valid 34-0.23 0.304 tidak valid 35 0.33 0.304 valid Sumber: (Hasil Perhitungann Data 2015)

51 2. Reliabilitas Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas alat ukur atau tingkat ketetapan hasil pengukuran dilihat dari sejauh mana tes tersebut memberikan hasil yang tetap, apabila digunakan beberapa kali kepada sampel yang sama. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Sukmadinata, 2003: 217). Reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut : r 11 = 2 n S pq 2 n 1 S Keterangan : r 11 p : Reliabilitas tes secara keseluruhan. : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1- p) pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n S : Banyaknya item : Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,91 1,00 : Sangat Tinggi 0,71 0,90 : Tinggi 0,41 0,70 : Cukup 0,21 0,40 : Rendah Negatif 0,20 : Sangat Rendah (Arikunto, 2005: 100) Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Soal Jumlah Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria Peserta didik 40 30 0,810600907 Tinggi Sumber: (Hasil Perhitungan Data 2015)

52 3. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang muda tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkan soal. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi cepat putus asa dan tidak mesmpunyai semangat untuk mencoba lagi. Untuk mengetahui indeks kesukaran digunakan rumus. P = B JS (Arikunto, 2013: 223) Keterangan : P = angka indek kesukaran item B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar JS = jumlah peserta didik yang mengikuti tes kemampuan berpikir spasial Penafsiran terhadap angka indek kesukaran item : 0< P < 0,30 0,30 < P < 0,70 : terlalu sukar : cukup (sedang) P > 0,70 : terlalu mudah Hasil pengujian terhadap tingkat kesukaran soal tryout menunjukkan terdapat lampiran 17 dan tabel 3.7 berikut : 28 soal dengan taraf kesukaran sedang dan 12 soal dengan taraf kesukaran sukar, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tersebut tergolong sedang. Hasil perhitungan uji kesukaran soal dapat dilihat pada:

Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Taraf Kesukaran Tingkat No Keputusan Kesukaran No Tingkat Kesukaran 53 Keputusan 1 0.71 Mudah 18 0.24 Sulit 2 0.55 Sedang 19 0.64 Sedang 3 0.55 Sedang 20 0.45 Sedang 4 0.26 Sulit 21 0.40 Sedang 5 0.48 Sedang 22 0.43 Sedang 6 0.62 Sedang 23 0.48 Sedang 7 0.40 Sedang 24 0.48 Sedang 8 0.50 Sedang 25 0.81 Mudah 9 0.40 Sedang 26 0.57 Sedang 10 0.38 Sedang 27 0.57 Sedang 11 0.29 Sulit 28 0.43 Sedang 12 0.64 Sedang 29 0.57 Sedang 13 0.52 Sedang 30 0.48 Sedang 14 0.60 Sedang 31 0.50 Sedang 15 0.43 Sedang 32 0.76 Mudah 16 0.48 Sedang 33 0.74 Mudah 17 0.45 Sedang 34 0.26 Sulit Sumber: (Hasil Perhitungan Data 2015) 4. Uji Daya Beda 35 0.52 Sedang Daya beda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan daya beda soal disebut indeks diskriminasi. Indeks diskriminasi mengenal adanya tanda negatif yang digunakan jika sesuatu soal terbalik menunjukkan kualitas tes. Daya beda dari masing-masing item dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : D = B A J A B B J B = P A P B (Arikunto, 2013: 232)

54 Keterangan : D = daya beda B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. B B = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. J A J B = jumlah kelompok atas = jumlah kelompok bawah P A = B A J A P B = B B J B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria daya beda : 0,00 D < 0,20 : jelek 0,20 D < 0,40 : cukup 0,40 D < 0,70 : baik 0,70 D < 1,00 : baik sekali Hasil pengujian daya beda soal menunjukkan sebanyak 11 soal memiliki daya beda jelek, 20 soal memiliki daya beda cukup, dan 4 soal memiliki daya beda baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal test hasil belajar peserta didik pada materi sejarah perkembangan muka bumi memiliki daya beda cukup. Perhitungan uji daya beda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19. Ringkasan hasil uji daya beda dapat dilihat pada tabel berikut ini:

55 Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Uji Daya Beda No Daya Beda Keputusan No Daya Beda Keputusan 1 0.10 Jelek 18 0.19 Jelek 2 0.24 Cukup 19 0.14 Jelek 3 0.33 Cukup 20 0.24 Cukup 4 0.05 Jelek 21 0.24 Cukup 5 0.19 Jelek 22-0.19 Jelek 6 0.38 Cukup 23 0.48 Baik 7 0.33 Cukup 24 0.19 Jelek 8 0.24 Cukup 25 0.29 Cukup 9 0.33 Cukup 26 0.57 Baik 10 0.19 Jelek 27 0.29 Cukup 11-0.10 Jelek 28 0.38 Cukup 12 0.43 Baik 29 0.29 Cukup 13 0.19 Jelek 30 0.29 Cukup 14 0.33 Cukup 31 0.52 Baik 15 0.19 Jelek 32 0.29 Cukup 16 0.29 Cukup 33 0.33 Cukup 17 0.33 Cukup 34-0.14 Jelek 35 0.29 Cukup Sumber: (Hasil Perhitungan Data 2015) G. Analisis Data Penelitian ini diuji menggunakan statistical package for the social sciences (SPSS) dengan metode Teknik Analisis of Varians (ANAVA) atau ANOVA dua jalan (Two Way ANOVA) yaitu satu jalur yang setiap perlakuannya dibagi menjadi beberapa kategori karena dua jalan mempertimbangkan dua faktor yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan (dispresi) dan nilai-nilai yang dihitung dalam standar deviasi atau varians. (Sujana, 2000: 187) Seacara prinsip ANOVA dua jalan (Two Way ANOVA) sama dengan ANOVA satu arah (One Way ANOVA) yaitu menguji hipotesis kesamaan rata-rata antar dua group atau lebih. Adapun prosedur ANOVA dua jalan adalah

56 menghitung data pengamatan pada sampel yang dikelompokkan atas dua variabilitas. Hasil anava dua jalan bertujuan untuk mengetahui bahwa perlakuanperlakuan yang diteliti hanya memberikan efektivitas model pembelajaran yang berbeda. Untuk menguji hipotesis tersebut berdasarkan hasil postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen 1 diberikan perlakuan model pembelajaran CORE, kelompok eksperimen 2 diberikan perlakuan model pembelajaran PBL, dan Ekspositori sebagai kelompok control. 1. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam mengolah data hasil belajar IPS adalah dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial parametrik. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran data dalam bentuk tabel dan grafik dari nilai ratarata agar dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat atau karakteristik obyek dari data tersebut. Inferensial parametrik digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varian dua jalan (two way anova)dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sebelum analisi varian untuk pengujian hipotesis dilakukan, perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. 2. Uji Prasyarat Analisis Dalam penelitian ini digunakan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas data dan uji homogenitas varian. a. Uji Normalitas Data Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Liliefors dengan dengan taraf signifikan 5%.

57 Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov- Smirnov yang besarannya dapat dihitung dengan menggunakan komputer program SPSS. 1) Hipotesis yang diuji adalah: a) H 0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal b) H 1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05 a) Jika probabilitas atau signifikan yang diperoleh >α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b) Jika probabilitas atau signifikan yang diperoleh <α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varian Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan variansi antara kelompok yang diuji, yaitu Kelas Kontrol, Kelas Eksperimen I, dan Kelas Eksperimen II. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode Bartlet dengan taraf signifikan 5%. Perhitungan dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene s yang besarannya dapat dihitung dengan komputer program SPSS. 1) Hipotesis yang diuji adalah: a) H 0 : variansi pada tiap kelompok sama (homogen) b) H 1 : variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen) 2) Taraf signifikansi α = 0,05 a) Jika probabilitas atau signifikan yang diperoleh >α, maka variansi setiap sampel sama (homogen)

b) Jika probabilitas atau signifikan yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen) 58 3. Uji Hipostesis Pengujian hipotesis adalah langkah atau prosedur untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar peserta didik sedangkan variabel bebas adalah model pembelajaran CORE, model PBL, model Ekspositori. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis variansi dua jalan (two-way anava) dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Analisis variansi (anava) merupakan prosedur yang bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan efek beberapa perlakuan terhadap variabel terikat (Budiyono, 2004: 183). Sebelum melakukan Uji anava dua jalan, dilakukan uji prasyarat analisi berupa homogenitas dan normalitas sebagai uji kesetaraan agar kelas atau sampel yang digunakan mempunyai posisi yang sama atau setara. Hasil anava dua jalan bertujuan untuk mengetahui bahwa perlakuan perlakuan yang diteliti hanya memberikan pengaruh yang berbeda. Untuk menguji hipotesis tersebut berdasarkan hasil postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen 1 diberikan perlakuan model CORE, kelompok eksperimen 2 diberikan perlakuan model PBL, dan kelompok kontrol menggunakan model Ekspositori. Penelitian ini menggunakan analisis variansi satu arah dengan sel sama, sebab masing masing sampel berukuran sama. Perhitungan anava satu jalan dan uji lanjut tidak hanya dilakukan secara manual menggunakan rumus diatas melainkan dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

59 Pengujian hipotesis menggunakan anava dua jalan diuraikan sebagai berikut : a. Hipotesis pertama H 0 : µ1 = µ2 = µ3, tidak terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik pada model CORE dibandingkan PBL dan Ekspositori. H 1 : µ1 µ2 µ3, terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik pada model CORE dibandingkan PBL dan Ekspositori. Keputusan uji : H 0 diterima apabila Sig. > Taraf Sig Apabila H 0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model CORE, PBL, dan Ekspositori terhadap hasil belajar peserta didik Kompetensi Dasar Menjelaskan Sejarah Pembentukan Bumi pada Kelas X SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. b. Hipotesis kedua H 0 : µ1 = µ2 = µ3, tidak terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik yang signifikan pada model CORE dibandingkan model Ekspositori. H 1 : µ1 µ2 µ3, terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik secara signifikan pada model CORE dibandingkan model Ekspositori. Keputusan uji : H 0 ditolak apabila Sig. < Taraf Sig ; H 0 diterima apabila Sig. > Taraf Sig Apabila H 0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model CORE lebih efektif dibandingkan model Ekspositori terhadap partisipasi dan hasil belajar peserta didik Kompetensi Dasar Menjelaskan Sejarah Pembentukan Bumi pada Kelas X SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016.

60 c. Hipotesis ketiga H 0 : µ1 = µ2 = µ3, tidak terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik yang signifikan pada model PBL dibandingkan model Ekspositori. H 1 : µ1 µ2 µ3, terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik secara signifikan pada model PBL dibandingkan model Ekspositori. Keputusan uji : H 0 ditolak apabila Sig. < Taraf Sig ; H 0 diterima apabila Sig. > Taraf Sig Apabila H 0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model PBL lebih efektif dibandingkan model Ekspositori terhadap partisipasi dan hasil belajar peserta didik pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Sejarah Pembentukan Bumi pada Kelas X SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016. d. Hipotesis keempat H 0 : µ1 = µ2 = µ3, tidak terdapat perbedaan rerata partisipasi dan hasil belajar peserta didik yang signifikan pada model model CORE dibandingkan model PBL H 1 : µ1 µ2 µ3, terdapat perbedaan rerata hasil partisipasi dan hasil belajar peserta didik secara signifikan pada model CORE dibandingkan model PBL. Keputusan uji : H 0 ditolak apabila Sig. < Taraf Sig ; H 0 diterima apabila Sig. > Taraf Sig Apabila H 0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa model CORE lebih efektif dibandingkan model PBL terhadap partisipasi dan hasil belajar peserta didik Kompetensi Dasar Menjelaskan Sejarah Pembentukan Bumi pada Kelas X SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar tahun ajaran 2015/2016.

61 H. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui berbagai tahap kegiatan yang dijadikan sebagai prosedur penelitian. Adapun prosedur penelitian secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3.9 Prosedur Penelitian Tahap Langkah-langkah Prosedur Penelitian Perencanaan Penyusunan proposal Tahap ini dilakukan penyusunan uraian pendahuluan, kajian pustaka, dan metode penelitian sebagai pengajuan untuk melakukan penelitian. Perlakuan Pembuatan perangkat pembelajaran Penyusunan instrumen dan validasinya Penerapan perlakuan Tahap ini meliputi mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, media, dan Lembar Kerja Siswa. Tahap ini meliputi penyusunan instrumen dalam bentuk lembar observasi untuk penilaian sikap dan soal pilihan ganda untuk penilaian hasil belajar, serta validasi, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda instrumen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran CORE Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran PBL Analisis Posttest Organisasi data Analisis data Kesimpulan danpelaporan Setelah masing-masing kelas menerima perlakuan, kemudian diberikan tes dalam bentuk pilihan ganda. Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data hasil penelitian, yaitu hasil belajar peserta didik Kelas Kontrol, Kelas Eksperimen I, dan Kelas Eksperimen II. Analisis data dilakukan menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial parametrik dengan uji hipotesis menggunakan uji analisis varian (anava) dua jala dilanjutkan uji pasca anava dengan menggunakan metode Tukey. Analisis dilakukan denganmenggunakan program SPSS 16.0 for Windows Tahap penulisan penelitian secara keseluruhan dengan penyususunan sistematis dalam bentuk skripsi. 61

36