Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Pengetahuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar Dikelas IV SD Negeri 1 Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN Ginunggung Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Zulham A.Ranya, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Penerapan Experiential Learning

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Pkn Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN Tolulos Kecamatan Peling Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajar IPA di kelas IV SD Terpencil Bainaa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN 2 Tolitoli Pada Materi Pengukuran Waktu

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ipa Melalui Strategi Pembelajaran Induktif Siswa Kelas IV SDN 6 Watuoge

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo pada mata pelajaran IPA. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan siswa rendah adalah metode mengajar yang selama ini digunakan cenderung membuat siswa pasif dan berpusat pada guru. Tujuan dalam penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti menerapkan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dalam pembelajaran IPA yang diterapkan di kelas V SDN 5 Basi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap dengan jumlah siswa 30 orang, setiap siklus terdiri dari perencanaan pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dari hasil tindakan siklus I diperoleh ketuntasan belajar yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 25 siswa atau sebesar 83,3% dari 30 siswa dengan nilai rata-rata 69,5, sedangkan 5 siswa memperoleh nilai kurang dari 65 atau sebesar 16,7% dari 30 siswa. Hasil tindakan siklus II diperoleh ketuntasan belajar yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 28 siswa atau sebesar 93,3% dari 30 siswa dengan nilai rata-rata 75,7, sedangkan 2 siswa memperoleh nilai kurang dari 65 atau sebesar 6,7% dari 30 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Basi. Kata kunci: Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Hasil Belajar, Pesawat sederhana I. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi, upaya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA belum mencapai hasil yang optimal, hal ini dibuktikan masih rendahnya perolehan skor tes formatif siswa kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo, persentase ketuntasan minimal belajar siswa tahun pelajaran 2013/2014 adalah 22,2% dari seluruh siswa. Masih rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan 148

berbagai faktor yang berkaitan dalam proses pembelajaran, diantaranya faktor guru, siswa, metode mengajar, media pembelajaran, sarana dan prasarana maupun materi pembelajaran. Pada proses pembelajaran tersebut, siswa cenderung terlihat pasif. Selain itu, guru hanya mengandalkan materi pelajaran yang terdapat didalam buku paket saja. Suasana tersebut bukannlah pembelajaran IPA yang semestinya menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan proses atau kerja ilmiah. Selain itu, guru tidak pernah melakukan pendekatan keterampilan yang melibatkan siswa. Hal ini di sebabkan terbatasnya alat-alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Tetapi sebagai guru seharusnya telah menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator memberikan kemudahan siswa dalam belajar memahami konsep materi pembelajaran sesuai tuntuan kurikulum. Sebagai dinamisator, berupaya mengkondisikan suasana pembelajaran yang dinamis, hidup dan tidak monoton. Akan tetapi Sebagai mediator, bertindak sebagai media dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Sebagai evaluator, menilai kemajuan dan melakukan perbaikan supaya hasil belajar dapat meningkat. Sebagai instruktur, memberikan instruksi yang baik dan tepat dalam bentuk tugas-tugas siswa supaya lebih aktif belajar. Sebagai manajer, memiliki jiwa kepemimpinan, keberwibawaan dan keteladanan bagi siswa (sanjaya, 2008). Berdasarkan nilai akhir siswa pada ujian semester 1 tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa nilai perolehan siswa pada pelajaran tersebut sangat rendah di bandingkan dengan pelajaran lainnya. Nilai perolehan IPA tersebut hanya mncapai angka 55 dan nilai rata-rata siswa secara klasikal di bawah nilai 65. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas V SDN 5 Basi untuk mata pelajaran IPA masih sangat rendah. Padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SDN 5 Basi untuk mata pelajaran IPA adalah 65 sehingga perlu ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil observasi awal tersebut, penulis berpendapat bahwa lemahnya nilai perolehan siswa pada pelajaran IPA disebabkan oleh factor yaitu adanya metode 149

pembelajaran konvesional yang masih diterapkan oleh guru. Padahal pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kehidupan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pebelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) diarahkan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pegembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan menggunakan media gambar. Pembejaran langsung masih secara konvensional yaitu dominan metode ceramah dalam penjelasan materi, siswa belajar dengan bahan ajar buku teks, mengerjakan latihan dari lembar kerja siswa. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai kompleksitas materi yang disajikan. Siswa kurang memahami konsep materi hanya menerima informasi, cenderung menghafal. Pembelajaran kurang menarik perhatian, siswa cepat merasa bosan. Pembelajaran di kelas V SDN 5 Basi umumnya dengan pebelajaran metode ceramah, sehingga siswa kurang bersemangat dalam menerima pembelajaran dan menimbulkan kejenuhan. Ketika belajar di dalam kelas, siswa mengetahui apa yang dijelaskan oleh guru namun apabila keluar dari proses belajar mengajar, kurang sekali pengetahuan yang diberikan oleh guru yang membekas di benak siswa. Disamping hal tersebut, kondisi yang kurang mendukung pembelajaran sering terjadi, perhatian siswa juga rendah, dalam proses belajar mengajar siswa kurang antusias karena pembelajaran yang monoton. Berdasarkan kenyataan tersebut perlu dilakukan perbaikan pembelajaran agar nilai hasil belajar siswa meningkat. Salah satu solusi pemecahannya yaitu dengan penggunaan media dalam pembelajaran. Penggunaan media dapat menarik perhatian siswa sehingga semangat belajar. Media banyak macamnya, salah satunya adalah media gambar. Media pembelajaran bertujuan meningkatkan semangat dan perhatian siswa untuk belajar, sehingga gangguan dalam kelas dapat diminimalisir, siswa tergerak untuk memperhatikan pelajaran. 150

Menurut Utami (2007), gambar menjadi pilihan untuk menujang proses belajar yang menyenangkan dan menarik bagi siswa dan juga memperkuat motivasi, dan juga untuk menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi yang diajarkan. Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual dua dimensi di atas bidangnya yang tidak transparan. Dale (Subana, 1998) menjabarkan bahwa guru dapat menggunakan gambar untuk memberikan gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasannya lebih kongkrit bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menterjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih realistis Subana (1998) menjeiaskan manfaat gambar sebagai media pembelajaran antara lain, menimbulkan daya tarik pada diri siswa, memperudah pengertian atau pemahaman siswa, mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak, memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati, menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata mungkin membutukan uraian panjang. Media gambar dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA kompetensi dasar Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, adalah tepat diterapkan. Siswa akan mudah untuk memahami apabila ditunjukkan secara visual konsep-konsep tentang pesawat sederhana melalui media. Pemahaman tersebut akan lebih membekas di benak karena siswa benar-benar mengerti didandingkan menghafal materi pelajaran yang diterima melalui penjelasan secara ceramah. Hal tersebut yang melatar belakangi dilaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V semester 2 SDN 5 Basi Kecamatan Basi Dondo, menggunakan media gambar. II. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menhasilkan data secara tertulis maupun lisan dari aktifitas atau 151

perilaku subjek yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini akan digunakan rancangan tindakan dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan akhir penelitian yang berupa laporan hasil penelitian. Rancangan penelitian ini mengacu pada model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam Sukardi (2003) yang masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 5 Basi, yang berlokasi di Desa Basi, Kecamatan. Subjek penelitian ini adalah seluruh kelas V, berjumlah 30 orang, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 10 laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap meliputi: 1) Tahap pra tindakan 2) Tahap pelaksanaan tindakan 3) Perencanaan 4) Pelaksanaan tindakan Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif sebagai berikut: 1) Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa menyelesaikan soal tes setiap akhir tindakan 2) Data kualitatif yaitu data aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA pada pokok pembahasan pesawat sederhana. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) Pemberian tes setiap akhir tindakan 2) Observasi 3) Catatan lapangan Data yang dikumpulkan kemudian diolah dari seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil observasi, catatan lapangan dan pemberian tes. Adapun tahap-tahap pengelolahan data sebagai berikut: 152

1) Mereduksi data 2) Penyajian data 3) Verifikasi data Pengelolahan data kualitatif diambil data-data hasil aktivitas siswa dan guru yang diperoleh melalui lembar observasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Penilaian = skor yang diperoleh jumlah skor max X 100% Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan: 90% NR 100% Sangat baik 75% NR 90% Baik 55% NR 75% Cukup 35% NR 55% Kurang 0% NR 35% Sangat Kurang. Data kualitatif diperoleh dari hail evaluasi tes akhir siklus 1 dan siklus 2. Data tersebut diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1) Penskoran untuk tes formatif menggunakan rumus berikut ini: Nilai evaluasi akhir = skor yang diperoleh skor maksimal x 100 2) Menyusun distribusi ketuntasan individual berdasarkan persentase, dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: TP = n N X 100% Keterangan: TP: Persentase ketuntasan belajar; n: Skor yang diperoleh; N: Skor maksimal 3) Menentukan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, dengan menggunakan rumus berikut ini P= n1 n X 100% Keterangan : 153

P : tingkat ketuntasan belajar secara klasikal ; n: jumlah total siswa; n1: jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah apabila hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Basi selama prose pembelajaran setiap siklus mengalami peningkatan dari siklus 1 k siklus 2. Hal ini ditandai dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai minimal 70% dari jumlah siswa yang ada. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tindakan siklus I Pelaksanaan tindakan siklus satu terdiri dari dua kali pertemuan. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun RPP IPA beserta instrumen penilaian, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian dan LKS, lembar observasi kegiatan pembelajaran, media pembelajaran berupa media gambar tentang pesaat sederhana. Hasil pengamatan guru di siklus 1 berada pada kategori sangat baik dengan presentase nilai rata-rata 73,9%. Aspek yang perlu ditingkatkan oleh guru dalam pross pembelajaran pada siklus 1 adalah melaksanakan KBM secara berurutan, menanggapi pertanyaan peseta didik dan penggunaan waktu harus digunakan lebih optimal lagi. Dari hasil pengamatan lembar observasi siswa berada pada kategori cukup baik dengan presentase nilai 61,5%. Hal ini terjadi karena pada siklus 1 siswa belum terlalu baik dalam hal mendengarkan penjelasan guru, menulis penjelasan yang guru sampaikan, bertanya kepada guru, kurang aktifnya siswa berkerja sama dengan kelompoknya, dan siswa masih banyak yang bingung dalam menyimpulkan materi. Skor hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1 ditunjukkan melalui tabel 4.3 berikut ini. Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan distribusi ketuntasan belajar IPA, 83,3% dari seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 65, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 16,7% dari seluruh siswa yang ada. 154

Setelah mengimplementasikan RPP IPA pada siklus 1, selanjutnya diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer dan hasil belajar IPA. Hasil pengamatan tindakan ini didiskusikan, dianalisis dan disimpulkan. Dari kesimpulan inilah, kemudian dipergunakan sebagai bahan perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang memiliki hasil penilaian ujian tes belum tuntas pada siklus 1. Tambahan hasil wawancara refleksi setelah tindakan siklus 1 menyatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berhasil. Siswa yang tidak tuntas hingga siklus 1 tersebut setelah diruntut riwayat belajarnya adalah siswa yang pernah tiga kali tidak naik kelas atau mengulang di kelas I, III dan IV. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam belajar dan membutuhkan perhatian lebih dari temantemannya. Siswa yang tuntas belajar setelah perbaikan, berdasarkan wawancara mengatakan bahwa ia senang mengikuti pelajaran. Adanya gambar menjadikan siswa tersebut lebih mengerti dan tidak bingung seperti ketika membaca materi dari buku ajar.hasil observasi teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa senang adanya gambar. Hasil Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan pemantapan pada siklus 1, dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 18 Maret 2014. Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua menyajikan materi pembelajaran, pertemuan ketiga evaluasi pembelajaran. Berdasarkan temuan pada lembar observasi pada pertemuan siklus 2 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan diskripsi proses pembelajaran pada lembar pengamatan tersebut Temuan observer berdasarkan catatan menunjukkan bahwa, guru telah melaksanakan implementasi RPP dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya tentang materi ajar yang belum dipahami. Siswa sudah berani bertanya. 155

Berdasarkan perolehan pada siklus 2 kegiatan observasi guru yang dilakukan oleh observer dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada materi pesawat sederhana telah mencapai baik. Hasil aktivitas siswa dalam proses pmbelajaran siklus 2 telah berada pada kategori baik dengan presentasi nilai rata-rata 85,5% hasil belajar IPA yang diperoleh dalam siklus 2 ditunjukkan oleh adanya perbandingan ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM 65 sebesar 86 % dari seluruh siswa yang ada, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar 14 % dari seluruh siswa yang ada. Ketuntasan belajar siswa siklus 2 yang mencapai ketuntasan ditunjukkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65 ) sebanyak 28 siswa atau 93,3%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,7%. Persentase ketuntasan belajar siswa siklus 1 ke siklus 2 meningkat 10%. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan yang diperoleh dari observer. Kesimpulan yang diperoleh bersifat pemantapan dari tindakan yang diberikan. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang memiliki hasil penilaian yang belum tuntas. Hasil observasi teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa senang adanya media gambar. Pembahasan Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih sering belajar secara indvidual, tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah, karena pembelajaran selalu monoton sehingga skor rata-rata pelajaran IPA di bawah KKM. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar yang dicapai, sehingga menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. 156

Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas siswa. Pada siklus 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Oleh karena itu, ketika pembelajaran berlangsung, siswa diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama dengan teman kelompoknya. 2) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan diadakan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman sebaya di kelas. 3) Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang anggotanya terlihat pasif. Guru membimbing dan mengarahkan agar dapat bekerjasama dengan kelompok. 4) Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada guru dan temannya. Keberanian siswa semakin bertumbuh, siswa dengan kesadaran sendiri berani mengangkat jarinya untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan terhadap kelompok lain. 5) Selama mengerjakan tes individu dan tes akhir, semua siswa mengerjakan soal tes dengan tertib. 6) Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 93,3 % dari jumlah 30 siswa kelas V SDN 5 Basi kecamatan Basidondo, Kabupaten Tolitoli. Siklus 2 dapat dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai 85%. 7) Aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar deskripsi pada lembar observasi. 157

8) Distribusi hasil belajar siswa antar siklus Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra siklus 1 dan 2, yaitu: 1) Ketuntasan belajar meningkat dari 83,3 % pada siklus 1 menjadi 93,3 % pada siklus 2. 2) Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 69,5 pada siklus 1 menjadi 75,7 pada siklus 2. 3) Siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari 30 jumlah siswa sejumlah 25 siswa pada siklus 1 menjadi 28 siswa pada siklus 2. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dirumuskan adalah bahwa penggunaan media gambar dalam model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 5 Basi kecamatan Basidondo, Kabupaten Tolitoli semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, hal ini dibuktikan oleh kenaikan hasil belajar IPA yang terdiri dari kenaikan persentase ketuntasan belajar IPA dari siklus 1 yaitu 83,3%, dan siklus 2 naik menjadi 93,3 %. Peningkatan skor rata-rata yakni pada siklus 1 dari 69,5 dan pada siklus 2 naik menjadi 75,7. Hasil belajar IPA yang dicapai siswa telah melebihi indikator yang ditetapkan yaitu 75% dari seluruh siswa yang ada secara klasikal telah tuntas dengan KKM 65. Saran Diharapkan kepada guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran langsung (Direct Intruction) dalam pembelajaran IPA, karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 158

DAFTAR PUSTAKA Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin: Deakin University. Sukardi. 2003. Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Utami, D. 2007. Animasi dalam Pembelajaran. www.uny.ac.id/akademik/defalt.php. Diakses tanggal 6 Februari 2014. 159