BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor perbankan memiliki peran strategis bagi ekonomi suatu negara. Naik turunnya

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980 an, diskusi mengenai Bank Syariah sebagai

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

meningkat % (yoy) Feb'15

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PRUlink Newsletter Kuartal I 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan nasional selama kurun waktu tahun 2003 sampai 2009

BI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

PRUlink Quarterly Newsletter

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI-Rate Terhadap Tingkat Pembiayaan Produktif Di BMT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

I. PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasional

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Perkembangan industri syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah. Dan untuk menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam Undang-Undang yang baru. UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memeiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam peraturan pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda (Dual Banking System) di Indonesia. Kemudian pada tahun 1998 dikeluarkan UU No.10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU No.23 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Industri perbankan syariah

berkembang lebih cepat setelah kedua perangkat perundang-undangan tersebut diberlakukan. Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Begitu pula perbankan syariah di daerah, seperti perbankan syariah di Yogyakarta, yakni Bank BPD Syariah. Dengan menggunakan system dual banking atau membuka sistem perbankan konvensional dan perbankan syariah, Bank BPD Syariah berdiri sejak tahun 2007 ini membuktikan bahwa bank daerah berperan aktif dalam perbankan syariah di daerah khususnya di daerah Kota Yogyakarta. 2. Perkembangan Tabungan Mudharabah Tabungan Mudharabah merupakan salah satu jenis simpanan pada bank syariah yang mempengaruhi besarnya total Dana Pihak Ketiga Syariah. Hal ini dimungkinkan karena tabungan sebagai salah satu komponen yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Tabungan Mudharabah ini adalah tabungan yang berdasarkan prinsip

Mudharabah muthlaqah. Dimana Bank Syariah mengelola dana yang diinvestasikannya oleh penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank sesuai perbandingan bagi hasil atau nisbah yang disepakati bersama. Apabila tabungan hanya ditimbun tanpa diinvestasikan, hal tersebut bagaikan harta yang tidak berguna karena Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia atau tidak diinvestasikan (Karim, 2004:18). Dana pihak ketiga Tabungan Mudharabah di sini adalah kumpulan dana yang diperoleh dari nasabah, dalam arti nasabah sebagai masyarakat, individu, perusahaan, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun valuta aing yang dialokasikan atau dikelola oleh perbankan syariah dan kemudian keuntungan tersebut akan dibagi antara kedua belah pihak baik bank dan nasabah. 1) Tabungan Mudharabah di Bank Muamalat Berdasarkan data, perkembangan tabungan Mudharabah di bank Muamalat dariperiode Maret 2013 sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Gambar 1. Pembiayaan Mudharabah pada Bank Muamalat

Mar-13 Jul-13 Nov-13 Mar-14 Jul-14 Nov-14 Mar-15 Jul-15 Nov-15 Rp60,000,000 Rp50,000,000 Rp40,000,000 Rp30,000,000 Rp20,000,000 Rp10,000,000 Rp- Pembiayaan Mudharabah di bank Muamalat pembiayaan mudharabah Sumber data : Bank Indonesia Data diolah Dilihat dari gambar 2 diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dan nilai Pembiayaan Mudharabah tertinggi ada pada bulan desember 2015 yaitu sebesar Rp. 49.248.281 dan pembiayaan Mudharabah terendah ada pada bulan juni 2013 sebesar RP. 34.214.800. Selama periode perkembangannya, tabungan Mudharabah cenderung meningkat setiap bulannya meskipun sempat mengalami penurunan pada bulanbulan tertentu. Hal tersebut diperkirakan karena para nasabah lebih nyaman untuk dapat mengambil kapan saja uangnya, dibandingkan mendepositokannya uangnya dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini berdampak positif bagi perkembangan Dana Pihak Ketiga khususnya. 2) Pembiayaan Mudharabah pada bank BPD Syariah

Mar-13 Jun-13 Sep-13 Dec-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Dec-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Dec-15 Berdasarkan data, perkembangan tabungan Mudharabah di bank Muamalat dariperiode Maret 2013 sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 2. Pembiayaan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY Pembiayaan Syariah BPD 400,000 300,000 200,000 100,000 - pembiyaan bpd Sumber data : Bank Indonesia Data diolah Dilihat dari gambar 3 diatas menunjukan bahwa adanya peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dan nilai Pembiayaan Mudharabah tertinggi ada pada bulan desember 2015 yaitu sebesar 325.211 dan pembiayaan Mudharabah terendah ada pada bulan juni 2013 sebesar 183.435 juta rupiah Dalam perkembangan bank BPD Syariah ini pun selalu ada peningkatan dari tahun ke ka tahunnya. Dan ini menunjukan hasil yang positif dengan peranan bank syariah di daerah.

2. Perkembangan Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terusmenerus, ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama, mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tetapi tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan umum barang secara terus-menerus selama satu periode (Nopirin, 2000:6). Inflasi merupakan salah satu variabel makro yang sangat berpengaruh dan menjadi masalah bagi perekonomian suatu negara. Inflasi yang mengalami kenaikan terusmenerus akan menyebabkan ketidakstabilan yang akan memperburuk kinerja perekonomian suatu negara. Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan inflasi periode Januari 2013 sampai Desember 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 3. Perkembangan Inflasi

Mar-13 Jun-13 Sep-13 Dec-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Dec-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Dec-15 10.00 Inflasi (%) 8.00 6.00 4.00 2.00 inflasi (%) 0.00 Sumber: Bank Indonesia Data Diolah Berdasarkan grafik 4 dapat diketahui bahwa perkembangan inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2013 sebesar 8,3 % dan inflasi terendah terjadi di bulan Juni 2014 sebesar 4,35 %. Secara keseluruhan inflasi diakhir tahun dan pertengahan tahun terjadi penurunan dan peningkatan. Penurunan tekanan inflasi tersebut antara lain tidak lepas dari penurunan harga minyak mentah internasional yang mendorong pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Di bulan Juni 2013 tercatat inflasi sebesar 8,6 %, tingginya tekanan inflasi tersebut bersumber dari kelompok bahan pangan yang mengalami kenaikan harga pada beberapa komoditas bahan pangan akibat faktor gangguan cuaca dan perkembangan harga komoditas pangan internasional juga ikut mempengaruhi harga komoditas di dalam negeri. 3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS) Kurs merupakan jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Nilai Tukar Valuta Asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain (Sukirno,2000:358).

Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 Mar-15 May-15 Jul-15 Sep-15 Nov-15 Data Nilai Tukar Rupiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah antar harga jual dan harga beli dollar AS yang dinyatakan dalam satuan unit rupiah. Berdasarkan data yang digunakan dari bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. Gambar 4. Perkembangan Kurs 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Kurs (Rp) kurs (Rp) Sumber : Data BI Diolah Sesuai dengan grafik 5 dapat diketahui bahwa perkembangan kurs tertinggi terjadi pada bulan Desember 2015 sebesar Rp.13.400 dan terendah terjadi di bulan Juli 2011 sebesar Rp. 9.738. Selama periode 2013-2015 perkembangan kurs rupiah mulai menguat dari bulan pertama dari tahun 2013 hingga di akhir tahun 2015. Hal ini diakibatkan ketidakpastian ekonomi dan melemahnya sektor riil perekonomian dalam negri dan sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka menghindari risiko dari aset-aset keuangan di negara emerging market, termasuk Indonesia.

4. Perkembangan BI Rate BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman, dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang(aulia Pohan, 2008:225). BI Rate yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk persentase. Dan berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat perkembangan BI Rate periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2015 dibawah ini sebagai berikut. Gambar 5.Perkembangan BI Rate

Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 Mar-15 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 Bi Rate bi rate Sumber: Bank Indonesia (data diolah) Berdasarkan grafik 6 dapat diketahui bahwa perkembangan BI Rate di awal tahun 2010 cenderung kontan di angka 5,75% dan naik hingga di akhir tahun 2013 sebesar 6,25%. Selama periode ini BI Rate cenderung konstan dan mengalami kenaikan hingga 7,75%, hal ini karena Bank Indonesia menetapkan kebijakan moneter yang longgar untuk mendorong aktifitas perekonomian masyarakat yang cenderung turun akibat krisis global. Di 2014 BI Rate berada pada level 6,50 %. Kemudian naik kembali hingga Desember 2015 di level 7,75 %hingga akhir periode penelitian.